Vous êtes sur la page 1sur 31

Asuhan Keperawatan Klien dengan gangguan Kehilangan

BY ARIA PRANATHA, S.Kep

Kehilangan / Loss

Adalah situasi actual atau potensial dimana seseorang, objek yang dihargai tidak dapat dicapai atau diganti sehingga dirasakan tidak berharga seperti semula. ( davis, workman, lehman & silver )

Adalah suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kenungkinan menjadi tidak, baik terjadi sebagian atau keseluruhan ( lambert & lambert )

Adalah situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau keseluruhan, atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan ( A. Aziz alimul H )

Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami atau setiap individu selama rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalami kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda

SUMBER-SUMBER KEHILANGAN

Salah satu aspek diri


bagian tubuh fisik atau fisik organ hasil tumbang

Objek eksternal

benda mati benda hidup

Lingkungan yang biasa dikenal Orang yang dicinta

Sementara menetap

Jenis Kehilangan

Kehilangan objek eksternal

Kehilangan lingkungan yang dikenal

( Ex: kecurian/ kehancuran akibat bencana alam )


( Ex: berpindah rumah, dirawat di RS, berpindah pekerjaan ) ( Ex: pekerjaan, kepergian anggota keluarga, binatang peliharaan ) ( Ex: anggota tubuh dan fungsi psikologis atau fisik ) ( Ex: kematian anggota keluarga, teman dekat )

Kehilangan sesuatu atau seseorang yang berarti

Kehilangan suatu aspek diri

Kehilangan hidup

DAMPAK KEHILANGAN

Masa kanak-kanak
Mengancam kemampuan anak-anak untuk berkembang Kadang-kadang regresi Merasakan takut ditinggalkan atau dibiarkan kesepian

Masa remaja dan dewasa muda


disintegrasi dalam keluarga kematian pada ortu wajar merasa bagian dari generasi terdahulu layak untuk mati

Dewasa tua
Kematian pasangan pukulan Masalah-masalah kesehatan puku

Setiap individu akan berespon terhadap situasi kehilangan Dipengaruhi oleh respon individu terhadap kehilangan sebelumnya akan melalui respon berduka

BERDUKA = GRIEVING

Berduka reaksi emosional terhadap kehilangan Berkabung ( Mourning ) perasaan didalam dan reaksi keluar orang yang ditinggalkan ( dipengaruhi oleh kebudayaan & kebiasaan )

Jenis Berduka

Berduka normal Terdiri atas perasaan, perilaku dan reaksi yang normal terhadap kehilangan Ex: kesedihan, kemarahan, kesepian, menarik diri dari aktivitas sementara Berduka antisipasif Proses melepaskan diri yang muncul sebelum kehilangan atau kematian yang sesungguhnya terjadi. Ex: ketika menerima diagnosis terminal

Berduka yang rumit Dialami oleh seseorang yang sulit un tuk maju ketahap berikutnya yaitu tahap kedukaan normal. Berdsuka tertutup Keduakaan akibat kehilangan yang tidak dapat diakui secara terbuka Ex: kehilangan pasangan karena AIDS

Rentang respon berduka (Kubler rose (1969) dalam potter & Perry, 1997 )

Pengingkaran ( Denial )

Marah ( Anger )

tawar menawar ( Bergaining )

Depresi ( Depression )

Penerimaan ( Acceptance )

Fase Denial/Pengingkaran

Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah shock, tidak percaya atau mengingkari kenyataan bahwa itu benarbenar terjadi. Dengan mengatakan tidak, saya tidak percaya bahwa itu terjadi , itu tidak mungkin akan terus mencari informasi tambahan

Reaksi fisik:

Letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, denyut tjantung jepat, menangis, gelisah, tidak tau harus berbuat apa. dapat berakhir dalam beberapa menit sampai dengan beberapa tahun

Tindakan Perawatan:

Pelihara komunikasi terbuka dengan pasien Mencoba tidak menghindari pasien Jika pasien mulai berbicara realistic tentang sakitnya, gunakan waktu untuk mendengarkan. Tenangkan pasien dan katakana bahwa hal yang telah dilakukannya tersebut tidak berguna

Angger / Marah

Dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataan terjadinya kehilangan, individu menunjukkan perasaan yang meningkat yang sering diproyeksikan kepada orang yang ada di lingkunganny, orang-orang tetentu atau pada diri sendiri. Kadang menunjukkan perilaku agresif, bicara kasar, menolak pengobatan, atau menuduh dokter atau perawat yang tidak becus

Reaksi Fisik

Muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal

Tindakan Perawatan: Mencoba tidak membuat letusan amarah pasien Cobalah untuk memelihara kontak dengan pasien dari pada menghindari mereka.

Bergaining / Tawar menawar

Apabila individu telah mampu mengungkapkan rasa marahnya secara intensif, maka ia akan maju kefase ke-3 dengan memohon kenurahan tuhan. Respon ini sering dinyatakan dengan katakata. Kalau saja kejadian ini bisa ditunda maka saya akan sering berdoa. Apabila proses berduka ini dialami oleh keluarga maka pernyataan yang sering dijumpai kalau saja yang sakit bukan anak saya

Tindakan perawatan:

Perawat tidak memberi janji untuk waktu banyak yang tak ada artinya Jika seseorang membuat penawaran dengan perawat, dengarkan tanpa menghakimi atau menyalahkan

Depresi

Individu sering menunjukkan sikap : menarik diri, tidak mau berbicara, kadang-kadang bersikap sebagai pasien yang baik dan menurut atau dengan ungkapan yang menyatakan keputusasaan, perasaan tidak berharga.

Reaksi Fisik :

Menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun Tindakan Perawatan:

Coba untuk bersama pasien mengingat tentang hal-hal yang baik dalam hidupnya atau lingkungannya yang biasanya dia miliki. Sediakan waktu bersama pasien ketika pasien menangis atau ingin berbicara.

Acceptent / Penerimaan

Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Pikiran selalu terpusat kepada objek. Atau orang yang kehilangan akan mulai berkurang atau hilang sama sekali. Individu telah menerima kenyataan kehilangan yang dialaminya, gambaran tentang objek atau orang yang hilang mulai dilepaskan dan secara bertahap perhatian beralih kepada objek yang baru. Biasanya dinyatakan dengan kata-kata saya betulbetul menyayangi baju saya yang hilang, tapi baju saya yang baru manis juga atau apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh.

Tindakan Perawatan:

Perawat memberikan support pada anggota keluarga yang kemudian duduk bersama dengan tenang bersama pasien dan memelihara kontak fisik sampai mati.

Faktor Predisposisi

Genetik Kesehatan Fisik Kesehatan Mental : Pesimis, tidak berdaya Pengalaman masa lalu Struktur Kepribadian

Faktor Presipitasi

Kehilangan yang bersifat Psikosis Kehilangan harga diri, pekerjaan

Mekanisme Koping Denial Represi (menghindari stres) Intelektualisasi Regresi Disosiasi Proyeksi

Diagnosa Keperawatan

Antisipasi Berduka (Terjadi saat individu mengalami kehilangan) Berduka disfungsional (Prilaku berduka yang maladaftif) Contoh kemungkinan dx keperawatan

Ketidakberdayaan b.d berduka disfungsional Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d perasaan depresi Resiko tinggi menciderai diri, orang lain & lingkungan b.d reaksi kemarahan

Tujuan

Tujuan Umum

Tujuan khusus Klien mampu :


Klien mampu berperan aktif melalui proses berduka secara tuntas.

Mengungkapkan perasaan berduka Menjelaskan makna kehilangan Membagi rasa dengan orang bearti Menerima kenyataan kehilangan Membina hub.yang bermakna dengan orang lain

Intervensi
Berduka Disfungsional Tentukan tahap berduka klien Kembangkan hub.saling percaya Besikap yang dpt diterima pasien Bantu pasien mengeluarkan kemarahanyang tertahanmelalui partisipasi/aktivitas motorik. Jelaskan tahap2 berduka yg norma Anjurkan pasien untuk meninjau kembali hub.dgn konsepkehilangan Komunikasikan kepada pasien bahwa mnangis adalah wajar dan dapat diterima Bantu pasien untuk menentukan metode2 koping yang lebih efektif Anjurkan pasien untuk menghubungi dukunganspititual

Evaluasi

Klien dapat mengungkapkan perasaannya scr spontan Klien dpt menjelaskan makna kehilangan thd kehidupannya Klien mempunyai sistem pendukung untuk mengungkapkan perasaannya Klien menunjukan tanda2 penerimaan thd kehilangan Klien dapat menilai hub. Baru dengan orang lain.

Vous aimerez peut-être aussi