Vous êtes sur la page 1sur 21

PERSPEKTIF REMAJA TUNAGRAHITA TENTANG PELECEHAN SEKSUAL DI SLBN II GARUT

Tsaalits Muharroroh 2201101000016

Latar Belakang
Tunagrahita merupakan gangguan yang terdapat pada fungsi

intelektual, memiliki IQ ( intelligence quotient) kurang dari 70, diketahui


sebelum usia 18 tahun dan disertai kerusakan pada fungsi adaptif ( APA :1994)

Data jumlah anak berkebutuhan Khusus di Indonesia : 1. WHO : 7-10 % dari total jumlah anak 2. BPS : 1.5 juta jiwa/ 0.7% dari total jumlah penduduk 3. BPS : Populasi tunagrahita tertinggi ke 2 setelah tunarungu

Cont

Hasil Penelitian Sebelumnya: 1. penelitian (Nurhastuti : 2009) tunagrahita mengalami kebingungan tentang seksualitas dan tidak sedikit yang melakukan pelecehan seksual terhadap sesama atau menjadi objek pelecehan seksual dari orang yang tidak bertanggung jawab.

2. Hasil penelitian (Kusumaningrum , dkk : 2012) orangtua Tunagrahita


dan pihak SLB tidak menyampaikan tentang pendidikan kesehatan reproduksi termasuk pelecehan seksual

Cont
kasus yang paling baru menjadi topik utama ialah kasus pelecehan seksual pada penyadang tunagrahita ringan di salah satu SLBN Garut Kota. Terdapat tujuh siswi tunagrahita yang dilaporkan menjadi korban pelecehan seksual oleh guru olahraga

sekolah tersebut.
Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang dilaporkan banyak kasus pelecehan seksual,menurut laporan dari LPA (Lembaga Perlindungan

Anak) Garut menempati posisi keempat kasus pelecehan seksual diantara 26


kabupaten/kota se Jawa barat yaitu setelah Depok, Cimahi dan kota Bandung Jumlah korban yang melapor bulan Juli -Agustus 2013 terdapat 58 kasus yang terjadi terhadap anak.

Hasil Studi Pendahuluan


Berdasarkan wawancara terhadap 6 siswa-siswi SMALB:
1. Tunagrahita mengaku mengalami perasaan saling suka kepada lawan jenis, 2. tiga siswa sudah menjalani pacaran sejak usia SMP 3. keinginan mereka setelah lulus dari SMALB ada yang ingin menikah dan ada juga yang ingin bekerja dulu. 4. mereka ada yang mengaku pernah mengetahui tentang pelecehan seksual dan ada pula yang mengaku tidak tau.

Cont

Hasil Wawancara kepada Guru kelas : Siswa sesama temannya sering memperlihatkan saling menyukai dengan cara memeluk atau hanya bergandengan tangan. Tim guru tidak pernah melihat perilaku berlebihan lainnya Sekolah mengetahui kasus pelecehan tersebut setelah mendapat laporan dari orang tua korban

Tim guru mencari tahu kebenaran laporan tersebut dengan mewawancarai semua
korban dan hasinya bisa dibenarkan. Persepsi mereka tentang kasus pelecehan seksual berbeda-beda

Identifikasi Masalah

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum Menguraikan secara umum gambaran persfektif remaja tunagrahita tentang pelecehan seksual. Tujuan Khusus makna

Upaya Menghindari

Perspektif Remaja Tunagrahita

Bentukbentuk

Pengalaman Dampak Respon

Manfaat Penelitian

Bagi Institusi
(sekolah)

Diharapkan jadi masukan untuk mulai mengadakan pendidikan kesehatan tentang reproduksi dan hasil penelitian ini menjadi salah satu referensi awal.

Bagi
Tenaga Kesehatan atau Profesi

sumbangan aplikatif bagi tenaga kesehatan terutama perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang seksualitas kepada ABK

Manfaat Penelitian

Bagi orangtua & Masyarakat

memberikan informasi mengenai pandangan remaja tunagrahita tentang pelecehan seksual

Bagi Penelitian Selanjutnya

referensi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan masalah seksualitas pada remaja tunagrahita.

Metode Penelitian

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Variabel

Menggunakan Penelitian Kualitatif Deskriptif

Persfektif Remaja Tunagrahita

Definisi Konseptual & Operasional

1. Perspekti 2.Tunagrahita
Pembagian tunagrahita menurut DSM IV (APA, 1994):
Klasifikasi
Tunagrahita ringan Tunagrahita sedang Tunagrahita berat

IQ
50-55 sampai kira-kira 70 35-40 sampai 50-55 20-25 sampai 35-40

Tunagrahita sangat berat

kurang dari 20 atau 25

3. Pelecehan Seksual

Populasi

Populasi penelitian ini adalah penyandang tunagrahita yang sekolah di SLBN II Garut, kecamatan Tarogong Kabupaten Garut

Partisipan pada penelitian ini adalah remaja tunagrahita yang memiliki IQ lebih dari 50 atau termasuk kategori tunagrahita ringan yang duduk di tingkat SMALB

Kriteria Partisipan
Kriteria Inklusif Mampu berkomunikasi jelas Memahami bahasa Indonesia Usia 16-24 tahun Bersedia menjadi partisipan dengan memberikan persetujuan (informed consent) kriteria Eklusif Tidak dapat melanjutkan wawancara sampai pertanyaan selesai Jawaban partisipan tidak sesuai dengan pertanyaan penelitian

Company Logo

Etika Penelitian

Benefcence (sesuai prosedur dan tujuan penelitian)

Anonimity (Tanpa Nama)

Etika Penelitian

Confidentiality (Kerahasiaan)

Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian kualitatif ni adalah wawancara mendalam (indepth interview) dengan pertanyaan terbuka namun terstuktur, Wawancara mendalam juga dilengkapi dengan catatan lapangan (field note) untuk mengidentifikasi situasi yang terjadi selama proses wawancara. Prosedur pengumpulan data penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap persiapan,tahap pelaksanaan dan tahap terminasi.

Instrumen

peneliti sendiri pendamping peneliti (Guru Kelas Partisipan) perekam suara (MP4) pedoman wawancara pedoman catatan lapangan.

Pengolahan & Analisa Data


Proses analisa data pada penelitian kualitatif ini menggunakan metode colaizzs methode yang memerlukan enam tahap proses analisa data (polit & back, 2004)

1
Transkrip wawancara ditulis dan digabungkan dengan catatan lapangan.

2
Membaca transkrip secara berulangulang

3
Membuat kategori pernyataan -penyataan

4
Menentukan kategori pernyataan menjadi beberapa subtema dan tema.

5
Mengelomp okan tematema yang sejenis kemudian dibandingk an transkrip awal

6
Deskripsi yang membingungk an dikembangkan dengan cara menghubungi kembali partisipan

Keabsahan Data
1. Derajat Kepercayaan (credibility) perpanjangan keikutsertaan ketekunan pengamatan, metode triangulasi pemeriksaan sejawat, kecukupan referensi dan uraian rinci.

2. keteralihan (transferability)
menggambarkan tema-tema hasil penelitian kepada partisipan baru yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

3. Kebergantungan (dependability) melibatkan penelaah eksternal (external reviewer) dalam penelaahan data dan dokumen yang mendukung secara menyeluruh dan detail.

4. kepastian (confirmability)
mengumpulkan hasil wawancara dan catatan lapangan kepada dosen pembingbing dan meminta analisis pembanding.

Lokasi dan Waktu Penelitian

SLBN II Garut Kota

Februari 2014

LOGO

Vous aimerez peut-être aussi