Vous êtes sur la page 1sur 28

ANALISIS RESEPSI PENONTON MAHASISWA STAIMS (SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MASJID SYUHADA) YOGYAKARTA TERHADAP TAYANGAN TALKSHOW

KICK ANDY DAN GOLDEN AWARD DI METRO TV

ATHAR 20080530105

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2013

A. LATAR BELAKANG MASALAH Di dalam menyongsong era globalisasi peran media massa sangatlah penting. Media massa tidak hanya sebagai salah satu unsur sumber informasi, tetapi media massa juga diharapkan mampu memberi motivasi bahkan juga mencari solusi atau pemecah terhadap persoalan yang muncul didalam masyarakat. Perkembangan media massa, terutama media televisi di indonesia, 10 tahun terakhir mulai marak setelah keluarnya surat keputusan menteri penerangan No. 111 tahun 1990 tentang operasional televisi swasta. Setelah TVRI beroperasi selama 28 tahun sebagai satu-satunya lembaga penyiaran televisi yang monopolitis, kesempatan

pemerintahan indonesia melakukan deregulasi dengan memberikan

kepada televisi swasta untuk hadir mendampingi TVRI milik pemerintah yang sebelumnya menikmati hak monopoli siaran diseluruh Indonesia. Terdapat kebutuhan yang mendesak akan siaran televisi yang mengarah pada program yang mengutamakan hiburan dan informasi yang lebih independen, khususnya untuk daerah-daerah perkotaan atau urban (Ishadi SK, 1999 : 78). Televisi atau yang sering disebut TV merupakan salah satu media massa yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision (tampak), jadi televisi berarti tampak atau dapat dilihat dari jauh. Kemunculan televisi pada awalnya ditanggapi biasa saja oleh masyarakat waktu itu. Karena pada waktu itu harga pesawat televisi ketika itu masih mahal, selain itu belum tersedia banyak program untuk disaksikan dibandingkan pada saat ini. Sehingga masyarakat waktu itu enggan untuk membeli dan tidak tertarik pada media pertelevisian. Pada waktu perang dunia ke-2 perkembangan televisi sempat berhenti. Namun setelah perang usai, teknologi yang telah di sempurnakan selama perang, berhasil mendorong kemajuan televisi sampai saat ini. Televisi, media pertama yang bisa membawakan audiovisual ke dalam rumah orang. Televisi bukan cuma membawakan suara tetapi juga membawakan gambar. Dengan cepat sesuai dengan perkembangan dari pemikiran televisi menjadi media hiburan. Karena itu banyak sekali orang yang terpaku kepada televisi, akibatnya televisi menjadi sangat penting sebagai suatu media.

Televisi sebagai media massa memiliki fungsi sebagai media penyampaian informasi. Program televisi seperti news, infotainment, bahkan talkshow mampu memberikan informasi yang sekiranya diperlukan oleh pemirsa televisi. Selain

memberi informasi, televisi juga bisa bermanfaat sebagai sarana edukasi bagi pemirsa khususnya para pelajar, mahasiswa, anak-anak serta orang dewasa yang sedang dalam tahap perkembangan. Acara kuis, program bimbingan rohani, talkshow pendidikan atau bidang pengetahuan lain sangat berguna bagi masyarakat kita. Bagi sebagian orang yang memilki pola belajar audiovisual, menonton televisi bisa dijadikan sebagai alternatif pembelajaran (http://ceritalily.blogspot.com). Fungsi lain dari televisi adalah sebagai media hiburan. Dimana kehadiran tayangan program-program televisi yang bisa menghibur sangat diperlukan untuk melepas stres kepada audien ketika seharian bekerja atau belajar. Sehingga krtika melihat hiburan itu dapat menyegarkan otak dan melepaskan dari permasalahanpermasalahan yang terjadi dalam sehari-hari. Pada dasarnya fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi, pada kenyataanya fungsi menghiburlah yang lebih dominan pada media televisi, sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutanya untuk memperoleh informasi ( Ardianto, 2004 : 128). Televisi yang menjadi salah satu hasil dari teknologi yang terus bekembang dan sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat bahkan dapat mengubah pemikiran seseorang. Televisi sebagai media komunikasi memiliki kemampuan untuk mengakses publik hingga ke ruang pribadi. Dunia komunikasi massa melalui media massa seperti televisi mengantarkan masyarakat pada arus perubahan peradaban yang cepat. Televisi saat ini seakan menjadi guru elektronik yang mengatur dan mengarahkan serta menciptakan budaya massa baru. Selain itu, pesan yang disampaikan melalui perpaduan gambar dan suara mampu menarik perhatian khalayak sekaligus memberi pengaruh yang kuat terhadap perubahan perilaku dalam diri pemirsanya. Televisi mampu menjangkau banyak

orang dalam sebuah komunitas dan lebih menarik minat masyarakat dibanding media komunikasi yang lain seperti radio, koran, majalah dan sejenisnya. Televisi saat ini merupakan media massa yang tepopuler dikalangan masyarakat inidonesia. Sebagian besar penduduk di negara-negara berkembang mengenal dan memanfaatkan televisi sebagai sarana hiburan, informasi, edukasi dan lain sebagainya. Televisi tidak membatasi diri hanya untuk konsumsi kalangan tertentu saja namun telah menjangkau konsumen dari semua kalangan masyarakat tak terkecuali remaja dan anak-anak. Semakin tertarik pemirsa terhadap tayangan televisi, semakin menggila pula televisi dalam menyiarkan program-program unggulannya. Semua itu menyebabkan pemirsa makin dimanjakan sehinga makin betah melototi televisi berjam-jam dalam sehari. Jika dulu kebanyakan orang hanya menonton satu jam acara saja, tetapi sekarang program-program unggulan televisi ditayangkan secara estafet sehingga pemirsa mampu menghabiskan lima sampai enam jam bahka ada 10 jam non stop hanya menonton televisi saja. Secara sosial televisi sudah masuk kedalam aspek kehidupan masyarakat, tidak saja diperkotaan tetapi juga dipelosok-pelosok perdesaan. Setiap harinya jutaan pasang mata duduk di depan persawat televisi untuk menyaksikan apa pun yang disuguhkan oleh televisi. Dengan kondisi seperti ini pengaruh televisi menjadi sangat besar terhadap pola pikir maupun sikap masyarakat. Televisi bisa menghibur, bisa membuat sesuatu yang salah menjadi benar oleh publik. Televisi bisa pula membunuh karakter seseorang atau sebuah objek. Televisi bisa pula membuat masyarakat bertambha pintarm krirtis atau malah justru tenggelam dalam pola pikir yang destruktif. Jika ada kekuatan terbesar yang invisible saat ini media telah menjadi teman bagi anak-anak, menjadi penghibur ibu-ibu yang nantinya mendidik anakanaknya dan tentu saja menjadi teman dari semua pihak dalam mengambil leputusan. Kreatifitas dunia pertelevisian semakin terasa dengan ketatnya kompetisi yang bukan saja pada tingkat nasional, tetapi juga pada tingkat lokal. Berbagai bentuk tayangan dimunculkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya pemirsa TV, yang haus akan tayangan yang informatif, namum juga menghibur. Salah satu diantaranya tayangan yang informatif dan menghibur adalah talkshow. Saat ini, komposisi program talkshow termasuk yang terbesar.

Talkshow dikategorikan menjadi dua, yaitu yang sifatnya

ringan dan

menghibur dan sifatnya formal dan serius. Namun secara umum, talkshow adalah program atau acara yang mengulas suatu permasalahan melalui perbincangan, diskusi, wawancara dan interaksi dengan narasumber dan atau pemirsa, yang dipandu oleh moderator, tanpa kehadiran aktor yang memerankan karakter tertentu. Pengkategorian program dan definisi ini dilakukan oleh AGB Nielsen berdasarkan kesepakatan dengan stasiun televisi. Talkshow yang sifatnya formal dan serius umumnya termasuk dalam kategori berita, sementara talkshow yang sifatnya ringan dan menghibur termasuk dalam kategori informasi. Untuk kategori yang kedua ini, talksow biasanya disampaikan dalam suasana yang santai dan penuh keakraban dengan mengundang satu atau lebih narasumber untuk membahas topik yang sedang hangat. Topik-topik yang sifatnya ringan dan mudah dicerna oleh pemirsa. Suasana santai dan ringan itu juga tercermin dari kepiawain sang tuan rumah (host) alias moderator menghidupkan suasana dengan komentar-komenntar atau jahil yang memancing tawa. Talkshow merupakan sajian perbincangan yang cukup menarik yang biasanya mengangkat isu-isu yang lagi hangat dlam masyarakat. Tema yang diangkat juga bermacam-macam, mulai dari masalah sosial, politik, ekonomi, pendidikan, olahraga, dsb (Hanum, 2005:233). Sementara di televisi, acara talkshow disiarkan untuk pertama kali pada 27 september 1954 oleh jaringan televisi NBC (Aylesworth, 1987), dengan nama program Tonight Show (Wahyudi, 1996:90). Talkshow sendiri sebagai media komunikasi sudah lama dikenal, bahkan sejak era kejayaan radio ketika sebuah acara pertama di radio diciptakan oleh John J. Anthony pada tahun 1930 (Radio History by Carla Gesell-Streeter). Saat ini,hampir semua stasiun televisi, seperti TVOne, RCTI, Metro TV, ANTV, atau Trans 7 memiliki program talkshow yang membahas masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan masyarakat. Tontonan ini pun rupanya mendapat respons yang cukup menggembirakan dari pemirsa. Hal itu setidaknya bisa dilihat dari perolehan rating atau share setiap acara. Tayangan talkshow seperti ini ternyata digemari oleh masyarakat Indonesia, baik kalangan remaja maupun masyarakat umum.

Salah satu acara talkshow yang merebut perhatian khalayak adalah acara talkshow "Kick Andy. Acara talkshow "Kick Andy" adalah sebuah tayangan berita yang memadukan pola news konvesional dengan kreativitas pada On Air presentation. mengangkat isu-isu aktual yang berkaitan langsung dengan kehidupan publik. Acara Talkshow "Kick Andy" dibawakan secara apik oleh Andy F. Noya dan ditayangkan Metro TV setiap hari jumat, pukul 21:30-23:00 WIB. dan tayang ulang minggu, 15.30 WIB. Acara talkshow "Kick Andy" menampilkan topik acara dengan tema yang unik, da juga menghadirkan beberapa tokoh penting yang akan menjadi narasumber pada saat acara berlangsung. Tokoh yang menjadi narasumber dalam acara ini bisa berasal dari kalangan pejabat, politikus, guru, aktivis, artis, dan lain sebagainya. Dimana acara talkshow "Kick Andy" mendapatkan penghargaan sebagai talkshow berita dan informasi terbaik pada tanggal 27 maret 2012 pada acara Panasonic Gobel Awards. Tayangan Kick Andy di Metro TV mendapat sejumlah penghargaan oleh pemirsa, termasuk sebagai program talkshow terbaik. Hal itu terungkap dalam

Laporan Rating Publik, Menuju Televisi Ramah Keluarga, yang diselenggarakan Yayasan SET, Yayasan Tifa, IJTI, dan Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo). Kick Andy telah mendapat apresiasi tinggi karena memberi informasi sekaligus juga hiburan. Ini suatu tren menarik. Di mana acara hiburan tertinggi bukanlah sinetron atau program hiburan, melainkan talkshow, ujar Deputi Direktur Yayasan Sains Estetika dan Teknologi (SET) Agus Sudibyo seusai pengumuman hasil rating itu di Jakarta. Rating itu berlangsung pada Oktober 2008 dengan 212 responden yang berasal dari kalangan yang dipandang mempunyai pengetahuan memadai tentang televisi dan mampu memberi penilaian terhadap program televisi. Survei dilakukan di 11 kota, yakni, DKI Jakarta, Medan, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, Denpasar, Batam, Pontianak, dan Palembang, dengan jumlah responden 20 orang di setiap kota. Kick Andy dinilai sebagai acara paling berkualitas dalam memberi hiburan dengan rating 10,8%, disusul program Empat Mata dan Dorce Show. Program itu juga

dinilai sebagai acara berkualitas dalam menambah pengetahuan dengan rating 11,3%, di bawah Liputan 6 SCTV yang mendapat rating 17,9%. Acara yang dipandu Andy F Noya itu dianggap sebagai program berkualitas dalam meningkatkan empati sosial (37,7%), program berkualitas dalam memberi model perilaku yang baik (16%). Tayangan itu juga dinilai sebagai program berkualitas dalam pengawasan (2,7%), di bawah Metro Realitas (4,1%). Kick Andy juga dinilai sebagai program berkualitas dalam hal meningkatkan daya kritis (21,2%), disusul program Suara Anda (4,2%), Todays Dialogue (3,8%), Democrazy (3,3%), dan Editorial Media Indonesia (2,8%). Untuk kategori berita terbaik diperoleh oleh Liputan 6 SCTV (15,1%) disusul Metro Hari Ini (MHI) (12,7%). Laporan itu juga menunjukkan sejumlah program Metro TV yang dinilai berkualitas oleh responden. Di tempat teratas adalah Kick Andy (51,4%), disusul Oprah Winfrey Show (8%), MHI (5,7%), Biography (3.3%), Top Nine News (2,8%), Mario Teguh Golden Ways (2,4%), dan Democrazy (1,4%). Kepala Subdinas informasi Publik Depkominfo Suprawoto berharap hasil survei itu dapat menjadi acuan bagi stasiun televisi untuk menayangkan program televisi yang menarik dan menghibur, namun tetap ramah keluarga dan mendidik. Sumber : (www.mediaindonesia.com.) Topik dari acara talkshow Kick Andy ini tidak bersifat monoton dan terpusat pada satu masalah saja, tetapi tayangan ini juga mengulas berbagai topik atau kasus dari sudut pandang yang berbeda. Informasi atau fenomena yang diangkat dalam tayangan ini biasanya menarik animo masyarakat yang sedang menontonnya. Masyarakat memiliki respon yang positif setelah menyaksikan tayangan ini. Setelah menonton acara ini di Metro TV, pemirsa dapat menerima wawasan dan informasi yang bersifat hangat dan aktual. Berdasarkan wacana tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa media massa, dalam hal ini media televisi mempunyai pengaruh yang besar terhadap pemirsanya dan program yang diberikan. Seperti acara talkshow Kick Andy merupakan suatu acara yang bermutu yang diharapkan dapat berpengaruh dan motivasi terhadap pemirsanya, khususnya para masyarakat yang selalu ingin menambah wawasannya melalui acara-acara yang berbobot.

Di sebuah program acara televisi peran audien sangatlah penting dalam menentukan apakah sebuah acara tersebut layak untuk dijadikan tontonan ataupun sebagai media dalam mendapatkan informasi. Selama ini banyaknya program hiburan sejenis yang bisa dijadikan alternatif pilihan oleh masyarakat dan membedakan antara program acara satu dengan yang lainnya adalah dalam hal pengemasan sebuah acara. Sehingga acara tersebut banyak mendapatkan perhatian atau respon dari penonton, salah satu program acaranya adalah Kick Andy. Oleh karena itu penulis mencoba untuk mengetahui analisis resepsi yang terjadi pada ibu-ibu rumah tangga di masyarakat Kutoarjo tentang tayangan Kick Andy tersebut. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : "Bagaimana Analisis Resepsi Penonton Mahasiswa STAIMS (Sekolah Tinggi Agama Islam Masjid Syuhada) Yogyakarta Terhadap Tayangan Kick Andy dan Golden Award di Metro TV?" Bagaimana tanggapan mahasiswa staims tentang acara talkshow kick andy dengan Golden award? C. TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui berapa pentingnya pesan atau isi materi yang disampaikan pada acara talkshow "Kick Andy dan Golden Award" di Metro TV pada mahasiswa STAIMS Yogyakarta. Untuk mengetahui tanggapan atau pendapat pada mahasiswa STAIMS Yogyakarta tentang program acara talkshow "Kick Andy dan Golden Award" di Metro TV. Untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh pada acara talkshow "Kick Andy dan Golden Award" di Metro TV terhadap mahasiswa STAIMS Yogyakarta. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang membuat mahasiswa tidak ingin ketinggalan acara talkshow "Kick Andy dan Golden Award" di Metro TV.

D. MANFAAT PENELITIAN Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk menambah atau memperluas wawasan kepada peneliti

Secara praktis, penelitian ini dapat mengetahui bagaimana pengaruh mahasiswa STAIMS terhadap tayangan talkshow "Kick Andy dan Golden Award" di Metro TV Sebagai wacana bagi mahasiswa STAIMS maupun masyarakat umum dalam memberikan penilaian terhadap talkshow "Kick Andy dan Golden Award" di Metro TV dan;

Penelitian ini bisa digunakan untuk mendiskripsikan pemahaman mahasiswa maupun masyarakat mengenai tayangan talkshow "Kick Andy dan Golden Award" di Metro TV

E. KERANGKA TEORI

1. Pengertian Teori Teori adalah suatu perangkap konsep yang saling berhubungan, definisidefinisi dan proposisi yang menyajikan pandangan sistematis tentang gejala dengan merinci hubungan antara variabel dengan tujuan menjelaskan dan meramalkan gejalagejala (Gunawan Yuwono, 1985:45). Sedangkan menurut pendapat lain, teori adalah serangkain asumsi, konsep, definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena-fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep (Masri Singarimbun, 1989 : 37) Jadi teori dapat disimpulkan, bahwa teori adalah serangkain konsep, definisi dan proposisi untuk menganalisa dan menjelaskan suatu fenomena atau gejala-gejala sosila secara sistematis. Sehingga penelitian ini menggunakan analisis resepsi. Karena pendekatan analisis resepsi digunakan pada dasarnya audiens aktif untuk meresepsi teks dan tidak dapat lepas dari pandangan moralnya dalam membuat kesimpulan. Penelitian resepsi ini untuk memahami pada kesadaran atau cara subyek dalam memahami obyek dan peristiwa dengan pengalaman individu. Analisis resepsi dapat melihat mengapa khalayak memaknai sesuatu secara berbeda, dan sosial apa saja yang mempengaruhi perbedaan tersebut, dan konsekuensi sosial apakah yang muncul. Premis dari analisis resepsi adalah bahwa teks media mendapatkan makna pada saat peristiwa penerimaan, dan bahwa khalayak secara aktif memproduksi makna dari media dengan menerima dan menginterpretasikan teks-teks

sesuai posisi-posisi sosial dan budaya mereka. Dengan kata lain pesan-pesan media secara subjektif dikonstruksikan khalayak secara individual. Pendekatan ini mencoba untuk membuka dan menguraikan pemahaman individu secara nyata, apa yang telah mereka alami dan rasakan. Analisis Resepsi dapat berarti sebagai analisis perbandingan tekstual dari sudut pandang media dengan sudut pandang audiens yang menghasilkan suatu pengertian tegas pada suatu konteks. Pembaca/ pemirsa belum tentu melakukan pembacaan sesuai apa yang diinginkan oleh pembuat teks atau dengan kata lain khalayak melakukan interpretasi makna yang terdapat di dalam acara tersebut. Tayangan talkshow Kick Andy dapat memberikan persepsi yang berbeda-beda berdasarkan interpretasi pemirsanya. Khalayak penonton yang berasal dari latar belakang berbeda-beda akan melakukan penilaian dalam tayangan Talkshow Kick Andy di Metro TV dengan cara-cara yang masuk akal (make sense) berdasar latar belakang masing-masing khalayak penonton acara Kick Andy. Sehingga masingmasing penonton akan memiliki konsep yang berbeda dalam merekonstruksi penilaian dari realita yang ditayangkan dalam acara talkshow Kick Andy di Metro TV. Dengan demikian peneliti akan bisa menghasilkan keragaman tema dan kemampuan meresepsi teks dalam tayangan tersebut yang berbeda pula antara masing-masing penonton. Melihat kenyataan tersebut, maka tidak menutup kemungkinan terdapat perbedaan meresepsi antara masing-masing penonton dalam penilaian isi tayangan Kick Andy di Metro TV sesuai sudut pandang mereka. Hal tersebut sangat berpengaruh pada kemampuan meresepsi dan tingkat pemahaman mereka tentang tayangan tersebut. Perbedaan kemampuan pemirsa dalam meresepsi isi tayangan Kick Andy terjadi karena memang pada dasarnya khalayak sangat tertarik dengan tayangan tersebut yang membuat penonton tidak bosan dan jenuh untuk melihat acara tersebut. Selain itu pemirsa tayangan Kick Andy adalah pemirsa aktif. Peran aktif khalayak di dalam memaknai teks media massa dapat terlihat pada premispremis dari Model encoding/decoding Stuart Hall yang merupakan dasar dari analisi resepsi: Peristiwa yang sama dapat dikirimkan atau diterjemahkan lebih dari satu cara. Pesan selalu mengandung lebih dari satu potensi pembacaan. Tujuan pesan dan arahan pembacaan memang ada, tetapi itu tidak akan bisa menutup hanya menjadi satu

pembacaan saja: mereka masih polisemi (secara prinsip masih memungkinkan munculnya variasi interpretasi). Memahami pesan juga merupakan praktek yang problematik, sebagaimanapun itu tampak transparan dan alami. Pengiriman pesan secara satu arah akan selalu mungkin untuk diterima atau dipahami dengan cara yang berbeda. Ada 3 kategorisasi encoding/decoding menurut Stuart Hall, yaitu : 1. Dominant-Hegemonic Position. Yaitu, audience TV mengambil makna yang mengandung arti dari program TV dan meng decode-nya sesuai dengan makna yang dimaksud (preferred reading) yang ditawarkan teks media. Audience sudah punya pemahaman yang sama, tidak akan ada pengulangan pesan, pandangan komunikator dan komunikan sama, langsung menerima. 2. Negotiated Position. Yaitu, mayoritas audience memahami hampir semua apa yang telah didefinisikan dan ditandakan dalam program TV. Audience bisa menolak bagian yang dikemukakan, di pihak lain akan menerima bagian yang lain. 3. Oppositional Position. Yaitu, audience membaca kode atau pesan yang lebih disukai dan membentuknya kembali dengan kode alternatif. Dalam bentuk ekstrem mempunyai pandangan yang berbeda, langsung menolak karena pandangan yang berbeda. 2. Khalayak Aktif Teori yang didasarkan pada asumsi bahwa konsumen media adalah aktif, harus bisa menjelaskan apa yang dimaksud dengan khalayak aktif. Mark Levy dan Sven Windahl (1985) menjawab masalah ini dengan cara : Sebagaimana dipahami secara umum oleh peneliti gratifikasi, istilah aktivitas khalayak merujuk pada orientasi sukarela dan selektif oleh khalayak terhadap proses komunikasi. Singkatnya, hal ini menyatakan bahwa penggunaan media dimotivasi oleh kebutuhan dan tujuan yang didefinisikan oleh khalayak itu sendiri, dan bahwa partisipasi aktif dalam proses komunikasi yang mungkin difasilitasi, dibatasi, atau mempengaruhi kepuasan dan pengaruh yang dihubungkan dengan eksposur. Pemikiran terbaru juga menyatakan bahwa aktivitas khalayak paling baik dikonseptualisasikan sebagai variabel konstruk, dengan khalayak mempertunjukkan berbagai jenis dan tingkat aktivitas. (Richard West, Lynn Turner, 2008 : 107).

Jay G. Blumler (1979) juga menawarkan beberapa jenis aktivitas khalayak yang dapat dilakukan oleh konsumen media. Termasuk didalamya kegunaan, kesengajaan, selektivitas, dan kesulitan untuk mempengaruhi, yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Kegunaan (utility) Khalayak menggunakan media untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu, misalnya khalayak mendengarkan radio dimobil untuk dapat mengetahui kondisi lalu lintas, mereka membaca majalah mode untuk mengetahui perkembangan gaya terbaru, dan sebagainya. 2) Kesengajaan (intentionality) Kesengajaan terjadi ketika motivasi awal khalayak menentukan komsumsi media khalayak tersebut. Ketika orang ingin dihibur, mereke menonton tayangan komedi, ketika mereka ingin mendapatkan informasi, maka mereka menonton Metro Hari Ini atau Kabar Petang, dan sebagainya. 3) Selektivitas (selectivity) Khalayak menggunakan media yang dapat merefleksikan ketertarikan dan preferensi mereka. Jika khalayak tersebut tertarik akan politik lokal, ia mungkin akan berlangganan media cetak lokal, apabila ia menyukai musik jazz, ia mungkin akan menyetel stasiun radio khusus musik jazz, dan sebagainya. 4) Kesulitan untuk mempengaruhi (imperviousness to influence) Khalayak membentuk pemahaman mereka sendiri dari muatan yang ditampilkan media. Mereka sering kali secara aktif menghindari jenispengaruh media tertentu. Misalnya beberapa orang membeli produkberdasarkan kualitas dan nilai dari suatu produk tertentu, bukan berdasarkan kampanye periklanan yang ada dimedia (Richard West, Lynn Turner, 2008 : 107). Peneliti memilih untuk mengaplikasikan teori uses and gratification kedalam penelitian karena teori ini mengasumsikan bahwa audien atau khalayak memiliki sifat yang aktif dalam memilih dan menggunakan media massa sebagai sarana pemenuhan kebutuhan. Audien dikatakan bebas untuk memilih media untuk memenuhi berbagai macam jenis kebutuhannya, dalam penelitian ini, secara khusus untuk memenuhi kebutuhan kognitif atau kebutuhan audien terhadap informasi. Teori ini juga mengasumsikan bahwa media massa harus bersaing dengan berbagai sumber-sumber lain yang juga berfungsi sebagai pemenuh kebutuhan khalayak, sehingga media yang dianggap kurang kredibel atau berat sebelah, secara perlahan akan kehilangan

kepercayaan audien. Kajian teori ini juga mengatakan bahwa penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak, sehingga sangatlah tepat, apabila teori ini, menjadi salah satu teori yang digunakan untuk meneliti bagaimana opini publik terhadap suatu item berita tertentu yang disiarkan oleh media massa, khususnya televisi. 3. Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris Communication berasal dari bahasa Latin : Communication dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama. sama disini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 2002 : 9) Sedangkan menueut Fisher (Arifin, 2003 : 20), komunikasi menyentuh semua aspek kehidupan masyarakat atau sebaliknya semua aspek kehidupan masyarakat menyentuh komunikasi. Justru itu orang melukiskan komunikasi sebagai ubiquitos atau serba hadir. Artinya komunikasi berada dimanapun dan kapapun juga. Rumusan komunikasi yang sangat dikenal orang adalah rumusan yang dibuat oleh Harold Laswell. Menurut Laswell (Mulyana, 2002 : 62) komunikasi adalah : "who says what in which to whom with what effect". Jadi, jika dipilah-pilahkan akn terdapat lima unsur atau komponen didalam komunikasi, yaitu : Siapa yang mengatakan Apa yang dikatakan Media apa yang digunakan Kepada siapa pesan disampaikan Akibat yang terjadi komunikator (communicator) pesan (message) media (channel) komunikan (communicant/receiver) efek (effect)

4. Komunikasi Massa Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang

menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang tersebar yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang terbesar di banyak tempat, anomin dan heterogin. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serentak, selintas, khususnya media elektronik (Mulyana, 2002 : 75). Sedangkan menurut Bittner (1980 : 10) mendefinisikan yang paling sederhana tentang komunikasi massa yang telah dirumuskannya yaitu : " Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people" (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomsumsikan melalui media massa pada sejumlah besar orang).

Selain pengertian diatas, beberapa ahli komunikasi juga mengemukakan pendapatnya tentang pengertian komunikasi massa, Joseph A. Devito merumuskan komunikasi massa menjadi dua hal, yaitu : "Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalyak itu besar pada umummya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang bersifat audio atau visual. Komunikasi massa menjadi lebih logis jika didefinisikan menurut bentuknya seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, buku, tabloid, film, dan pita" (Ardianto, 2004 : 6). Ciri komunikasi massa ditentukan oleh sifat unsur-unsur yang dicakupkan, yakni sifat komunikator dan sifat efek. Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Alexis S Tan (Nurudin, 2003 : 63) adalah : To inform (memberi informasi) To educate (mendidik) To persuade (mempersuasi) To entertaint (menghibur) Sebagaimana diketahui komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa. Jadi membahas komunikasi massa tidak akan lepas dari media massa sebagai media utama dalam proses komunikasi massa itu sendiri. Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat di terima serempak dan sesaat (Rahmat, 1985 : 188). Tujuan dari setiap orang berkomunikasi menurut Onong Uchjana Effendy (2001 : 27) adalah untuk menambah sikap dan dengan adanya tujuan-tujuan komunikasi, maka di harapkan adanya suatu pengaruh dan respon dalam proses komunikasi tersebut. Dalam proses komunikasi ada lima unsur pokok menurut Laswel dalam Onong Uchjana Effendy antara lain : Pesan Pesan adalah suatu lambang yang memiliki makna atau yang membawakan pikiran dan harapan komunikator.

Komunikator Komunikator adalah seorang atau sekelompok orang yang menyampaikan pikirannya kepada orang lain.

Komunikan Komunikan adalah seorang atau sekelompok orang yang menjadi sasaran komunikator ketika menyampaikan pesan atau informasi.

Media Media adalah suatu alat atau sasaran yagn digunakan oleh komunikator dalam menyampaikan pesan kepada komunikan.

Akibat Akibat adalah tanggapan, respon atau pengaruh dari komunikan ketika menerima pesan dari komunikator. Jadi komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui sebuah media yang akan

menimbulkan akibat atau tanggapan tertentu. 5. Fungsi Komunikasi Massa Disamping memiliki ciri-ciri khusus, komunikasi massa juga mempunyai fungsi bagi masyarakat. Adapun fungsi komunikasi massa menurut Dominick yang dikutip Ardianto dkk dalam bukunya Komunikasi Massa Suatu Pengantar (2004 : 16-17) adalah sebagai berikut : a. Surveillance (Pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk (1) pengawasan peringatan ; (2) pengawasan instrumental. Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung berapi , kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini dapat serta merta menjadi ancaman. Sebuah stasiun televisi mengelola program untuk menayangkan sebuah peringatan. Sebuah surat kabar secara berkala memuat bahaya polusi udara dan pengangguran. Kendati banyak informasi yang menjadi peringatan dan ancaman serius bagi masyarakat yang dimuat oleh media, banyak pula orang yang tidak mengetahui tentang ancaman tersebut. Sedangkan fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana

harga-harga saham di bursa efek, produk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep makanan dan sebagainya adalah contoh-contoh pengawasan instrumental. b. Interpretation (Penafsiran) Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok. c. Lingkage (Pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk lingkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. d. Transmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai) Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut sosialisasi. Sosialisasi mengacu kapada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masayarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan mereka. Dengan perkataan lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya. Televisi sangat berpotensi untuk terjadinya sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) pada anak muda, terutama anakanak yang telah melampaui usia 16 tahun, yang banyak menghabiskan banyak waktunya menonton televisi dibandingkan kegiatan lainnya, kecuali tidur. Beberapa pengamat memperingatkan kemungkinan terjadinya disfungsi jika televisi menjadikan salurannya terutama untuk sosialisasi (penyebaran nilai-nilai). Sebagai contoh, maraknya tayangan kekerasan di stasiun televisi dapat membetnuk sosialisasi bagi anak muda yang menontonnya, yang membuat anak muda berpikir bahwa metode kekerasan adalah wajar dalam memecahkan persoalan hidup. e. Entertainment (Hiburan) Penyiaran drama, tarian, kesenian, sastra, musik, olah raga, permainan, melalui isyarat-isyarat, lambang-lambang, suara dan gambar, bertujuan untuk menciptakan kesenangan yang bersifat hiburan. Melalui berbagai macam program acara yang ditayangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya. Fungsi menghibur dari komunikasi massa tidak lain tujuannya adalah

untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan melihat berita-berita ringan atau melihat tayangan-tayang hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali. 6. Talkshow Talkshow merupakan perpaduan antara seni panggung, dan teknik wawancara jurnalistik. Wawancara dilakukan ditengah atau disela-sela pertunjukan, apakah itu musik, lawak, peragaan busana, dan sebagainya. Jadi sifatnya santai. Pemandu acara dalam talk show memiliki peran ganda, yaitu selain sebagai pembawa acara, sekaligus pewawancara (Wahyudi.1996:90). Metode talk show menurut Klaus Kastan dikenal dengan istilah talk show skill, berupa kemampuan pemandu dalam melakukan beberapa tindakan yang meliputi : 1. Mengambil Keputusan 2. Menyusun Topik dan Pertanyaan Dengan Cepat 3. Memotong Pembicaraan Narasumber Yang Melenceng 4. Kemampuan Melakukan Kompromi dan Meyakinkan Narasumber 5. Memadukan Kemasan Program Secara Interaktif. Perbedaan paling penting antara talk show dan wawancara berita adalah talk show bersifat dinamis, tidak terpaku pada aktualitas topik perbincangan, dan jam tayangnya fleksibel. Talk show dapat dimasukkan kedalam kategori program special atau program wawancara sebagai acara. Bahkan ada yang menyebut setiap siaran kata adalah talk show, karena mengacu pada arti katanya sendiri yaitu talk (obrolan) dan Show (gelaran). Dua komponen yang selalu ada dalam program talk show adalah obrolan dan musik yang berfungsi sebagai selingan (Masduki, 2001:44-45). 7. Media massa (Televisi) Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002). Media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan atau proses imitasi (belajar sosial). Dua fungsi dari media massa adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi (Rakhmat, 2001).

Media menampilkan diri sendiri dengan peranan yang diharapkan, dinamika masyarakat akan terbentuk, dimana media adalah pesan. Jenis media massa yaitu media yang berorentasi pada aspek (1) penglihatan (verbal visual) misalnya media cetak, (2) pendengaran (audio) semata-mata (radio, tape recorder), verbal vokal dan (3) pada pendengaran dan penglihatan (televisi, film, video) yang bersifat ferbal visual vokal (Liliweri, 2001). Effendy (2000), media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop, yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi, atau dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan hiburan. Keuntungan komunikasi dengan menggunkan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlah relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa sangat efektif yang dapat mengubah sikap, pendapat dan prilaku komunikasi. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007). Media massa memberikan informasi tentang perubahan, bagaimana hal itu bekerja dan hasil yang dicapai atau yang akan dicapai. Fungsi utama media massa adalah untuk memberikan informasi pada kepentingan yang menyebarluas dan mengiklankan produk. Ciri khas dari media massa yaitu tidak ditujukan pada kontak perseorangan, mudah didapatkan, isi merupakan hal umum dan merupakan komunikasi satu arah. Peran utama yang diharapkan dihubungkan dengan perubahan adalah sebagai pengetahuan pertama. Media massa merupakan jenis sumber informasi yang disenangi oleh petani pada tahap kesadaran dan minat dalam proses adopsi inovasi (Fauziahardiyani, 2009). Sumber : (http://id.shvoong.com/writing-andspeaking/2060385-pengertian-media-massa/) Televisi lahir setelah adanya beberapa penemuan teknologi seperti telepon, telegraf, fotografi, dan rekaman suara. Televisi merupakan sistem yang dirancang terutama untuk kepentingan transmisi dan penerimaan yang merupakan proses abstrak, yang batasan isinya sangat terbatas atau bahkan sama sekali tidak ada.

Inovasi terpenting yang terdapat dalam televisi adalah kemampuan menyajikan komentar atau pengamatan langsung pada saat suatu kejadian berlangsung. Sekarang, televisi telah mampu merebut minat banyak orang. Televisi menyajikan berbagai macam program tayangan baik yang berdasar realitas, rekaan dan ciptaan yang sama sekali baru. Televisi mengetengahkan berbagai siaran dalam berbagai bentuk : berita, pendidikan, hiburan dan iklan. Televisi mempunyai kelebihan untuk menyajikan siaran secara langsung (live broadcasting). Bahkan televisi seperti disampaikan oleh Patricia Edgar dapat memungkinkan terjadinya diskusi secara langsung, segera setelah menggunakan media tersebut. Salah satu media dalam komunikasi adalah televisi, dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia (Ardianto, 2004 : 125). Menurut Effendy yang dimaksud dengan televisi adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesanya bersifat umum, sasaranya menimbulkan keserempakan dan komunikannya bersifat heterogen (Effendy, 2002 : 21). Televisi merupakan media massa yang sangat besar manfaatnya, karena dalam waktu yang relatif singkat dapat menjangkau wilayah dan jumlah penonton yang tidak terbatas (Darmanto, 2005 : 26). Bahkan, peristiwa yang terjadi pada saat itu juga, dapat segera di ikuti sepenuhnya oleh penonton dibelahan bumi yang lain. Peranan televisi juga sangat besar dalam membetuk pola pikir, pengembangan wawasan dan pendapat umum, termasuk pendapat umum untuk menyukai produkproduk industri tertentu, disebabkan program siaran yang disajikan semakin lama semakin menarik, meskipun memerlukan biaya yang tinggi, sehingga tidak mengherankan kalau khalayak penonton, betah duduk berlama-lama didepan televisi. 8. Efek Media Massa Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat

menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Akan tetapi untuk mengetahui secara tepat dan rinci mengenai kekauatan sosial yang dimiliki oleh komunikasi massa dan hasil yang dapat dicapainya dalam menggerakkan proses sosial tidaklah mudah. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi massa dilaksanakan melalui berbagai media massa.

Menurut Steven M. Chaffe ( Ardianto dkk, 2004: 49) efek media massa dapat dilihat dari beberapa pendekatan. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan ynag terjadi pada diri khalayak yaitu komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif, afektif, behavioral. a. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri 1. Efek Ekonomi Kehadiran media massa di tengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa. Keberadaan televisi baik televisi pemerintah maupun televisi swasta dapat memberi lapangan pekerjaan kepada sarjana ilmu komunikasi, para juru kamera, pengarah acara, juru rias dan profesi lainnya. 2. Efek Sosial Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa. Sebagai contoh misalnya kehadiran televisi dapat meningatkan status dari pemiliknya. 3. Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari Terjadinya penjadwalan kegiatan sehari-hari, misalnya sebelum pergi ke kantor masyarakat kota akan lebih dahulu melihat siaran berita di televisi. 4. Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman Orang menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya dengan tujuan menghilangkan perassan tidak nyaman, misalnya untuk men ghilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa dan sebagainya. 5. Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perassan tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi juga dapat menumbuhkan perasaan tertentu. Terkadang seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negatif terhadap media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada suatu media massa tertentu erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut. b. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan ynag terjadi pada diri khalayak 1. Efek Kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif ini membahas bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan oleh media adalah realitas yang sudah diseleksi. Televisi memilih tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan dan mengesampingkan tokoh lainnya. Efek Proposional Kognitif Efek proposional kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka televisi telah menimbulkan efek proposional kognitif. 2. Efek Afektif Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekadar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah setelah menerima pesan dari media massa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan dari media massa adalah sebagai berikut : Suasana Emosional Respon individu terhadap sebuah film atau sinetron televisi akan dipengaruhi oleh situasi emosioanl individu.. Skema kognitif Skema kognitif merupakan naskah yang ada di dalam pikiran individu yang menjelaskan alur peristiwa. Suasana Terpaan Suasana terpaan adalah perasaan individu setelah menerima terpaan informasi dari media massa. Predisposisi Individual Predisposisi Individual mengacu kepada karakteristik individu. Individu yang melankolis cenderung menghadapi tragedi lebih emosional daripada orang yang periang. Orang yang periang dan mempunyai sifat terbuka cenderung akan lebih senang bila melihat adegan-adegan lucu daripada orang yang melankolis. Faktor Identifikasi

Menunjukkan sejauhmana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditonjolkan dalam media massa. Dengan identifikasi, penonton, pembaca, pendengar akan menempatkan dirinya di posisi tokoh. 3. Efek Behavioral Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk tindakan atau kegiatan. F. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Berdasarkan masalah yang telah tertulis diatas, maka jenis penelitian yang diambil adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Lexy J. Moleong 200 : 3). Sedangkan penelitian diskriptif itu sendiri menurut Winarno Suracmad (1982 : 19), adalah penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah-masalah aktual, data-data yang dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa. Jenis penelitian ini akan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif deskrpsi teliti, yang lebih berharga daripada sekedar pernyataan sejumlah atau frekuensi dalam bentuk angka. 2. Sumber Data a. Data primer, yaitu data yang berkaitan langsung dengan subjek penelitian. Data primer ini diperoleh dari wawancara dengan informan dan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini sumber data yang di gunakan peneliti untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan. Peneliti menggunakan sumber data primer, dimana sumber data primer itu sendiri merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan warga masyarakat Mancasan, Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta. b. Data sumber, yaitu data yang diperoleh dari dokumentasi yang ada dilokasi penelitian. Data ini bisa berasal dari buku-buku, arsip yang berhubungan dengan penelitian. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan

pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Metode ini digunakan untuk mengetahui informasi yang lebih luas dari orang lain atau responden. Dengan menggunakan metode interview guide yaitu panduan wawancara untuk mengajukan pertanyaan yang telah disusun sesuai dengan tema penelitian kepada responden. Panduan wawancara ini digunakan oleh penyusun untuk menghindari meluasnya arah pembicaraan wawancara (Lexy J. Moleong, 1995 : 135140). Wawancara ini bersifat terbuka, tidak bersetruktur ketat, tidak dalam suasana formal, dan bisa dilakukan berulang pada informan yang sama. Pertanyakan yang telah diajukan bisa semakin rinci dan mendalam. Kelonggaran dan kelenturan cara ini akan mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan perasaan, sikap dan pandangan mereka terhadap tayangan Kick Andi di Metro TV. b. Dokumentasi Dokumentasi merupakan pengumpulan data dengan cara mengamati dokumen atau catatan yang sudah ada membaca hal-hal yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Teknik dokumentasi ini dilakukan untuk melengkapi teknik wawancara. Dokumentasi yang digunakan bisa berupa buku, surat kabar, makalah dan lain-lain. c. Observasi Observasi atau yang sering di sebut dengan pengamatan merupakan hal yang dapat dilakukan secara langsung. Sehingga dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data maka peneliti mengadakan

pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti, dengan cara mencatat fenomena yang diteliti atau diselediki melalui penglihatan dan pendengaran. Karena dengan melakukan seperti itu maka data yang dikumplkan dalam penelitian ini bisa mengetahui bagaimana persepsi masyarakat Mancasan terhadap program acara talkshow Kick Andy di Metro TV. d. Teknik Cuplikan Dalam penelitian kualitatif, teknik cuplikan yang digunakan bukanlah cuplikan statistik atau yang biasa dikenal sebagai "Probability sampling"

yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif cenderung menggunakan pertimbangan berdasarkan konsep teoritis yang di gunakan, keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik empirisnya, dan lain-lainya. Oleh karena itu, cuplikan yang digunakan dalam penelitian ini lebih bersifat "purposive sampling" atau lebih tepat disebut sebagai

cuplikan criterion based selection (Goetz dan Lecompte dalam Sutopo, 2002 : 56). Sumber data digunakan di sini tidak sebagai yang mewakili populasinya tetapi lebih cenderung mewakili informasinya karena pengambilan cuplikan didasarkan atas pertimbangan tertentu. Dengan kecenderungan peneliti untuk memilih fenomena yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang lebih rinci. Bahkan didalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan penelitian dalam memperoleh data (Patton, 1984 dalam Sutopo, 2002 : 56). 1. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Masri Singarimbun, 1989 : 263). Untuk metode analisis data menggunakan analisis interaktif. Analisis interaktif itu sendiri merupakan penelitian tetap bergerak

diantara tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan verifikasi dari proses pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung. Setelah penelitian penyusun catatan lengkap, reduksi data dibuat dalam hal menyusun rumusan penting dalam arti inti pemahaman segala peristiwa yang dikaji. Kemudian dikuti penyajian data yang berupa deskripsi dalam bentuk narasi. Sajian data tersebut disusun secara logis dan sistematis sehingga makana peristiwa menjadi jelas dan mudah dipahami. Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir mulailah melakukan usaha untuk menarik kesimpulan dan

ferifikasinya berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi maupun sajian data. Dari membaca sajian data, peneliti bisa mengusahakan pikiran yang mengarah pada simpulan. Simpulan ini bersifat sementara selama proses pengumpulan data berlangsung. Apabila simpulan data dirasa

kurang efisien karena kurangnya rumusan dalam reduksi maupun sajian datanya, maka peneliti wajib kembali melakukan kegiatan pengumpulan data yang sudah terfokus untuk mencari pendukung simpulan yang ada juga bagi pendalaman data. Dalam hal ini tampak bahwa penelitian kualitatif prosesnya berlangsung dalam bentuk siklus sehingga proses tersebut saling terkait dan dilakukan secara terus menerus didalam proses pelaksanaan pengumpula data (H.B Sutopo, 2002 : 95-97).

G. PEMBAHASAN Dari permasalahan yang telah diteliti , yaitu analisis resepsi penonton ibu rumah tangga masyarakat masyarakat kutoarjo terhadap tayangan talkshow Kick Andy, ternyata peneliti menemukan resepsi yang dilakukan para informan atau penonton terhadap tayangan talkshow Kick Andy yang sangat berbeda-beda dalam penilain atau pendapat terhadap tayangan tersebut. Dari penelitian yang sudah dilakukan, peneliti menemukan bahwa Informan dari masyarakat mancasan menerima makna dominan yang disampaikan dalam acara talkshow Kick Andy. Sehingga peneliti memasukkan Dalam kategorisasi encoding/decoding Stuart hall, yang bagaimana masuk dalam kategori Negotiated Position.Yaitu, mayoritas audience memahami hampir semua apa yang telah didefinisikan dan ditandakan dalam program TV. Audience bisa menolak bagian yang dikemukakan, di pihak lain akan menerima bagian yang lain. Informan atau penonton menjadikan tayangan Kick Andy sebagai sebuah idola atau Inspirasi. Sehinnga masyarakat mancasan menilai bahwa acara Kick Andy sangat penting untuk di tonton dalam kalangan masyarakat umum serta dewasa sekarang. Pengamatan yang telah dilihat dari informan atau penonton masyarakat mancasan sejauh ini menunjukkan apa yang ditampilkan oleh acara talkshow Kick Any di Metro TV sesuai dengan kenyataan yang ada. Peneliti menilai bahwa Informan atau penonton adalah seorang yang realis. Informan atau penonton selalu mengkaitkan bahwa acara talkshow Kick Andy menampilkan fakta tentang sesuatu yang terjadi saat ini di pemerintahan atau masyarakat kita. Dia menerima materi dan pesan-pesan yang ditampilkan oleh acara Kick Andy. Informan atau penonton secara kuat terpengaruh dengan apa yang disajikan oleh acara Kick Andy dikarenakan pengetahuannya terhadap politik, sosial, budaya, nasonalisme, prestasi dan lain-lain masih kurang. Informan atau penonton acara Kick

Andy adalah masyarakat kecil yang hanya tamatan SMA. Masyarakat kecil sepertinya cenderung tidak perduli dan tidak mau tahu terhadap perkembangan dan pemerintahan yang terjadi di tanah air. Kepedulian dan kesadaran mereka terhadap perkembangan disamping mereka masih sangat rendah. Sehingga akan mempengaruhi pengetahuannya yang membuatnya tidak dapat berpikir kritis. Sehingga dengan mudah dapat masuk dalam agenda media. Masyarakat kecil seperti Informan atau penonton yang saya wawancarai mayoritas bukan seorang yang idealis, tetapi seorang yang realis. Mereka melihat apa yang terjadi di depan mereka, apa yang mereka alami dan rasakan. Sehingga mereka dalam memahami masalah tidak secara menyeluruh, kurang sifat kritisnya. Mereka memahami masalah secara runut, berdasarkan data konkret yang tersaji, yang dalam hal ini diberikan oleh media. Data yang mereka peroleh itu dapat atau pernah mereka lihat, alami, dan rasakan dalam kehidupan nyata. Itulah mengapa Informan atau masyarakat kecil sepertinya dapat dengan mudah terpengaruh oleh agenda media, dalam hal ini acara Kick Andy, dimana dia menganggap bahwa apa yang disajikan oleh acara Kick Andy memang sesuai dengan kenyataan yang sedang terjadi. Sehingga ada kesamaan yang mengkaitkan dalam kategori Negotiated Position, yaitu Informan atau penonton acara talkshow Kick Andy adalah orang yang memiliki kesamaan karakteristik sebagai orang yang realis. Mereka pernah melihat, merasakan, dan mengalami sendiri apa yang ditampilkan oleh acara Kick Andy dalam kejadian nyata. Sehingga mereka setuju dengan apa yang ditampilkan oleh acara Kick Andy dan memiliki rasa kepuasan terhadap tayangan Kick Andy. Sehingga tayangan talkshow Kick Andy sebagai suatu tayangan yang bagus, menarik, menghibur, berisi, dan bermanfaat. Mereka juga setuju kalau kritik-kritik yang diberikan oleh Kick Andy sudah sesuai kenyataan yang terjadi di lapangan.

H. INTERVIEW GUIDE

1. Apakah tayangan talkshow Kick Andy yang ditayangkan di Metro TV menghibur Anda! Apa Alasannya? 2. Apakah anda selalu memperhatikan tokoh atau bintang tamu dalam Talkshow Kick Andy?

3. Menurut anda apakah dialog-diaolog dalam Talkshow Kick Andy mudah dipahami? 4. Menurut anda apakah tayangan ini mampu menyampaikan pesan yang bermanfaat bagi pemirsa? 5. Apakah topic-topic dalam Talsksow Kick Andy sangat bagus dan menarik? 6. Apa pendapat anda tentang Talkshow Kick Andy? 7. Bagaimana pendapat anda terhadap Andi F. Noya sebagai pembawa acara Talkshow Kick Andy?

I. DAFTAR PUSTAKA

Bimo Walgito. 1978. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta : Andi. H.B Sutopo. 2002. Metodologi Penelitan Kualitatif. Surakarta : Sebelas Maret University

Singarimbun, Masri dan Effendy, Sofyan. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta:LP3S Jalaludin Rakhmat. 2001. Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya Lexy J. Moleong. 2001. Metode Penelitian Kualitatif : PT Remaja Rosdakarya Mc Qoil, Denis. 1987. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Erlangga. Onong Uchjana Efendy, 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Devito, Josep A. 1986. Interpersonal Communication Book. New York : Harper and Row Publisher

Kenapa anda mengambil di daerah tersebut karena di daerah tersebut terdapat suatu masyarakat yang realis, dimana masyarakatnya khususnya ibu rumah tangga pendidikannya jauh bila dibandiingkan dengan kita.

Kenapa harus di staims? Karena di staims hanya mempunyai 2 jurusan yaitu KPI (komunikasi penyiaran islam) dan PAI (pendidikan agama islam). Disini saya tertarik untuk menilitinya dikarenakan banyak anak lelakinya.

Vous aimerez peut-être aussi