Vous êtes sur la page 1sur 6

Aqidah Raj'ah Yang Diyakini Oleh Orang-Orang Rafidhah Orang-orang Rafidhah membuat bid'ah yang sangat besar yaitu

aqidah Raj'ah1. Al-Mufid berkata, "Syi'ah Imamiyah sepakat keharusan hidupnya kembali sejumlah orang yang sudah mati".2 Raj'ah yang akan dialami oleh imam akhir Syi'ah yang disebut dengan "Al-Qaim" di akhir zaman, akan keluar dari sirdab (gua tempat persembunyiannya) dan akan menyembelih semua lawan politiknya dan akan mengembalikan kepada orang-orang Syi'ah hak-hak mereka yang telah dirampas oleh kelompok-kelompok lain sepanjang abad3. Sayyid Al-Murtadha mengatakan dalam bukunya Al-Masail An-Nashiriah, bahwa Abu Bakar dan Umar akan disalib di sebuah pohon, di masa bangkitnya Al-Mahdi imam mereka yang ke dua belas yang dijuluki Qa'imu Ali Muhammad, di mana pohon itu hidup dalam keadaan segar dan akan langsung kering setelah digunakan untuk menyalib4. Dikatakan oleh Al-Majlisi dalam bukunya Haqqul Yaqin mengutip perkataan Muhammad Al Baqir: "Jika Al-Mahdi muncul ia akan menghidupkan Aisyah ummul mu'minin untuk dihukum"5. 1 Raj'ah artinya kembali hidup setelah mati sebelum hari kiamat (pent). 2 Al-Mufid, Awa'ilul Maqalat, 51. 3 Muhibbuddin Al-Khatib, Al-Khutut Al-'Aridhah, 80. 4 Al-Mufid, Awa'ilul Maqalat, 95. 5 Muhammad Al-Baqir Al-Majlisi, Haqqul Yaqin, 347. Kemudian aqidah Raj'ah ini mengalami perkembangan yang sangat cepat sehingga mereka mengatakan bahwa semua orang Syi'ah bersama para imamnya, musuh-musuhnya dan para pemimpinnya akan dihidupkan kembali. Aqidah khurafat ini jelas membuka tabir kedengkian yang amat dalam pada jiwa orang-orang Syi'ah, yang memunculkan seperti ungkapan-ungkapan kosong di atas. Aqidah ini dijadikan sebagai sarana oleh golongan Saba'iyah untuk mengingkari hari kiamat. Yang dimaksud dengan aqidah Raj'ah ini adalah pembalasan terhadap musuh-musuh Syi'ah. Namun siapakah musuh-musuh Syi'ah? Riwayat berikut ini menjelaskan kepada Anda wahai saudaraku yang muslim, kedengkian orang-orang Rafidhah terhadap Ahlussunnah dan loyalitas mereka terhadap orang Yahudi dan Nasrani, yaitu riwayat yang disebutkan oleh Al-Majlisi dalam kitabnya Bihaarul Anwaar dari Abu Bashir, bahwasanya Abu Abdillah alaihissalam berkata kepadanya: "Wahai Abu Muhammad, sepertinya aku melihat Al-Qa'im turun di masjid As-Sahlah dengan membawa keluarga dan anak-anaknya ", sampai pada perkataanya (Abu

Bashir): "Aku bertanya: "Bagaimana perlakuan dia terhadap orang-orang kafir dzimmi?" Dia menjawab: "Dia akan mengajak damai dengan mereka sebagaimana Rasulullah telah

mengajak damai mereka. Dan mereka akan membayar jizyah (upeti) dengan tangan mereka dalam keadaan mereka hina". Aku bertanya lagi: "Bagaimana kalau ada yang memusuhi kalian?". Dia

menjawab: "Tidak wahai Abu Muhammad, tidaklah orang yang menyelisihi kita akan mendapatkan bagian sedikitpun, sesungguhnya Allah telah menghalalkan bagi kita darah mereka tatkala Al-Qa'im datang. Memang sekarang darah mereka haram, dan jangan kamu terpengaruh dengan seseorangpun, nanti apabila Al-Qa'im telah datang, Dia akan membalaskan dendam untuk Allah, Rasul-Nya dan untuk kita semuanya"1. Lihatlah wahai saudaraku seislam, bagaimana Imam Mahdi-nya orang Syi'ah mengajak damai orang Yahudi dan Nasrani, sebaliknya malah memerangi orang-orang yang menyelisihi mereka, yaitu Ahlussunnah. Mungkin seseorang akan berkata: Ancaman ini diarahkan kepada orang-orang yang memusuhi Ahlulbait, sedang Ahlussunnah tidak memusuhi Ahlulbait, maka Ahlussunnah tidak terkena ancaman halal darah dari Imam Mahdi-nya orang-orang Syi'ah. Kita jawab, bahwa banyak riwayat-riwayat mereka yang mengatakan bahwa yang dimaksudkan dengan musuh Ahlulbait adalah Ahlussunnah. Untuk mengetahui lebih lanjut akan masalah ini silahkan lihat buku AlMahasinun Nafsaaniyyah tulisan Husain Ali 'Asfur Ad Dirazi Al Bahroni, dan kitab As Syihaabuts Tsaqib fi Bayaani Ma'nan Naashib karangan Yusuf Al Bahroni. 1 Al Najisi, Bihaarul Anwaar, 52/376.

KEMUNCULAN SEMULA IMAM MAHDI DAN KUMPULAN ORANG YANG TELAH MATI UNTUK MEMBERI KEADILAN (AR-RAJ'AH)

Mengikut akidah Syiah bahawa golongan Syiah dikehendaki mempercayai bahawa Allah S.W.T. akan menghidupkan semula orangorang yang telah mati ke dunia ini bersama-sama Imam Mahdi untuk menghukum orang-orang yang telah melakukan kezaliman. Mereka terinasuk para sahabat Rasulullah seperti Saidina Abu Bakar, Omar, Uthman, Aisyah, Hafsah, Muawiyah dan lain-lain. Fakta ini dijelaskan dalam Kitab Aqaid al-Imamiah oleh al-Syeikh Muhammad Redha al-Muzaffar, hal. 83. Terjemahannya; Akidah Kami Tentang Raj'ah "Sesungguhnya pendapat Syiah Imamiah tentang Rajlah itu ialah kerana mengambil daripada Ahli Bait a.s., di manaallah S. W. E akan mengembalikan sesuatu kaum yang telah mati ke dunia ini di dalam bentukyang asa4 Ialu sebahagian daripada golongan memuliakan satu puak dan menghina satu puak yang lain dan ia menunjukkan mana golongan yang benar dan mana golongan yang salah dan menunjukkan golongan yang melakukan kezaliman. Peristiwa ini berlaku ketika bangunnya Mahdi keluarga Nabi Muhammad s.aw. dan tidak kembali ke dunia ini kecuali orang yang tinggi darjat imannya ataupun orang yang paling jahat. Kemudian mereka akan mati semula. Begitulah juga dengan orang-orang yang selepasnya sehinggalah dibangkitktin semula dan mereka akan menerima pahala atau siksaan. Sebagaimana Allah S.W.T menceritakan dalam al-Quran al-Karim, di mana orang-orang yang akan dikembalikan di dunia ini bercita-cita untuk kembali ke dunia, sedangkan mereka itu tidak boleh kembali lagi ke dunia ini. Mereka akan mendapat kemurkaan Allah bahawa mereka akan kembali ke dunia ini kali ketiga dengan harapan mereka dapat berbuat kebaikan." Firman Allah yang bermaksud.. " Mereka berkata, wahai tuhan kami engkau telah mematikan kami dua kali dan menghidupkan kami dua kali, lalu kami mengakui dosa-dosa kami, maka adakah jalan keluar (daripada neraka?)" (Surah al-Mukmin ayat 11)

ULASAN

Konsep raj'ah Syiah ialah mereka mempercayai Allah akan menghidupkan semula Ahli Bait dan Imam-imam mereka untuk menghukum para sahabat Rasulullah s.a.w. yang dianggap telah melakukan kezaliman. Kemudian mereka mempercayai orangorang yang telah dihukum ini akan mati semula dan akan menerima pembalasan daripada Allah S.W.T. Ini berdasarkan firman Allah surah al-Mu'min ayat 11 yang bermaksud: "Mereka menjawab; Wahai Tuhan kami Engkau telah menjadikan kami berkeadaan mati dua kali dan telah menjadikan kami bersifat hidup dua kali, maka kami (sekarang) mengakui akan dosa-dosa kami. Oleh itu adakah sebarang jalan untuk (kami) keluar (dari neraka)?" Sebenarnya ayat ini menjelaskan dialog di antara orang-orang kafir dengan Allah S.W.T. di akhirat di mana mereka ingin mencari jalan keluar daripada seksaan api neraka dengan memohon kepada Allah supaya diberi peluang hidup semula ke dunia, mereka mengaku dan insaf terhadap dosa-dosa yang telah mereka lakukan dahulu. Pengertian ini diperkukuhkan melalui firman Allah yang bermaksud: "Bagaimana kamu tergamak kufur (mengingkari) Allah padahal kamu dahulunya mati (belum lahir) kemudian Ia menghidupkan kamu, setelah itu Ia memati;L-an kamu, kemudian Ia menghidupkan kamu pula (pada hari akhirat kelak), akhirnya kamu dikembalikan kepada-Nya (untuk diberi balasan bagi segala yang kamu kerjakan)" (Surah al-Baqarah ayat 28) Kebangkitan dan hukuman di padang Mahsyar adalah hukuman Allah yang akan dikenakan kepada semua orang, bukan hukuman para Imam, ini telah dijelaskan oleh surah-surah berikut: "Dan (ingatlah) hari Kami bongkar dan terbangkan gunung ganang dan engkau akan melihat (seluruh) muka bumi terdedah nyata, dan Kami himpunkan mereka (dipadang Mahsyar) sehingga Kami tidak akan tinggalkan seorangpun dari mereka." (Surah al-Kahfi ayat 47) Katakanlah (kepada mereka): "Sesungguhnya orang-orang yang telah lalu dan orang-orang yang terkemudian tetap akan dihimpunkan pada masa yang ditentukan pada hari kiamat yang termaklum ." ( Surah al- Waqiah ayat 49) Di sini dapat dibuat kesimpulan bahawa dalam ayat tersebut tidak ada konsep raj'ah iaitu menuntut bela dan menghukum orangorang yang melakukan kezaliman ke atas Ahli Bait. Fahaman ini jelas menunjukkan golongan Syiah salah memahami ayat al-Quran tersebut dan salah memahami terhadap ayat-ayat al-Quran boleh membawa kepada penyelewengan akidah.

Aqidah Rajah bagi Rafidhah

Orang-orang Rafidhah membuat bid'ah yang sa-ngat besar, yaitu aqidahRaj'ah.[1] Al-Mufid berkata, Syi'ah Imamiyah sepakat keharusan hidupnya kem-bali sejumlah orang yang sudah mati.[2] Raj'ah yang akan dialami oleh imam terakhir Syi'ah yang disebut denganAlQaim di akhir zaman, akan keluar dari sirdab (gua tempat persembunyiannya) dan akan menyembelih semua lawan politiknya dan akan mengembalikan kepada orang-orang Syi'ah hak-hak mereka yang telah dirampas oleh kelompok-kelompok lain sepanjang abad.[3] Sayyid al-Murtadha mengatakan dalam bukunya al-Masail an-Nashiriah, bahwa Abu Bakar dan Umar akan disalib di sebuah pohon, pada masa bangkitnya al-Mahdi imam mereka yang ke dua belas yang dijuluki Qa'imu Alu Muhammad, di mana pohon itu hidup dalam keadaan segar dan akan langsung kering sete-lah digunakan untuk menyalib.[4] Dikatakan oleh al-Majlisi dalam bukunya Haqqul Yaqin mengutip perkataan Muhammad al-Baqir: Jika al-Mahdi muncul ia akan menghidupkan Aisyah x untuk dihukum.[5] Kemudian aqidah Raj'ah ini mengalami perkem-bangan yang sangat cepat sehingga mereka mengata-kan bahwa semua orang Syi'ah bersama para imam-nya, musuh-musuhnya dan para pemimpinnya akan dihidupkan kembali. Aqidah khurafat ini jelas membuka tabir kedeng-kian yang amat dalam pada jiwa orang-orang Syi'ah, yang memunculkan seperti ungkapan-ungkapan ko-song di atas. Aqidah ini dijadikan sebagai sarana oleh golong-an Saba'iyah untuk mengingkari Hari Kiamat. Yang dimaksud dengan aqidah Raj'ah ini adalah pembalasan terhadap musuhmusuh Syi'ah. Tapi sia-pakah musuh-musuh Syi'ah? Riwayat berikut ini menjelaskan kepada Anda wahai saudaraku Muslim, kedeng-kian orang-orang Rafidhah kepada Ahlus Sunnah dan loyalitas mereka kepada orang Yahudi dan Nashrani, yaitu riwayat yang disebutkan oleh al-Majlisi dalam ki-tabnya Biharul Anwar dari Abu Bashir, bahwa Abu Abdillah alaihissalam berkata kepadanya: Wahai Abu Muhammad, sepertinya aku melihat al-Qa'im turun di masjid as-Sahlah dengan membawa keluarga dan anak-anaknya, sampai pada perkataannya (Abu Bashir): Aku bertanya: Bagaimana perlakuan dia ter-hadap orang-orang kafir dzimmi telah mengajak damai mereka. Dan me-reka akan membayar? Dia menjawab: Dia akan mengajak damai dengan mereka sebagaimana Rasulullah jizyah (upeti) dengan tangan me-reka dalam keadaan hina. Aku bertanya lagi:

Bagai-mana jika ada yang memusuhi kalian?. Dia menja-wab: Tidak wahai Abu Muhammad, tidaklah orang yang menyelisihi kita akan mendapatkan bagian sedikitpun, sesungguhnya Allah telah menghalalkan bagi kita darah mereka ketika alQa'im datang. Memang sekarang darah mereka haram, dan jangan kamu terpengaruh dengan seorang pun, nanti bila al-Qa'im te-lah datang, Dia akan membalaskan dendam untuk Allah, Rasul-Nya dan untuk kita semuanya.[6] Lihatlah wahai saudaraku se-Islam, bagaimana Imam Mahdi-nya orang Syi'ah mengajak damai orang Yahudi dan Nashrani, sebaliknya malah memerangi orangorang yang menyelisihi mereka, yaitu Ahlus Sunnah. Mungkin seseorang akan berkata: Ancaman ini di-arahkan kepada orang-orang yang memusuhi Ahlul Bait, sedang Ahlus Sunnah tidak memusuhi Ahlul Bait, maka Ahlus Sunnah tidak terkena ancaman halal da-rah dari Imam Mahdi-nya orang-orang Syi'ah. Kita jawab, bahwa banyak riwayat mereka yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan musuh Ahlul Bait adalah Ahlus Sunnah. Untuk mengetahui lebih lanjut masalah ini, silakan lihat buku al-Mahasi-nun Nafsaaniyyah tulisan Husain Ali 'Asfur ad- Dirazi al-Bahrani, dan kitabas-Syihaabuts Tsaqib fi Bayaani Ma'nan Naashib karangan Yusuf al-Bahrani.

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

Raj'ah artinya kembali hidup setelah mati sebelum Hari Kiamat.(penj). Al-Mufid, Awa'ilul Maqalat, 51 Muhibbuddin al-Khatib, al-Khutut al-'Aridhah, 80 Al-Mufid, Awa'ilul Maqalat, 95 Muhammad al-Baqir al-Majlisi, Haqqul Yaqin, 347 Al-Najisi, Biharul Anwar, 52/376

Vous aimerez peut-être aussi