Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DATA PASIEN
Nama Umum Agama Alamat Suku Status Nomor Registrasi Tanggal MRS 2013
: Ny. Ninik yatini : 50 tahun : Islam : Jati Sidoarjo : Jawa : Menikah : 17-60-13 : 17 januari
Keluhan Utama: Sesak Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak sejak dua minggu yang lalu. Sesaknya hilang muncul, muncul terutama saat kerja, dan semakin memberat dalam dua minggu ini. Pasien juga mengeluh batuk sejak dua minggu sebelum masuk Rumah Sakit. Batuk tidak berdahak. Pasien juga mengeluh sering ngongsrong, nafsu makan dan berat badan menurun sejak dua minggu terakhir. Pasien juga mengeluh badan panas sejak tiga hari sebelum masuk Rumah Sakit.
Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat sakit sesak seperti ini sebelumnya disangkal. Riwayat sesak kambuh-kambuhan sebelumnya disangkal. Riwayat pengobatan sebelumnya disangkal. Riwayat Hipertensi disangkal, riwayat diabetes melitus disangkal.
Riwayat penyakit keluarga: Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita sakit seperti yang diderita pasien. Riwayat social Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga
Kepala/Leher Anemis (-), Icterus (-), cyanosis (-), Dyspnue (+) Peningkatan JVP (-) Pembesaran KGB (-)
Pulmo : I: simetris, deviasi trachea ke kanan, vosa jungularis (+), retraksi intercostalis (-), kontraksi otot bantu pernapasan (+), dinding dada kiri tampak lebih kembung dan tertinggal saat bernapas. P: fremitus vocal dada kiri menurun, fremitus raba dada kiri sedikit tertinggal P: sonor/redup A: ves/ves, tapi suara napas di dada kiri menjauh hamper menghilang. Ronkhi -/-, Whezing -/-
Cor : I: ictus cordis tidak tampak P: ictus Cordis teraba di spase intercostalis 5 midclavicula line sinistra P: RHM terletak ICS 5 parasternal Sinistra, LHM di ICS 5 MCL Sinistra A: S1S2 tunggal, M(-), G(-)
Abdomen I: flat, soufel, jejas (-) P: nyeri tekan (-), H/L tidak teraba, pembesaran hepar (-) P: thympani, nyeri ketuk (-) A: BU (+) normal,
Extremitas Motorik:
5 5 5 5
Odema:
---
---
Diagnosis: Efusi pleura (S) Et causa pneumonia DD TB paru PDx: Lab: DL/LFT, RFT, GDA EKG Photo thorax PA
Planning therapy: O2 2-3 lpm nasal canul Inf. NS 7 tpm Inj. Ranitidin 2x1 amp
Hasil Laboratorium 17/1/2013 GDA : 101,6 mg/dl BUN : 7,3 SK : 0,4 SGOT : 43,2 SGPT : 61,6 WBC : 8,83 RBC : 3,94 HGB : 9,05
19/1/2013 HARI KETIGA S: sesak (+), batuk (+) O: kesadaran: CM, T: 110/70, N: 100x/mnt, RR:24x/mnt, S: 37 C Dyspnue (+), dada kiri tampak tertinggal saat bernapas Pulmo: ves/ves menurun, Rh:-/-, Wh: -/A: Efusi Pleura (S) P: terapi tetap
TINJAUAN PUSTKA
Pleura adalah membran tipis terdiri dari dua lapisan: pleura visceralis dan pleura parietalis Histologis: sel mesotelial, jaringan ikat, pembuluh darah kapiler dan pembuluh getah bening.
Pleura sering mengalami pathogenesis seperti terjadinya efusi pleura, misalnya: hidrothoraks dan pleuritis eksudativa karena infeksi, hemotothoraks bila rongga pleura berisi darah, kilothoraks (cairan limfe), piothoraks atau empyema thorachis bila berisi nanah, pneumothoraks bila berisi udara.
PATOFISIOLOGI
tergantung pada keseimbangan cairan dan protein dalam rongga pleura. Cairan pleura dibentuk secara lambat sebagai filtrasi melalui pembuluh darah kapiler. Filtrasi ini terjadi karena perbedaan tekanan osmotic plasma dan jaringan interstisial submesotelial, kemudian melalui mesotelial masuk ke dalam rongga pleura. Selain itu cairan pleura dapat melalui pembuluh limfe sekitar pleura.
Efusi dapat berbentuk bukan karena masalah primer paru seperti: gagal jantung kongesif, sirhosis hati, sindrom nefrotik, hipoalbumin oleh beberapa keadaan.
Efusi eksudat bila ada proses peradangan menyebabkan permeabilitas kapiler pembuluh darah pleura meningkat sehingga sel mesotelial berubah menjadi bulat atau kuboidal dan terjadi pengeluaran cairan ke dalam rongga pleura. Penyebab pleuritis eksudativa yang paling sering adalah karena mikobakterium tuberkulosis (pleuritis eksudativa tuberkulosa) Dapat pula disebabkan proses keganasan
DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis baik dan pemeriksaan fisik yang teliti, diagnosis pasti ditegakkan melalui pungsi percobaan, biopsi dan analisa cairaan pleura
GAMBARAN RADIOLOGIS
Ada gambaran cairan dengan batasan yang jelas antaracairan dan udara Berbentuk curva Jika mendatar berarti ada udara dalam rongga thorax Pmeriksaan dengan USG dapat menentukan adanya cairan dalam rongga pleura
THORAKOSISNTESIS
Merupakan tindakan mengaspirasi cairan dari rongga thorax Berguna sebagai saran diagnostik dan terapeutik Sebaiknya dilakukan dengan pasien dadlam posisi duduk Pengambilan cairannya sebaiknya tidak melebihi 1000-1500cc tiap kali aspirasi.
WARNA CAIRAN.
Biasanya cairan pleura berwarna agak kekuning-kuningan (serous-santokrom). Bila agak kemerah-merahan, dapat terjadi trauma, infark paru, keganasan dan adanya kebocoran aneurism aorta. Bila kuning kehijauan dan agak purulen, ini menunjukkan adanya empiema. Bila merah coklat ini menunjukkan adanya abses karena amuba.
TRANSUDAT.
Dalam keadaan normal cairan pleura yang jumlahnya sedikit itu adalah transudat. Biasanya hal ini terdapat pada: 1). Meningkatnya tekanan kapiler sistemik, 2). Meningkatnya tekanan kapiler pulmoner, 3). Menurunnya tekanan koloid osmotik dalam pleura, 4). Menurunnya tekanan intra pleura
EKSUDAT.
Eksudat merupakan cairan yang terbentuk melalui membran kapiler yang permeabelnya abnormal berisi protein berkonsentrasi tinggi dibandingkan protein transudat. Terjadinya perubahan permeabilitas membrane adalah karena adanya peradangan pada pleura: infeksi, infark paru atau neoplasma. Protein yang terdapat dalam cairan pleura kebanyakan berasal dari saluran getah bening
PENGOBATAN
Pengobatan penyakit dasar Pengambilan cairan pleura Kalau terus berulang bisa dilakukan pleurodesis
TERIMA KASIH