Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DAPAT DIBETULKAN
SKP : SKPKB, SKPKBT, SKPN, SKPLB STP Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga Surat Keputusan Pembetulan Surat Keputusan Keberatan Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak
5
b.
c.
Kesalahan hitung : kesalahan yang berasal dari penjumlahan/ pengurangan/perkalian/pembagian suatu bilangan Kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu :
Penerapan tarif Penerapan Norma Penerapan PTKP Penerapan sanksi administrasi Penghitungan PPh dalam tahun berjalan Pengkreditan pajak
6
PENGERTIAN MEMBETULKAN
Menambahkan
Mengurangkan
Menghapuskan
aturan
10
peraturan pelaksanaan
PMK 21/PMK.03/2008 (6 Februari 2008) TATA CARA PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI, PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN SURAT KETETAPAN PAJAK ATAU SURAT TAGIHAN PAJAK YANG TIDAK BENAR, DAN PEMBATALAN HASIL PEMERIKSAAN
Sanksi
11
Sanksi administrasi yang dapat dikurangkan atau dihapuskan yang dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya meliputi sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan/atau kenaikan, yang tercantum dalam: a> Surat Tagihan Pajak b> Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB); atau c> Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT).
batasan
12
Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi yang tercantum dalam SKPKB atau SKPKBT, hanya dapat dilakukan dalam hal surat ketetapan pajak tersebut: i. tidak diajukan keberatan; ii. diajukan keberatan tetapi telah dicabut olehWajib Pajak; atau iii. diajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan.
syarat
13
Begitu pula dengan SKP atau STP yang tidak benar, dapat dibatalkan atau dikurangkan oleh Dirjen Pajak Direktur Jenderal Pajak berlandaskan unsur keadilan dapat mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak yang tidak benar, misalnya Wajib Pajak yang ditolak pengajuan keberatannya karena tidak memenuhi persyaratan formal (memasukkan surat keberatan tidak pada waktunya) meskipun persyaratan material terpenuhi.
15
Kondisi :
Permohonan untuk memperoleh pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar dapat diajukan oleh Wajib Pajak dalam hal: i. ii. Wajib Pajak tidak mengajukan keberatan; Wajib Pajak mengajukan keberatan tetapi kemudian mencabut pengajuan keberatan tersebut; atau iii. Wajib Pajak mengajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan.
16
Persyaratan :
Permohonan harus memenuhi persyaratan sbb: a) 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak; b) Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia; c) Mencantumkan jumlah pajak yang seharusnya terutang menurut penghitungan Wajib Pajak disertai dengan alasan yang mendukung permohonannya; d) Disampaikan ke KPP tempat WP terdaftar; dan e) Dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak surat permohonan harus dilampiri dengan surat kuasa khusus. Permohonan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dapat dipertimbangkan; Permohonan hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak 2 (dua) kali; Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan kedua, permohonan tersebut harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal keputusan Dirjen Pajak atas permohonan yang pertama dikirim;
17
Pengurangan/Pembatalan STP
Pasal 36 ayat (1) huruf c UU KUP yang berbunyi; Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat mengurangkan atau membatalkan Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 yang tidak benar.
syarat
18
Persyaratan :
Permohonan harus memenuhi persyaratan sbb: a) 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak; b) Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia; c) Mencantumkan jumlah pajak yang seharusnya terutang menurut penghitungan Wajib Pajak disertai dengan alasan yang mendukung permohonannya; d) Disampaikan ke KPP tempat WP terdaftar; dan e) Dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak surat permohonan harus dilampiri dengan surat kuasa khusus. Permohonan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dapat dipertimbangkan; Permohonan hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak 2 (dua) kali; Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan kedua, permohonan tersebut harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal keputusan Dirjen Pajak atas permohonan yang pertama dikirim;
19
PASAL 36 AYAT 1 HURUF D UU KUP Pembatalan hasil pemeriksaan atau SKP hasil pemeriksaan
Pasal 36 ayat (1) huruf d, yang berbunyi: Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat membatalkan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa: 1. penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan; atau 2. pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak.
20
kondisi
Permohonan untuk memperoleh pembatalan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan dapat diajukan oleh Wajib Pajak dalam hal: i. Wajib Pajak tidak mengajukan keberatan; ii. Wajib Pajak mengajukan keberatan tetapi kemudian mencabut pengajuan keberatan tersebut; atau iii. Wajib Pajak mengajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan.
21
Persyaratan
i. 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak; ii. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia; iii. Mencantumkan jumlah pajak yang seharusnya terutang menurut penghitungan Wajib Pajak disertai dengan alasan yang mendukung permohonannya; iv. Disampaikan ke KPP tempat WP terdaftar; dan v. Dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak surat permohonan harus dilampiri dengan surat kuasa khusus.
22