Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1.2
Rumusan Masalah
Makalah ini akan membahas tentang :
1. Diet pada pasien penyakit lambung. 2. Diet pada pasien dengan penyakit pada usus halus dan usus besar.
1.3
Tujuan Masalah
Adapun tujuan pembuatan makalah ini diantaranya untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Biokimia yang diberikan oleh dosen pembimbing, membagi pengetahuan kepada pembaca tentang diet pada pasien dengan penyakit lambung, usus halus, dan usus besar.
BAB II PEMBAHASAN
2.1
pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan dumping syndrome dan kanker lambung. Gangguan gastrointestinal sering d hubungkan dengan emosi atau psikoneurosis dan makan terlalau cepat karena kurang di kunyah serta terlalu banyak merokok. Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma distepsia, yaitu kumpulan gejaa yang terdiri dari mual, muntah, nyeri efigastrium, kembung, nafsu makan berkurang dan rasa cepat kenyang. Tujuan Diet Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makan dan cairan secukupnya yang tidak meberatkan lambung serta mencegah dan menetralakn sekresi asm lambung yang berlebihan. Syarat Diet Syarat diet penyakit lambung adalah: 1. Mudah cerna, porsi kecil dan sering di berikan. 2. Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya. 3. Lemak rendah, yaitu 10 15 % dari kebutuhan energy total yang di tingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan. 4. Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di tingkatkan secara bertahap. 5. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
6. 7.
Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis, maupun kimia ( disesuaikan daya terima perorangan). Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak di anjurkan minum susu terlalu banyak.
8. Makan secara perlahan di lingkunan yang tenang. 9. Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja selama 24 48 jam untuk member istirahat pada lambung. Macam Diet Dan Indikasi Pemberian Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus pektikum, tifus abdominalis, dan paska bedah saluran cerna atas. Diet Lambung I Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus pektikum, paska pendarahan, dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan dari pasca hematemesis melena, atau setelah fase akut teratasi. Makanan diberikan setiap tiga jam ( lihat makan saring ) selama 1 2 hari saja karena membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C. Diet Lambung II Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada pasien dengan ulkus pektikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan. Makanan berbentuk lunak, porsi keci serta deberikan berupa 3 kali makanan lengkap dan 2 3 kali makanan selingan. Makanan ini cukup energy, protein, vitamin C, tetapi kurang tiamin.
Bahan Makanan Sehari Bahan makanan Beras Roti Maizena Daging Telur ayam Tempe Berat (g) 90 40 20 100 100 100 Urt 3,5 gls bubur 2 iris 4 sdm 2 ptg sdg 2 btr 4 ptg sdg
Sayuran Buah Margarine Gula pasir Susu Nilai Gizi Energi Protein Lemak Karbohidrat Kalsium
2,5 gls 2 ptg sdg papaya 3,5 sdm 6,5 sdm 1,5 gls
Pembagian Bahan Makanan Sehari Pagi beras telur ayam sayuran gula pasir margarin Siang beras daging tempe sayuran pepaya gula pasir margarine Malam beras 30 g = 1,25 gls bubur susu 30 g = 1,25 gls bubur 50 g = 1 ptg sdg 50 g = 2 ptg sdg 100 g = 1 gls 100 g = 1 ptg sdg 10 g = 1 sdm 10 g = 1 sdm Pukul 20.00 200 g = 1 gls 30 g = 1,25 gls bubur 50 g = 1 btr 50 g = 0,5 gls 10 g = 1 sdm 5 g = 0,5 sdm Pukul 16.00 roti margarine telur gula pasir 40 g = 2 iris 10 g = 1 sdm 50 g = 1 btr 10 g = 1 sdm Pukul 10.00 maizena gula pasir susu 20 g = 4 sdm 25 g = 2,5 sdm 100 g = 0,5 gls
50 g = 1 ptg sdg 50 g = 2 ptg sdg 100 g = 1 gls 100 g = 1 ptg sdg 10 g = 1 sdm
gula pasir
10 g = 1 sdm
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan Bahan makanan Sumber karbohidrat Beras dibubur atau ditim; kentang dipure; macaroni direbus; roti dipanggang; biscuit; krekers; mi, bihun, tepungtepungan dibuat pudding atau bubur. Beras ketan, beras tumbuk, roti whole wheat, jagung; ubi, singkong, tales; cake, dodol,dan berbagai kue yang terlalu manis dan beremak tinggi. Dianjurkan Tidak dianjurkan
Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam Sumber protein hewani digiling atau dicincang dan direbus, disemur, ditim, dipanggang; telur ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur dalam makanan; susu. Tahu, tempe disrebus ditim, ditumis; Sumber protein nabati Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak; bayam, bir, Sayuran labu siam, labu kuning, wortel, tomat direbus dan ditumis. kacang hijau direbus, dan dihaluskan.
Daging, ikan ,ayam yang diawet, digoreng; daging babi; telur diceplok atau digoreng.
Tahu, tempe digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang polo. Sayuran mentah, sayuran berserat tinggi dan menimbulkan gas seperti daun singkong, kacang panjang, kol, lobak, sawi, dan asparagus.
Papaya, pisang, jeruk manis, sari buah; pir dan peach dalam kaleng. Buah-buahan Buah yang tinggi serat atau dapat menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas, apel, kedondong, durian, nangka; buah yang dikeringkan. Margarine dan mentega; minyak untuk menumis dan santan encer. Lemak hewan, santan kental.
Lemak
Sirup, teh.
Minuman yang mengandung soda dan alcohol, kopi, ice cream. Lombok, bawang, merica, cuka,
Minuman
Gula, garam, vetsin, kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, saam sereh.
Bumbu
Contoh Menu Sehari Pagi bubur nasi/tim nasi telur ceplok air setup wortel teh Siang bubur nasi/tim nasi semur daging giling Pukul 16.00 roti bakar orak arik telur Pukul 10.00 pudding maizena + saos sirup
setup bayam jus papaya Malam bubur nasi/tim nasi sup ayam giling tumis labu siam + tomat pisang susu Pukul 20.00
Diet Lambung III Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II pada pasien dengan ukus pektikum, gastritis kronis, atau tifus abdominalis yang hamper sembuh. Makanan yang berbentuk lunak atau yang bergantung pada toleransi pasien. Makanan ini cukup energy dan zat gizi lainnya. Bahan Makanan Sehari Bahan makanan Beras Maizena Biscuit Daging Telur ayam Tempe Sayuran Buah Minyak Gula pasir susu Nilai Gizi Energy 2054 kkal Besi 26 mg Berat (g) 200 15 20 100 50 100 250 200 25 40 200 urt 4 gls tim 3 sdm 2 bh 2 ptg sdg 1 btr 4 ptg sdg 2,5 gls 2 ptg sdg papaya 2,5 sdm 4 sdm 1 gls
70 g 69 g 290 g 653 mg
Pembagian Bahan Makanan Sehari Pagi beras telur ayam sayuran gula pasir minyak 50 g = 1 gls tim 50 g = 1 btr 50 g = 0,5 gls 10 g = 1 sdm 5 g = 0,5 sdm Pukul 16.00 biskuit susu gula pasir 20 g = 2 bh 200 g = 1 gls 10 g = 1 sdm Pukul 10.00 maizena gula pasir 15 g = 3 sdm 20 g = 2 sdm
Siang dan Malam beras daging tempe sayuran pepaya gula pasir 75 g = 1,5 gls tim 50 g = 1 ptg sdg 50 g = 2 ptg sdg 100 g = 1 gls 100 g = 1 ptg sdg 10 g = 1 sdm
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan Bahan makanan Sumber karbohidrat Beras ditim, nasi; kentang direbus, dipure; macaroni, mi, bihun direbus; roti, biscuit, krekers; tepung-tepungan dibuat pudding Beras ketan, beras tumbuk, roti whole wheat, jagung; ubi, singkong, tales; cake, kentang Dianjurkan Tidak dianjurkan
atau bubur Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam Sumber protein hewani direbus, disemur, ditim, dipanggang; telur ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur dalam makanan; susu. Tahu, tempe disrebus, ditim, ditumis; Sumber protein nabati Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak Sayuran menimbulkan gas dimasak; bayam, buncis, kacang panjang, bit, labu siam, labu kuning, wortel, tomat direbus dan ditumis, disetup dan diberi santan. kacang hijau direbus.
digoreng, dodol dan sebagainya. Daging, ikan ,ayam yang dikaleng, dikeringkan, diasap, diberi bumbu-bumbu tajam; daging babi; telur digoreng. Tahu, tempe digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang polo. Sayuran dikeringkan.
Papaya, pisang, sawo jeruk manis, sari buah; buah dalam kaleng. Buah yang tinggi serat atau dapat Buah-buahan menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas, apel, kedondong, durian, nangka; buah yang dikeringkan. Margarine, minyak untuk, santan encer. Lemak hewan, santan kental. Sirup, the encer. Lemak Teh kental, minuman yang mengandung soda dan alcohol, kopi, ice cream.
Minuman
Gula, garam, vetsin,dalam jumlah terbatas; kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, saam sereh. Lombok, bawang, merica, cuka, dan sebagainya yang tajam.
Bumbu
Contoh Menu Sehari Pagi nasi tim/nasi telur dadar serup wortel Siang nasi tim/nasi semur ayam tahu bumbu tomat sayur bening bayam papaya Pukul 10.00 pudding maizena/agar-agar+saos susu susu Diet Lambung IV Diet lambung IV diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet lambung III atau kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis ringan, esofagus ringan, serta tifus abdominalis yang hampir sembuh. Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan biasa, tergantung toleransi pasien. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi. Nilai gizi makanan ini adalah 2.080 kalori, 74 gr protein, 65 gr lemak dan 303 gr karbohidrat. Pukul 16.00 bubur kacang ijo Malam nasi tim/nasi ikan bumbu tomat tim tempa sayur lodeh pisang
2.2
Diet Pada Pasien Dengan Penyakit Pada Usus Halus dan Usus Besar Penyakit usus adalah peradangan
terutama pada ileum dan usus besar dengan gejala diare, disertai darah, lender, nyeri abdomen, berat badan berkurang, nafsu makan berkurang, demam, dan kemungkinan terjadi steatorea (adanya lemak daam feses).
Serat makanan adalah polisakarida non pati yang terdapat daam semua makanan nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat terdiri atas dua golongan, yaitu serat larut air dan serat tidak arut air. Serat yang tidak larut air Adalah beras, gandum, sayuran, dan buah-buahan. Serat ini dapat mencegah obstisipasi hemoroid dan hipertikulosis. Serat yang larut air, kacang-kacangan, sayur, dan buah-buahan sehingga dapat menurunkan absorbs lemak dan kolesterol darah. Tujuan diet penyakit usus 1. Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit 2. Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang.
3.2
Saran :
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembelajaran kami kedepannya.
ANEMIA
ANEMIA Definisi anemia Menurut definisi, anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml darah. Dengan demikian, anemia bukan suatu diagnosis melainkan pencerminan dari dasar perubahan patofisiologis, yang diuraikan oleh anamnesa dan pemikiran fisik yang teliti, serta asi didukung oleh pemeriksaan laboratorium. 3. Manifestasi klinik Pada anemia, karena semua sistem organ dapat terlibat, maka dapat menimbulkan manifestasi klinik yang luas. Manifestasi ini bergantung pada: (1) kecepatan timbulnya anemia (2) umur individu (3) mekanisme kompensasinya (4) tingkat aktivitasnya (5) keadaan penyakit yang mendasari, dan (6) parahnya anemia tersebut. May 20
PSIKOLOGI (EMOSI)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pandangan umum tentang emosi adalah ketika seseorang mengalami suatu kejadian di lingkungannya dan kejadian tersebutlah yang membentuk emosi dalam diri kita. Awalnya dari lingkungan lalu tubuh bereaksi sebagai respon, berikutnya perubahan fisiologis ini memunculkan emosi. May 19
untuk menilai status kesehatannya. Waktu pemeriksaan fisik dapat dilakukan saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan akan pulang dari rumah sakit. May 19
Sistem saluran pencernaan adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorpsi zat-zat gizi, dan mengekresi sisa-sisa pencernaan. Saluran cerna terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi). Memuat Kirim masukan
tinta karya
sebuah inspirasi dari mimpi,dan kian berjuang tuk mendapatkan mimpi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan asupan nutrisi merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia
untuk bertahan hidup. Nutrisi tersebut juga harus memiliki persyaratan kelengkapan gizi untuk pemenuhan secara sempurna bagi seseorang dalam melengkapi kebutuhan nutrisi. Namun terkadang kebutuhan akan nutrisi tersebut terhambat manakala terjadi gangguan pada sistem pencernaan. Gangguan tersebut utamanya adalah gangguan pada saluran cerna. Jika seseorang mengalami gangguan saluran cerna, maka harus ada langkah rehabilitasi, salah satu caranya yaitu dengan melakukan diet saluran cerna.
1.2
Rumusan Masalah Berikut ini adalah rumusan masalah mengenai diet pada saluran pencernaan:
1.2.1 Apa definisi diet? 1.2.2 Apa saja faktor yang mempengaruhi masa tubuh seseorang? 1.2.3 Apa saja faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet? 1.2.4 Apa yang dimaksud dengan diet saluran cerna? 1.2.5 Bagaimana diet yang sehat itu?
1.3
Ruang Lingkup Pembahasan Ada pun ruang lingkup pembahasan yang akan dipaparkan dalam makalah ini adalah
sebagai berikut: 1.3.1 Definisi diet. 1.3.2 Faktor yang mempengaruhi masa tubuh seseorang.
1.3.3 Faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet. 1.3.4 Definisi diet saluran cerna. 1.3.5 Diet yang sehat.
1.4
Tujuan Penulisan Makalah Tujuan dari pembahasan mengenai diet saluran cerna adalah sebagai berikut: 1.4.1 Menjelaskan tentang definisi diet. 1.4.2 Memaparkan faktor yang mempengaruhi masa tubuh seseorang. 1.4.3 Memaparkan faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet. 1.4.4 Menjelaskan definisi diet saluran cerna. 1.4.5 Menjelaskan diet yang sehat.
1.5
Manfaat Penulisan Makalah Berikut adalah manfaat dari penulisan makalah mengenai diet saluran cerna: 1.5.1 Pembaca dapat mengerti definisi diet.
1.5.2 Pembaca mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada masa tubuh. 1.5.3 Pembaca mengetahui faktor yang mendorong seseorang melakukan diet. 1.5.4 Pembaca dapat mengerti definisi saluran cerna. 1.5.5 Pembaca dapat memahami tentang diet yang sehat.
***
BAB II
DIET SALURAN CERNA
2.1
Definisi Diet Dalam konteks bahasa, istilah diet memiliki arti sebagai jumlah makanan yang
dikonsumsi oleh seseorang.Di Indonesia, penggunaan istilah diet lebih menunjukkan pada usaha menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi. Dalam pembahasan ini, diet yang dimaksud adalah usaha menurunkan berat badan atau pengaturan asupan nutrisi. Terdapat 3 klasifikasi dari diet: 1. Menurunkan Berat Badan 2. Meningkatkan Berat Badan 3. Pantang Terhadap Makanan Tertentu
2.2
Masa tubuh seseorang dalam istilah umum disebut sebagai berat badan. Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi berat badan seseorang, yakni faktor internal dan faktor eksternal. 2.2.1 Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi berat badan merupakan faktor dari dalam tubuh seseorang itu sendiri. Beberapa faktor internal yang mempengaruhi berat badan di antaranya: 2.2.1.1 Faktor Genetik Faktor genetik Dipengaruhi oleh gen INSIG2 dan FTO. Gen FTO terdapat pada kromosom ke-16 manusia. Gen INSIG2 bertanggung jawab dalam menginhibisi sintesis asam lemak dan kolesterol. Kedua gen ini membuat seseorang mudah menumpuk lemak sehingga bisa menimbulkan obesitas (masa tubuh lebih besar).
2.2.1.2 Regulasi Termis Regulasi termis merupakan pengaturan suhu tubuh untuk menghasilkan energi. Semakin tinggi pemakaian energi, orang akan semakin butuh nutrisi lebih banyak.
2.2.1.3 Metabolisme Tubuh Seseorang dapat meningkatkan pembakaran lemak dengan meningkatkan massa otot di dalam tubuh. Saat massa otot meningkat, metabolisme makanan juga akan meningkat.
2.3
Faktor Seseorang Melakukan Diet Ada beberapa alasan seseorang melakukan diet, berikut ini adalah faktor-faktor yang
Apabila kadar lemak seseorang tinggi, maka diperlukan suatu program diet untuk menurunkan berat tubuh supaya tidak terjadi obesitas. Lemak merupakan zat gizi yang akan disimpan di dalam kulit sebagai cadangan energi, jika lemak tertimbun banyak, bisa terjadi peningkatan masa tubuh, proses metabolisme pun akan cenderung lebih berat dilakukan oleh tubuh.
2.3.2
Hasrat Diri
Diet kadang memiliki tujuan dari pribadi untuk meningkatkan atau menurunkan masa tubuh supaya sesuai dengan rentang normal IMT (Indeks Massa Tubuh). Hasrat diri untuk melakukan diet ini biasanya dilakukan oleh model atau artis untuk menjaga bentuk tubuhnya.
2.3.3
Tekanan Darah
Jika tekanan darah terlalu tinggi (hipertensi), harus ada pantangan-pantangan untuk makanan tertentu supaya tekanan kembali menjadi normal.
2.3.4
Pola Makan
Diet juga dipengaruhi oleh pola makan, jika seseorang memiliki pola makan tidak teratur, seseorang tersebut akan berusaha kembali mengatur pola makannya dengan cara melakukan diet.
2.3.4
Gangguan Penyakit
Seseorang yang terkena gangguan seperti pada saluran cerna, diabetes dan lainnya akan melakukan diet untuk menjaga asupan nutrisi agar tidak memperparah gangguan tersebut.
2.4
Diet Saluran Cerna Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran
pencernaan. Ada pun gangguan saluran pencernaan itu meliputi flatulensi, diare, gastrities dan tipoid. 2.4.1 Flatulensi dalam saluran
pencernaan.Flatulensi disebabkan adanya udara (gas) yang ikut masuk dalam saluran pencernaan. Flatulensi biasanya menyebabkan nyeri perut, kembung, sendawa dan banyak kentut. Tetapi hubungan antara flatulensi dan beberapa gejala ini tidak diketahui. Beberapa orang tampaknya peka terhadap pengaruh gas dalam saluran pencernaan, sedangkan yang lainnya bisa mentolerir sejumlah besar gas tanpa menimbulkan gajala-gejala. Seseorang yang seringbersendawaataumengeluarkan gas
secaraberlebihanharusmengubahpolamakannyadenganmenghindarimakanan yang sulitdicerna. Hal inibisa dimulai dengan menghindari susu dan produk olahannya, kemudian buah segar, sayuran tertentu dan makanan lainnya. Sendawa juga bisa disebabkan oleh minuman bersoda atau antasid (misalnya baking soda) sehingga patut diminimalisir konsumsi air bersoda jika terjadi flatulensi.
2.4.2
Diare
Diare merupakan feses terlalu cair yang dikeluarkan oleh tubuh akibat penyerapan zat-zat makanan yang tidak sempurna dalam saluran pencernaan. Diare disebabkan oleh beberapa faktor: a. Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.
c.
Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
d. Pemanis buatan Saat terjadi diare, diet yang dapat dilakkukan adalah pengaturan makanan secara umum yaitu dengan pemenuhan cairan yang cukup. Suhu makanan yang hangat, bentuk makanan lunak, bumbu tidak merangsang, sayuran dan buah tidak menimbulkan gas. Dalam diet saat diae, hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya baik untuk penderita susah buang air besar. 2.4.3 Gastrities
Gastritiesadalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain (Reeves,2002). Diet pada penderita gastritis adalah diet lambung. Prinsip diet pada penyakit lambung bersifat ad libitum, yang artinya adalah bahwa diet lambung dilaksanakan berdasarkan kehendak pasien. Makanan pada diet lambung harus mudah dicernakan dan mengandung serat makanan yang halus (soluble dietary fiber).Makanan tidak boleh mengandung bahan yang merangsang, menimbulkan gas, bersifat asam, mengandung minyak/ lemak secara berlebihan, dan yang bersifat melekat. Selain itu, makanan tidak boleh terlalu panas atau dingin. Beberapa makanan yang berpotensi menyebabkan gastritis antara lain garam, alkohol, rokok, kafein yang dapat ditemukan dalam kopi, teh hitam, teh hijau, beberapa minuman ringan (soft drinks), dan coklat.
2.4.4
Tipoid (Tipes)
Penyebab dari demam tifoid adalah kuman Salmonella paratyphi yang masuk ke tubuh manusia melalui makanan. Sebagian kuman dimusnahkan di dalam lambung, sebagian lagi lolos
masuk ke dalam usus dan berkembang biak. Kuman kemudian akan menembus epitel dan ke lamina propia. Di lamina propia, kuman akan dofagositosis dan berkembang biak dalam makrofag. Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi pembuluh darah sekitar plague peyeri yang mengalami nekrosis. Terjadi problem gizi bagi penderita tipus/gejala tipus karena otot kehilangan protein sebanyak 250-500 gram dari jaringan otot setiap harinya. Cadangan glikogen secara cepat menipis dan keseimbangan cairan terganggu.
Penyerapan nutrisi mengalami gangguan akibat traktus gastrointestinal mengalami inflamasi/iritasi/diare dalam jangka waktu lama.Luka pada intestinum yang parah pada sakit yang berkepanjangan dapat menyebabkan pendarahan bahkan perforasi usus. Diet untuk penderita tipoid adalah dilakukan beberapa pantangan konsumsi makanan. Makanan yang dianjurkan adalah: a. Jus, sup, makanan berkuah atau air mineral lebih dari 2,5 liter perhari.
b. Susu atau produk-produk turunannya. c. Makanan dengan nilai protein tinggi, seperti: telur, daging yang sudah dihaluskan, ikan, unggas, keju, dll. d. Makan halus dengan kadar gula tinggi, seperti: madu, selai, permen/gula, agar-agar, cincau, kolang-kaling, nata de coco, rumput laut, dll. e. Makanan yang mengandung serat rendah, buah-buahan matang, kentang, dll agar motilitas usus berkurang. Sayuran dengan serat halus/soluble dietary fibre, seperti: daun bayam, labu siam, lobak, pare, terong, wortel, dll. Sedangkan makanan yang tidak dianjurkan adalah sebagai berikut: a. Makanan yang memiliki rasa kuat, seperti: bawang putih, bawang merah, makanan yang dibakar. b. Makanan yang mengandung senyawa yang mengiritasi, seperti: bumbu yang terlalu tajam, cabai, sambal/saus pedas, cuka, dll.
c.
d. Makanan yang menimbulkan gas: nangka, durian, nanas, kembang kol, dll. e. Makanan yang mengandung serat tinggi/non-soluble dietary fibre: kangkung, batang bayam, daun pepaya, ketela, biji-bijian utuh (jagung, beras merah, meras tumbuk, dll). f. Pasien tipus/gejala tipus tidak harus makan bubur. Sebenarnya bubur tidak terlalu baik untuk pasien mengingat kalori dalam bubur hanya 1/5 kalori nasi.
2.5
Diet yang Sehat World Health Organization (WHO) menganjurkan tiap individu supaya memiliki berat
badan & energi yang sehat dan seimbang.Cara menurunkan berat badan adalah dengan melakukan aktivitas (olahraga) dan menjaga asupan nutrisi.Supaya diet dapat dikategorikan sebagai diet yang sehat, maka perlu diperhatikan tipe diet sesuai dengan kebutuhan.Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengetahui gejala penyakit dan diet yang sesuai dengan penyakitnya. Ada pun hal-hal yang harus ditunjang agar diet itu tetap sehat adalah sebagai berikut:
2.5.1 Menetapkan Target Dalam melakukan diet, Harus ada tetapan target waktu dan berat badan yang diinginkan saat melakukan diet sehingga asupan nutrisi dapat terjaga.
2.5.2 Sesuai Gejala Diet akibat gangguan penyakit harus disesuaikan dengan gejala penyakit tersebut. Jangan sampai terjadi kesalahan jenis diet.
2.5.3 Olahraga Seimbang Meski pun melakukan diet, seseorang harus mengimbanginya dengan olahraga supaya otot dapat tetap bekerja dengan optimal.
***
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan Diet adalah usaha menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi. Terdapat 3
klasifikasi dari diet, yaitu diet untuk: 1. 2. 3. Menurunkan Berat Badan Meningkatkan Berat Badan Pantang Terhadap Makanan Tertentu
Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran pencernaan. Ada pun gangguan saluran pencernaan itu meliputi flatulensi, diare, gastrities dan tipoid
3.2
Saran Dalam melakukan diet, hendaknya ditetapkan target waktu dan hasil; penyesuaian gejala
serta diseimbangkan dengan aktivitas olahraga sehingga diet akan tetap sehat. Penyesuaian gejala utamanya dilakukan saat terjadi gangguan (seperti gangguan saluran cerna) dan diharuskan melakukan diet, sehingga nantinya diet akan lebih maksimal memberikan hasil.
***
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. 2008. Diet dalam http://id.m.wikipedia.org/wiki/ Diet?wasRedirected=true diakses tanggal 7 Oktober 2010.