Vous êtes sur la page 1sur 4

Pengertian Aqidah Kata aqidah berasal dari aqad. Secara bahasa aqidah berarti ikatan atau sampul.

Jamaknya aqaid yang berarti simpulan atau ikatana-ikatan iman, mahkota. Dari segi bahasa aqidah berate sesuatu yang tersimpul dalam hati dan dihormati sepwrti mahkota. Dari kata tersebut muncul kata Itikad yang berarti membenarkan atau kepercayaan. Akidah menurut istilah ialah keyakinan hidup/iman (way of life (Nata : 29-30) Sebab Timbulnya Perbedaan dalam Pemahaman Aqidah 1. Perbedaan qir`at, yaitu perbedaan yang terjadi dikarenakan beragamnya cara melafalkan ayat al-Qur`n oleh para imam ahli Qir`at. 2. Perbedaan dalam pengetahuan hadts, yaitu perbedaan yang terjadi karena tidak meratanya penyampaian hadits antara yang sudah menerima, belum menerima, bahkan tidak menerima. 3. Perbedaan dalam menilai keshahhan hadts, yaitu perbedaan yang disebabkan karena tidak sama dalam menilai cacat (jarh) dan adil (tadil)nya seseorang yang meriwayatkan hadts. 4. Perbedaan dalam menafsirkan teks (nash), yaitu perbedaan yang terjadi dikarenakan pengambilan substansi tasyr yang berbeda. 5. Adanya lafazh isytirk, yaitu perbedaan yang disebabkan karena lafazh yang mengandung makna lebih dari satu. 6. Adanya dalil kontradiktif, yaitu perbedaan dalam menilai dalil yang kontradiktif antara yang mengukuhkan dan yang menganggap perlu adanya tarjih dari dalil lain yang menguatkan. 7. Perbedaan qawid ushliyyah, yaitu perbedaan qaidah-qaidah ushul masing-masing ulama yang tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya. 8. Adanya keterbatasan teks (nash), yaitu perbedaan yang disebabkan karena tidak adanya nash dalam masalah tertentu sehingga memunculkan pandangan lain seperti qiys dan lain-lainnya.

http://blog.umy.ac.id/mpuniversitasterbaik/2011/11/21/sebab-sebab-terjadinya-perbedaanpendapat-para-ulama/ Akidah Islam mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus dipegang teguh, yaitu : 1. Untuk mengihlaskan niat dan ibadah kepada AllahI semata. Karena Dia adalah pencipta yang tidak ada sekutu bagiNya, maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan hanya kepadaNya. 2. Membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari akidah. Karena orang yang hatinya kosong dari akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari setiap akidah serta menyembah materi yang dapat di indera saja dan adakalanya terjatuh pada berbagai kesesatan akidah dan khurafat.

3. Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam pikiran. Karena akidah ini akan menghubungkan orang mukmin dengan Penciptanya lalu rela bahwa Dia sebagai Tuhan yang mengatur, Hakim yang membuat tasyri'. Oleh karena itu hatinya menerima takdir-Nya, dadanya lapang untuk menyerah lalu tidak mencari pengganti yang lain. 4. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan orang lain. Karena diantara dasar akidah ini adalah mengimani para Rasul, dengan mengikuti jalan mereka yang lurus dalam tujuan dan perbuatan. 5. Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan kesempatan beramal baik, kecuali digunakannya dengan mengharap pahala. Serta tidak melihat tempat dosa kecuali menjauhinya dengan rasa takut dari siksa. Karena diantara dasar akidah ini adalah mengimani kebangkitan serta balasan terhadap seluruh perbuatan. "Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (sesuai) dengan yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan." (QS. Al An'am : 132). Nabi Muhammad SAW juga menghimbau untuk tujuan ini dalam sabdanya : "Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Dan pada masing-masing terdapat kebaikan. Bersemangatlah terhadap sesuatu yang berguna bagimu serta mohonlah pertolongan dari Allah dan janganlah lemah. Jika engkau ditimpa sesuatu, maka jaganlah engkau katakan : seandainya aku kerjakan begini dan begitu. Akan tetapi katakanlah : itu takdir Allah dan apa yang Dia kehendaki dia lakukan. Sesungguhnya mengada-ada itu membuka perbuatan setan." ( HR. Muslim) 6. Menciptakan umat yang kuat yang mengerahkan segala yang mahal maupun yang murah untuk menegakkan agamanya serta memperkuat tiang penyanggahnya tanpa peduli apa yang akan terjadi untuk menempuh jalan itu. "Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang rang yang benar." (QS. Al Hujurat : 15), 7- Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki individu-individu maupun kelompok-kelompok serta meraih pahala dan kemuliaan. "Barangsiapa yang mengerjakan amal baik, baik lelaki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepadanya kehidupan yang baik dan

sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang paling baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An Nahl 97) http://forum.dudung.net/index.php?topic=348.0 2. Faktor Faktor Timbulnya Persoalan-persoalan Kalam. Faktor yang menyebabkan timbulnya persoalan-persoalan kalam antara lain dapat dikelompokkan menjadi 2 faktor yaitu : Faktor Internal dan Faktor Eksternal. 1. a. Faktor Internal Dorongan dan Pemahaman Al-Quran.

Faktor internal ini yang mengundang berbeda pendapat dan senantiasa mengajak berfikir.[4] Sehingga tuntutan berfikir itulah yang menyebabkan umat islam pada saat itu menentukan sesuatu dengan menggunakan fikirannya tanpa mengembalikan hasil pemikirannya pada AlQuran, sehingga mengakibatkan perpecahan diantara umat islam pada saat itu. b. Persoalan Politik

Disamping faktor memahami Al-Quran, sebagaimana dikemukakan sebelumnya, faktor politik dapat memunculkan madzhab-madzhab pemikiran dilingkungan umat islam, khususnya pada awal-awal perkembangannya. Maka, persoalan imamah (khilafah), menjadi persolan tersendiri dan khas yang menyebabkan perbedaan pendapat, bahkan perpecahan di lingkungan umat islam. Persoalan ini muncul mungkin karena umat islam menyadari bahwa khalifah adalah amanah Ilahi, yang memiliki tujuan untuk mengembangkan dan menegakkan kultur, menegakkan perdamaian, serta menjamin manusia menjadi masyarakat yang tertib, dan lebih lanjutlagi menegakkan islam di muka bumi ini.[5] c. Adanya kepentingan kelompok atau golongan

Kepentingan kelompok pada umumnya mendominasi sebab timbulnya suatu aliran, sangat jelas, dimana syiah merupakan kelompok yang mencintai dan memuji Ali bin Abi Thalib, sedangkan khawarij sebagai kelompok yang sebaliknya. Dan tujuan-tujuan diatas tadi berubah disebabkan kepentingan dan tujuan-tujuan pribadi maupun golongan, sehingga menyebabkan terjadinya pertentangan politik, yang menjurus kepada saling menyalahkan diantara mereka 2. Faktor Eksternal

Faktor ini muncul dari luar umat islam, yaitu : a. Akibat adanya pengaruh keagamaan dari luar islam.

Disamping faktor internal mendorong dan mempengaruhi kemnculan persoalan-persoalan kalam juga ada faktor eksternal berupa paham-paham keagamaan non muslim tertentu yang mempengaruhi dan ikut mewarnai sebagian paham di lingkungan umat islam. Paham keagamaan non-islam yang dimaksudkan adalah paham keagamaan yahudi dan nasrani, sebagaimana pendapat H.A.R Gibb yang mengatakan bahwa sejak islam tersebar luas, terjadi kontak dengan lingkungan lokalnya. Di Syiria misalnya, pemikiran islam mulai dipengaruhi oleh pemikiran Kristen Hellenistik, dan di Irak dipengaruhi oleh doktrin-doktrin Gnostik. Demikian pula pandangan Goldziher orang jerman yang ahli ketimuran dan ahli islam, sebagaimana dikutip oleh Abu Bakar aceh, yang mengatakan bahwa banyak ucapan dan cara berfikir kenasranian dimasukkan ke dalam hadits-hadits yang dikataakan berasal dari Muhammad.[6] b. Filsafat Yunani

Buku buku karya filosofi yunani di samping banyak membawa manfaat juga ada sisi negatifnya bila di tangan kalangan yang tidak punya pondasi yang kuat tentang akidah dan syariat islam. Sehingga terdapat keinginan oleh umat islam untuk membantah alasan alasan mereka memusuhi islam. http://didanel.wordpress.com/kelas-kpi-i-b-kelompok-5-%E2%80%93-sejarah-timbulnya-aliranaliran-kalam/

Vous aimerez peut-être aussi