Vous êtes sur la page 1sur 18

1a.

Menurut Luther M.Gullick dalam karyanya Papers on the Science

of Administration mengatakan bahwa fungsi organik administration dan manajemen adalah POSDCORB yaitu : Planning (Perencanaan) : Menurut Drs. Malayu Hasibuan, planning atau perencanaan adalah sebuah keputusan yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Prajudi Atmusudirdjo, perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa dan bagaimana. Sedangkan menurut Bintoro Tjokroamidjojo

perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Kesimpulan perencanaan (planning) adalah suatu proses yang meliputi pengambilan

keputusan, penentuan tindakan, dan penyusunan secara garis besar yang memuat sesuatu yang harus dikerjakan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Organizing (Pengorganisasian) : Menurut Sondang Siagian, pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokkan orang, alat, tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan. Menurut Drs.H.Malayu S.P.Hasibuan adalah suatu proses penentuan ,pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktifitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktifitas-aktifitas tersebut. Sedangkan menurut Drs. M.Manullan G, pengorganisasian adalah suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan dilakukan pembatasan tugastugas atau tanggung jawab serta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara unsur-unsur organisasi,sehingga

memungkinkan orang-orang dapat bekerja bersama-sama seefektif

mungkin untuk pencapaian tujuan. Maka kesimpulannya adalah suatu aktifitas dalam menyusun struktur yang dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Staffing (Penyediaan Staf) : Menurut Henry Fayol staffing adalah recruitment latihan dan pengembangan serta penempatan da pemberian orientasi pada karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif. Sedangkan menurut harold koentz staffing adalah penyusunan kepegawaian pada suatu organisasi dari awal masa penerimaan, seleksi, orientasi, pelatihan dan

pengembangan karir hingga menggerakan pegawai agar setiap tenaga kerja yang ada memberikan dan melaksanakan suatu kegiatan yang menguntungkan organisasi. Kesimpulannya adalah kegiatan dalam menentukan tenaga kerja sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing dalam organisasi. Directing (Pengarahan) : Menurut Lyndall F.Urwick adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi

bimbingan,saran,perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula. Sedangkan menurut Harold Koentz adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pemberian perintah dan saran agar para bawahan Maka dapat mengerjakan tugas yang adalah

dikehendaki

manajer.

kesimpulannya

directing

merupakan kegiatan yang berhubungan dengan usaha, bimbingan, perintah dan instruksi agar tujuan yanng telah ditentukan dapat dicapai. Coordinating (Koordinasi) ; Menurut Lyndall F.Urwick merupakan satu daru berbagai fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agat tidak terjadi kekacauan,percekcokan,kekosongan kegiatan dengan jalan menghubungkan,menyatukan dan

menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Menurut

Luther Gullick coordinating adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agae kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya diantara para anggota itu sendiri. Maka kesimpulannya adalah suatu kegiatan yang

berhubungan dengan usaha menyatukan dan mengarahkan kegiatan dari seluruh komponen organisasi agar setiap gerak dan langkahnya tertuju pada tujuan. Reporting (Pelaporan) : Menurut Luther Gullick adalah fungsi yang berkaitan dengan pemberian informasi kepada manajer, sehingga yang bersangkutan dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan kerja. Maka dapat disimpulkan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan laporan dari setiap kejadian, lancar tidaknya aktivitas, apakah ada kemajuan atau tidak. Budgeting (Penganggaran) : Menurut Wursanto, budgeting adalah penganggaran yang sangat berhubungan dengan rencana kerja atau program apa saja yang akan dilaksanakan sehingga perlu

perhitungan cermat untuk menjalani sebuah rencana dalam bentuk optimalisasi penggunaan dana. Menurut Luther Gullick budgeting adalah fungsi yang berkenaan dengan pengendalian organisasi melalui perencanaan fiskal dan akuntansi. Maka dapat disimpulkan sebagai suatu proses dalam penganggaran tentang sesuatu yang akan kita lakukan.

1b.

Keterkaitan POSDCORB dengan Perencanaan Pembangunan

Daerah (RPJMD). Dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah konsep POSDCORB sangat terkait satu sama lain. Keterkaitan pertama adalah dalam planning (perencanaan) yang merupakan fungsi pertama dari manajemen yang perlu disiapkan secara matang. Perencanaan yang tepat dalam suatu dokumen perencanaan pembangunan, dari segi waktunya, sasaran dan tujuan, irama

pelaksanaan yang akan dijalankan, serta koordinasi antarbidang akan memungkinkan tercapainya efektivitas, efisiensi, equity, serta economic. Fungsi dari perencanaan dalam dokumen perencanaan pembangunan adalah sebagai alat koordinasi seluruh stakeholder, sebagai penentu arah, penetapan standar dan pengawasan kualitas. Perencanaan bisa digunakan dengan berbagai

pendekatan , yaitu salah satunya adalah proses pendekatan politik (khususnya untuk penjabaran visi dan misi dalam RPJM/D) dan proses teknokratik, partisipatif, top-down dan bottom-up. Sedangkan pada fungsi organizising (pengorganisasian) dalam RPJMD adalah ikut terlibatnya berbagai stakeholder yang ada dalam proses perencanaan. Kemudian fungsi staffing

(penyediaan staf) dalam RPJMD adalah dalam memilih atau menentukan tenaga kerja sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing dalam menyusun RPJMD, atau menyusun Renstra dan sebagainya. Directing (Pengarahan) dalam pelaksanaan RPJMD yaitu dengan mengarahkan/menggerakan bawahannya yaitu yang baik adalah dengan mengedepankan perlakuan yang baik dan wajar terhadap pegawai, mengedepankan kerjasama yang saling menghormati dan menghargai arti penting peranan seorang pegawai.Fungsi pengarahan ini bagi seorang pemimpin atau ketua RPJMD dalam mengatur serta menjaga kontinuitas organisasi, karena akan mengarah kepada kepuasan semua pihak yang terlibat didalamnya. Fungsi Coordinating (Koordinasi) dalam RPJMD harus efektif dalam mengimplementasikannya, sehingga menjadi tanggung jawab bersama untuk mewujudkannya. Koordinasi tersebut

dilaksanakan oleh kepala atau pemimpin pembuatan RPJMD guna mencapai keselarasan, keserasian dan keterpaduan baik

perencanaan maupun pelaksanaan tugas serta kegiatan semua instansi vertikal, dan antara instansi vertikal dengan dinas daerah agar tercapainya hasil guna dan daya guna.

Fungsi Reporting (Pelaporan) dalam dokumen perencanaan pembangunan termasuk dalam proses evaluasi. Pelaporan tentang kemajuan dari proses RPJMD, identifikasi masalah-masalah pengelolaan dan pelaksanaan RPJMD. Terakhir adalah Budgeting (Penganggaran) yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber daerah lain yang sah.

1c.

Aspek yang sering terjadi masalah dalam proses perencanaan pembangunan adalah aspek perencanaan (pembangunan).

Masalahnya adalah dokumen perencanaan yang banyak belum menekankan pada perencanaan yang terfokus dan langsung dapat dilaksanakan. Dokumen perencanaan yang disusun cenderung masih berupa wish list. Proses perencanaan pembangunan dari pendekatan politik ke pendekatan teknokratis belum sinergis. Kemudian terdapat proses perencanaan coordinating (koordinasi). Karena masih banyaknya atau adanya ego dan kepentingan antarsektor yang seringkali dinyatakan sebagai kesulitan untuk melakukan koordinasi. Persoalan yang bersifat lintas sektor seringkali ditangani secara parsial dan terfragmentasi sehingga cenderung tidak menyetuh atau menyelesaikan persoalan yang sebenarnya. Intinya adalah masalah koordinasi itu sangat mudah diucapkan tetapi sulit dilakukan.

2a.

Menganalisis Dokumen Perencanaan Pembangunan dengan memisahkan antara program pembangunan fisik dan non fisik. Dokumen perencanaan pembangunan yang saya pilih adalah dokumen RPJMD Kota Bogor 2010-2014. Didalam RPJMD Kota Bogor, telah dikatakan bahwa pemerintah kota Bogor telah memiliki program yang akan digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan kota Bogor. Maka akan dilaksanakan pembangunan baik dalam pembangunan fisik maupun pembangunan non fisik.

Dalam pembangunan fisik, kota Bogor berfokus dalam hal : 1. Pembangunan transportasi Pembangunan transportasi yang tertuang dalam misi kota Bogor bertujuan mewujudkan transportasi yang aman, nyaman dan terjangkau, mempunyai sasaran terwujudnya sarana dan prasarana transportasi yang layak dan berkualitas dan terwujudnya sistem transportasi kota yang terpadu. Tahap pertama pembangunan transportasi adalah dengan penataan infrastruktur (jalan dan terminal). Kedua adalah traffic

engineering (penataan sistem lalu lintas). Ketiga adalah penataan angkutan umum. Dalam mengatur titik-titik kemacetan dan titik lainnya, dikembangkan juga fasilitas pendukung, yaitu : penataan kawasan rawan macet, pembangunan pedestrian,penyediaan jalur sepeda, pembangunan dan pengembangan fasilitas lalulintas, penataan dan pembangunan fasilitas parkir, dan penerapan Area Traffic Control System (ATCS). Sedangkan program prioritas pada transportasi yaitu urusan pekerjaan umum dan urusan perhubungan. Dalam urusan pekerjaan umum, program pembangunan jalan, jembatan, dan drainase dengan sasaran dan indikasi kegiatan, yaitu pembangunan ruas jalan yang sepanjang 25,03 km (Muarasari Wangun) panjang 2km. ROW=40m;

pembangunan jalan lainnya, pembangunan drainase jalan sepanjang 12,5km, pembangunan trotoar seluas 1330 m2, dan jembatan. Dalam urusan perhubungan, salah satu sasarannya adalah program peningkatan pelayanan angkutan.

Implementasinya adalah dengan penyelenggaraan angkutan umum massal, penataan rute angkutan kota, pengendalian perijinan angkutan umum, penataan angkutan umum

(taksi,minibus).

2. Pembangunan TPA Prioritas kapasitas penanganan pelayanan kebersihan pada peningkatan TPA

persampahan,

pengoptimalan

Galuga dan persiapan dukungan pada TPA Nambo, serta peningkatan sistem pengelolaan dengan konsep 3R,yaitu pengurangan jumlah sampah terangkut ke TPA melalui penanganan sampah di sumber berbasis masyarakat (3R), mengoptimalisasi TPA Galuga, penyiapan TPA skala kota (TPPAS) dan dukungan terhadap TPA Regional Nambo, dan penyediaan saran dan prasarana pengelolaan sampah

(pewadaan,pengangkutan, dan pengolahan). 3. Pembangunan RTH Dalam urusan lingkungan hidup, pemerintah Kota Bogor telah membuat program untuk membangun taman kota dan taman lingkungan. 4. Pembangunan Pasar Dalam urusan penanganan PKL dalam pembangunan fisik, maka pemerintah kota Bogor melakukan berbagai upaya. Upaya-upaya tersebut adalah mewajibkan pengembangan dan menyediakan pasar tradisional skala lingkungan di perumahanperumahan, mewajibkan pusat perbelanjaan modern

menyediakan ruang untuk PKL khususnya makanan dengan insentif yang menarik, dan meredisain pasar yang ada agar nyaman bagi penjual dan pembeli khususnya komoditas hasil pertanian.

Dalam pembangunan non fisik, kota Bogor melakukan upaya: 1. Penanganan Kemiskinan Kemiskinan masih merupakan masalah sekaligus tantangan dalam pembangunan kota Bogor menjadi kota jasa yang bersih, indah,aman dan nyaman. Menurut BPS kota Bogor, data orang

miskin di kota Bogor telah mencapai 42.328 orang pada tahun 2012. Penanggulangan kemiskinan yang telah dilaksanakan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pelayanan atau bantuan bagi orang miskin dan program pemberdayaan orang miskin. Kelompok pertama lebih bersifat charity pembagian raskin, bantuan langsung tunai, biaya sekolah, pengobatan gratis, dan bantuan sarana/prasarana. Program

penanggulangan kedua yaitu program pemberdayaan sangat bervariasi mulai dari pelatihan, pendampingan sampai bantuan modal (kerja). Hasil yang ingin dicapai adalah perbaikan kapasitas, kemampuan dan pengalaman sehingga orang miskin mampu mandiri untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak. 2. Penanganan Sosial Dalam urusan sosial, pemerintah kota Bogor mengambil beberapa langkah yaitu program pemberdayaan fakir miskin, penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya, dengan sasaran meningkatnya pelayanan dan pemberdayaan fakir miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya indikasi kegiatan penanganan masalah kesejahteraan sosial. Kemudian ada program pembinaan anak terlantar, dengan sasaran terbinanya anak terlantar. Terakhir adalah program pembinaan penyandang cacat,trauma dan korban bencana. 3. Penanganan Kebersihan Dalam pembangunan non fisik, penanganan kebersihan adalah melalui pembenahan budaya kebersihan. Untuk itu akan ditingkatkan saerana dan prasarana kebersihan serta program sosialisasi pada masyarakat untuk menciptakan budaya hidup bersih kepada masyarakat.

2b.

Analisis SWOT dari RPJMD Kota Bogor Jika dilihat secara spesifik atau khusus pada visi kota Bogor 2010-2014, kota Bogor memprioritaskan tentang kota perdagangan

dengan sumber daya manusia yang produktif dan pelayanan prima. Maka analisis SWOT yang dibuat berdasarkan visi secara khusus tentang sumber daya manusia yang produktif dan pelayanan prima adalah sebagai berikut : 1. Kekuatan - Pusat orientasi pelayanan bagi wilayah belakang (hinterland) - Relatif lengkapnya fasilitas umum - Potensi penduduk produktif dan terdidik - Tuntutan yang tingi dari masyarakat atas kualitas pelayanan 2. Kelemahan - Etos kerja aperatur - Keterbatasan pembiayaan pembangunan yang berasal dari PAD 3. Peluang - Pendanaan pusat melalui program-program yang selaras dengan program kota Bogor - Sister City dan kerjasama antar daerah 4. Ancaman - Meningkatnya jumlah penduduk miskin

Strategi

pembangunan

yang

digunakan

dengan

menggunakan analisis SWOT yaitu : 1. Strategi Kekuatan dan Peluang (S-O) - Mengembangkan potensi penduduk sehingga bisa produktif dan terdidik - Meningkatkan kualitas pelayanan dengan melakukan

kerjasama antar daerah 2. Strategi Kekuatan dan Ancaman (S-T) - Menekan peningkatan jumlah penduduk miskin dengan

memanfaatkan potensi penduduk yang produktif dan terdidik 3. Strategi Kelemahan dan Peluang (W-O)

- Meningkatkan etos kerja aperatur dengan kerjasama antar daerah. 4. Strategi Kelemahan dan Ancaman (W-T) - Menekan meningkatnya kemiskinan dengan meningkatkan etos kerja aperatur.

2c.

Identifikasi stakeholder yang terkait dan berperan dalam merealisasikan perencanaan pembangunan diatas. Dalam

RPJMD kota Bogor, stakeholder atau orang-orang yang berpengaruh dalam melaksanakan tugas mendukung perencanaan pembangunan kawasan dapat dianalisis berdasarkan kekuatan (power),

kepentingan (urgency), dan legitimasi. Stakeholder yang memiliki semua peran yaitu Walikota Bogor dan DPRD Kota Bogor. Sedangkan Stakeholder yang mempunyai legitimasi dan kepentingan namun tidak memiliki kekuasaan adalah SKPD yang terlibat peran secara langsung. Selanjutnya stakeholder yang memiliki kepentingan akan tetapi tidak mempunyai legitimasi dan kekuasaan adalah anggota kesekretariatan daerah kota Bogor. Stakeholder yang sangat berperan penting dalam implementasi perencanaan

pembangunan adalah masyarakat kota Bogor sendiri.

3a. Emperical Problem (masalah yang terjadi) pada makalah kelompok 2,4, dan 6. Emperical Problem kelompok 2 yang menjelaskan tentang visi,misi tujuan mempunyai permasalahan tentang apa yang dimaksud dengan visi, misi, dan tujuan secara teori dan umum. Kemudian kelompok dua mengambil contoh dokumen perencanaan

pembangunan RPJMD Kabupaten Malang yang akan dianalisis dari visi,misi, tujuan dan keterkaitan antara kabupaten Malang dengan Bappeda Kabupaten Malang. Permasalahan pada dokumen

perencanaan tersebut adalah apakah visi,misi, dan tujuan daerah

pada dokumen perencanaan RPJMD Kabupaten Malang sudah sinergis dengan peraturan daerah atau SKPD yang terkait atau tidak. Emperical Problem kelompok 4 yang menjelaskan tentang pembangunan proyek fisik mempunyai permasalahan apa dan bagaimana yang dinamakan dengan pembangunan proyek fisik. Kemudian sebagai contoh, kelompok 4 mengambil sebuah dokumen perencanaan pembangunan untuk diteliti dan dianalisis lebih lanjut yaitu pembangunan Taman Singha Merjosari. Permasalahan yang terjadi adalah pada keterkaitan antara pembangunan Taman Singha Merjosari dengan peraturan Bupati Malang tentang kebijakan Kabupaten Layak Anak. Permasalahan selanjutnya adalah layak tidaknya pembanguan taman Singha Merjosari berdasarkan RTH Kota Malang dan Taman Layak Anak. Persoalan terakhir adalah pengaruh Taman Singha Merjosari terhadap masyarakat sekitar. Emperical Problem kelompok 6 yang menjelaskan tentang analisis LERD. Permasalahan yang diangkat adalah pengertian dari analisis LERD itu sendiri, bagaimana cara kerja dari analisis LERD dan sebagainya. Kelompok 6 juga mempunyai sebuah dokumen perencanaan yang digunakan untuk menganalisisnya dengan analisis LERD yang berjudul analisis LERD di desa Tulungrejo. Permasalahan dalam dokumen perencanaan tersebut adalah tentang potensi apakan yang paling tepat untuk dikembangkan dalam menerapkan konsep LERD di desa Tulungrejo.

3b. Landasan teori yang digunakan dalam makalah 2,4,dan 6. Kelompok 2 : Menurut saya, landasan teori kelompok dua telah sesuai dan lengkap. Karena definisi dari visi,misi,tujuan bukan hanya definisi secara umum tetapi juga dilengkapi secara teori atau para ahli. Dalam makalah kelompok 2, definisi visi secara umum adalah suatu pernyataan tentang gambaran keadaan dan karakteristik yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pada jauh dimasa yang akan datang. Kata kunci dari definisi visi adalah look atau view yang bisa kita artikan

adalah gambaran atau pandangan. Menurut definisi diatas, vision is a long-term view, yang artinya visi adalah gambaran jangka

panjang.Untuk itu ada beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan Visi (Lewis & Smith,1994) : 1. Berorientasi pada masa depan; 2. Tidak dibuat berdasar kondisi atau tren saat ini; 3. Mengekspresikan kreativitas; 4. Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat; 5. Memperhatikan sejarah, kultur, clan nilai organisasi meskipun ada perubahan terduga; 6. Mempunyai standard yang tinggi, ideal serta harapan bagi anggota lembaga; 7. Memberikan klarifikasi bagi manfaat lembaga serta tujuantujuannya; 8. Memberikan semangat clan mendorong timbulnya dedikasi pada lembaga; 9. Menggambarkan keunikan lembaga dalam kompetisi serta citranya; 10. Bersifat ambisius serta menantang segenap anggota lembaga.

Sedangkan definisi misi secara umum adalah sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian Visi. Pernyataan Misi memberikan keterangan yang jelas tentang apa yang ingin dituju serta kadang kala memberikan pula keterangan tentang bagaimana cara lembaga bekerja. Menurut Drucker (2000:87), pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya (Prasetyo dan Benedicta, 2004:8).

Landasan teori yang terakhir dalam makalah kelompok kedua adalah tujuan. Secara umum, tujuan disebut sebagai hasil yang diinginkan untuk waktu tertentu. Bedanya dengan misi ialah, jika misi berbicara tentang tujuan keberadaan organisasi atau individu,

sementara tujuan memiliki cakupan lebih kecil dan merupakan bagian dari misi. Jika misi disebut tugas, maka tujuan adalah tugas-tugas kecil yang merupakan bagian dari misi. Menurut Ida nuraida, tujuan merupakan bagian dari fungsi planning atau perencanaan dan merupakan langkah awal fungsi manajemen. Kelompok 4 : Membahas tentang perencanaan pembangunan proyek fisik. Menurut saya, pembahasan makalah kelompok empat cukup baik. Pembahas kelompok empat mengidentifikasi satu-satu definisi dari perencanaan pembangunan proyek fisik dari umum ke khusus. Dalam makalah kelompok empat, perencanaan

pembangunann fisik mempunyai pengertian sebagai suatu usaha pengaturan dan penataan kebutuhan fisik untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dengan berbagai kegiatan fisiknya.Perencanaan fisik akan mencakup usaha pengaturan dan penataan : a. Ruang (spatial) dalam arti luas yang menghasilkan susunan tata guna lahan b. Ruang secara khusus yang diwujudkan dalam bentuk bangunan c. Ruang secara lebih khusus yang diwujudkan dalam internal interior bangunan. Proses perencaan fisik dimulai dari : a. Tinjauan keadaan, tinjauan keadaan dapat berupa tinjauan sebelum memulai suatu rencana atau suatu tinjauan tentang pelaksanaan rencana sebelumnya. b. Perkiraan keadaan masa yang akan dilalui rencana. Dalam hal ini diperlukan data data statistik, berbagai hasil penelitian dan teknik teknik proyeksi. c. Penetapan tujuan rencana dan pemilih cara cara pencapaian tujuan rencana tersebut.

d. Identifikasi kebijaksanaan dan kegiatan usaha yang perlu dilakukan dalam rencana. e. Tahap terakhir dari pada penyusunan rencana ini adalah tahap persetujuan rencana (Meri Yosin, 2013:814).

Sedangkan ruang lingkup dalam perencanaan pembangunan fisik terbagi dari lingkup nasional, regional dan swasta. Dalam ruang lingkup nasional, yang dalam ruang lingkupnya adalah kewenangan semua instansi di tingkat pemerintah pusat berada dalam lingkup kepentingan secara sektoral. Departemen-departemen yang berkaitan langsung dengan perencanaan fisik khususnya terkait dengan pengembangan wilayah. Sedangkan instansi yang berwenang dalam perencanaan pembangunan pada tingkatan regional di Indonesia adalah Pemda Tingkat I, disamping adanya dinas-dinas daerah maupun vertikal (kantor wilayah). Contoh; Dinas PU Propinsi, DLLAJR, Kanwil-kanwil. Sedang badan yang mengkoordinasikannya adalah Bappeda Tingkat I di setiap provinsi. Untuk lingkup kegiatan perencanaan oleh swasta di Indonesia semula memang hanya terbatas pada skalanya seperti pada perencanaan perumahan, jaringan utiliyas, pusat perbelanjaan dll. Kelompok 6 membahas tentang analisis perencanaan

pembangunan dengan konsep LERD. Menurut saya, landasan teori yang digunakan oleh kelompok enam sudah sangat lengkap. Karena membahas keseluruhan dari konsep LERD. Dalam makalah kelompok enam, konsep LERD adalah memperkuat peran pemerintah daerah (local governments) dalam mengatur (to regulate) pemanfaatan sumberdaya-sumberdaya setempat serta menciptakan pola-pola

kemitraan dengans sektor swasta dan masyarakat dalam menciptakan lapangan kerja baru dan penumbuhan aktifitas ekonomi pada suatu wilayah ekonomi tertentu. (Blakely, 1989). Sedangkan menurut

Bappenas, mendefinisikan LERD sebagai usaha untuk mengoptimalkan sumberdaya lokal yang melibatkan pemerintah, dunia usaha,

masyarakat

lokal,

dan

organisasi

masyarakat

madani

untuk

mengembangkan ekonomi pada suatu wilayah tertentu. Dalam konsep LERD.PEL terdapat tujuan utama yaitu

meningkatkan variasi ketersediaan kesempatan kerja bagi penduduk setempat.Selain tujuan utama tersebut,Bappenas melalui definisinya mengenai LERD/PEL menetapkan fokus-fokus pembangunan yaitu: 1. Peningkatan kandungan lokal; 2. Pelibatan stakeholder secara optimal dalam suatu kemitraan strategis; 3. Peningkatan ketahanan dan kemandirian ekonomi daerah; 4. Pembangunan berkelanjutan; 5. Pemanfaatan hasil pembangunan oleh sebagian besar masyarakat lokal; 6. Pengembangan ukm; 7. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai secara inklusif; 8. Penguatan kapasitas kelembagaan dan peningkatan kualitas

sumberdaya manusia; 9. Pengurangan kesenjangan antar golongan masyarakat, antar sektor, dan antar daerah; dan 10. Pengurangan dampak negatif dari kegiatan lingkungan (bappenas, 2006). Dalam mengimplementasikan konsep LERD supaya dapat ekonomi terhadap

terlaksana dengan baik, terdapat beberapa tahapan dan prasyarat yang mendukung, yaitu : 1. Pembangunan dan pengembangan usaha ekonomi berbasis sumberdaya lokal 2. Perkembangan industri forward and backward terkait 3. Perkembangan kegiatan usaha lain terkait 4. Perkembangan kegiatan usaha ekonomi rumah tangga.

Sedangkan dalam mengimplementasikan konsep LERD terdapat berberapa strategi kunci yang dapat beberapa strategi kunci untuk mengoptimalkan LERD/PEL sebagai berikut : 1. Local Communities working to achieve sustainable economic growth. 2. Competitive advantage, market driven approach, local resources approach. 3. Ekspor keluar wilayah 4. Added values, longest chain large coverage. 5. Multiplier effect, large spectrum. 6. Local economic institution.

3c.

Penjelasan singkat dan padat hasil pembahasan dari makalah 2, 4, dan 6. Kelompok 2 yang membahas tentang visi,misi dan tujuan bisa disimpulkan menantang bahwa didalam visi merupakan suatu gambaran yang misi

suatu

organisasi/lembaga,maka

merupakan tugas yang harus dilaksanakan agar dapat mencapai visi tersebut, dan tujuan merupakan patokan atau pedoman agar bisa mencapai apa yang diinginkan,seperti sebuah sistem dasar hidup seorang manusia yang bersifat sinergis dokumen. Hasil dari analisis dokumen perencanaan pembangunan RPJMD Kabupaten Malang adalah bahwa visi,misi, dan tujuan Kabupaten Malang telah sesuai dengan definisi atau dasar-dasar daripada visi,misi, dan tujuan itu sendiri. Serta visi misi dan tujuan dari kabupaten Malang bersinegis dengan dokumen SKPD Bappeda, ketiga indikator ini saling berhubungan. Kelompok 4 yang membahas tentang proyek pembangunan fisik yang dapat disimpulkan perencanaan fisik pembangunan sebagai suatu usaha pengaturan dan penataan kebutuhan fisik untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dengan berbagai kegiatan fisiknya. Kemudian hasil dari analisis dokumen proyek

pembangunan fisik Taman Singha Merjosari adalah bahwa dibangunya Taman Singha Merjosari adalah untuk memenuhi standar ruang terbuka hijau yaitu yang seharusnya ada 30% dari total luas wilayah kota Malang. Selain sebagai penambahan ruang terbuka hijau di kota Malang, taman ini juga berfungsi sebagai sarana publik bagi masyarakat sekitar. Tetapi dampak dari pembangunan taman Singha Merjosari bukan saja mempunyai dampak positif , namun juga berdampak negatif. Karena letak atau tempat dibangunnya proyek dikatakan tidak strategis, maka sering kali terjadi kemacetan. Kelompok 6 yang menjelaskan tentang analisis LERD di desa Tulungrejo mempunyai hasil analisis bahwa desa tersebut dapat dikembangkan ke sektor pariwisata atau menjadi desa wisata. Jika dijadikan desa wisata, usaha kecil menengah oleh warga setempat juga bisa tumbuh dengan pesat. Selain pengembangan potensi alamnya yaitu wisata maka juga perlu dikembangkan

infrastrukturnya. Meskipun sekarang infrastruktur yaitu jalan, dan hotel sebagai contoh masih cukup baik, tapi akan lebih baik jika dikembangkan pula.

3d.

Penjelasan dari analisis saya terkait rekomendasi yang diberikan oleh makalah kelompok 2,4, dan 6. Kelompok 2 yang menjelaskan tentang analisis visi,misi dan tujuan kabupaten Malang melalui dokumen RPJMD Kabupaten Malang. Menurut saya, analisis yang dihasilkan oleh kelompok 2 sudah benar. Visi,misi dan tujuan dari Kabupaten Malang telah sesuai dengan pengertian dari visi,misi, tujuan itu sendiri. Selain sudah sesuai, visi misi dan tujuanpun sudah sinergis dengan dokumendokumen SKPD Bappeda. Tetapi dalam kesimpulan kelompok dua tidak dicantumkan apakah sudah sinergis dengan visi misi dari daerah atasnya seperti kota malang, jawa timur, dan hanya disebutkan SKPD Bappeda saja. Tidak pula disimpulkan visi misi

bupati yang sinergis atau tidak dengan visi misi gubernur atau walikota yang ada di daerah otonomnya. Tetapi lebih dari itu menurut saya, analisis dari kelompok 2 sudah baik. Kelompok 4 yang menganalisis tentang pembangunan

perencanaan proyek fisik taman Singha Merjosari. Menurut saya, hasil dari analisis kelompok 4 tentang perencanaan proyek fisik taman Singha Merjosari masih kurang. Karena yang dibahas hanya mengenai dampak setelah dibangun positif atau negatif, fungsi tentang pembangunan ruang terbuka hijau dan perencanaan tertulis secara umum. Padahal yang lebih inti dan lebih mewakili alasan pembangunan proyek fisik adalah rencana awal

pembangunan. SKPD apa saja yang terkait dalam perencanaan pembangunan proyek fisik, mengapa dibangun pada lokasi di merjosari yang lebih tepatnya didepan pasar merjosari, bagaimana awal pemikiran pembangunan proyek fisik tersebut. Jadi menurut saya, kelompok 4 masih kurang dalam melakukan analisis proyek fisik. Kelompok 6 yang menjelaskan tentang analisis LERD di desa Tulungrejo kota Batu. Menurut saya analisis dari kelompok 6 tentang rekomendasinya cukup baik. Menurut kelompok 6, rekomendasi dalam mengimplementasikan konsep LERD adalah dengan lebih memfasilitasi para pelaku usaha di desa Tulungrejo agar pengembangan potensi yang ada dapat dilakukan lebih cepat, lebih juga meningkatkan infrastruktur penunjang yang ada di desa Tulungrejo terutama pada daerah terpencil di desa. Menurut kelompok 6, yang tidak terkalah pentingnya adalah pengelolaan sumber daya anak terbarukan supaya usaha-usaha dan program yang telah diimplementasikan dapat berkelanjutan. Semua saran tersebut menurut saya telah sesuai diterapkan oleh desa Tulungrejo sebagai desa potensi wisata.

Vous aimerez peut-être aussi