Vous êtes sur la page 1sur 17

SOCIAL MEDIA

a literature and research review


WRITTEN BY

FARIDL MUGHOFFAR SID. 5210100117 Jurusan Sistem Informasi ITS

ETIKA PROFESI | i

DAFTAR ISI
Daftar Isi ......................................................................................................................................i Abstrak ..................................................................................................................................... 1 Pendahuluan ............................................................................................................................ 2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 3 Batasan ..................................................................................................................................... 3 Tujuan dan Manfaat ................................................................................................................ 3 Tinjauan Pustaka ...................................................................................................................... 4 Teori Efek Media ................................................................................................................... 4 Sosial Media ......................................................................................................................... 4 Anak Usia Sekolah (Pelajar) ................................................................................................ 5 Pendekatan Yuridis .............................................................................................................. 6 Analisis Konseptual .................................................................................................................. 7 Pembahasan ............................................................................................................................ 8 Pengaruh Terhadap Psikis.................................................................................................... 8 Pengaruh Terhadap Fisik (Medis)........................................................................................ 9 Pengaruh Terhadap Kehidupan (Sosial Norms)............................................................... 10 Korelasi Pengaruh dengan Potensi Prestasi ..................................................................... 10 Dampak ProSosial .............................................................................................................. 11 Solusi yang dihasilkan ....................................................................................................... 11 Peran Orang Tua ................................................................................................................ 12 Peran Pengajar ................................................................................................................... 12 Peran Pemerintah ............................................................................................................... 13 Peran Masyarakat dan Komunitas ................................................................................... 13 Kesimpulan dan Saran .......................................................................................................... 14 Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 15

ETIKA PROFESI | 1

ETIKA PROFESI

Abstrak
Dewasa ini perkembangan terknologi informasi telah mempengaruhi diberbagai bidang kehidupan. Mulai dari bidang ekonomi, pendidikan, sampai pada cara berkehidupan.Selain itu Munculnya teknologi internet menjadi salah satu pendukung adanya pergeseran cara berkehidupansosial dimasyarakat tidak terkecuali pada anak usia sekolah atau remaja. Dampak dari perkembangan teknologi ini memunculkan sebuah tren baru yaitu media sosial. Media sosial memberikan ruang maya bagi anak usia sekolah dalam memperoleh informasi secara digital berinteraksi sosial dan berbagi. Namun perkembangan ini justru memberikan penyadaran bahwa perlu adanya perlindungan hak akses anak untuk mengurangi resiko-resiko yang tidak diinginkan. Kata kunci : remaja, sosial media, hak akses, dampak

ETIKA PROFESI | 2

PENDAHULUAN
ewasa ini perkembangan terknologi informasi telah mempengaruhi diberbagai bidang kehidupan. Mulai dari bidang ekonomi, pendidikan, sampai pada cara berkehidupan sosial. Munculnya teknologi internet menjadi salah satu pendukung adanya pergeseran cara berkehidupan diberbagai bidang. Hal ini memberikan dampak yang cukup signikan baik dilihat dari sudut pandang kebermanfaatan dan dampak negatifnya. Jika dilihat lebih dalam lagi, teknologi informasi khususnya internet seakan telah masuk kedalam suatu gaya hidup kehidupan yang menjadi tren saat ini. Melihat data yang dihimpun oleh Asosiasi Penyedia Layanan Internet menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 72 Juta pengguna internet dengan peninkatan sampai 82 Juta di tahun 2013. Kenaikan ini diprediksi akan terus naik sampai pada 2015 dengan prakiraan pengguna internet mencapai 139 juta jiwa (apjii.com, 2012) Melihat perkembangan yang cukup tinggi di Indonesia, salah satu pengaruh yang menyebabkan kenaikan yang signikan adalah kemudahan dalam memperoleh akses. Secara harah seluruh masyarakat tidak terkecuali pada anak usia pelajar memiliki hak dalam mengakses informasi atau internet. Dari data yang diperoleh dari BBG and GallUP mengatakan bahwa rata-rata umur pengguna internet di Indonesia 51 % terdiri dari umur 15 24 tahun (2012). Selain itu melihat dari data Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) 95% pengguna internet menggunakan internet hanya untuk mengakses sosial media. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), Selamatta Sembiring mengatakan bahwa situs sosial media yang paling banyak diakses adalah Facebook dan Twitter. Indonesia juga menempati peringkat 4 pengguna Facebook setelah USA, Brazil, dan India. Fenomena diatas hak anak dan remaja dalam mengakses informasi perlu diperhatikan dilindungi dan dipenuhi dengan berupaya mengembangkan kebijakan serta program-program yang dapat tidak hanya menyediakan informasi namun juga melihat dampak serta potensi pencapaian dengan adanya teknologi informasi ini. Hak akses anak dan remaja terhadap informasi merupakan bagian dari hak-hak dasar mereka yang perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak. Sebagaimana ditegaskan dalam Konvensi Hak Anak 1989, hak menyatakan pendapat dan hak untuk didengar (Pasal 12)4, kebebasan berekspresi, termasuk untuk mencari, menerima, dan memberikan informasi (Pasal 13)5, merupakan bagian dari hak-hak dasar anak yang harus dilindungi. Demikian juga hak anak atas informasi (Pasal 17)6 juga merupakan bagian dari hak anak yang perlu dilindungi dan dipenuhi. Untuk tujuan itu, penyebarluasan bahan-bahan yang bermanfaat dari segi sosial dan budaya melalui berbagai media sangat penting dan perlu untuk dilakukan. Dilihat dari sudut pandang berbeda akses internet pada populasi di Indonesia ternyata mengalami pergeseran khususnya pada pengguna mobile. Meningkatnya perangkat mobile serta paket internet yang murah memunculkan suatu paradigma baru bagi remaja yang menjadi social normst ini. Perangkat mobile menjadi sebuah identitas bagi lingkungan pelajar, kelompok bahkan individu. Menurut data dari nielsen, penetrasi pengguna mobile internet paling tinggi berada pada rentang umur 15-19 tahun, dan diikuti oleh rentang umur 10-14 tahun. (Nielsen, 2010)

ETIKA PROFESI | 3

Dengan kemudahan hak akses serta peningkatan mobile yang cukup tinggi, perlu adanya upaya perlindungan sehingga tidak menimbulkan resiko-resiko yang dapat merugikan diri mereka sendiri maupun orang lain. Fakta lain menunjukkan bahwa media sosial sering menyajikan informasi yang justru dapat membahayakan anak dan remaja, baik sik maupun mental seperti tindakan bullying, pencemaran nama baik, dan bahkan mengenai isu-isu yang sangat cepat berkembangan dikalangan pelajar. Oleh karenanya, upaya perlindungan dan pemenuhan hak anak dan remaja atas informasi tentu memerlukan langkah-langkah strategis yang harus didukung dan dilaksanakan bersama oleh semua elemen bangsa dan negara.(Karman,JPPI)

RUMUSAN MASALAH
Berikut adalah rumusan masalah pada penelitian ini : 1. Bagaimana pengaruh sosial media terhadap pencapaian belajar pada anak usia pelajar? 2. Apa solusi yang efektif yang dapat digunakan untuk mengurangi dampak negatifdari adanya sosial media?

BATASAN PENELITIAN BATASAN


Berikut adalah batasan pada penelitian ini : 1. Penelitian ini hanya melakukan literatur review dan research review terhadap penelitian yang telah dilakukan sebelumnya 2. Batasan subjek penelitian adalah anak usia sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) 3. Penelitian ini mengacu pada mata kuliah Etika Profesi pada Jurusan Sistem Informasi ITS

TUJUAN & MANFAAT


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan sosial media pada anak usia pelajar dan bagaimana dampak secara akademik terhadap potensi pencapaian prestasi belajar serta bagaimana solusi dalam melindungi hak akses informasi terhadap anak usia sekolah. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan wawasan terhadap penulis dan pembaca mengenai kondisi kekinian dampak sosial media terhadap anak usia sekolah.

ETIKA PROFESI | 4

TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori Efek Media
eori ini merupakan sebuah acuan dalam melihat bagaimana pengguna merespon pesan dalam media. Diantara teori efek media yang tergolong moderat, yakni teori Uses And Gratication (U & G) yang dikembangkan Kazt dan Gurevic dari mass media uses and gratication model yang dipublikasikannya untuk kali pertama pada 1974. Teori ini muncul pada setting waktu pada mana teknologi televisi berkembang sekitar tahun 1960- an. Teoritisi media tertarik tentang pilihan yang dibuat oleh oleh khalayak dalam mengkonsumsi pesan media. Asumsinya teori ini adalah bahwa khalayak aktif untuk memenuhi kebutuhannya, dorongannya. Kemudian, teori tersebut banyak diacu dalam berbagai penelitian yang terkait dengan penggunaan dan grativikasi media. Pengguna media atau biasa disebut khalayak yang terdiri dari individu (segala usia) yang secara aktif mengkonsumsi teks untuk alasan yang bermacam-macam dan dengan cara yang berbeda-beda. Lasswell mengusulkan bahwa teks pada media memiliki fungsi-fungsi berikut bagi individu dan masyarakat: pengawasan; korelasi; hiburan; budaya transmisi. Para peneliti seperti Blumler dan Katz memperluas cakupan teori ini dan mempublikasikan teorinya sendiri pada tahun 1974, yang menyatakan bahwa individu dapat memilih dan menggunakan teks untuk tujuan-tujuan berikut ini (seperti penggunaan dan kepuasan): Pengalihan/pelarian dari masalah rutin sehari-hari; Hubungan Pribadi dengan menggunakan media untuk interaksi emosional dan lainnya; Personal Identity - menemukan diri sendiri seperti yang tercermin dalam teksteks, belajar perilaku dan nilai-nilai dari teks; Surveillance - Informasi yang dapat berguna untuk hidup misalkan laporan berita tentang cuaca, keuangan, hiburan murah. Sejak itulah, daftar Penggunaan dan gratikasi telah diperpanjang, terutama ketika media baru bermunculan seperti munculnya internet dan sosial media. Sosial media dapat memberikan efek ganda terhadap anak usia sekolah. Efek ganda ini terdiri dari efek sik dan psikis dimana yang terjadi pada saat aktivitas bersosial media di internet terjadi pasti akan memunculkan dampak tersebut.

2. Sosial Media
osial media telah menjadi fenomena yang berkembang dengan beragam denisi dalam penggunaan secara umum atau didunia akademik. Sosial media umumnya mengacu pada media yang digunakan untuk mengaktifkan interaksi sosial. Istilah teknologi media sosial (TMS) mengacu pada aplikasi berbasis web dan mobile yang memungkinkan individu dan organisasi untuk membuat, terlibat, dan berbagi konten yang ada. Jika melihat secara spesik dalam lingkungan digital yang merupakan media nontradisional dikembangkan oleh pengguna individu dimana konten yang ada , yang biasanya media tradisional ( berita, majalah , radio , dan televisi) direproduksi untuk web atau aplikasi mobile. Selain tur itu, teknologi sosial media juga mengandung elemen desain yang menciptakan ruang sosial dalam dunia maya sehingga mendorong untuk melakukan interaksi dengan individu lain. Hal ini akan memperluas daya tarik teknologi dan mempromosikan teknologi tersebut untuk digunakan oleh pengguna.

ETIKA PROFESI | 5

Penggunaan media sosial melalui komputer dan perangkat mobile telah menjadi sangat luas, dan saat ini, dua media yang paling menonjol adalah Facebook dan Twitter. Facebook memungkinkan pengguna untuk membuat prol, memungkinkan orangorang prol pengguna dioperasikan untuk berinteraksi satu sama lain, memungkinkan untuk ekspresi kepentingan dan penemuan kesamaan antara pengguna, dan memungkinkan pengguna untuk membangun dan memelihara hubungan dan mengundang orang lain untuk bergabung dengan komunitas . Sebaliknya, Twitter adalah antarmuka media sosial yang memungkinkan pengguna untuk berbagi jumlah terbatas, cepat dan mudah, untuk jumlah luas pengguna lain. Dengan kedua teknologi antarmuka ini , pertukaran komunikasi bisa dilakukan secara cepat. Sehingga bisa didenisikan media social adalah seperangkat aplikasi yang berjalan dalam jaringan internet dan memiliki tujuan dasar ideologi serta penggunaan teknologi web 2.0 yang dapat berfungsi untuk saling tukar menukar konten. Pernyataan tersebut merupakan pengertian media sosial menurut ahli yang banyak dijadikan rujukan para pengguna internet (Andreas Kaplan dan Michael Haenlein).

3. Anak Usia Sekolah (Pelajar)


nak usia sekolah merupakan kriteria yang diberikan untuk anak yang sedang menjalani masa pendidikan formal maupun non formal pada rentang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Anak usia sekolah khususnya pelajar merupakan generasi bangsa yang menjadi aset sumber daya manusia yang rentang usianya antara 10 - 19 tahun. Dari segi umur anak usia sekolah dibagi menajdi 3 fase yaitu remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle adolescence (14-16 tahun) dan remaja akhir/late adolescence (1720 tahun) (Behrman, Kliegman & Jenson, 2004). Dalam perkembangannya, masa pelajar merupakan masa dimana perubahan emosi yang kian labil dan dipengaruhi lingkungan sosialnya. Denisi lain masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan sik, mental, emosional dan sosial yang berlangsung pada dekade kedua kehidupan (Pardede, 2002). Pada masa ini pelajar yang merupakan pada fase remaja memiliki keingintahuan yang tinggi. Sifat yang mudah terpengaruh dan emosi yang labil serta pencarian jati diri. Hal inilah yang membuat remaja sangat mudah dijadikan objek eksploitasi baik dari segi konsumerisme maupun tindakan lain yang berisiko tinggi seperti tindakan kriminal dan sebagainya. Jika melihat usia anak sekolah di Indonesia saat ini belum ada regulasi yang jelas dalam melakukan pengembangan pemuda selain melalui pendidikan formal dan kegiatan ekstrakulikuler. Oleh karena itu sangat terlihat bagaimana globalisasi masuk kedalam kehidupan para pelajar dengan adanya media sosial yang saat ini menjadi tren pada anak usia sekolah.

ETIKA PROFESI | 6

3. Pendekatan Yuridis
endekatan yuridis merupaka pendekatan hukum yang berkaitan dengan penggunaan dan akses teknologi informasi serta transaksi eletronik. Indonesia telah memasuki sebuah tahapan baru dalam dunia informasi dan komunikasi dalam hal ini adalah internet. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang didunia yang telah memulai babakan baru dalam tata cara pengaturan beberapa sistem komunikasi melalui media internet yakni seperti informasi, pertukaran data,transaksi online dan sebagainya. Hal itu dilakukan oleh Indonesia melalui pemerintah yang bekerjasama dengan Dewan Perwakilan Rakyat untuk membuat sebuah aturan dalam bidang komunikasi yang tertuang dalam UU ITE atau Undang-Undang Informasi dan Transaksi Eletronik. UU ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan hukum yang seringkali dihadapi diantaranya dalam penyampaian informasi, komunikasi, dan/atau transaksi secara elektronik, khususnya dalam hal pembuktian dan hal yang terkait dengan perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui sistem elektronik. Hal tersebut adalah sebuah langkah maju yang di tempuh oleh pemerintah dalam penyelenggaraan layanan informasi secara online yang mencakup beberapa aspek kriteria dalam penyampaian informasi. Namun dalam kenyataannya pendekatan yuridis ini sebenarnya telah ada yaitu UU Nomor 36 Tahun 1999 pasal 4 tentang Pembinaan Telekomunikasi yang berisi : Telekomunikasi dikuasai oleh Negara dan pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah. Pembinaan telekomunikasi diarahkan untuk meningkatkan penyelenggaraan telekomunikasi yang meliputi penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian. Dalam penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian di bidang telekomunikasi, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dengan memperhatikan pemikiran dan pandangan yang berkembang dalam masyarakat serta perkembangan global.Serta UU Nomor 36 Tahun 1999 pasal 2 yang berisi Asas dan Tujuan Telekomunikasi : Telekomunikasi diselenggarakan berdasarkan asas manfaat, adil dan merata, kepastian hukum, keamanan, kemitraan, etika, dan kepercayaan pada diri sendiri. Maka, pemerintah Indonesia mempunyai kekuasaan untuk melakukan pengaturan terhadap telekomunikasi di seluruh Indonesia, untuk melindungi negara. Juga para pengguna telekomunikasi harus menggunakan sesuai etika dan menjamin tidak mengancam keamanan bagi diri sendiri dan masyarakat.

ETIKA PROFESI | 7

ANALISIS KONSEPTUAL
Penelitian ini mengacu pada literatur yang sudah ada saat ini dan berdasarkan penelitian lain yang telah direview. Dari review yang telah dilakukan penulis membuat sebuah kerangka konseptual mengenai pengaruh penggunaan sosial media di usia anak sekolah. Berikut ini adalah diagram mengenai analisis konseptual:
POTENSI PENCAPAIAN PRESTASI ANAK
Meningkatkan

+ Dampak Positif

PERAN STAKEHOLDER ETIKA PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA

KONTROL INDIVIDU

+ Dampak Positif
PENGARUH PSIKIS

Dampak Negatif lebih dominan dalam rata-rata kasus

PENGARUH FISIK (KESEHATAN)

PENGARUH LINGKUNGAN

+ Dampak Positif

Dampak Negatif

SOSIAL MEDIA

Analisis konseptual diatas menggambarkan bahwa sosial media menjadi salah satu faktor dalam menentukan potensi pencapaian prestasi siswa. Hal ini disebabkan peningkatan pengguna sosial media dikalangan pelajar yang meningkat serta terdapat tiga dampak utama yang akan mempengaruhi kontrol individu pada pelajar khususnya usia remaja yaitu : 1. Pengaruh Secara Psikis (Mental) 2. Pengaruh Secara Fisik (Medis) 3. Pengaruh Perubahan Lingkungan (Social Force) dimana terdapat peran stakeholder dalam memberikan kontrol dan konseling melalui stakeholder disekolah dan keluarga terutama orang tua. Selain itu harus terdapat peran dari pemerintah dalam memberikan kebijakan penggunaan sosial media khususnya bagi anak usia sekolah. Dalam analisis konseptual ini memberikan gambaran bagaimana proses dampak negatif dikelola oleh kontroler baik dari individu sendiri yaitu pelajar dan juga stakeholder. Dampak negatif ini harus mampu dikelola untuk meningkatkan output dampak positif. Karena salah satu tujuan dalam meningkatkan potensi prestasi anak usia sekolah adalah memperbesar dampak positif penggunaan sosial media. Karena dampak negatif lebih banyak dari pada dampak positifnya.

ETIKA PROFESI | 8

PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan lebih detail mengenai analisis konseptual. Selain itu pada bab ini akan memberikan gambaran korelasi antara etika dalam bersosial media dengan potensi pencapaian belajar siswa disekolah. Pertama terdapat analisis mengenai dampak sosial media yaitu seperti gamar dibawah ini:
PENGARUH PSIKIS PENGARUH FISIK (KESEHATAN) PENGARUH LINGKUNGAN

Dampak Negatif

SOSIAL MEDIA

1. Pengaruh Sosial Media Terhadap Anak Usia Sekolah


Telah kita ketahui bahwa anak usia sekolah yang tergolong dari anak SD, SMP dan SMA merupakan kondisi dimana rasa ingin tahu yang tinggi. Selain itu pengaruh lingkungan bermain, sekolah dan keluarga juga sangat menentukan bagaimana kematangan berpikir anak pada usia tersebut. Melihat fenomena yang ada saat ini yaitu meningkatnya pengguna sosial media dikalangan remaja khususnya pelajar memberikan pandangan bahwa pelajar pada saat ini sangat mengikuti tren teknologi yang ada. Banyak motif mengapa pelajar di Indonesia ingin mengikuti tren teknologi media sosial. Selain sebagai salah satu alat berinteraksi ternyata terdapat motif lain yang dianggap lebih prestisius atau gaul dibanding teman lain yang tidak memiliki. Selain itu motif dalam akses yang berlebihan bisa biasanya dilakukan karena ingin mendapatkan hiburan. Beberapa pelajar mengakui membuka facebook, twitter dan media sosial lain hanya untuk hiburan. Namun jika dianalisis lebih dalam ternyata terdapat beberapa pengaruh yang telah diklasikasikan menjadi 3 yaitu pengaruh secara psikis atau mental, sik (medis) dan juga pengaruh lingkungan (sosial force).

1.1 Pengaruh Terhadap Psikis


Pengaruh sosial media terhadap anak usia sekolah sangatlah krusial karena masa rasionalisme anak dimulai sejak masuk sekolah. Dengan adanya sosial media sebenarnya pengaruh globalisasi sangat mudah untuk masuk dan sekara psikis atau mental akan lebih merasuk kedalam pikiran anak usia sekolah. Terlebih lagi jika tidak ada kontrol dari beberapa stakeholder dan orang tua anak. Maka dari itulah muncul kemungkinan potensi dampak negatif terhadap psikis mengenai pola pikir anak. Ditambah munculnya beberapa tipe kejahatan yang menggunakan media sosial sebagai perantara dalam melakukan brainwash atau pencucian otak untuk tindakan terorist dan sebagainya. Untuk itu berikut ini dampak sosial media terhadap sisi psikis anak :

ETIKA PROFESI | 9

Turunnya sifat tanggung jawab terhadap pendidikannya. Jika dilihat hampir tiap hari khususnya pelajar usia SMP sampai dengan SMA memiliki akun media sosial dan melakukan akses terhadap media sosial hal ini menurunkan waktu belajar Pelajar menjadi acuh terhadap orang disekitarnya. Menurut beberapa pemberitaan dimedia, seorang anak lebih memilih berbicara atau memposting permasalahan di sosial media dari pada bercerita dengan teman atau keluarga. Menurut Karman, salah satu penulis Jurnal Kominfo yang melakukan survey terhadap orang tuanya ternyata terdapat dampak yang juga dirasakan oleh orang tua meliputi : sikap anak yang cenderung lebih keras terhadap orang tua, meningkatnya sikap tidak peduli terhadap orang tua karena memiliki pelampiasan ke sosial media dan adanya kecenderungan bahaya terhadap pengaruh rasionalisasi pola pikir anak dengan banyaknya propaganda dan lingkungan yang buruk yang muncul di sosial media

Dampak psikis atau mental diatas merupakan sebagian kecil dari dampak keseluruhan terhadap fenomena yang terjadi pada anak usia sekolah. Walaupun terdapat dampak positif seperti kemudahan orang tua dalam mengawasi anak bermain karena disediakan berbagai macam fasilitas teknologi informasi, namun orang tua juga harus sadar akan rasionalisasi pola pikir tumbuh kembang anak dimana dimensi yang dilalui hanya menggunakan internet dan sosial media. Hal ini sangat berbahaya karena dapat mempengaruhi secara psikis seperti sikap dan sifat, cara berinteraksi dengan orang lain dan bahkan tindakan-tindakan beresiko lain.

1.2 Pengaruh Terhadap Fisik (Medis)


Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang medis atau kesehatan, maka cukup banyak resiko yang harus dihadapi oleh anak yang terlalu sering menggunakan media sosial. Menurut hasil riset dari Karman (Jurnal Kominfo), anak usia SD, SMP dan SMA, melakukan akses terhadap internet dan sosial media melalui personal komputer dan mobile. Dengan cukup banyaknya radiasi yang dihasilkan oleh kedua benda tersebut, serta ditambah resiko penggunaan secara sik, berikut ini dampak negatif dari penggunaan sosial media :

Jika terlalu lama, maka akan mengganggu pertumbuhan khususnya pembengkokan tulang belakang karena terlalu sering duduk membungkuk didepan PC. Rawan terhadap serangan jantung atau penyakit jantung. Sebuah riset diamerika memberikan gambaran mengenai pembakaran kalori. Jika terlalu sering menggunakan komputer, atau pun handphone maka aktivitas pun menurun, dan pembakaran lemak menurun pula. Hal ini dapat mengakibatkan penumpukan lemak di pembuluh darah. Selain itu obesitas juga menjadi salah satu resikonya. Meningkat potensi kerusakan mata. Dampak penggunaan sosial media yang terlalu lama melalui PC ataupun handphone dapat meningkatkan resiko kerusakan mata. Penggunaan PC, handphone dengan posisi yang tidak benar bisa mengganggu organ tubuh seperti otak, alat reproduksi dan jaringan lain yang rentan terhadap radiasi. Dan gangguan kesehatan lain seperti gangguan tidur, gangguan suasana hati (mood disoster) dan depresi

ETIKA PROFESI | 10

1.3 Pengaruh Terhadap Kehidupan Sosial (Social Norms)


Sosial media ternyata juga mempengaruhi kehidupan sosial secara nyata dalam kehidupan anak usia sekolah. Kehidupan sosial nyata tetap tidak dapat digantikan oleh kehidupan sosial secara maya karena sebenarnya sosial media hanya merupakan tools. Namun semakin tingginya peningkatan pengguna dikalangan pelajar hal ini memunculkan kekhawartiran mengenai perubahan tingkah laku dalam masyarakat. Sebagai contoh karena lingkungan pelajar sekarang baru terdapat tren penggunaan smartphone maka secara tidak langsung pelajar yang tidak memilikinya akan terangsingkan dan ini dapat memaksa anak tersebut untuk menggunakan/ membeli smartphone dengan segala upaya. Hal inilah yang disebut dengan sosial norms. pada tindakan bunuh diri Secara pengertian sendiri sosial norms adalah sebuah pemahaman bagaimana anggota dalam kelompok sosial tersebut mengikuti kebiasaan atau pemahamaan, alat peraga atau kebutuhan dalam kelompok tersebut. Sehingga tidak jarang terdapat tindak pidana yang dilakukan oleh pelajar karena terkena bullying dari teman-temannya. Selain itu bahkan beberapa kasus yang terjadi sangat ekstrim karena dapat membuat seorang pelajar stres, tidak bersemangat bahkan sampai bunuh diri.

2. Korelasi Ketiga Pengaruh Terhadap Potensi Pencapaian Anak Usia Sekolah


Setelah melakukan identikasi dampak negatif dari ketiga faktor pengaruh tersebut, berikut ini adalah korelasi antara ketiganya dalam menurunkan potensi pencapaian belajar anak usia sekolah berdasarkan penggunaan sosial media yang terlalu lama atau overtime.
No. 1. Dampak Negatif Turunnya sifat tanggung jawab terhadap pendidikannya. Pelajar menjadi acuh terhadap orang disekitarnya. Jenis Pengaruh Psikologis Korelasi Terhadap Potensi Prestasi Waktu belajar berkurang, Sering lupa terhadap waktu sehingga prestasi belajar rendah Minim bantuan dari orang terdekat khususnya orang tua. Sehingga kadang tidak memiliki pemecahan masalah dari yang dihadapinya. Tidak dapat menerima kritik atau pun saran, sehingga sulit dikontrol untuk diarahkan dalam berprestasi 1. Dapat mengganggu proses belajar. 2. Dapat menurunkan rasa percaya diri 3. Dapat menurunkan produktivitas belajar Terlalu berpikir terhadap gaya hidup sosial sehingga dapat mengganggu proses belajar. Kebiasaan melakukan bullying dapat mengurangi sifat kritis dalam berpikir Kebiasaan melakukan akses kekonten porno dapat mengganggu kesehatan psikis, fisik dan sosial, hal ini jelas berefek negatif

2.

Psikologis

3.

Perubahan sikap anak cenderung lebih keras Pembengkokan tulang belakang karena posisi duduk yang terlalu lama Penurunan Kesehatan Mata Terkena radiasi pada organ tertentu Munculnya Sosial Norms

Psikologis

4.

Fisik (Medis)

5. 6. 7.

Fisik (Medis) Fisik (Medis) Sosial

Dari penjelasan tabel disamping terdapat korelasi dimana sosial media ternyata dapat menurunkan potensi pelajar dalam berprestasi baik secara psikologis, sik maupun sosial. Namun selain dampak negatif diatas terdapat dampak positif jika sosial medai dgunakan secara benar.

8. 9.

Bullying melalui media sosial atau secara langsung Mudahnya memperoleh hal Pornography dan semacamnya

Sosial (Psikis) Psikis, Fisik, dan Sosial

ETIKA PROFESI | 11

3. Dampak ProSosial
Selain korelasi diatas dampak negatif terhadap potensi prestasi pelajar, terdapat dampak positif pula yang dapat meningkatkan potensi prestasi. Dampak ini merupakan akumulasi dari nilai positif dari internet yaitu Memberikan ruangan akses informasi yang luas untuk pelajar dalam mendapatkan ilmu pengetahuan Memberikan media terhadap pelajar dalam berekspresi dan mengemukakan pendapat Memberikan wadah interaksi yang cepat dan murah Dapat digunakan sebagai sarana dalam melatih kewirausahaan secara online Memperluas jaringan pertemanan Sosial media juga dapat mengembangkan kemampuan pelajar dalam bidang online digital Selain itu dalam dunia pendidikan sosial media dapat dijadikan alat dalam melakukan share ilmu. Sosial media juga dapat menggali pertemenan dengan pelajar dimasa lalu sehingga meningkatkan persaudaraan terhadap teman sejawatnya.

4. Solusi yang Dihasilkan


Pada tahap ini merupakan bab pencarian solusi. Jika melihat kembali kedalam gambar analisis konseptual maka tahap ini merupakan bagian dari kontrol stakeholde yang terdiri dari orang tua, pengajar dan juga pemerintah.
PERAN STAKEHOLDER ETIKA PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA

Pola Pikir Positif

KONTROL INDIVIDU

PENGARUH PSIKIS

Dampak Negatif

PENGARUH FISIK (KESEHATAN)

PENGARUH LINGKUNGAN

SOSIAL MEDIA

Dari analisis konseptual dapat terlihat bahwa area kontrol dalam menghadapi pengaruh dari sosial media akan melalui kontrol stakeholder dan interaksi dengan individu dapat memberikan pola pikir positif. Untuk memberikan pola pikir yang positif perlu adanya element dalam mengontrolnya yaitu orang tua, pemerintah, pengajar serta komunitas yang mungkin dapat berkontribusi sebagai salah satu gerakan sosialisasi terhadap pelajar. Untuk itu perlu adanya solusi dengan berbagai macam pendekatan, mulai dari peran masing-masing stakeholder dan pendekatan yuridis atau hukum dari kebijakan pemerintah.

ETIKA PROFESI | 12

4.1 Peran Orang Tua


Keluarga dan orang tua memegang peran kunci terhadap pola pikir tumbuh kembang anak usia sekolah khususnya dalam melakukan kontrol terhadap hak akses putra-putrinya. Melihat tingginya peningkatan pelajar yang menggunakan sosial media maka orang tua harus ekstra memberikan kontrol terhadap anakya. Jika terdapat kekurangan dalam pemahaman teknologi saat ini, orang tua dapat berkolaborasi dengan guru, pemerintah atau bahkan komunitas untuk memberikan pemahaman mengenai penggunaan dan bagaimana cara melakukan kontroling yang benar. Peran orang tua dalam melakukan kontroling dapat dilakukan dengan cara: Tidak membelikan pulsa terlalu banyak agar akses internet tidak terlalu banyak digunakan Melakukan lter terhadap penggunaan internet dirumah dengan aplikasi anti pornogra Melakukan pengecekan terhadap alamat website yang dikunjungi oleh anaknya Tidak memanjakan anak dengan membelikan handphone diluar kebutuhannya. Selanjutnya orang tua juga dapat membuat reward and punishment dalam keluarga untuk memberikan kedisiplinan terhadap putra-putrinya khususnya dalam pencapaian prestasi. Meningkatkan kepekaan terhadap kondisi anak khususnya jika terlihat terlalu sering memegang komputer atau handphone wajib menegurnya. Orang tua juga dapat memberikan pengetahuan mengenai batasan batasan yang dapat dilakukan di social media. Selain itu dapat memonitoring para pelajar dalam mengakses social media. Jika dimungkin orang tua dapat melakukan tracking terhadap sosial media yang digunakan oleh anaknya sehingga dapat dilihat bagaimana jenis pergaulan dunia maya.

4.2 Peran Pengajar (Guru)


ada masa remaja, rasionalisme pola pikir anak usia ini sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Tidak terkecuali lingkungan sekolahnya. Pada sekolah biasanya remaja akan membandingkan dirinya dengan para teladan seperti kakak tingkatnya ataupun gurunya. Namun sering kali guru tidak sadar dalam pengamatan siswanya. Bahkan secara terang-terangan terdapat guru yang melakukan tindakan tidak sesuai dengan apa yang diinstruksikan oleh dirinya sendiri. Sebagai contoh ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung tidak diperbolehkan menghidupkan handphone. Namun yang terjadi adalah guru secara leluasa menggunakannya sedangkan murid melihat hal tersebut sebagai salah satu inkonsistensi peraturan yang dibuat. Sehingga sering kali kitamelihat banyak siswa yang melakukan tindakan tidak beretika disekolah, mulai dari sering mencuri waktu di waktu belajar mengajar untuk membuka sosial media. Bahkan pada kasus yang terjadi di SMP 4 Jakarta merupakan salah satu bukti kurangnya perhatian guru atau pengajar terhadap tindakantindakan yang diluar norma untuk itu terdapat beberapa peran yang harus dilakukan pengajar yaitu : Memberikan pendidikan khusus mengenai aturang dan norma menggunakan sosial media Menjadi tauladan terhadap penegakan aturan-aturan yang berlaku disekolah, tidak terkecuali penggunaan handphone Melakukan kontroling terhadap anak didiknya agar terjalin hubungan yang baik antara murid dan guru Memberikan laporan terhadap orang tua terkait peforma anaknya sehingga terjalin penyeleseian masalah yang terintegrasi antara orang tua murid dengan guru.

ETIKA PROFESI | 13

4.3 Peran Pemerintah (Pendekatan Yuridis)


Peran pemerintah juga sangat krusial dalam melakukan kontroling terhadap penggunaan sosial media pada remaja khususnya dalam bentuk kebijakan, aturan dan juga penyadaran hukum serta sistem pendidikan. Berikut ini beberapa peran yang dapat dilakukan pemerintah dalam membantu orang tua melakukan kontrol terhadap putra-putrinya. Membuat sebuah sistem terpadu mengenai penggunaan internet dilingkungan sekolah, sehingga segala akses dari pelajar ke internet dapat dimonitoring. Membatasi akses internet disekolah ke sosial media khususnya pada jam kegiatan belajar mengajar berlangsung Membuat kebijakan mengenai edukasi undang-undang transaksi elektronik (UU ITE) untuk memberikan penyadaran akan etika dalam menggunakan internet. Memberikan program pengembangan skill dalam bidang digital atau online untuk pelajar yang ingin meningkatkan kemampuan dalam bidang ini. Selain itu pemerintah juga dapat memberikan edukasi terhadap stakeholder sekolah guna memberikan bekal sekolah dalam melakukan kontrol terhadap siswanya.

4.4 Peran Masyarakat dan Komunitas


Peran masyarakat dan komunitas dalam memberikan kontrol terhadap remaja khususnya sangat penting. Karena salah satu hal yang membentuk perilaku mereka adalah lingkungan. Masa remaja merupakan masa dimana mereka mulai terjun kedalam masyarakat. Dalam ruang lingkup lokasi rumah atau pun sekolah. Maka dari itu sangat penting bagi masyarakat untuk berperan aktif terhadap kontrol remaja pada dewasa ini. Berikut ini merupakan beberapa peran yang dapat dilakukan oleh masyarakat : Jika masyarakat adalah pengusaha warung internet, maka sebisa mungkin memberikan batasan untuk remaja dalam masuk ketempatnya seperti pemberian jam pelajar tidak boleh masuk dan rewall untuk konten porno Jika masyarakat melihat adanya ketidakpantasan terhadap perilaku pelajar supaya dilaporkan ke pihak yang berwenang agar dapat segera di tanggapi. Masyarakat dilingkunga rumah tinggal remaja tersebut hendaknya juga memberikan sugesti untuk berinteraksi secara nyata dari pada didunia maya. Berbeda dengan komunitas, ada baiknya gerakan mengenai internet sehat dan gerakan lain dimulai dikalangan remaja. Karena hampir 51 % pengguna internet adalah remaja. Untuk itu ada beberapa peran yang dapat dilakukan yaitu : Melakukan gerakan penyadaran internet sehat. Tidak hanya mengenai kontent yang berbau pornogra namun juga mengenai penggunaan alat pendukung telekomunikasi yang aman dan tidak beresiko Melakukan kajian strategis mengenai pengembangan pendidikan berbasis ICT, karena hal ini sangat penting untuk diberikan pada anak usia remaja untuk memberikan kesadaran hukum khusus dalam penggunaan media sosial Melakukan sosialisasi mengenai etika dalam menggunakan sosial media.

ETIKA PROFESI | 14

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari penelitian ini diketahui bahwa cukup banyak pelajar yang menggunakan sosial media namun tidak menyadari bagaimana dampak negatifnya terhadap diri mereka sendiri maupun lingkunganya. Untuk itu dampak negatif dari sosial media seharunya dapat dikelola untuk meningkatkan potensi prestasi anak usia sekolah khususnya remaja. Dari model analisis konseptual diperoleh bahwa dampak negatif yang berkembang disosial media lebih banyak daripada dampak positif secara langsung terhadap pelajar. Namun jika dikelola dan dikontrol dengan baik oleh stakeholder yang terdiri dari keluarga, pemerintah, pengajar, komunitas serta dirinya sendiri maka dampak positif penggunaan sosial media dapat dijadikan salah satu sarana peningkatan potensi prestasi pada anak usia sekolah.

5.2 Saran
Saran dari penilitian ini adalah peran kontrol dari stakeholder yaitu orang tua, pemerintah, pengajar atau sekolah serta komunitas harus lebih peka terhadap fenomena sosial media dikalangan anak usia sekolah di Indonesia. Hal ini wajib dilakukan untuk mengurangi resiko dampak negatif yang semakin tinggi. Selain itu agar dapat memberikan sebuah solusi yang strategis maka penelitian ini harus dilanjutkan dan lebih dalam lagi menggali kearah pembuatan rencana strategis. Agar solusi yang disampaikan lebih detail dan sibel untuk dilaksanakan.

ETIKA HALAMAN PROFESI | 15

DAFTAR PUSTAKA
Karman, 2012, Pola Penggunaan Media Digital Di Kalangan Anak Dan Remaja (Kasus di Kota Jayapura Provinsi Papua). Jurnal Kementrian Teknologi dan Informasi. Courtois, Mechant, De Marez, Verleye. Grativication and Seeding Behavior of Online Adolescent. Journal of Computer-Mediated Communication, 15 (2009) 109137 Davis, Deil-Amen, Rios-Aguilar, & Gonzalez Canche, 2012, Social Media in Higher Education. Journal of Higher Education University of Arizona Perdana, Deni Putra, 2011. Pengaruh Sosial Media Terhadap Generasi Bangsa Muda Indonesia. STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Rachmat, Bayu Syerly, 2013. Digital Marketing Landscape in Indonesia. Digital Marketing 3M Indonesia. Hendrawan, H. L. (2012, December 18). Dampak Sosial Media Terhadap Anak. Retrieved December 30, 2013, from Teknologi Kompasiana: http://teknologi.kompasiana.com/internet/2012/12/18/dampak-sosial-mediaterhadap-anak-516992.html Kominfo : Pengguna Internet di Indonesia 63 Juta Orang. (2013, November 07). Retrieved December 28, 2013, from Kominfo: http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+%3A+Pengguna +Internet+di+Indonesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker#.Ur60Y_QW2e4 Data Statistik Asosiasi Penyedian Layanan Internet, APJJI. 2012. From APJII : http://www.apjii.or.id/v2/index.php/read/page/halaman-data/9/statistik.html (n.d.). Retrieved 12 30, 2013, from http://eprints.uny.ac.id/7679/3/bab%202%20-%2005103241021.pdf (n.d.). Retrieved 12 30, 2013, from http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22895/4/Chapter%20II. pdf (n.d.). Retrieved 12 30, 2013, from http://eprints.uny.ac.id/9749/3/bab%202%20-08520244026.pdf

Vous aimerez peut-être aussi