Vous êtes sur la page 1sur 19

JURNAL READING

Astigmatig Changes Following Pterygium removal: Comparison Of 5 Different Methods


Diteliti oleh : RANA ALTAN YAYCIOGLU, CHAM KUCUKERDONMEZ, AILIN KARALEZLY, FATMA CORAK,YONCA A KOVA DEPARTMENT OF OPHTALMOLOGIS, BASKENT UNIVERSITY, FACULTY OF MEDICINE ANKARA,TURKEY

Latar Belakang

Pterigium adalah jaringan ikat fibrovaskuler berbentuk sayap yang tumbuh di daerah konjungtiva dan bisa meluas ke kornea yang menyebabkan masalah kosmetik, menurunkan ketajaman visual akibat astigmatisma dan penyumbatan pusat kornea.

Penatalaksanaan operatif selain teknik bare sklera yang menunjukkan penurunan rekurensi diantaranya adalah autograf konjungtiva, graft membran amnion. Dan direkomendasikan penutupannya dengan lem fibrin.

Tujuan

Untuk mengetahui efek dari berbagai jenis operasi (graft/flap) yang dilakukan setelah eksisi pterigium terhadap perubahan derajat astigmatisma

Bahan & Cara

Penelitian ini adalah retrospektif komparatif berdasarkan hasil klinis Dari 240 pasien yang menjalani eksisi pterigium terdapat 5 jenis operasi yang dilakukan setelah eksisi: Autograf konjungtiva dengan penjahitan (CAG-s)/ dengan lem fibrin (CAG-g), Flap rotasi konjungtiva (CRF), Trasnplantasi membran amnion dengan penjahitan (AMT-s)/ dengan lem (AMT-g)

Kriteria inklusi : Data tahun 2003-2008 Dilakukan oleh 1 ahli bedah Telah difollow up 3 bulan dan tidak menunjukkan tanda rekurensi Dioperasi karena tajam penglihatan berkurang, terasa seperti ada benda asing, hiperemis Tidak pernah mengalami trauma mata dan operasi mata sebelumnya Telah di Informed concent

Cara :
Pasien diperiksa mata secara komprehensif sebelum dan sesudah operasi (selama 3 bulan) : Dicatat ketajaman penglihatan terkoreksi yang terbaik (BCVA) kartu snellen diubah dalam nilai logmar Dilakukan pemeriksaan keratometri dengan keratorefraktometer otomatis Diukur panjang horizontal pterigium slit lamp

Teknik operasi

Pterigium dieksisi dan diberikan anastesi lidokain HCL 40 MG /2 ML + epinefrin 0,025 mg/ml sub konjungtiva melewati badan pterigium lalu dieksisi pterigium tempat skera dikauter minimal Lalu dioperasi penutupan dengan CAG-s, CAG-g, AMT-s, AMT-g

Pada CAG (Conjungtival autograft) konjungtiva digraft dilebihkan 1 mm panjangnya dgn lebar disesuaikan dengan tempat sklera yang diambil dari limbus superotemporal tanpa mengenai kapsul tenon pindahkan ke area nasal pterigium yang dieksisilalu dijahit dgn vikril 8-0 atau dilem fibrin

Pada CRF (conjungtiva flap rotational) dilakukan flap berasal dari konjungtiva bulbar inferior di perbatasan inferonasal sklera yang dipotong, lalu diputar ke arah sklera yang dipotong tadi dijahit dgn vikril 8-0

Graft dengan membran amniotik diambil membran amniotik dari media pemeliharaannya dipotong sesuai daerah yg rusak dijahit dengan vikrik atu ditutup dengan lem fibrin

Terapi Post operasi :

Tutup mata dengan perban, oleskan sebelumnya dengan salep topikal (tobramycin) Tetes mata antibiotik ofloxacin 0,3 % 4X1 hari Steroid tetes mat dexametashone 0,1 % 4x1 har Jahitan dilepas setelah 2 minggu

Analisis data

SPSS TES WILCOXON ANALISIS UNIVARIAN ANOVA SIGNIFIKAN BILA HASIL P <0,05

HASIL

Prosedur tersering yang digunakan adalah CAG-s (N:115), lalu CAG-g (N=53), CRF (N = 47) , AMT-s (N = 15), dan AMT-g (N=10). Setelah operasi nilai astigmatisma menurun dari 3,47 2,50 D sampai 1,29 1,07 D (p<0,001, tes pasangan). Perubahan astigmatisma signifikan berhubungan dengan ukuran pterigium sebelum operasi (P = 0,351, p < 0,001, analisis korelasi spearman). Penilaian perubahan astigmatisma tidak berhubungan dengan jenis operasi (P=0L,055, Anova)

Kesimpulan

Pterigium berisiko tinggi menyebabkan astigmatisma dan dapat diturunkan dengan operasi eksisi yang dapat diterima. Berdasarkan penelitian ini, jenis graft seperti CAG, CRF, atau AMT atau penggunaan dengan jahitan atau lem untuk memfiksasi graft tidak memiliki efek signifikan pada perubahan tingkat astigmatisma

Diskusi

Pterigium bisa menyebabkan pendataran jaringan fibrovaskular menutupi kornea Astigmatisma dijelaskan terjadi melalui beberapa mekanisme: tergenangnya film air mata di pinggir pterigium dan mekanisme traksi pterigium terhadap kornea

Pterigium dapat menyebabkan astigmatisma Derajat astigmatisma pada pterigium dapat diturunkan dengan operasi dan ditentukan oleh besarnya pterigium sebelum operasi Hasil signifikan perubahan astigmatisma terutama terjadi pada pterigium berukuran 2 mm, 5 mm, 6mm (kompitak, mohamad saleh, lin stern study)

Berdasarkan penelitian ini, jenis graft (CAG, CRF, atau AMT) tidak memiliki efek signifikan pada perubahan tingkat astigmatisma Diperlukan studi prospektif dengan alat ukur tofografi dengan jumlah sampel yang banyak untuk mengevaluasi lebih dalam mengenai hal ini

TERIMAKASIH

Vous aimerez peut-être aussi