Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DEFINISI
MANIFESTASI KLINIS
Pada infeksi HIV primer akut yang lamanya 1 2 minggu pasien akan merasakan sakit seperti flu.
Fase supresi imun simptomatik (3 tahun) mengalami Sindrom retroviral akut : panas, nyeri otot, sakit kepala, mual, muntah, diare, keringat di malam hari, BB , ruam kulit
akibat
penurunan
kekebalan tubuh
PATOFISIOLOGI
Imunitas : Imunitas bawaan Imunitas didapat (adaptif) Imunitas adaptif mrp produk limfosit tubuh. Tipe dasar imunitas adaptif Imunitas sel T (berasal dari limfosit T) Imunitas sel B (berasal dari limfosit B)
Limfosit T :
Diolah terlebih dulu di kelenjar timus Membunuh sel yang menghasilkan antigen target khusus. Marker permukaan : CD4+, CD8+, CD3+ CD4+ membantu mengaktivasi sel B, killer cell, makrofag saat terdapat antigen target khusus. CD4+ mencakup monosit, makrofag dan limfosit T4 helper. Virus menempel CD4+ langsung dikenal T4 helper, tetapi begitu sel virus menempel pada T4 helper, reseptor sel T4 helper tidak berdaya.
Limfosit B :
Diolah dalam hati (masa janin) Dulunya ditemukan pada burung, diolah di organ khusus yaitu bursa fabricius. Membentuk antibodi
Virus HIV
PATOFISIOLOGI
Sindrom retoviral akut (panas, nyeri otot, sakit kepala, mual, muntah, diare, keringat di malam hari, BB , ruam kulit)
CD4+ 8 10 th Membatasi kemampuan timus memproduksi sel T Hasil ELISA + Infeksi oportunistik (BB, demam lama, pembesaran kelenjar getah bening, diare, TB, infeksi jamur, herpes, dll)
Lanjutan pengkajian
Lanjutan pengkajian
Lanjutan pengkajian
Lanjutan pengkajian
Lanjutan pengkajian
Lanjutan pengkajian
Sistem Reproduksi
Riwayat perilaku seksual resiko tinggi (hubungan seksual dengan pasangan positif HIV, pasangan seksual multipel, aktivitas seksual yang tidak terlindung, dan seks anal) Penurunan libido Lesi pd genitalia Keputihan Kehamilan atau resiko terhadap hamil Pada genetalia manifestasi kulit (mis. herpes, kutil)
Lanjutan pengkajian
POLA AKTIVITAS
Makan & Minum
Tidak ada nafsu makan, mual, muntah Penurunan BB yang cepat Bising usus yang hiperaktif Turgor kulit jelek, lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih/perubahan warna mucosa mulut Adanya gigi yang tanggal.
Kebersihan diri
Tidak dapat menyelesaikan ADL Memperlihatkan penampilan yang tdk rapi
Lanjutan pengkajian
PSIKOSOSIAL
Sosial/Interaksi
Isolasi Kesepian Perubahan interaksi keluarga Aktifitas yang tdk terorganisir Kehilangan kerabat/orang terdekat Rasa takut untuk mengungkapkan pada orang lain Takut akan penolakan / kehilangan pendapatan Mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri Tidak mampu membuat rencana.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, kelelahan, efek samping pengobatan, demam, malnutrisi 2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penurunan energi, sekresi trakeobronkial, pneumothoraks. 3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d asupan cairan yang tidak adekuat sekunder terhadap lesi oral dan diare 4. Kecemasan b.d prognosis yang tidak jelas, persepsi tentang efek penyakit, pengobatan terhadap gaya hidup
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Dx 3. TUJUAN : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
INTERVENSI :
Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit Pantau intake dan output R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak adekuat untuk membersihkan sisa metabolisme. Timbang berat badan setiap hari R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral
Kolaborasi :
Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN) R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi). Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat. Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik) R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.
Pantau tanda-tanda vital termasuk CVP bila terpasang. R/ denyut nadi/HR meningkat, suhu tubuh menurun, TD menurun menunjukkan adanya dehidrasi. Berikan maknan yang mudah dicerna dan tdk merangsang R/ Peningkatan peristaltic menyebabkan penyerapan cairan pd dinding usus akan kurang