Vous êtes sur la page 1sur 9

Prestasi, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012

ISSN 2089-9122

POTENSI BUNGA KARAMUNTING (Melastoma malabathricum L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL DAN TRIGLISERIDA PADA TIKUS PUTIH JANTAN HIPERLIPIDEMIA YANG DIINDUKSI PROPILTIOURASIL M. Iqbal Arief, Riky Novriansyah, Indra Tjeng Budianto, Muhammad Bimo Harmaji Program Studi Kedokteran Fak. Kedokteran Unlam Jl. A. Yani Km. 36 Banjarbaru 70714 Kalimantan Selatan

ABSTRAK Hiperlipidemia adalah peningkatan kadar lemak dalam darah karena konsumsi lemak secara berlebihan, sehingga asupan dan perombakan lemak tidak seimbang. Karamunting adalah tanaman yang memiliki kandungan antioksidan berupa flavonoid, saponin, dan tannin, yang diduga mempunyai efek menurunkan lipid darah. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek ekstrak etanol bunga karamunting terhadap kadar kolesterol total dan trigliserida pada tikus putih jantan hiperlipidemia yang diinduksi propiltiourasil (PTU). Kadar kolesterol total dan trigliserida diukur dalam serum darah tikus dengan menggunakan metode CHODPAP dan GPO-PAP. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan pada 6 kelompok, yaitu 4 kelompok yang diberi PTU dan ekstrak etanol bunga karamunting dengan dosis 0,01 mg/g BB, 0,1 mg/g BB, 1 mg/g BB, dan 10 mg/g BB, satu kelompok diberi akuades sebagai kontrol negatif, dan satu kelompok diberi PTU dan simvastatin sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada kadar kolesterol total antara kontrol negatif, kontrol positif, dan kelompok yang diberi ekstrak etanol bunga karamunting. Terdapat perbedaan bermakna pada kadar trigliserida antara kontrol negatif dan kontrol positif dengan kelompok yang diberikan ekstrak etanol bunga karamunting dengan dosis 0,01 mg/g BB. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol bunga karamunting dengan dosis 0,1 mg/g BB dan 1 mg/g BB memiliki efek yang sama dengan simvastatin dalam menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida, sedangkan ekstrak etanol dengan dosis 0,01 mg/g BB hanya memiliki efek yang sama dengan simvastatin dalam menurunkan kolesterol total. Kata-kata kunci: bunga karamunting, kolesterol total, trigliserida, hiperlipidemia

PENDAHULUAN Hiperlipidemia merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya penyakit kardiovaskuler. Hiperlipidemia merupakan penyebab 18% penyakit serebrovaskular dan sekitar 56% penyakit jantung iskemik di seluruh dunia. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian di dunia. Pada penelitiannya, Hutter et al menyebutkan bahwa terdapat sekitar 9 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit kardiovaskuler dan diperkirakan 118

Prestasi, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012

ISSN 2089-9122

jumlahnya akan terus meningkat mencapai 19 juta pada tahun 2020 (Hutter, 2004). Pada tahun 2005 sedikitnya 17,5 juta atau setara dengan 30% kematian di seluruh dunia disebabkan oleh penyakit jantung. Menurut World Health Organization (WHO), 60% dari seluruh penyebab kematian tersebut adalah penyakit jantung koroner (PJK). Di Indonesia, penyakit jantung juga cenderung meningkat sebagai penyebab kematian. Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1996 menunjukkan bahwa penyakit ini meningkat setiap tahun sebagai penyebab kematian mulai hanya 5,9% pada tahun 1975 sampai 19% pada tahun 1995. Sensus nasional tahun 2001 menunjukkan bahwa kematian karena penyakit kardiovaskuler, termasuk PJK, adalah 26,4%, dan sampai saat ini PJK merupakan penyebab utama kematian, yaitu sekitar 40% kematian laki-laki usia menengah (WHO, 2001; Depkes RI, 2003). Pengobatan hiperkolesterolemia membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit. Pengobatan pun harus disertai dengan perubahan pola hidup, khususnya pola makan. Bagi sebagian besar orang, hal ini sulit dilakukan. Selain itu, obat yang digunakan untuk terapi hiperkolesterolemia seperti penghambat HMGCoA memiliki efek samping rabdomiolisis, mioglobinuria, dan miopati. Karena itulah, perlu suatu produk penurun kolesterol yang berasal dari alam atau tergolong alami, sehingga lebih murah dan lebih aman, tetapi memiliki efektivitas yang sama dengan senyawa hipokolesterolemik sintetik yang banyak beredar di pasaran. Salah satu tanaman tradisional yang banyak ditemukan di hutan Kalimantan Selatan adalah karamunting (Melastoma malabathricum L.). Karamunting sebagai tumbuhan obat tradisional umumnya digunakan untuk mengobati diare, disentri, lekorea, hemoroid, infeksi, dan sakit gigi. Bagian tumbuhan karamunting yang sering digunakan adalah daun dan bunga karamunting. Tanaman ini banyak mengandung antioksidan flavonoid, saponin, dan tannin (Tisnadjaya, 2010; Katzung, 2002; Faravani, 2008; Santosa, 2005). Flavonoid dapat mengurangi kadar kolesterol darah pada mencit yang mengalami hiperlipidemia dan mengurangi oksidasi kolesterol LDL yang memiliki peranan penting dalam proses aterogenesis. Flavonoid mengurangi sintesis kolesterol dengan cara menghambat aktivitas enzim acyl-CoA cholesterol acyl transferase (ACAT) pada sel HepG2 yang berperan dalam penurunan esterifikasi kolesterol pada usus dan hati, serta menghambat aktivitas enzim 3-hidroksi-3-metil-glutaril-CoA yang menyebabkan penghambatan sintesis kolesterol. Saponin dapat berikatan dengan asam empedu dan kolesterol (dari makanan) membentuk misel yang juga tidak dapat diserap oleh usus. Sedangkan tannin di dalam tubuh akan berikatan dengan protein tubuh dan akan melapisi dinding usus, sehingga penyerapan lemak terhambat. Berdasarkan hal ini, diduga buah karamunting yang mengandung flavonoid, saponin, dan tannin mampu menurunkan kadar kolesterol darah (Metwally, 2009; Terao, 2008; Hargono, 1986). Masalah yang akan diteliti adalah apakah ekstrak etanol bunga karamunting dapat menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida pada tikus putih jantan hiperlipidemia yang diinduksi propiltiourasil ? Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis efek ekstrak etanol bunga karamunting terhadap kadar kolesterol total dan trigliserida pada tikus putih jantan hiperlipidemia yang diinduksi propiltiourasil. Luaran kegiatan yang diharapkan adalah untuk memberikan nilai tambah manfaat bunga karamunting yang berada di Kalimantan Selatan, sebagai salah satu 119

Prestasi, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012

ISSN 2089-9122

bahan alam yang mampu menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida. Nilai tambah peran bunga karamunting tersebut akan dipublikasikan melalui jurnal ataupun ditindaklanjuti sebagai potensi yang layak dipatenkan. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bukti ilmiah pemanfaatan bungakaramunting sebagai penurun kolesterol total dan trigliserida serta bermanfaat bagi masyarakat dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Dalam bidang ekonomi, hasil penelitian ini akan menjadi dasar untuk peningkatan produksi, dan penambahan lapangan pekerjaan. Di bidang kesehatan, hasil penelitian ini bisa digunakan untuk mendukung peningkatan kesehatan masyarakat Kalimantan Selatan, terutama masyarakat yang memiliki faktor risiko tinggi mengalami PJK.

METODE PENDEKATAN Variabel Penelitian Variabel bebas pada penelitian ini adalah ekstrak etanol bunga karamunting dengan dosis 0,01 mg/g BB, 0,1 mg/g BB, 1 mg/g BB, dan 10 mg/g BB. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kadar kolesterol total dan trigliserida dalam darah tikus putih. Variabel pengganggu dalam penelitian inia dalah: a. Umur, dikendalikan dengan memilih tikus berusia sekitar 2-3 bulan. b. Berat badan, dikendalikan dengan memilih tikus dengan berat 150-200 g. c. Jenis kelamin, dikendalikan dengan memilih tikus dengan jenis kelamin yang sama, yaitu jenis kelamin jantan. d. Faktor fisik, dikendalikan dengan memberikan perlakuan yang sama dan melakukan adaptasi tikus terhadap lingkungan yang sama selama 1 minggu. Prosedur Penelitian Tikus putih sebanyak minimal 24 ekor diperoleh dari Balai Penyidikan dan Penelitian Veteriner (BPPV). Selanjutnya tikus putih tersebut dipisahkan ke dalam 24 kandang kecil untuk adaptasi selama 1 minggu. Setiap kandang berisi 1 ekor tikus. Selama adaptasi, tikus diberi makanan dan minuman secara ad libitum. Bunga karamunting dikeringkan dengan cara diangin-anginkan atau dijemur di bawah sinar matahari secara tidak langsung kemudian diblender sampai halus. Sebanyak 500 g sampel serbuk dimasukkan dalam botol kaca. Kemudian larutan etanol dituangkan secara perlahan-lahan ke dalam botol kaca yang berisi sampel hingga 1 cm di atas permukaan. Sambil diaduk-aduk hingga merata. Setiap 1x24 jam filtrat disaring dan pelarut diganti. Penggantian pelarut dilakukan hingga cairan berwarna bening. Setelah itu ekstrak dikumpulkan dan diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator pada tekanan rendah dengan temperatur 40C sampai didapatkan ekstrak etanol yang kental. Pengujian dilakukan pada 6 kelompok tikus putih yang sehat dan beraktivitas normal. Pengelompokan tersebut dipilih secara acak dan masing-masing kelompok terdiri dari 4 ekor tikus. 1) Kelompok I, yaitu kelompok tikus normal yang hanya diberikan akuades. 2) Kelompok II, yaitu kelompok kontrol positif yang diberikan PTU 0,01% dan simvastatin 0,0018 mg/g BB satu jam setelah pemberian PTU. 3) Kelompok III, yaitu kelompok uji yang diberikan PTU 0,01%, kemudian 120

Prestasi, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012

ISSN 2089-9122

diberikan ekstrak etanol bunga karamunting dosis 0,01 mg/g BB satu jam setelah pemberian PTU. 4) Kelompok IV, yaitu kelompok uji yang diberikan PTU 0,01%, kemudian diberikan ekstrak etanol bunga karamunting dosis 0,1 mg/g BB satu jam setelah pemberian PTU. 5) Kelompok V, yaitu kelompok uji yang diberikan PTU 0,01%, kemudian diberikan ekstrak etanol bunga karamunting dosis 1 mg/g BB satu jam setelah pemberian PTU. 6) Kelompok VI, yaitu kelompok uji yang diberikan PTU 0,01%, kemudian diberikan ekstrak etanol bunga karamunting dosis 10 mg/g BB satu jam setelah pemberian PTU. Semua kelompok (kecuali kelompok 1) dilakukan pemberian obat setiap hari dari hari pertama sampai dengan hari ketujuh. Pengukuran kadar kolesterol total dan trigliserida dilakukan pada hari kedelapan. Setelah pemberian perlakuan, pada hari ke-8 dilakukan euthanasia tikus. Tikus dimasukkan ke dalam gelas beker, lalu dimasukkan kapas yang ditetesi eter ke dalamnya. Gelas beker ditutup agar eter tidak menguap. Ditunggu beberapa saat hingga tikus tersebut pingsan. Dilakukan eutanasia dengan dislokasi servikal. Tikus dibedah pada bagian thoraks untuk diambil darahnya secara langsung di bagian jantung. Berdasarkan jumlah yang diperlukan, maka darah tikus diambil dengan spuit 3 cc sebanyak 3 ml, kemudian jarum injeksi dilepaskan dari tabung spuit dan darah dituang ke dalam tabung reaksi secara perlahan-lahan melalui dinding tabung. Darah dalam tabung dikocok pelan-pelan dan dimasukkan ke dalam sentrifugator dan disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 12.000 ppm. Selanjutnya serum darah yang dipisahkan digunakan untuk pengukuran kadar kolesterol total. Penetapan kadar kolesterol total dan trigliserida dilakukan dengan menggunakan metode CHOD-PAP dan GPO-PAP. Serum diambil sebanyak 10 l dan reagen sebanyak 1000 l, kemudian dicampur dan diinkubasi selama 10 menit dalam suhu 20250C atau selama 5 menit dalam suhu 370C. Absorbansi sampel dibaca terhadap blanko pada panjang gelombang 546 nm dengan alat fotometer Clinicon 4010. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil tikus dari tiap kelompok untuk diambil darahnya dan diukur kadar kolesterol total dan trigliserida, kemudian dilakukan pencatatan hasil pemeriksaan kadar kolesterol total dan trigliserida dalam darah tikus. Analisis Data Data kadar kolesterol total dan trigliserida dievaluasi secara statistik dengan melakukan uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji homogenitas varians Levene. Karena data terdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan analisis parametrik dengan uji One-way Anova dengan tingkat kepercayaan 95%. Uji post-hoc yang dipilih adalah uji Tukey HSD. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 121

Prestasi, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012

ISSN 2089-9122

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai April 2012 di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat dan BPPV Banjarbaru. Tahapan Pelaksanaan/Jadwal Faktual Pelaksanaan 1. Tahap Persiapan a. Pengumpulan bunga karamunting dilaksanakan pada Januari 2012-Februari 2012 b. Pembuatan ekstrak dilaksanakan pada 5-15 Maret 2012 c. Aklimatisasi hewan coba serta persiapan bahan dan alat penelitian dilaksanakan pada 15 Maret-21 Maret 2012 2. Tahap Penelitian a. Uji potensi antihiperlipidemia ekstrak etanol bunga karamunting dilaksanakan pada 22-28 Maret 2012 b. Pengukuran kadar kolesterol total dan trigliserida pada darah tikus dilaksanakan pada 29 Maret 2012 Instrumen Pelaksanaan Instrumen yang digunakan adalah gelas-gelas kimia, blender, penyaring, sonde lambung, kandang tikus, neraca analitik, penangas air, tabung reaksi, lampu duduk, fotometer Clinicon 4010, spuit, alat bedah minor, tabung reaksi, rak tabung reaksi, klinipet.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini diperoleh data hasil pengukuran kadar kolesterol total dan trigliserida serum darah tikus putih yang diinduksi PTU yang telah diberikan ekstrak etanol bunga karamunting dengan dosis 0,01 mg/ g BB, 0,1 mg/g BB, 1 mg/g BB, dan 10 mg/g BB. Namun pada perlakuan kelompok yang diberikan ekstrak etanol bunga karamunting dengan dosis 10 mg/g BB (kelompok VI), semua hewan cobanya mati. Hal ini diduga disebabkan oleh volume ekstrak yang diberikan terlalu besar. Ekstrak etanol bunga karamunting dengan dosis 10 mg/g BB diberikan pada tikus yang beratnya sekitar 200 g, jadi dalam 1 ml terdapat ekstrak etanol 2 g. Ekstrak etanol ini menjadi terlalu kental dan sulit diberikan pada tikus melalui sonde, sehingga diencerkan menjadi 2 ml. Akibatnya tikus dalam 1 jam akan mendapatkan cairan dengan total volume 3 ml, yaitu 1 ml PTU dan 2 ml ekstrak etanol bunga karamunting, sehingga tikus tidak bisa mengkompensasi jumlah tersebut yang akhirnya menyebabkan kematian pada tikus.

122

Prestasi, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012

ISSN 2089-9122

80 60 40 20 0

Kelompok I Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok II III Iv V Kolesterol Total Trigliserida

Gambar 1. Rerata kadar kolesterol total dan trigliserida tikus putih hiperlipidemia yang diberi ekstrak etanol bunga karamunting Pada kelompok I dan II, yaitu kelompok kontrol negatif (hanya diberi akuades) dan kontrol positif (diberi PTU dan simvastatin), kadar kolesterol total dan kadar trigliseridanya tidak terlalu berbeda, rerata kadar kolesterol kelompok I dan kelompok II adalah 48,5 mg/dl dan 52,25 mg/dl, sedangkan rerata kadar trigliserida pada kelompok I dan II adalah 33,25 mg/dl dan 32,5 mg/dl. Kadar rerata kolesterol total dan trigliserida pada kelompok I masuk dalam kadar normal kolesterol total dan trigliserida pada tikus karena tikus pada kelompok I hanya diberikan akuades, sehingga tidak terjadi peningkatan kadar kolesterol total dan trigliserida pada tikus. Pada kelompok II kadar kolesterol total dan trigliserida juga masuk dalam batas normal kadar kolesterol tikus, ini disebabkan oleh efek obat simvastatin yang menghambat enzim HMGCoA reduktase, sehingga mencegah pembetukan asetil CoA menjadi mevalonat, dan kolesterol tidak terbentuk. Selain itu, Gambar 1 menunjukkan bahwa peningkatan dosis ekstrak etanol bunga karamunting menyebabkan kecenderungan adanya peningkatan kadar kolesterol total, namun menyebabkan penurunan kadar trigliserida. Uji normalitas Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa data terdistribusi normal (p > 0,05), dan uji homogenitas Levene juga menunjukkan bahwa datanya homogen (p > 0,05). Uji Anova pada kadar kolesterol total menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan (p = 0,792), sedangkan pada kadar trigliserida terdapat perbedaan bermakna (p = 0,003). Uji Tukey HSD menunjukkan bahwa untuk kadar trigliserida, tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol negatif (kelompok I) dengan kelompok II/kontrol positif (p=1,000), kelompok IV (p=0,105), dan kelompok V (p=1,000), tetapi terdapat perbedaan dengan kelompok III (p=0,016). Berdasarkan hal tersebut, kadar trigliserida pada kelompok yang diberikan simvastatin dan ekstrak etanol bunga karamunting dengan dosis 0,1 mg/g BB dan 1 mg/g BB tidak memiliki perbedaan dengan kadar trigliserida pada kelompok tikus yang hanya diberikan akuades, atau dengan kata lain dosis-dosis ekstrak etanol bunga karamunting tersebut dapat menurunkan kadar trigliserida sampai kadar normal (seperti kelompok tikus yang hanya diberi akuades). Antara kelompok kontrol positif (kelompok II) tidak terdapat perbedaan bermakna dengan kelompok IV (p=0,092) dan kelompok V (p=1,000), tetapi terdapat perbedaan bermakna dengan kelompok III (p=0,014). Berdasarkan hal tersebut, kadar trigliserida pada kelompok yang diberikan ekstrak etanol bunga karamunting

123

Prestasi, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012

ISSN 2089-9122

dengan dosis 0,1 mg/g BB dan 1 mg/g BB tidak memiliki perbedaan dengan kelompok kontrol positif yang diberikan simvastatin, tetapi memiliki perbedaan bermakna dengan kelompok yang diberikan ekstrak etanol bunga karamunting dengan dosis 0,01 mg/g BB. Dengan kata lain, ekstrak etanol bunga karamunting dosis 0,1 mg/ g BB dan 1 mg/g BB mampu menyamai kemampuan simvastatindalam menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol bunga karamunting dapat mengembalikan kadar kolesterol total ke kadar normal, dengan kemampuan menyamai simvastatin. Hal ini diduga disebabkan oleh efek kandungan bunga karamunting yang mampu menurunkan kadar kolesterol total pada tikus yang diinduksi PTU. Bunga karamunting memiliki kandungan flavonoid, saponin, dan tannin. Flavonoid mampu mengurangi sintesis kolesterol dengan cara menghambat aktivitas enzim ACAT pada sel HepG2 yang berperan dalam penurunan esterifikasi kolesterol pada usus dan hati, serta menghambat aktivitas enzim 3-hidroksi-3-metilglutaril-CoA yang menyebabkan penghambatan sintesis kolesterol. Saponin dapat berikatan dengan asam empedu dan kolesterol (dari makanan) membentuk misel yang juga tidak dapat diserap oleh usus. Sedangkan tannin di dalam tubuh akan berikatan dengan protein tubuh dan akan melapisi dinding usus, sehingga penyerapan lemak terhambat.Hal ini menyebabkan pembentukan kolesterol di dalam hati terhambat dan penyerapan kolesterol di usus terhambat, sehingga menyebabkan penurunan kadar kolesterol total dan trigliserida di dalam darah. Pada penelitian ini tidak dilakukan uji untuk mengetahui kandungan apa saja yang terdapat di dalam bunga karamunting dan berapa kadar zat-zat tersebut, serta belum terbukti zat flavonoid, saponin, atau tanin yang menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida pada tikus. Masih ada kemungkinan ada zat-zat lain yang memiliki efek menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida. Untuk itu perlu penelitian lanjut untuk mengetahui zat apa saja yang terkandung di dalam bunga karamunting dan seberapa besar kadarnya.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa ekstrak etanol bunga karamunting berpotensi sebagai antihiperlipidemia dengan menurunkan kadar kolesterol total dan kadar trigliserida tikus putih, mulai dosis 0,1 mg/g BB. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah perlu dilakukan penelitian yang lebih lama untuk menilai kadar kolesterol total dan trigliserida, penelitian lanjutan yakni uji toksisitas untuk ekstrak etanol bunga karamunting dan penelitian dengan dosis yang lebih beragam serta uji zat yang terkandung di dalam bunga karamunting dan uji efek zat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI. 2003. Survei kesehatan nasional 2001: pola penyakit penyebab kematian di Indonesia. Jakarta: BadanPenelitian dan Pengembangan Kesehatan.

124

Prestasi, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012

ISSN 2089-9122

Faravani M. 2008. The population biology of straits rhododendron (Melastoma malabathricum L.). Kuala Lumpur: Faculty of Science University of Malaya. Hargono D. 1986.Sediaan galenik. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hutter CM, Melissa AA, Steve EH.2004. Familial hypercholesterolemia, peripheral arterial disease, and stroke: a huge minireview. American Journal of Epidemiology 160: 430-435. Katzung BG. 2002. Farmakologi dasar dan klinik. Terjemahan oleh Sjabana D. Jakarta: Salemba Medika. Metwally MAA, El-Gellal AM, El-Sawaisi SM. 2009. Effects of silymarin on lipid metabolism in rats.World App Sci J 12: 1634-1637. Santosa CM, Triana H. 2005.Phytochemical compounds and the effect of bangun bangun leaves (Coleus amboinicus L.) water extract on phagocytosis activity of neutrophil cell rat (Rattusnorvegicus). Majalah Farmasi Indonesia 16: 141148. Terao J, Yoshichika K, Kaeko M. 2008. Vegetable flavonoids and cardiovascular disease.Asia Pac J Clin Nutr 17: 291-293. Tisnadjaja D. 2010.Pengkajian efek hipokolesterolemik kapsul monosterol dan produksi senyawa bioaktif antidiabetes oleh kapang endofit dari tanaman obat Indonesia.Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2-38. World Health Organization.2001. World Health Organization Report 2000. Geneva: WHO. Lampiran 1. Foto Kegiatan

Gambar 1.Pengumpulan bunga karamunting.

(a)(b) (c) Gambar 2. (a) Pembuatan ekstrak etanol bunga karamunting, (b)Pengentalan ekstrak bunga karamunting dengan rotary evaporator, (c) Ekstrak kental bunga karamunting.

125

Prestasi, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012

ISSN 2089-9122

(a) (b) Gambar 3.(a) Pengenceran ekstrak bunga karamunting, (b) Pemberian ekstrak bunga karamunting pada tikus.

(a)

(b)

(c)

Gambar 4. (a) Pembedahan dinding dada tikus, (a) Tikus yang dibuka rongga dadanya, (c) Pengambilan darah tikus.

126

Vous aimerez peut-être aussi