Vous êtes sur la page 1sur 24

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS

Dr.Arif Rahman Sadad, SpKF, MSi.Med, SH, DHM

LATAR BELAKANG
Semakin kritisnya masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

Tuntutan2 Pengadilan (Alat Bukti) RM Aspek legal ?

DEFENISI REKAM MEDIS

Permenkes No. 49a/Menkes/Per/XII/1989: Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesehatan, baik rawat jalan maupun rawat inap.

Waters dan Murphy :


Kompendium (ikhtisar) yang berisi informasi tentang keadaan pasien selama perawatan atau selama pemeliharaan kesehatan.

IDI :
Sebagai rekaman dalam bentuk tulisan atau gambaran aktivitas pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan medis/kesehatan kepada seorang pasien.

TUJUAN REKAM MEDIS

Dokumentasi semua kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pasien. Media komunikasi diantara tenaga kesehatan bagi kepentingan perawatan penyakit pasien yang sekarang maupun yang akan datang.

Kasus Larrimore v. Homeopathic Hospital Association of Delmore (1962) , oleh hakim dikatakan :
RM yang tak terbaca memberikan bukti yang buruk kepada pengadilan, sehingga melemahkan pembelaan rumah sakit dan dokternya RM harus jelas dan dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh para staf profesi yang merawat pasien. Catatan yang meragukan (ambigious)adalah lebih buruk daripada tidak ada catatan sama sekali

KOMPONEN REKAM MEDIS


Terdiri dari 4 kelompok : Identifikasi Sosial Medikal Finansial

KEGUNAAN REKAM MEDIS


Health

User) Payers For Services (Secondary Users) Social Users

Care Provider (Primary

BAGAIMANA REKAM MEDIS MELINDUNGI HAK-HAK PASIEN DALAM PELAYANAN KESEHATAN?


1.

2.

RM adalah satu-satunya catatan tertulis yang dapat memberikan informasi detail tentang apa yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit RM adalah dokumentasi rahasia kedokteran milik pasien yang harus disimpan baik, tidak boleh diketahui oleh sembarang orang tanpa ijin pasien

Lanjutan

3. RM sebagai dokumen hukum yaitu sebagai alat bukti berdasarkan UU, yang bernilai sebagai keterangan (saksi) ahli (expert wittness 4. RM dapat menguatkan atau menolak gugatan yang berdasarkan kesalahan atau kelalaian 5. RM merupakan kunci dalam suatu proses peradilan baik perdata maupun pidana

Lanjutan

6. RM mempunyai kekuatan hukum sebagai salah satu unsur masukan dalam proses pengambilan keputusan oleh hakim 7. RM berfungsi sebagai alat bukti surat, dalam perkara pidana, sebagaimana diatur dalam Pasal 187 KUHAP 8. RM yang dibuat dengan baik, akan melindungi baik pasien maupun tenaga kesehatan dan rumah sakit

DOKTER WAJIB MEMBUAT REKAM MEDIS


Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp. 50 juta, setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak membuat rekam medis (Pasal 79 b UU Praktik Kedokteran)

UU No 29/2004 Praktik Kedokteran

Pasal 46

Setiap dr/drg dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis RM harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan Setiap catatan harus dibubuhi nama, waktu dan tandatangan petugas pemberi layanan

BERTENTANGAN ?
Pasal 224 KUHP bahwa secara sah dipanggil sebagai saksi, saksi ahli, penterjemah tidak datang, diancam penjara 9 bln Pasal 322 KUHP bahwa dengan sengaja membocorkan rahasia, yang atas dasar jabatan atau profesinya, diancam penjara paling lama 9 bulan denda paling tinggi Rp. 600,-

Pasal 1909 KUH Perdata bahwa seseorang karena

kedudukan/jabatannya wajib merahasiakan, dapat memberikan hak tolak ungkap (verschoningsrecht)

Pasal 170 KUHAP


(1)

(2)

Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia, dapat minta dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal yang dipercayakan kepada mereka Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan tentang permintaan tersebut

UU Praktik Kedokteran

Pasal 48 (2) Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

MEMBUKA RAHASIA KEDOKTERAN TANPA TERKENA SANKSI :


1. 2.

DENGAN IJIN PASIEN YBS TANPA IJIN PASIEN (KARENA ADANYA DASAR PENGHAPUS PIDANA / STRAFUITSLUITINGSGRONDEN) PASAL 48, 50, 51 KUHP

Lanjutan Pasal 48 KUHP : Barangsiapa melakukan perbuatan karena pengaruh daya paksa, tidak dipidana Pasal 50 : Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang-undang, tidak dipidana Pasal 51 ayat (1) : Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang berwenang, tidak dipidana

DASAR HUKUM RM
1.

Kepmenkes No. 031/Birhup/1972 bahwa semua RS diharuskan mengerjakan Medical Recording dan reporting dan hospital statistic

2. Kepmenkes no. 134/Menkes/SK/IV/78 ttg susunan organisasi dan tata kerja RS menyebutkan sub bagian Pencatatan Medik, mempunyai tugas mengatur pelaksanaan kegiatan pencatatan medik

Lanjutan .. 3.SK PB IDI NO. 315/PB/A.4/88 tentang Pernyataan IDI tentang Rekam Medis 4. Permenkes No. 749a/MENKES/PER/XII/1989 tentang Rekam Medis/ Medical Records 5. SK Dirjen Yanmedik No. 78 Th.1991 ttg Petunjuk Pelaksanaan RM di RS 6. UU No. 23 Th. 1992 tentang Kesehatan 7. PP No. 32 Th. 1996 tentang Tenaga Kesehatan 8. UU no. 29 Th. 2004 tentang Praktik Kedokteran

PERATURAN TERBARU : . Permenkes 269 / 2008

. UU KESEHATAN no 36 / 2010
UU no 44 / 2010 TENTANG RUMAH SAKIT

KETENTUAN REKAM MEDIS


Beberapa kewajiban pokok yang menyangkut isi rekam medis berkaitan dengan aspek hukum adalah:

Segala gejala atau peristiwa yang ditemukan harus dicatat secara akurat dan langsung. Setiap tindakan yang dilakukan tetapi tidak ditulis, secara yuridis dianggap tidak dilakukan.

Bila melakukan koreksi di komputer, diberi space untuk perbaikan tanpa menghapus isi yang salah. Jangan merubah catatan rekam medis dengan cara apapun karena bisa dikenai pasal penipuan.

Vous aimerez peut-être aussi