Vous êtes sur la page 1sur 13

TUGAS KULTUR IKAN HIAS

IKAN SAPU-SAPU

OLEH:

IKA RAHMA DEWI ( L 221 12 276 )

BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

PENDAHULUAN Ikan sapu-sapu atau ikan bandaraya adalah sekelompok ikan air tawar yang berasal dari Amerika tropis yang termasuk dalam famili Loricariidae, namun tidak semua anggota Loricariidae adalah sapu-sapu. Ikan ini dikenal sebagai pemakan alga/"lumut" dan sangat populer sebagai ikan pembersih akuarium. Dalam perdagangan ikan internasional ia dikenal sebagai plecostomus atau singkatannya, plecos dan plecs. Di Malaysia orang menyebutnya "ikan bandaraya" karena fungsinya seperti petugas pembersih kota ("bandar"). Di Indonesia, analogi yang sama juga dipakai tetapi alatnya yang dipakai sebagai nama (sapu). Ikan ini nyaris dapat hidup bersama dengan ikan akuarium apa saja dan diperdagangkan dalam ukuran kecil atau sedang. Meskipun demikian, ia bisa tumbuh sepanjang 60 cm dan menjadi kurang aktif dan kurang bersahabat. Ikan yang memiliki nama lokal Sapu sapu, Tokek, Sapu kaca ini berasal dari Amerika Selatan dengan nama internasional Amazon sailfin catfish. Liposarcus pardalis termasuk dalam familia loricariidae dan ordo siluriformes. Warnanya hitam kecoklatan dengan kulitnya yang keras dan memiliki mulut yang berbentuk seperti cakram serta mempunyai 10 13 jari jari bercabang pada sirip punggung. Sapu-sapu merupakan ikan pemakan algae dan detritus. Ikan ini sering dipakai sebagai ikan hias di akuarium sebagai pembersih kaca, oleh karena itu sering juga dinamakan Sapu kaca. Sapu-sapu biasanya terdapat di perairan yang tercemar oleh bahan organik. Penyebaran ikan ini di Sungai Bengawan Solo sangat luas mulai dari Solo Jawa Tengah hingga ke Gresik Jawa Timur, tetapi paling banyak dijumpai di daerah Solo, Sragen, Lamongan yang perairannya sudah banyak tercemar. Ikan ini omnivora (pemakan segala) tapi biasanya mencari sisa-sisa tumbuhan air di malam hari. Sebenarnya sapu-sapu mencakup banyak jenis anggota Loricariidae, meskipun yang paling umum dikenal adalah Hypostomus plecostomus. Karena banyaknya impor berbagai macam sapu-sapu, dan banyak sekali yang belum diidentifikasi secara benar, disusunlah suatu daftar sapu-sapu yang disebut nomor-L (L-number) untuk mencirikannya secara sementara.

1. Sistematika Klasifikasi dan Deskripsi Ikan Sapu-sapu Menurut Kotellat et al (1993), klasifikasi ikan sapu-sapu adalah sebagai berikut: Filum Subfilum Kelas Ordo Famili Genus : Chordata : Vertebrata : Pisces : Siluridea : Loricarinae : Hypostosmus Hyposarcus Spesies : Hypostosmus sp Hyposarcus pardalis Ikan sapu-sapu dari jenis Hyposarcus pardalis yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Ikan sapu-sapu Ikan sapu-sapu memiliki tubuh yang ditutupi dengan sisik keras kecuali bagian perutnya, bentuk tubuh pipih, kepala lebar, mulut terletak dibagian kepala dan berbentuk cakram, memiliki adifose fin yang berduri. Semua sirip kecuali ekor selalu diawali dengan jari-jari keras. Sirip punggung

lebar dengan tujuh jarijari lemah (Hypostosmus sp) atau 10-13 jari-jari lemah (Hyposarcus pardalis), warna tubuh cokelat atau abu-abu dengan bintikbintik hitam diseluruh tubuhnya (Kottelat et al 1993). Ikan sapu-sapu berasal dari Amerika Selatan tepatnya dari Argentina Utara, Uruguay, Paraguay, dan Brazil bagian Selatan yaitu di sungai Rio de Plate, Rio Paraguay, Rio Panama dan Rio Uruguay (Kottelat et al 1993). Selain terdapat di kawasan Jakarta dan sekitarnya, ikan sapu-sapu (Hyposarcus pardalis) sudah menyebar hingga di kawasan Depok bahkan daerah Bogor dengan jumlah yang sangat besar (Prihardhyanto 1995). Menurut Prihardhyanto (1995), keberadaan ikan sapusapu diperairan umum di kawasan Jakarta dan sekitarnya tidak terlepas dari aktivitas penggemar dan pembudidaya ikan hias yang mungkin tanpa sengaja melepas jenis ikan tersebut di perairan umum. Habitat asli ikan sapu-sapu adalah sungai dengan aliran air yang deras dan jernih, tetapi dapat juga hidup di perairan tergenang seperti rawa dan danau (Prihardyanto 1995). Ikan sapu-sapu dapat hidup di perairan dengan kadar oksigen terlarut yang rendah, sehingga hanya sedikit spesies lain yang dapat hidup di perairan tersebut (sampai hanya ikan sapu-sapu yang dapat bertahan hidup). Jika diamati cara makan ikan sapu-sapu, gerakannya yang lambat dan cenderung menetap di dasar perairan, dengan kemampuan hidup yang kuat, ikan ini cenderung memiliki kandungan logam berat yang hampir sama dengan lingkungan tempat hidupnya. Bila perairannya bersih, maka ikan ini aman untuk dikonsumsi demikian juga sebaliknya. Berdasarkan ususnya yang panjang dan tersusun melingkar seperti spiral, ikan sapu-sapu dapat dikelompokkan ke dalam jenis ikan herbivora. Sedangkan berdasarkan relung makannya yang luas maka ikan sapu-sapu dikelompokkan ke dalam jenis eurifagik (ikan pemakan bermacam-macam makanan ) (Prihardhyanto 1995). 2. Biologi Ikan sapu-sapu atau ikan bandaraya adalah sekelompok ikan air tawar yang berasal dari Amerika tropis yang termasuk dalam famili Loricariidae, namun tidak semua anggota Loricariidae adalah sapu-sapu. Ikan ini dikenal sebagai pemakan alga/lumut dan sangat populer sebagai ikan pembersih akuarium. Dalam perdagangan ikan internasional ia

dikenal sebagai plecostomus atau singkatannya, plecos dan plecs. Di Malaysia orang menyebutnya ikan bandaraya karena fungsinya seperti petugas pembersih kota (bandar). Di Indonesia, analogi yang sama juga dipakai tetapi alatnya yang dipakai sebagai nama (sapu). Ikan ini nyaris dapat hidup bersama dengan ikan akuarium apa saja dan diperdagangkan dalam ukuran kecil atau sedang. Meskipun demikian, ia bisa tumbuh sepanjang 60 cm dan menjadi kurang aktif dan kurang bersahabat. Ikan sapu-sapu memiliki 2 alat pernafasan. Alat pernafasan yang pertama adalah insang. Insang digunakan oleh ikan sapu-sapu saat berada di air yang jernih. Alat pernafasan ikan sapu-sapu yang kedua adalah labirin. Labirin adalah alat pernafasan binatang lumpur atau air yang keruh. Karena memiliki 2 alat pernafasan, Ikan sapu-sapu dapat hidup di air dan di lumpur. Ikan ini omnivora (pemakan segala) tapi biasanya mencari sisa-sisa tumbuhan air di malam hari. Sebenarnya sapu-sapu mencakup banyak jenis anggota Loricariidae, meskipun yang paling umum dikenal adalah Hypostomus plecostomus. Karena banyaknya impor berbagai macam sapu-sapu, dan banyak sekali yang belum diidentifikasi secara benar, disusunlah suatu daftar sapu-sapu yang disebut nomor-L (L-number) untuk mencirikannya secara sementara. 3. Morfologi Ikan sapu-sapu memiliki tubuh yang ditutupi oleh sisik keras kecuali bagian perutnya, bentuk tubuh pipih, kepala lebar, mulut terletak dibagian kepala dan berbentuk cakram, memiliki adipose fin yang berduri (Kottelat et al 1993). Semua sirip kecuali sirip ekor, selalu diawali dengan jari-jari keras. Sirip punggung lebar dengan 7 jari-jari lemah (Hypostomus sp) atau 10-13 jari-jari lemah (Hyposarcuc paradalis) (Kottelat et al 1993). Warna tubuh coklat atau abu-abu dengan bintik-bintik hitam di seluruh tubuhnya. kulit yang mengeras dengan bentuk mulut cakram. Menurut Sterba (1983) in Sutanti (2005), kepala serta tubuh ikan sapu-sapu melebar dan membentuk seperti panah. Batang ekor memanjang dan sirip punggung

lebar. Pada semua siripnya kecuali sirip ekor selalu diawali oleh duri keras. Terdapat juga adipose fin yang terletak dekat dengan ujung batang ekor yang ditutupi oleh kulit yang mengeras. Page et al. (1996) in Sutanti (2005) mengatakan bahwa Sapu-sapu dapat mencapai panjang maksimum 50 cm. Ikan ini berasal dari perairan air tawar Amerika Selatan dan bagian utara Amerika Tengah hingga Nikaragua. 4. Siklus Hidup/daur hidup Ikan sapu-sapu akan matang secara seksual setelah usia 3 bulan atau lebih (ukuran sekitar 10 cm, berat 60-100 gram). Menjelang reproduksi, ikan sapu-sapu jantan akan berubah warna menjadi lebih gelap (hitam pekat). Sebelum kawin, ikan sapu-sapu jantan akan mencari dasar air berpasir pada kedalaman kurang dari 1 m sebagai tempat ideal sarang mereka. Lokasi dengan vegetasi lebih disukai, agar sarang mereka tidak mudah terdeteksi oleh predator. Ikan sapu-sapu jantan kemudian membuat lubang dangkal berdiameter 30 cm untuk tempat mujair betina meletakkan telur. Setelah sarang disiapkan, sapu-sapu jantan akan menjalankan aksinya untuk meyakinkan sapu-sapu betina untuk mengikutinya kembali ke sarang. 5. Persyaratan lingkup budidaya Habitat asli ikan sapu-sapu adalah sungai dengan aliran air yang deras dan jernih, tetapi dapat juga hidup di perairan tergenang seperti rawa dan danau (Prihardyanto 1995). Ikan sapu-sapu dapat hidup di perairan dengan kadar oksigen terlarut yang rendah, sehingga hanya sedikit spesies lain yang dapat hidup di perairan tersebut (sampai hanya ikan sapu-sapu yang dapat bertahan hidup). Jika diamati cara makan ikan sapu-sapu, gerakannya yang lambat dan cenderung menetap di dasar perairan, dengan kemampuan hidup yang kuat, ikan ini cenderung memiliki kandungan logam berat yang hampir sama dengan lingkungan tempat hidupnya. Bila perairannya bersih, maka ikan ini aman untuk dikonsumsi demikian juga sebaliknya. Berdasarkan ususnya yang panjang dan tersusun melingkar seperti spiral, ikan sapu-sapu dapat dikelompokkan ke dalam jenis ikan herbivora. Sedangkan berdasarkan relung makannya yang luas maka ikan

sapu-sapu dikelompokkan ke dalam jenis eurifagik (ikan pemakan bermacam-macam makanan ) (Prihardhyanto 1995). Beberapa pleco tidak terlalu membutuhkan aquarium yang luas, karena badan mereka yang agak kecil, namun aquarium kecil tidak cocok untuk common pleco yang dapat tumbuh besar. Pleco hias cocok untuk berada di aquarium aquascape dengan tempat persembunyian yang cukup, seperti kayu, pipa, dan berbagai hiding place yang lain. Memelihara plecopleco ini tidak semudah memelihara common pleco, pleco-pleco ini tetap membutuhkan filterasi dan aerasi yang baik agar terus bertahan hidup. Beberapa contoh ikan sapu-sapu dan persyaratan lingkungan hidupnya: Peckoltia compta atau Leopard Frog Pleco (L-134) Ikan sapu-sapu eksotik yang satu ini hidup baik dalam kondisi parameter ph air 6 s/d 7,4 dengan temperatur berkisar dari 24 - 28 derajat celcius dan dapat tumbuh sampai berukuran panjang 11 cm. Leopard frog pleco akan tetap merasa nyaman dengan aquarium yang diberi sinar lampu penerang selama ada tempat persembunyian yang ditata dengan bahan kayu/bogwood dan juga ada nya arus kecil di aquarium dengan air yang jernih sehingga pleco ini akan merasa seperti di habitat aslinya. Ikan yang hidup di dasar permukaan ini adalah ikan yang tidak agresif terhadap ikan lain, namun hanya sedikit memperebutkan daerah kekuasaan dengan sesama jenisnya. Lebih dari satu jenis pleco yang seukuran dapat disatukan bersamaan asalkan adanya penambahan tempat persembunyian bagi pleco-pleco tersebut. Leopard frog pleco dapat dipelihara bersama dengan ikan barb berukuran medium, ikan rainbow, dan hampir semua jenis dari ikan tetra, dan rasboras. Ikan omnivora ini menyukai makanan berbahan daging seperti bloodworm, jentik nyamuk yang telah dibekukan, juga pellet berkualitas baik seperti tetra bits dan alga wafer. Flash Pleco (L-204) Ikan dengan sebutan ilmiah panaque ini dapat tumbuh hingga berukuran 13 cm dan memiliki pola warna yang unik. Dengan coklat hitam ke hitam pekat dan diselingi oleh strip lurus vertikal warna putih dan kekuningan yang tipis yang dimulai dari bagian tubuh paling atas ke

bagian tubuh paling bawah. Ikan berpola makan si pemakan kayu ini harus lebih banyak mendapat asupan sayur-sayuran seperti mentimun, wortel rebus. Dan boleh sesekali diberikan makanan berbahan daging seperti bloodworm namun dengan intensitas pemberian yang jarang, itu pun dengan tujuan agar flash pleco berkelamin betina ini dapat membentuk telur dalam tubuhnya. Dasar akuarium dapat berupa pasir ataupun bebatuan yang bersudut tumpul agar tidak melukai ikan pleco tersebut, dan juga perbanyak bogwood sebagai tempat bermain dan tempat bersembunyi bagi flash pleco Flash pleco memiliki tempramen yang tidak agresif saat masih berukuran kecil, namun akan agak teritoral disaat dewasa. Zebra Pleco (L-46) Ikan sapu-sapu hias eksotik yang dapat tumbuh dengan ukuran panjang 7,5cm dan merupakan bagian dari family loricariidae, yaitu keluarga ikan penghisap dan memiliki nomor urut ke 46 dalam daftar klasifikasi L-number. Ikan nocturnal ini tentu akan aktif di saat senja hingga pagi, dan sebagai ikan yang pemalu sebaiknya makanan diberikan pada saat lampu penerang akuarium akan di matikan. Akuarium dapat diberikan substrat berbatu dan berkayu seperti bogwood, dan beberapa tanaman yang akan menyediakan udara segar bagi ikan tersebut. Tidak seperti golongan loricariidae lainnya zebra pleco tidak terlalu menyukai makanan berbahan sayur, sehingga sangat cocok jika diberikan makanan dengan kandungan protein yang tinggi seperti bloodworm, artemia, kutu air, jentik nyamuk yang sudah dibekukan sebelumnya. Brushmouth Pleco (L_144) Ikan sapu-sapu eksotik yang satu ini memiliki dua variant warna yaitu black (original) dan albino. Juga memiliki dua jenis berbeda di jenis ekornya ada yang berekor pendek dan berekor panjang (slayer). Ikan sapusapu ini dapat tumbuh hingga berukuran 15 cm dan akan memiliki semacam tanduk-tanduk halus di atas wajahnya bagi yang berkelamin jantan, dan hanya ada sedikit tanduk bagi yang berkelamin betina. Pada umumnya ikan brushmouth pleco ini dipelihara sebagai partner dari ikan hias arowana. Sehingga bukan hanya pemanis bagi akuarium

pemeliharaan arowana namun juga sebagai pembersih lumut pada dinding aquarium tersebut, mengingat ikan sapu-sapu ini memiliki pola makan omnivora namun lebih membutuhkan banyak makanan berbahan sayuran. Sehingga tumbuhan lumut sudah pasti menjadi santapan favoritenya setiap hari. Anda dapat memberikan bloodworm, pelet berkualitas namun sesekali boleh diberikan sedikit potongan mentimun yang telah diberi pemberat seperti sendok agar mentimun yang telah di tusukan tersebut berada didasar aquarium sehingga brushmouth pleco dapat dengan mudah menghabiskannya. Sapu-sapu brushmouth ini mempunyai rentang toleransi suhu yang lebar sehingga dapat beradaptasi di suhu kisaran 23 30 derajat celcius, namun pastikan jangan sampai terjadinya lonjakan atau penurunan suhu air secara mendadak terlebih berpaut sejauh 5 derajat celcius karena akan mengakibatkan ikan hias tersebut mengalami stres atas perubahan suhu yang sangat cepat. 6. Pakan Ikan sapu-sapu sering disebut juga ikan pleco. Ikan ini termasuk ikan Omnivora dan termasuk ikan yang pendamai dengan ikan lain, kecuali common pleco yang dapat melukai ikan pendamai yang lainnya. Non hidup : Algae wafer, sisa pakan ikan, ikan mati, mentimun yang

ditenggelamkan,etc. Hidup : Algae, kutu air, infusoria.

7. Sistem reproduksi Ikan ini dapat dibedakan kelaminnya,apabila ikan ini sudah berukuran dewasa. Biasanya dilihat dari kumis yang terlihat pada daerah insang. Biasanya kumis jantan lebih panjang dari pada sang betina 8. Sistem pemijahan Memijahkan pleco dapat dikatakan gampang-gampang susah. Pleco biasa dipelihara dalam akuarium, demikian pula pemijahannya juga dilakukan dalam akuarium. Ketika memijahkan pleco, perlu dilakukan beberapa hal, yaitu :

Mengatur Pola Makan Induk (Diet) Agar pemijahan pleco berhasil, induk pleco yang akan dipijahkan sebaiknya menjalani pola makan atau diet yang teratur . Diet ini bertujuan agar kebutuhan gizi dan vitamin tercukupi. Diet pleco dapat dilakukan dengan cara mengombinasikan pakan dasar pleco dengan berbagai jenis sayuran. Untuk pleco hebivora dan limnivora, diet ini tidak akan mempengaruhi pola makan mereka, jenis diet yang diterapkan untuk masing-masing jenis pleco sangat bervariasi, tergantung pada jenisnya. Pleco omnivore tidak membutuhkan terlalu banyak protein dalam diet mereka. Oleh karena itu, 22% diet protein sangat cocok untuk pleco omnivore. Untuk pleco karnivora, diet makanan dapat berupa pakan beku dan pakan hidup yang diberikan bersama pelet atau biasa yang mengandung spirulina. Penentuan Substrat Pemilihan substrat pleco tergantung pada jenis pleco yang akan dipijahkan, tetapi secara umum ada tiga jenis substrat dan tempat pemijahan.persamaan dari ketiga jenis tersebut adalah pintu masuk. Pinstu masuk substrat pleco sebaiknya berbentuk segi empat atau persegi panjang yang ukurannya sesuai dengan ukuran sirip dada pleco jantan. Berikut jenis substrat untuk pemijahan. 1. Substrat jenis pertama adalah sebuah gua yang tingginya sama dengan tinggi pleco jantan, panjang 1,5 kali pleco jantan, dan lebar 0,5-1 kali lebar sirip dada. Jenis ini sangat cocok untuk pleco yang tidak menyukai cahaya yang berlebihan. 2. Substrat jenis kedua hamper sama dengan jenis pertama, tetapi lebih luas. 3. Substrat jenis ketiga adalah substrat yang dibuat oleh pleco itu sendiri. Substrat jenis ini desainnya sangat sederhana. Sebuah gallon susu yang dipotong dengan kedalaman 4 inci, bagian atasnya dibuang, dan bagian bawahnya diisi kerikil akuarium yang kemudian setengah permukannya ditutup dengan batu tulis. Pleco betina yang akan berpijah akan membuat sebuah liang besar pada gallon. Kelemahan teknik ini

adalah lamanya waktu yang diperlukan oleh pleco jantan untuk menyadari tempat tersebut. Oleh karena itu ditambahkan sebuah pipa PVC sebagai alternative substrat. Memilih dan Mengolonikan Induk

Pemilihan Induk : Pemilihan induk sangat menentukan keberhasilan suatu pemijahan induk yang akan dipijah sebaiknya dipilih induk yang telah dewasa. Membedakan pleco jantan dan betina tidaklah sulit. Pleco jantan dewasa memiliki banyak detail pada bagian kepalanya bila dibandingkan dengan pleco betina. Kepala pleco betina berbentukbulat dan tidak banyak detailnya.

Pengolonian : Satu koloni pleco terdiri atas 1 jantan 2-5 betina. Dari pengolonian tersebut akan diperoleh pasangan induk jantan dan betina. Setelah diperoleh pasangan induk pleco maka diproses pemijahan dapat dilakukan.

Pemijahan : Pemijahan pleco dilakukan dalam akuarium tersendiri. Di dalam akuarium tersebut harus disediakan substrat yang sesuai dengan jenis pleco. Kondisi air akuarium harus selalu jernih dan bersih. Air akuarium sebaiknya diganti setiap satu minggu sekali. Biasanya pleco akan berpijah pada minggu pertema mereka dimasukkan ke akuarium pemijahan. Jika hal ini tidak terjadi, proses pemilihan induk dan pemijahan dapat dilakukan lagi setelah 1 bulan.

9. Sistem pembesaran Untuk ikan yang dibesarkan di kolam tanah, biasanya petani hanya mengandalkan pakan alami berupa pemberian pupuk pada kolam sehingga benih akan memakan beragam plankton yang tersedia di kolam tanah tersebut. di aquarium, benih dapat diberi pakan cacing sutera blender. setelah 2 minggu, ikan dapat diberi pakan cacing sutera utuh. Fasekritis. di habitat aslinya, ikan ini sangat mudah berkembang biak. faktanya, pembudidayaan relatif sulit karena pada fase ikan berumur 0 hari sampai 3 minggu masih perlu perhatian khusus.

10. Sistem panen Panen dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 1 m persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.

DAFTAR PUSTAKA

Aripiansah, yudha. 2013. Budidaya pleco.

http://ikanpleco.blogspot.com/2013/

07/budidaya-pleco.html. Diakses pada Kamis, 12 Desember 2013, Pukul 15.23 WITA.

Gunawan, Denny. 2013. Perawatan ikan pleco. http://udangredcrystalbrushm outhpleco.blogspot.com/. Diakses pada Kamis, 12 Desember 2013, Pukul 15.07 WITA.

Henra. 2010. Ikan sapu-sapu ikan omnivora. http://www.hendra-k.net/ikan-sapusapu-ikan-omnivora.html. Diakses pada Kamis, 12 Desember 2013, Pukul 14.45 WITA.

Pradata, Reezki. 2012. Royal Pleco. http://www.zonaikan.com/2012/03/royalpleco-l190-panaque-nigrolineatus.html. Diakses pada Kamis, 12 Desember 2013, Pukul 14.56 WITA.

Salim, agus. 2013. Varietas Pleco. http://ofcbogor.blogspot.com/2013/02/varietaspleco.html. Diakses pada Kamis, 12 Desember 2013, Pukul 14.56 WITA.

Vous aimerez peut-être aussi