Vous êtes sur la page 1sur 6

1 Pemakaian Sistem Pakar (Expert System) dalam Pemodelan Seismik untuk

Eksplorasi Migas

Pendahuluan, Berbagai Faktor yang Perlu Dipertimbangkan Dalam


Pengembangan Sistem Pakar, Pengembangan Sistem Pakar Dalam
Pemodelan Seismik, Daftar Pustaka

2 Aspek Penalaran dan Penafsiran dalam Fisika Komputasi

Abstrak, Abstract, Pendahuluan, Berbagai Faktor yang Perlu


Dipertimbangkan Dalam Pengembangan Sistem Pakar, Pengembangan
Sistem Pakar dan Komputasi Dalam Pemodelan Seismik dan Well Logs,
Ucapan Terima Kasih, Daftar Pustaka, Lampiran A, Lampiran B

3 Metoda Pemecahan Masalah Fluida dengan Logika Samar dan Jaringan Sel
Saraf Tiruan
Abstrak, Pendahuluan, Kaidah Samar dan Jaringan Sel Saraf Tiruan
Dalam Sistem Fluida, Daftar Pustaka

4 Penerapan Metoda Inteligensi Artifisial dalam Persoalan Mekanika Fluida


Abstrak, Abstract, Pendahuluan, Hubungan Antara Sistem Berbasis
Pengetahuan Dengan Jaringan Neural, Konseptualisasi dan Formalisasi
Oengetahuan, Model Pengendapan, Pembahasan Dan Kesimpulan, Ucapan
Terimakasih, Daftar Pustaka, Lampiran

5 Pertimbangan Pengembangan Sistem Pakar di Indonesia


Abstrak, Pendahuluan, Berbagai Faktor yang Perlu Dipertimbangkan
Dalam Pengembangan Sistem Pakar, Pengembangan Sistem Pakar,
Berbagai Kemungkinan di Indonesia, Daftar Pustaka

6 Jaringan Neural Artifisial (Artificial Neural Network dan Logika Samar


(Fuzzy Logic) untuk Prediksi dan Pengenalan Pola
Abstrak, Pendahuluan, Jaringan neural artifisial, Propagasi Balik,
Himpunan Samar Dan Logika Samar, Adaptive Neuro-Fuzzy Inference
System (ANFIS), Hasil Pembahasan, Prediksi Kekeringan, Daftar Pustaka

Pemakaian Sistem Pakar (Expert System) dalam Pemodelan Seismik


untuk Eksplorasi Mi gas

The Houw Liong, FMIPA, ITB.

I. Pendahuluan
Sekitar tahun 1960, ilmuwan berhasil membuat simulasi dari proses berpikir
untuk memecahkan masalah secara umum yang dikenal sebagai GPS (General
Problem Solving). Namun penemuan ini belum menghasilkan sistem yang terasa
manfaatnya.
Baru sekitar tahun 1970 orang menyadari bahwa kekuatan pemecahan
masalah tidak hanya bergantung dari kemampuan inferensi seperti pada GPS tetapi
juga pada representasi pengetahuan dan pengetahuan khusus yang dimilikinya.
Dengan menggabungkan kemampuan inferensi dan representasi pengetahuan khusus
kita dapat membentuk sistem pakar yang mempunyai pemakaian yang sangat luas
misalnya untuk melakukan diagnosis penyakit yang di timbulkan oleh bakteria,
interpretasi data logging, melacak kerusakan pada berbagai instrumen, peramalan
cuaca. manipulasi simbolik, dll .
Sekarang orang telah berhasil membangun perangkat lunak yang dapat
membantu kita untuk membangun sistem pakar, dan ada yang sudah beredar di
Indonesia, misalnya EXSYS, PERSONAL CONSULTANT PLUS, INSIGHT 2+,
dl1. Perangkat lunak ini telah menyiapkan motor inferensi, serta cara pembentukan
basis pengetahuan. Dengan memanfaatkan perangkat lunak ini kita dapat
membangun prototipe sistem pakar dalam waktu yang singkat.
Kita dapat juga membangun prototype sistem pakar dengan memanfaatkan
bahasa Prolog atau Lisp yang sudah beredar di tanah air kita. Dengan memakai
bahasa pemrograman kita memiliki kebebasan untuk mengatur prototipe sistem pakar
yang kita bangun.
Berdasarkan perangkat lunak yang tersedia tsb. Serta perkembangan Iptek
di Indonesia, penulis mencoba mengemukakan pengembangan sistem pakar dalam
pemodel an seismik untuk eksplorasi migas.

II. Berbagai Faktor yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Pengembangan


Sistem Pakar

Pengembangan sistem pakar baru dapat dilaksanakan setelah kita


mempertimbangkan kemungkinan pengembangannya, mencari dasar pemikiran
apakah pengembangan tsb. dapat dibenarkan dan apakah sistem pakar memadai untuk
membantu menyelesaikan masalah yang sedang atau akan dihadapi.
Pada umumnya pengembangan sistem pakar mungkin saja dilakukan bila
persyaratan di bawah ini dapat dipenuhi.
1. Titik berat pemecahan masalah hanya memerlukan keterampilan pengolahan
pengetahuan secara logis (cognitive skills).
2. Terdapat pakar dalam bidang tsb. yang dapat menyatakan proses pemecahan
masalahnya secara rasional dan pemecahan masalah tsb. dapat disetujui oleh
pakar dalam bidang yang sama.
3. Proses pemecahan itu tidak terlalu sukar dan memerlukan waktu tidak lebih
dari satu jam.
Pengembangan sistem pakar dapat dibenarkan bila persyaratan di bawah ini dapat
dipenuhi.
1. Pemecahan masalah dapat memberikan hasil yang baik. Ini berarti bahwa
pemecahan tsb. cukup tepat dan membawa keuntungan.
2. Pakar dalam bidang itu masih langka.
3. Pakar dalam bidang itu langka atau diperlukan pada tempat yang kurang
disukai, misalnya pada daerah yang terpencil atau tempat yang berbahaya.

Pengembangan sistem pakar dapat dipandang memadai bila :


1. Pemecahan masalah memerlukan pengolahan pengetahuan yang dapat
diungkapkan dengan kaidah-kaidah atau simbol-simbol.
2. Pemecahan masalah memerlukan kaidah heuristik.Umumnya dalam pekerjaan
pakar diperlukan strategi pemecahan dan kaidah yang efektif yang dapat
diterapkan dan menghasilkan pemecahan dalam waktu relatif singkat,
walaupun ada kemungkinan (kecil) bahwa strategi pemecahan ini gagal.
3. Tugas tsb tidak terlalu mudah dan memiliki nilai praktis.

Kriteria tsb. dapat dipakai untuk mempertimbangkan berbagai masalah yang dapat
diselesaikan dengan bantuan sistem pakar.

III. Pengembangan Sistem Pakar dalam Pemodelan Seismik


Dengan memanfaatkan perangkat lunak yang sudah tersedia seperti yang
diungkapkan pada pasal yang lalu, kita dapat membangun sistem pakar melalui empat
tahap pengembangan sbb.
1. Identifikasi masalah dan pendefinisian domain sistem pakar.
2. Konseptualisasi dan formalisasi yang dilaksanakan melalui pengembangan
kosa kata pengetahuan ybs.
3. Pembuatan basis pengetahuan dan implementasinya.
4. Pengujian basis pengetahuan.
Tahap pertama dan kedua berkaitan erat dengan sifat masalah yang sedang
dihadapi serta perbendaharaan kata yang diperlukan untuk memecahkan masalahnya.
Tahap ketiga dan keempat merupakan tahap pengalihan dari pengetahuan yang kita
ketahui menjadi perangkat lunak dengan bantuan pembangun sistem pakar seperti
Exsys, Insight 2+ dan Personal Consultant Plus.
Sebelum kita mulai membangun sistem pakar yang sesungguhnya biasanya
kita membangun dahulu prototipe dari sistem pakar itu. Daerah permasalahan yang
dibahas dalam prototipe jauh lebih kecil daripada daerah permasalahan yang
sesungguhnya, lagi pula kaidah yang dipakai tidak perlu sempuma, yang
diutamakan dalam prototipe ini ialah kita dapat memperlihatkan bahwa sistem pakar
yang kita bangun ini sudah dapat berjalan dan unsur penting dari domain pengetahuan
yang kita bahas sudah dapat masuk ke dalam prototipe ini. Keempat tahap
pengembangan tsb. di atas berlaku juga bagi pengembangan prototipe.
1. Tindakan pertama yang harus kita lakukan ialah menganalisis masalah yang
kita hadapi, kemudian mencoba membagi domain permasalahan menjadi
subdomain dan subdomain menjadi sub-subdomain dst. Dalam akuisisi data
seismik diperlukan pengetahuan awal mengenai daerah yang akan diselidiki
untuk menentukan layout serta penentuan peralatan yang dipakai, kemudian
diperlukan cara untuk menghilangkan gangguan seperti derau (noise),
hamburan ganda (multiple scattering), dll, setelah itu diperlukan kepakaran
untuk memilih model dan parameter model yang tepat, dan akhimya
penafsiran hasil model itu. Jadi jelas di sini pengetahuan yang berdasarkan
pengalaman memegang peranan penting. Selanjutnya kita memikirkan aliran
inferensi. Di sini kita mencoba mencari hal apa saja yang dapat diamati, fakta-
fakta yang diketahui, lalu mencari hubungan dengan berbagai fakta yang dapat
diturunkan dari pengamatan serta fakta awal itu. Misalnya dalam penafsiran
seismik, kita mendapatkan pengetahuan geologi regional, geologi permukaan,
hasil survey sepintas, sinyal seismik sebagai fakta yang diketahui/dapat
diamati. Struktur lapisan, jenis batuan, porositas, kandungan minyak, gas dan
air sebagai fakta yang kita ingin ketahui. Dari cara bekerja seismik kita dapat
membuat kaidah yang mengaitkan fakta yang teramati dengan fakta yang kita
ingin ketahui. Selain itu dalam tahap ini kita harus membayangkan jenis
tanya jawab yang berlangsung antara sistem pakar dan pemakai. Jenis
pertanyaan apa saja yang diperlukan oleh sistem pakar untuk mengumpulkan
informasi yang diperlukan serta jenis jawaban yang diharapkan.
Perkirakan juga standard performansi yang diharapkan untuk menguji
sistem pakar yang kita bangun.
2. Cara terbaik untuk membangun sistem pakar yang baik ialah melalui
pengembagan kosakata pengetahuan yang jelas serta berguna. Dalam tahap ini
kita harus mencari "attributes" dari basis pengetahuan yang diperlukan, harga
(values) dari attributes tsb. serta mencoba menuliskan kaidah dengan memakai
attributes tsb di atas. Semuanya ini harus ditata dalam suatu kerangka yang
baik.
3. Sekarang kita telah siap untuk memasukkan basis pengetahuan dengan
memakai pembangun sistem pakar, misalnya Exsys, Insight 2+ atau Personal
Consultant Plus dengan langkah sbb :
a. Catat basis pengetahuan pada kertas dengan pengelompokan menurut
subdomain seperti yang dipikirkan dalam tahap pertama. Struktur basis
pegetahuan harus jelas.
b. Periksa lagi attributes serta harga yang dipakai dengan membuat tabel
attribues serta diagram basis kaidah.
c. Periksa penalaran kaidah yang dipakai. Pembangun sistem pakar dapat
dipakai untuk membantu memeriksa konsistensi kaidah, kelengkapan
kaidah serta kaidah yang berlebih.
d. Periksa pula faktor keterandalan (CF atau confidence factor). Setiap
kesimpulan yang ditarik berdasarkan kaidah dapat kita beri CF
misalnya 0,70; 0,80; 0,90 atau .... Kita harus memeriksa juga
bagaimana sistem pakar ini mengolah kombinasi dari CF. Pemberian
CF ini dapat diperiksa dengan berkonsultasi pada pakar yang
berpengalaman dan dengan statistik.
4. Kita harus menyiapkan daftar kasus pengujian yang cukup
luas untuk mencakup segala aspek penting dari sistem pakar itu. Kita susun
pengujian itu mulai dari yang sederhana hingga yang rumit. Kita mencoba
pengujian itu dengan menjalankan sistem pakar itu dan mengevaluasinya
dengan kriteria yang telah kita siapkan pada tahap pertama. Jika kita
mendapatkan kelemahan kita dapat segera memperbaikinya dan mengulangi
pengujiannya.

Coba perhatikan dialog antara pemakai dan sistem pakar. Apakah masih
harus diperbaiki? Beri pula kesempatan pada orang lain untuk mengevaluasi
sistem pakar yang kita bangun ini.
Demikianlah secara singkat kita telah mengajukan tahapan yang harus kita
perhatikan dalam pembangunan prototipe sistem pakar. Tahapan seperti ini
berlaku pula ketika kita membangun sistem pakar yang lengkap. Dalam tahapan
pembuatan prototipe ini kita dapat memakai PC.
Selanjutnya, kita akan memasuki pengembangan sistem pakar dalam tahap
penelitian. Di sini diperlukan penyempumaan dan penambahan kaidah-kaidah
sehingga sistem ini dapat dipakai memecahkan masalah dalam domain yang tidak
terlalu luas tetapi dapat dipandang sebagai suatu subbidang yang lengkap.
Kemudian setelah kecepatan dan keefektifan sistem dalam memeperoleh
pemechan diperbaiki kita dapat memasuki tahap produksi atau komersial.

Daftar Pustaka
1. Paul Siegel, Expert Systems, Tab Books Inc.. 1986.
2. L. E. Frenzel,Jr. , Crash Course in ArJ:.iricial Intel 1 igence and Expert
Systems, Sams, 1986.
3. D.A. Waterman, A Guide to Expert Systems, Addison-Wesiey Co. ,1986.
4. McQuillin, Bacon, Barclay, An Introdauction to SeismicInterpretation,
Graham & Trotman, 1984.

Vous aimerez peut-être aussi