Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pendahuluan (1)
Sexual disorders can lead to or result from relational problems, and patients invariably develop an increasing fear of failure and selfconsciousness about their sexual performance. Sexual dysfunctions are frequently associated with other mental disorders, such as depressive disorders, anxiety disorders, personality disorders, and schizophrenia. In many instances, a sexual dysfunction may be diagnosed in conjunction with another psychiatric disorder; in other cases, however, it is only one of many signs or symptoms of the psychiatric disorder. In DSM-IV-TR, a sexual dysfunction is defined as a disturbance in the sexual response cycle or as pain with sexual intercourse. Seven major categories of sexual dysfunction are listed in DSM-IV-TR: sexual desire disorders, sexual arousal disorders, orgasm disorders, sexual pain disorders, sexual dysfunction caused by a general medical condition, substance-induced sexual dysfunction, and sexual dysfunction not otherwise specified.
Pendahuluan (2)
Sexual dysfunctions can be symptomatic of biological (biogenic) problems or intrapsychic or interpersonal (psychogenic) conflicts or a combination of these factors. Sexual function can be adversely affected by stress of any kind, by emotional disorders, or by ignorance of sexual function and physiology. The dysfunction may be lifelong or acquiredthat is, it can develop after a period of normal functioning. The dysfunction may be generalized or limited to a specific partner or a certain situation.
Pendahuluan (3)
Beberapa tipe disfungsi (misalnya kurang minat seksual) terjadi pada pria dan wanita. Wanita cenderung lebih lazim mengeluh mengenai kualitas subjektif pengalaman seksualnya (misalnya kurang kepuasan atau minat) daripada kegagalan respon spesifik. Keluhan disfungsi orgasme sering terjadi, tetapi bila satu segi dari respons seksual wanita terkena yang lainnya juga akan terganggu. Contoh: bila wanita tak mampu orgasme, biasanya ia akan kehilangan penikmatan seksual lainnya dan kemudian akan banyak kehilangan gairah seksual.
Laki-laki, meski mengeluh kegagalan respon spesifik seperti ereksi atau ejakulasi, sering melaporkan adanya dorongan seksual yang berkelanjutan. Karena itu perlu mencari di luar keluhan yang ada demi menemukan kategori diagnosis yang paling sesuai.
Tidak menyukai dan tidak menikmati seks Tidak menyukai seks: hub seks disertai perasaan negatif hebat sehingga timbul takut cemas lalu menghindari aktivitas seksual Tidak menikmati seks: hub seks berjalan normal, orgasme dicapai tapi tidak mendatangkan kenikmatan. Biasanya terjadi pada wanita daripada pria (termasuk anhedonia seksual)
Kegagalan respons genital
Sex Toys
Prinsip Terapi
Latihan relaksasi Aktivitas Sensate focus Edukasi seksual Konseling Pengobatan (sildenafil dkk, injeksi PGE1/ papa verin untuk disfungsi ereksi) Teknik pencet untuk ejakulasi prematur Dilatasi vagina progresif untuk vaginismus