Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Latar Belakang
Tunagrahita merupakan gangguan yang terdapat pada fungsi
Data jumlah anak berkebutuhan Khusus di Indonesia : 1. WHO : 7-10 % dari total jumlah anak 2. BPS : 1.5 juta jiwa/ 0.7% dari total jumlah penduduk 3. BPS : Populasi tunagrahita tertinggi ke 2 setelah tunarungu
Cont
Hasil Penelitian Sebelumnya: 1. penelitian (Nurhastuti : 2009) tunagrahita mengalami kebingungan tentang seksualitas dan tidak sedikit yang melakukan pelecehan seksual terhadap sesama atau menjadi objek pelecehan seksual dari orang yang tidak bertanggung jawab.
Cont
kasus yang paling baru menjadi topik utama ialah kasus pelecehan seksual pada penyadang tunagrahita ringan di salah satu SLBN Garut Kota. Terdapat tujuh siswi tunagrahita yang dilaporkan menjadi korban pelecehan seksual oleh guru olahraga
sekolah tersebut.
Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang dilaporkan banyak kasus pelecehan seksual,menurut laporan dari LPA (Lembaga Perlindungan
Cont
Hasil Wawancara kepada Guru kelas : Siswa sesama temannya sering memperlihatkan saling menyukai dengan cara memeluk atau hanya bergandengan tangan. Tim guru tidak pernah melihat perilaku berlebihan lainnya Sekolah mengetahui kasus pelecehan tersebut setelah mendapat laporan dari orang tua korban
Tim guru mencari tahu kebenaran laporan tersebut dengan mewawancarai semua
korban dan hasinya bisa dibenarkan. Persepsi mereka tentang kasus pelecehan seksual berbeda-beda
Identifikasi Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum Menguraikan secara umum gambaran persfektif remaja tunagrahita tentang pelecehan seksual. Tujuan Khusus makna
Upaya Menghindari
Bentukbentuk
Manfaat Penelitian
Bagi Institusi
(sekolah)
Diharapkan jadi masukan untuk mulai mengadakan pendidikan kesehatan tentang reproduksi dan hasil penelitian ini menjadi salah satu referensi awal.
Bagi
Tenaga Kesehatan atau Profesi
sumbangan aplikatif bagi tenaga kesehatan terutama perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang seksualitas kepada ABK
Manfaat Penelitian
referensi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan masalah seksualitas pada remaja tunagrahita.
Metode Penelitian
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Variabel
1. Perspekti 2.Tunagrahita
Pembagian tunagrahita menurut DSM IV (APA, 1994):
Klasifikasi
Tunagrahita ringan Tunagrahita sedang Tunagrahita berat
IQ
50-55 sampai kira-kira 70 35-40 sampai 50-55 20-25 sampai 35-40
3. Pelecehan Seksual
Populasi
Populasi penelitian ini adalah penyandang tunagrahita yang sekolah di SLBN II Garut, kecamatan Tarogong Kabupaten Garut
Partisipan pada penelitian ini adalah remaja tunagrahita yang memiliki IQ lebih dari 50 atau termasuk kategori tunagrahita ringan yang duduk di tingkat SMALB
Kriteria Partisipan
Kriteria Inklusif Mampu berkomunikasi jelas Memahami bahasa Indonesia Usia 16-24 tahun Bersedia menjadi partisipan dengan memberikan persetujuan (informed consent) kriteria Eklusif Tidak dapat melanjutkan wawancara sampai pertanyaan selesai Jawaban partisipan tidak sesuai dengan pertanyaan penelitian
Company Logo
Etika Penelitian
Etika Penelitian
Confidentiality (Kerahasiaan)
Teknik yang digunakan dalam penelitian kualitatif ni adalah wawancara mendalam (indepth interview) dengan pertanyaan terbuka namun terstuktur, Wawancara mendalam juga dilengkapi dengan catatan lapangan (field note) untuk mengidentifikasi situasi yang terjadi selama proses wawancara. Prosedur pengumpulan data penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap persiapan,tahap pelaksanaan dan tahap terminasi.
Instrumen
peneliti sendiri pendamping peneliti (Guru Kelas Partisipan) perekam suara (MP4) pedoman wawancara pedoman catatan lapangan.
1
Transkrip wawancara ditulis dan digabungkan dengan catatan lapangan.
2
Membaca transkrip secara berulangulang
3
Membuat kategori pernyataan -penyataan
4
Menentukan kategori pernyataan menjadi beberapa subtema dan tema.
5
Mengelomp okan tematema yang sejenis kemudian dibandingk an transkrip awal
6
Deskripsi yang membingungk an dikembangkan dengan cara menghubungi kembali partisipan
Keabsahan Data
1. Derajat Kepercayaan (credibility) perpanjangan keikutsertaan ketekunan pengamatan, metode triangulasi pemeriksaan sejawat, kecukupan referensi dan uraian rinci.
2. keteralihan (transferability)
menggambarkan tema-tema hasil penelitian kepada partisipan baru yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
3. Kebergantungan (dependability) melibatkan penelaah eksternal (external reviewer) dalam penelaahan data dan dokumen yang mendukung secara menyeluruh dan detail.
4. kepastian (confirmability)
mengumpulkan hasil wawancara dan catatan lapangan kepada dosen pembingbing dan meminta analisis pembanding.
Februari 2014
LOGO