Vous êtes sur la page 1sur 42

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI A UMUR 1 BULAN

DENGAN IMUNISASI BCG DI POSYANDU


WONOREJO-TUMPANG
Tanggal 18 Februari 2010
Asuhan Kebidanan Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktek
Klinik Kebidanan Semester III

Oleh :
YESINTA ARIKA PUTRI
08.2.050

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
MALANG
2010

LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa

YESINTA ARIKA PUTRI

NIM

08.2.050

Prodi

KEBIDANAN

Judul

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI A UMUR 1


BULAN DENGAN IMUNISASI BCG DI POSYANDU
WONOREJO-TUMPANG

Poncokusumo, 18 Februari 2010


Mengetahui,

Pembimbing Akademik

( Maria Veronica, Amd. Keb)

Pembimbing Klinik

( Sumarmi SST )

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan
yang berjudul Asuhan Kebidanan Pada Bayi A Umur 1 Bulan dengan Imunisasi
BCG di Posyandu Wonorejo-Tumpang ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Asuhan kebidanan ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan
dari beberapa pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Chaidir Karnanda Sp.PD, selaku Direktur Poltekkes RS dr. Soepraoen.
2. dr. Prabowo, Sp.OG, selaku KA Prodi Kebidanan Poltekkes RS dr. Soepraoen
3. Maria Veronica, Amd. Keb, selaku dosen Pembimbing Institusi
4. Sumarmi, SST. selaku Pembimbing Klinik
5. Serta teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan Asuhan
kebidanan ini
Penulis menyadari bahwa Asuhan Kebidanan masih jauh dari sempurna.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang dapat
memperbaiki kualitas Asuhan Kebidanan ini. Harapan penulis, semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Malang, Februari 2010

Penulis

DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL.......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................
1.2 Tujuan.................................................................................
1.3 Manfaat...............................................................................
1.4 Metode Penulisan................................................................
1.5 Sistematika Penulisan.........................................................

BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Teori Kehamilan..................................................
2.2 Konsep Ante Natal Care...................................................
2.4 Konsep Manajemen Kebidanan Varney...........................

BAB III

TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian..........................................................................
3.2. Identifikasi Masalah...........................................................
3.3. Identifikasi Masalah Potensial...........................................
3.4. Identifikasi Kebutuhan Segera...........................................
3.5. Intervensi............................................................................
3.6. Implementasi......................................................................
3.7. Evaluasi..............................................................................

BAB IV

PEMBAHASAN......................................................................

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan.........................................................................
5.2 Saran...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
TBC merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
microbacterium tuberculossa. Bakteri ini sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan tubuh lain dalam tubuh manusia. Di Indonesia TBC merupakan
masalah kesehatan klinis yang serius, baik sisi angka kematian (mortalitas)
atau angka kejadian kesakitannya (morbiditas). Dengan penduduk lebih dari
200 juta orang, Indonesia urutan ketiga setelah India dan Cina dalam hal
jumlah penderita. Diantaranya 22 negara dengan masalah TBC terbesar di
dunia.
Pada tahun 1999, WHO Global Servailance memperkirakan di
Indonesia terdapat 583.000 penduduk dengan penderita TBC baru pertahun
dengan 262.000 BTA positif atau indeks rate kira-kira 130 per 100.000
penduduk. Kematian akibat TBC menimpa 140.000 penduduk tiap tahun, oleh
karena itu pemberian imunisasi BCG dapat mencegah TBC yang diberikan
sejak bayi lahir sampai 2 bulan, diharapkan dapat mengurangi morbiditas dan
mortalitas TBC pada bayi dan anak. Dari fenomena di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan pada bayi A umur 1 bulan
dengan imunisasi BCG di Posyandu Wonorejo-Tumpang.
1.2

Tujuan
1.2.1

Tujuan Umum
Setelah melaksanakan Asuhan Kebidanan pada bayi A umur 1 bulan
dengan imunisasi BCG, diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan
asuhan kebidanan dengan imunisasi BCG.

1.2.2

Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data baik data subyektif
maupun obyektif.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah yang
muncul dari hasil pengkajian.
3. Mahasiswa dapat mengantisipasi masalah potensial yang timbul

4. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi kebutuhan segera


berdasarkan masalah potensial yang mungkin timbul.
5. Mahasiswa mampu mengembangkan rencana sesuai kebutuhan.
6. Mahasiswa dapat melakukan implementasi sesuai dengan rencana
yang sudah dibuat.
7. Mahasiswa dapat mengevaluasi semua tindakan yang sudah
dilakukan.
8. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan secara
menyeluruh.
1.3

Metode Penulisan
1. Wawancara

Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan


menanyakan

langsung

kepada

klien

maupun

keluarga
2. Observasi

Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan


melakukan pengamatan langsung dan melihat
tindakan yang dilakukan untuk pasien.

3. Praktek

Melakukan tindakan langsung kepada klien.

4. Studi Pustaka

Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan


melihat teori-teori yang mengacu pada kasus yang
relevan.

1.4 Sistematika Penulisan


BAB I

PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan, metodologi penulisan dan
sistematika penulisan.

BAB II :

TINJAUAN TEORI
Isi berupa cuplikan/rujukan teori, konsep-konsep yang memiliki
relevansi dengan asuhan kebidanan yang diberikan beserta
konsep teori manajemen kebidanan sesuai dengan kasus yang
dihadapi.

BAB III :

TINJAUAN KASUS

Berisi tentang pengkajian data, Identifikasi diagnosa/masalah,


Identifikasi masalah potensial, Identifikasi kebutuhan segera,
Intervensi, Implementasi, Evaluasi.
BAB IV :

PEMBAHASAN
Berisi tentang pembahasan kesenjangan antara teori dengan kasus
dan praktek di lapangan.

BAB V :

PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1

KONSEP TEORI IMUNISASI


2.1.1

Pengertian
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti resisten atau kebal.
Imunisasi

merupakan

suatu

program

yang

dengan

sengaja

memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga


tubuh dapat mempunyai suatu sistem memori (daya ingat).
Ketika vaksin masuk ke dalam tubuh, maka akan dibentuk
antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan
menyimpannya sebagai suatu pengalaman.
(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010 : 7)
Istilah-Istilah :
1. Vaksin :

Suatu

suspensi

mikroorganisme

hidup

yang

dilemahkan atau mati atau bagian antigenik agen ini


yang

diberikan

pada

hospes

potensial

untuk

menginduksi.
2. Toksiod :

Suatu toksin bakteri yang diubah, yang telah dibuat


nontoksis tetapi mempertahankan kemampuan untuk
merangsang pembentukan antitoksin.

3. Globulin imun :

Suatu larutan yang mengandung antibodi yang


berasal dari darah manusia, yang diperoleh
dengan fraksionasi etanol dingin, kumpulan
besar plasma dan digunakan terutama untuk
mempertahankan imunitas orang-orang yang
mengalami defisiensi imun atau imunisasi
pasif, tersedia dalam preparat intramuskular
dan intravena.

4. Antitoksin

Antibodi yang berasal dari serum binatang,


dari rangsangan binatang, dengan antigen
spesifik yang digunakan untuk memberikan
imunitas pasif.

(Nelson,2000)
Kandungan Antigen :
Vaksin hidup yang dilemahan (BCG, OPV, Campak, MMR,
Varicela, Tipus ora).
Vaksin inactive : Toksoid, rekombinan, konjugasi, sel utuh,
sebagian sel (Hep. A, B, DPT2T, Tipus Inj, IPV HIB)
Program :
Perkembangan Program Imunisasi (PPI) : Hep. B, BCH, Anti
Polio, DPT, Campak.
Non PPI : Hib, Hep. A, MMR, Varicela.
(Burhan Hidayat, 2001 : 125)
2.1.2

Tujuan Imunisasi
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan
kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta
anak , yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara
umum tujuan imunisasi, antara lain :
a. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular.
b. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular.
c. Imunisasi menurunkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas
(kematian).
(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010 : 5)

2.1.3

Manfaat Imunisasi
a. Untuk Anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan
kemungkinan cacat atau kematian.
b. Untuk Keluarga
Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak
sakit, mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin
bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.

c. Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010 : 5-6)

2.1.4

Sasaran
a. Jenis penyakit yang dapat dicegah :
Tuberculosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Hep. B, Hep. A,
Meningitis, Haemophilus Influenza tipe b, Kolera, Rabies,
Japanese encephalitis, tifus abdominalis, Rubella, Varicela,
Pneumoni Pneumokokus, Parotitis epidemika.
b. Jenis penyakit menular masuk program imunisasi : Tuberculosis,
Difteria, Pertusis, Polio, Campak, Tetanus, dan Hepatitis.
( Depkes RI : 2005)
Sasaran yang diimunisasi :
Orang-orang yang beresiko tinggi terkena suatu penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi, perlu diberi imunisasi.
1. Bayi dan anak balita, anak sekolah, remaja
2. Orang tua, manula
3. Top manager/eksekutif perusahaan
4. Calon jamaah haji atau umroh
5. Orang yang akan bepergian ke luar negeri
6. dll
(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010 : 5-6)

2.1.5

Jenis Imunisasi
a. Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif alami : tubuh anak aktif membuat sendiri zat
antibodi yang akan bertahan selama bertahun-tahun bahkan
seuimur hidup sakit campak.
Imunisasi aktif buatan / didapat : tubuh anak tidak membuat
sendiri antibodi tetapi mendapatkan suntikan dari luar sehingga

tubuh dirangsang untuk membentuk antibodi pemberian


imunisasi.
b. Imunisasi Pasif :
Imunisasi pasif alami : dalam hal ini tubuh anak tidak
membentuk antibodi sendiri tetapi mendapatkan langsung dari
ibunya

misalnya

kekebalan

terhadap

penyakit

tetanus

neonaturum.
Imunisasi pasif buatan atau didapat : tubuh anak memperoleh
kekebalan dari luar misalnya melalui penyuntikan dengan ATS
atau ADS.
(http://tiasabrina.blogspot.com/2009/06/imunisasivaksinasi.intra.html)

2.1.6

Hal-hal yang dapat menimbulkan kerusakan vaksin :


a. Kerusakan vaksin terhadap suhu
Masing-masing vaksin mempunyai kepekaan yang berbeda
terhadap suhu yang tidak tepat. Paparan suhu yang tidak tepat
mengakibatkan umur penggunaan vaksin berkurang.
b. Kerusakan vaksin terhadap sinar matahari atau sinar ultraviolet
Semua vaksin akan rusak jika terkenaa sinar matahari langsung
serta sinar ultraviolet. Vaksin yang tidak habis pada pelayanan
statis (Puskesmas, Rumah Sakit, dan praktek swasta) dapat
dipergunakan lagi pada pelayanan hari berikutnya, dengan beberpa
syarat :
1. Vaksin belum kadaluarsa
2. Vaksin disimpan dalam suhu 2-8oC
3. Tidak pernah terendam air
4. Sterilitasnya terjaga

c. Masa pakai vaksin yang sudah dibuka


No
Vaksin
Masa Pakai
1.
BCG
3 jam
2.
Campak
6 jam
3.
Polio
2 minggu
4.
DPT?HB
4 minggu
5.
DT
4 minggu
6.
TT
4 minggu
(Buku Acuan Imunisasi Dasa Bagi Pelaksana Imunisasi,2008)

2.1.7

Jadwal Imunisasi Pada Anak


a. Program Pengembangan Imunisasi ( PPI diwajibkan)
Vaksin
BCG
HB

Jadwal Pemberian Usia


Ulangan/booster
Melawan
Waktu lahir

Tuberculosis
Waktu lahir dosis 1
1 tahun (pada bayi Hepatitis B
1 bulan dosis 2

yang lahir denga Hep

6 bulan dosis 3
DPT dan 3 bulan dosis 1

B)
18 bulan booster 1

Dipteria,

Polio

4 bulan dosis 2

6 tahun booster 2

Pertusis,

5 bulan dosis 3

12 tahun booster 3

Tetanus, dan

Campak

Polio
9 bulan

Campak
(Buku Acuan Imunisasi Bagi Pelaksana Imunisasi/Bidan)

b. Program Imunisasi Non-PPI (dianjurkan)


Vaksinasi
MMR

Jadwal Pemberian
1-2 tahun

Ulangan/booster
12 tahun

Melawan
Measles,

meningitis,
Hib

3 bulan dosis 1

rubella
Hemophilus

18 bulan

4 bulan dosis 2
Hepatitis A
Cacar air

influenza

5 bulan dosis 3
Tipe B
12-18 bulan

Hepatitis A
12-18 bulan

Cacar air
(Buku Acuan Imunisasi Bagi Pelaksana Imunisasi/Bidan)

c. Program Imunisasi pada Wanita Usia Subur


Imunisasi

Selang Waktu

Masa Perlindungan

Dosis

T1

0,5 cc

T2

4 minggu setelah T1

3 tahun

0,5 cc

T3

6 bulan setelah T2

5 tahun

0,5 cc

T4

1 tahun setelah T3

10 tahun

0,5 cc

T5

1 tahun setelah T4

25 tahun

0,5 cc

(Buku Acuan Imunisasi Bagi Pelaksana Imunisasi/Bidan)


d. Program Imunisasi pada Anak Sekolah Dasar atau sederajat
Anak Sekolah

Pemberian

Dosis

Kelas 1

DT 1x, Campak 1x

0,5 cc

Kelas 2

TT 1x

0,5 cc

Kelas 3

TT 1x

0,5 cc

(Buku Acuan Imunisasi Bagi Pelaksana Imunisasi/Bidan)


2.1.8

Jenis-jenis Vaksin dalam Program Imunisasi


a. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine)
Merupakan jenis vaksin yang dilemahkan.
-

Untuk pemberian kekebalah aktif terhadap tuberculosa

Kemasan dalam ampul, beku kering.

b. Vaksin DPT
Vaksin yang terdiri dari toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan
serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi.
-

Untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap difteri,


pertusis dan tetanus.

Kemasan dalam vial, berbentuk cairan.

c. Vaksin TT
Vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan
dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat.
-

Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus.

Kemasan dalam vial, berbentuk cairan.

d. Vaksin DT
Vaksin yang mengandung toxoid difteri dan tetanus yang telah
dimurnikan.
-

Untuk pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan


tetanus.

Kemasan dalam vial, berbentuk cairan.

e. Vaksin Polio
Vaksin polio trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis
tipe 1, 2 dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan.
-

Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.

Kemasan dalam vial, berbentuk cairan.

f. Vaksin Campak
Merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan.
-

Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.

Kemasan dalam vial, berbentuk beku kering.

g. Vaksin Hepatitis B
Vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan.
-

Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang


disebabkan oleh virus hepatitis B.

Kemasan dalam vial dan prefill injection device, berbentuk


cairan.

h. Vaksn DPT-HB
-

Mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus


yang dimurnikan dan pertusif yang diinaktivasi, serta vaksin
Hep. B yang merupakan sub unit vaksin virus yang
mengandung Hb5A9 murni dan bersifat non infectious.

Kemasan dalam vial, warna vaksin putih keruh.

(http://piogama.ugm.ac.id/index.php/2009/02/vaksin-untuk-imunisasi/html)

2.2

KONSEP TEORI BCG


2.2.1

Pengertian
Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan TBC
(Tuberculosis). Tuberculosis disebabkan oleh sekelompok bakteria
bernama Mycrobracterium tuberculosis complex. Pada manusia, TBC
menyerang terutama sistem pernafasan (TB Paru), meskipun organ
tubuh lainnya juga dapat terserang (penyebaran atau ekstraparu TBC).
Mycrobracterium tuberculosis

biasanya ditularkan melalui batuk

seseorang. Seseorang biasanya terinfeksi jika mereka menderita sakit


paru-paru dan terdapat bacteria di dahaknya. Kondisi lingkungan yang
gelap dan lembab juga mendukung terjadinya penularan.
Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapat terjadi
karena terhirupnya percikan udara yang mengandung bakteri
tuberkulosis. Bakteri ini dapat menyerang berbagai organ tubuh,
seperti paru-paru (paling sering terjadi), kelenjar getah bening, tulang,
sendi, ginjal, hati, atau selaput otak.
(http://ykai.net/index.php?
view=article&id=328%3Aimunisasi-penting-untukmencegah-penyakit-berbahaya-&option+com_content
%Itemid=121.html)
Imunisasi BCG tidak mencegah infeksi TB tetapi mengurangi
resiko TB berat seperti meningitis TB atau TB miliar. Faktor-faktor
yang mempengaruhi efektifitas BCG terhadap TB adalah perbedaan
vaksin BCG, lingkungan, faktor genetik, status gizi, dan faktor lain
seperti paparan sinar ultraviolet terhadap vaksin.
( Nufareni, 2003)
2.2.2

Kemasan
Kemasan dalam ampul, beku kering, 1 box berisi 10 ampul vaksin.
Setiap 1 ampul vaksin dengan 4 ml pelarut.
(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:40)

2.2.3

Cara Pemberian
Vaksin BCG merupakan bakteri tuberculosis bacillus yang telah
dilemahkan.

Cara

pemberiannya

melalui

suntikan.

Sebelum

disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Dosis 0,5 cc


untuk bayi dan 0,1 cc untuk anak dan orang dewasa. Imunisasi BCG
dilakukan pada bayi usia 0-2 bulan. Jika lebih dari itu boleh diberikan
jika sudah melalui tes tuberkulin dengan hasil negatif.
Imunisasi BCG disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan
kanan atas. Disuntikkan ke dalam lapisan kulit dengan penyerapan
pelan-pelan. Dalam memberikan suntikan intrakutan, agar dapat
dilakukan dengan tepat, arus menggunakan jarum pendek yang sangat
halus (10mm, ukuran 26). Kerja sama antara ibu dengan petugas
imunisasi sangat diharapkan, agar pemberian vaksin berjalan dengan
tepat.
(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:40-41)
2.2.4

Reaksi pemberian vaksin BCG


Setelah diberikan imunisasi BCG, reaksi yang timbul tidak seperti
pada imunisasi dengan vaksin lain. Imunisasi BCG tidak menyebabkan
demam. Setelah 1-2 minggu diberikan imunisasi, akan timbul indurasi
dan kemerahan di tempat suntikan yang berubah menjadi pustula,
kemusian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan khusus,
karena luka ini akan sembuh dengan sendirinya secara spontan.
Kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak atau leher.
Pembesaran kelenjar ini terasa padat, namun tidak menimbulkan
demam.
(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:41-42)

2.2.5

Kontra Indikasi
Imunisai BCG tidak boleh diberikan pada kondisi :
a. Seorang anak yang menderita penyakit kulit yang berat atau
menahun, seperti eksim, furunkulosis, dan sebagainya.

b. Imunisasi tidak boleh diberikan pada orang atau anak yang sedang
menderita TBC.
(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:41)

2.2.6

Komplikasi
a. Limfa denitif terjadi pada penyuntikan yang terlalu dalam/dosis
terlalu tinggi. Proses ini bersifat terang dan akan sembuh dalam
waktu 2-6 bulan
b. Dapat terjadi abses pada bekas suntikan karena terlalu dalam, bila
menimbulkan warna merah, dan kulit tipis sebaiknya dilakukan
aspirasi, jangan insisi atau terjadi infeksi sekunder pada ulkus.
(www.pppl.depkes.go.id)

2.2.7

Manthoux Test
a. Pengertian
Memberikan suntikan obat pada jaringan kulit dengan tujuan untuk
menguji coba reaksi tubuh terhadap obat tertentu. Uji tuberculin
dilakukan berdasarkan timbulnya hipersensitivitas terhadap
tuberculo protein karena adanya infeksi.
b. Waktu
Bila ada kecurigaan tubuh dapat bereaksi lebih, bila mendapatkan
suntikan BCG bisa diberikan pada usia > 3 bulan dengan syarat
manthoux test negatif karena dikhawatirkan telah terinfeksi TBC
c. Dosis
0,1 cc obat PPD 5 TV dalam spuit 1 cc
d. Lokasi
Dalam jaringan kulit (IC)
e. Cara pemberian
Suntikan IC dengan sudut 15-20oC dari kulit, lubang jarum
menghadap ke atas, obat dimasukkan pelan-pelan sampai ada
indurasi, kemudian beri lingkaran dengan diameter 10 mm.
f. Cara membaca hasil

Reaksi setelah 48-72 jam akan terlihat, jika adanya bintik


kemerahan/radang, melebihi lingkaran 10 mm maka manthoux tes
positif, tetapi jika tidak ada maka hasilnya negatif.
(http://lifestyle.id.finroll.com/component/content/article/5kesehatan/
137069-jangan-tunda-vaksinasilah-hari-ini.pdf)

2.3

KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN


2.3.1

PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Biodata

Nama

Identitas dimulai dengan nama pasien, yang harus


jelas dan lengkap : nama depan, nama tengah (bila
ada), nama

keluarga,

dan nama

panggilan

akrabnya.
(Diagnosis Fisis Pada Anak, 2003:5)
Umur

Umur pasien sebaiknya didapat dari tanggal lahir,


yang dapat ditanyakan ataupun dilihat dari Kartu
Menuju

Sehat

atau

pemeriksaan

kesehatan

lainnya.
(Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:5)
Imunisasi BCG dilakukan pada bayi usia 0-2
bulan. Jika lebih dari itu boleh diberikan jika
sudah melalui tes tuberkulin dengan hasil negatif.
(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:40)
Jenis Kelamin

Jenis kelamin pasien sangat diperlukan,


selain untuk identitas juga untuk penilaian
data pemeriksaan klinis, misalnya nilainilai

baku,

insidens

seks,

penyakit-

penyakit terangkai seks (sex-linked).


(Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:5)
Nama orangtua :

Nama ayah, ibu, atau wali paien harus


dituliskan dengan jelas agar tidak keliru
dengan orang lain, mengingat banyak
sekali nama yang sama. Bila ada, titel yang
bersangkutan harus disertakan.
(Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:6)

Agama :

Data tentang agama dan suku bangsa juga


memantapkan identitas; disamping itu perilaku
seseorang tentang kesehatan dan penyakit sering
berhubungan dengan agama dan suku bangsa.
Kebiasaan,

kepercayaan,

dan

tradisi

dapat

menunjang namun tidak jarang dapat menghambat


perilaku hidup sehat. Beberapa penyakit juga
mempunyai predileksi rasial tertentu.

(Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:6)


Umur, pendidikan, dan pekerjaan orang tua :
Selain

sebagai

tambahan

identitas,

informasi

tentang

pendidikan dan pekerjaan orang tua, baik ayah maupun ibu,


dapat menggambarkan keakuratan data yang akan diperoleh
serta dapat ditentukan pola pendekatan dan anamnesis. Tingkat
pendidikan orang tua juga berperan dalam pendekatan
selanjutnya, misalnya dalam pemeriksaan penunjang dan
penentuan tata laksanan pasien selanjutnya.
(Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:6)
Alamat :

Tempat tinggal pasien harus dituliskan dengan


jelas dan lengkap, dengan nomor rumah, nama
jalan, RT, RW, kelurahan dan kecamatannya, serta
bila ada nomor teleponnya. Kejelasan alamat
keluarga ini amat diperlukan agar sewaktu-waktu
dapat dihubungi, misalnya bila pasien menjadi
sangat gawat, atau perlu tindakan operasi segera,
ataau perlu pembelian obat/alat yang tidak tersedia
di rumah sakit, dan lain sebagainya. Disamping itu
setelah

pasien

pulang

mungkin

diperlukan

kunjungan rumah, misalnya kerena pasien tidak


datang kontrol ( pasien talasemia, kronik lain).
Kunjungan rumah juga diperlukan untuk tata
laksana kasus yang mempunyai latar belakang
psikososial-ekonomi

dan

budaya,

misalnya

perlakuan salah dan penelantaran anak (child


abuse and neglect, battered child syndrome),
mengetahui lingkungan tempat tinggal terhadap
penduduk penderita demam berdarah dengue, atau
tuberkulosis.
(Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:6)
2. Alasan Datang
Alasan ibu mengimunisasikan bayi BCG yaitu karena ingin
mencegah dari penyakit menular TBC.

3. Riwayat Penyakit yang pernah diderita


Penyakit yang pernah diderita anak sebelumnya perlu
diketahui.
(Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:7)
Imunisai BCG tidak boleh diberikan pada kondisi seorang anak
yang menderita penyakit kulit yang berat atau menahun, seperti
eksim, furunkulosis, dan sebagainya. Imunisasi tidak boleh
diberikan pada orang atau anak yang sedang menderita TBC.
(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:41)
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada riwayat perjalanan penyakit ini disusun cerita yang
kronologis, terinci, dan jelas mengenai keadaan kesehatan
pasien. Perlu pula diketahui keadaan atau penyakit yang
mungkin berkaitan dengan penyakit sekarang.
(Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:7)
Imunisai BCG tidak boleh diberikan pada kondisi seorang anak
yang menderita penyakit kulit yang berat atau menahun, seperti
eksim, furunkulosis, dan sebagainya. Imunisasi tidak boleh
diberikan pada orang atau anak yang sedang menderita TBC.
(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:41)
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Data keluarga pasien perlu diketahui dengan akurat untuk
memperoleh gambaran keadaan sosial-ekonomi-budaya dan
kesehatan keluarga pasien. Banyak penyebab kesakitan maupun
kematian yang berlatar belakang pada keadaan sosial-ekonomi
keluarga, misalnya malnutrisi, atau tuberkulosis. Pelbagai jenis
penyakit bawaan dan penyakit keturunan juga mempunyai latar
belakang sosial-budaya ataupun mempunyai kecenderungan
familial.
(Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:16)
Imunisai BCG tidak boleh diberikan pada kondisi seorang anak
yang memiliki riwayat keluarga dengan hipersensitivitas (reaksi
tubuh yang terlalu sensitif) yang hebat.

(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:17)


Imunisai BCG tidak boleh diberikan pada kondisi seorang anak
yang menderita penyakit kulit yang berat atau menahun, seperti
eksim, furunkulosis, dan sebagainya.
(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:41)
Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi
sakit tuberkulosis atau tidak dipengaruhi beberapa faktor,
misalnya daya tahan tubuh yang rendah, gizi buruk, dan sedang
menderita penyakit lainnya (HIV,diabetes melitus)
(dr. J.B. Suharjo dan B. Cahyono, Sp.PD,dkk.2010 :49)
6. Riwayat Prenatal, Natal, dan Post Natal
Prenatal
Hal pertama yang perlu ditanyakan adalah keadaan kesehatan
ibu selama hamil, ada atau tidaknya penyakit, misalnya batuk
berdarah, demam tinggi, kejang, dan lain sebagainya, serta
upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut.
Dirinci pula berapa kali ibu melakukan kunjungan antenatal
dan kepada siapa kunjungan antenatal dilakukan (dukun,
perawat, bidan, dokter umum, dokter spesialis). Apakah ibu
mendapat toksoid tetanus (terutama pada kasus tetanus
neonatarum). Obat-obatan yang diminum pada usia kehamilan
muda (trimester pertama) mungkin dapat menyebabkan cacat
bawaan pada bayinya, misalnya obat penenang seperti
talidomid

dapat

menyebabkan

terjadinya

amelia

atau

fokomelia. Infeksi beberapa jenis virus, misalnya virus rubela,


yang

terjadi

pada

trimester

pertama

kehamilan

dapat

menyebabkan cacat bawaan pada bayi (sindrom rubela).


Demikian juga cacat bawaan serta bayi berat lahir rendah dapat
terjadi

akibat

infeksi

kongnental

(termasuk

TORCH,

toksoplasma, rubela, cytomegalovirus dan herpes simplek


maupun HIV). Pada bayi yang lahir kecil untuk masa
kehamilan perlu ditanya apakah ibu merokok, atau minum

minuman keras, serta anamnesis yang cermat tentang makanan


ibu selama hamil.
(Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:12-13)
Natal
-

Ibu melahirkan ditolong tenaga kesehatan secara normal


dengan UK > 36 minggu, dengan BBL 2500-3500
gram, PB 45-50 cm, LIKA 33-35 cm, LIDA 30-33 cm,
berjenis kelamin P/L, langsung menangis, dan tidak ada
cacat.
(Musrifatul dan A. Azis. KDPKK, 2006 : 153)

Bila ibu menderita TBC, kemungkinan akan menular,


karena penularan penyakit TBC terhadap seorang anak
dapat terjadi karena terhirupnya percikan udara yang
mengandung bakteri tuberkulosis.
(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:38)

Post Natal
-

Ibu masa nifas tidak ada keluhan langsung menyusui


bayinya. Ibu menderita TBC dianjurkan tidak menyusui
bayinya.

(http://ykai.net/index.php?
view=article&id=328%3Aimunisasi-penting-untukmencegah-penyakit-berbahaya-&option+com_content
%Itemid=121.html)
7. Riwayat Imunisasi Yang Lalu
Status imunisasi pasien, baik imunisasi dasar maupun imunisasi
ulangan (booster) harus secara rutin ditanyakan. Bila mungkin
di lenkapi dengan tanggal saat imunisasi dan tempat imunisasi
diberikan. Hal-hal tersebut diperlukan untuk mengetahui status
perlindungan pediatrik yang diperoleh. Informasi tentang
imunisasi juga dapat dipakai sebagai umpan-balik tentang
perlindungan pediatrik yang diberikan.
(Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:14)

8. Data Pertumbuhan dan Perkembangan


Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 4
minggu
Motor behaviour : kepala merebah (tonic neck reflex), tangan
mengepal
Adaptive

: melihat sekitarnya, mata mengikuti gerakgerik tetapi terbatas

Language

: bersuara, memperhatikan bel

Social personal

: melihat muka orang


(Staf Pengajar Ilmu Kesehatan anak, 1985:165)

9. Pola Kebiasan sehari-hari


Nutrisi

Bayi minum ASI setiap < 2 jam

Eliminasi :

BAK 8-10x/hari dalam 24 jam, BAB 3-4x/hari

Istirahat

Siang dan malam hampir selalu 16-18 jam/hari

Aktifitas

Bayi minum ASI, tidur, menangis, mengompol,


gerak aktif

Kebersihan : Ganti popok cukup BAB/BAK, mandi 2x/hari


dengan air hangat.
(http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/02/files-ofdrsmed-kebutuhan-dasar-balita.pdf)
10. Genogram

20
th

23 th

1bln

B.

Laki-laki

garis keturunan

Perempuan

tinggal 1 rumah

Data Objektif

: klien

1. Keadaan Umum : Baik


Kesadaran

: Composmentis

Tanda-tanda Vital :
Dalam batas normal untuk anak usia 1 bulan
TD

: 86/54 mmHg (Joyce Engel,1995)

Nadi

: 130 x/menit (Joyce Engel,1995)

RR

: 40-60 x/menit (M. Uliyah dan A.


Aziz,2006 :155)
: 36,5 37,5oC (Joyce Engel,1995)

2. Pemeriksaan Antropometri
BB : 2500-3999 gram
PB

: 45-55 cm

LIKA

: 32-36 cm

LILA

: 11-13 cm

LIDA

: 30-33 cm
(Bobak,Jenan.2004 : 385)

3. Data KMS
Untuk mengetahui tanggal imunisasi sebelumnya tanggal
imunisasi berikutnya.
4. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Muka

: tidak pucat, tidak oedem

Mata

: simetis, konjungtiva merah muda, sklera putih

Hidung : tidak ada kelainan, tidak ada sekret, tidak


tampak pernapasan cuping hidung
Telinga : simetris, tidak ada serumen
Mulut

: bibir warna kemerahan, lembaab, tidak ada


Monilia albicans.

Dada

: simetris, tidak ada retraksi dinding dada

Perut

: tidak ada pembesaran perut

Kulit

: tidak sianosis, tidak icterus, tidak terdapat


eritema, pustula, dan ulkus

b) Palpasi

Kepala : tidak terba benjolan abnormal


Perut

: tidak kembung

c) Auskultasi
Dada

: tidak terdengar ronchi maupun wheezing

Abdomen : terdengar bising usus


(Musrifatul Uliyah dan A. Aziz Almul, 2006 : 153-156)
5. Reflek
a. Menghisap (Sucking)
Stimulasi dengan puting susu ibu atau dengan botol dan
dot. Dalam kondisi normal bayi akan menghisap dengan
kuat dalam berespons terhadap stimulasi, reflek ini
menetap selama masa bayi dan mungkin terjadi selama
tidur tanpa stimulasi
b. Tonic neck
Putar kepala dengan cepat kesatu sisi. Dalam kondisi
normal bayi melakukan perubahan posisi bila kepala
diputar kesatu sisi, lengan, dan tungkai ekstensi ke arah
sisi putaran kepala dan fleksi pada sisi yang berlawanan,
normalnya reflek ini tidak terjadi setiap kali kepala
diputar.
c. Moros
Stimulasi dengan mengubah posisi tiba-tiba atau pukul
mejaa/tempat tidur. Dalam kondisi normal lengan bayi
akan ekstensi, jari-jari mengembang, kepala terlempar ke
belakang, tungkai sedikit ekstensi, lengan kembali ke
tengah dengan tangan menggenggam, tulang belakang
dan ekstremitass bawah ekstensi.
d. Rooting
Stimulasi dengan menggores sudut mulut bayi garis
tengah bibir. Dlam kondisi normal bayi memutar ke arah
pipi yang ddigores.

e. Tanda babinski

Stimulasi dengan menggores telapak kaki sepanjaang tepi


luar, dimulai dari tumit. Dalam kondisi normal jari kaki
mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi.
f. Berkedip
Stimulasi dengan menyorotkan cahaya ke mata bayi.
Dijimpai pada tahun pertama.
2.3.2

IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH


Dx

Bayi umur ....dengan imunisasi BCG

Ds

Ibu mengatakan bayinya berumur ..........


Ibu mengatakan akan mengimunisasi .........
Ibu mengatakan bayinya sehat

Do

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran

: Composmentis

Tanda-tanda Vital :
Dalam batas normal untuk anak usia 1 bulan
TD

: 86/54 mmHg (Joyce Engel,1995)

Nadi

: 130 x/menit (Joyce Engel,1995)

RR

: 40-60 x/menit (M. Uliyah dan A.


Aziz,2006 :155)
: 36,5 37,5oC (Joyce Engel,1995)

BB : 2500-3999 gram
Pemeriksaan fisik :
Mata

simetis, konjungtiva merah muda, sklera putih

Dada

simetris, tidak ada retraksi dinding dada,tidak


terdengar ronchi maupun wheezing

Perut

tidak ada pembesaran perut

Ekstremitas :

simetris, gerak aktif, kulit baik, tidak ada


eksim, pustula, ulkus

2.3.3

MASALAH DIAGNOSA POTENSIAL


(-)

2.3.4

PEMENUHAN KEBUTUHAN SEGERA

(-)
2.3.5

INTERVENSI
Dx

Tujuan :

Bayi ..... umur ..... dengan BCG


Memberikan imunisasi BCG dengan dosis dan cara
penyuntikan yang benar

KH

Terhindar dari komplikasi

Menyuntik imunisasi BCG dengan benar

Ibu mampu mengulang dan mnjawab pertanyaan


petugas

Intervensi :
1. Informasikan pada ibu tentang bayinya
R/ Informasi yang baik membuat ibu lebih kooperatif dalam
menerima asuhan.
2. Jelaskan pada ibu tentang manfaat dan prosedur imunisasi BCG
R/ Persepsi yang sama meningkatkan sikap kooperatif ibu dalam
menerima asuhan
3. Siapkan alat, pasien, dan lingkungan
R/ Persiapan

yang

benar

memperlancar

proses

pemberian

informasi
4. Lakukan penyuntikan yang benar
R/ Pemberian imunisasi yang benar dapat meningkatkan efektifitas
obat
5. Berikan KIE tentang reaksi dan perawatan post pemberian
imunisasi BCG
R/ Persepsi yang sama meningkatkan sikap kooperatif ibu dalam
menerima asuhan
6. Catat hasil imunisasi BCG pada buku KMS
R/ Bukti tanggung jawab dan tanggung gugat
7. Ingatkan ibu untuk jadal imunisasi selanjutnya
R/ Ibu mempunyai komitmen terhadap kesehatan anaknya

2.3.6

IMPLEMENTASI

Dilakukan sesuai intervensi


2.3.7

EVALUASI
Sesuai dengan kriteria hasil

BAB III
TINJAUAN KASUS
I.

PENGKAJIAN
Tanggal

: 18 Februari 2010

Waktu

: 09.00 WIB

A. Data Subyektif
1. Identitas Bayi / Anak.
Nama

: Bayi A

Umur/Tgl. Lahir

Jenis kelamin

: Laki-laki

Agama

Islam

Bahasa yang dipakai

Anak ke-

Alamat yang mudah didatangi :


2.

Identitas Orang Tua


Nama Ayah

Tn. D

Umur

23 tahun

Agama

Islam

Suku/bangsa

Jawa/Indonesia

Pendidikan

SMP

Pekerjaan

Kuli Bangunan

Penghasilan

Rp. 500.000,-/bln

Alamat

Wonorejo

Nama ibu

Ny. R

Umur

20 tahun

Agama

Islam

Suku/bangsa

Jawa/Indonesia

Pendidikan

Pekerjaan

Penghasilan

Alamat

Wonorejo

1bulan/19 Januari 2010

Wonorejo

3. Alasan datang
Ibu mengatakan bayinya berumur 1 bulan dan ingin mengimunisasikan
bayinya.
4. Riwayat Kesehatan Lalu
Ibu mengatakan bahwa bayinya tidak pernah menderita penyakit batuk
berdarah (TBC), penyakit kulit yang berat atau menahun, seperti eksim,
furunkulosis, dan sebagainya.
5. Riwayat Kesehatan Sekarang.
Ibu mengatakan bayinya sekarang dalam keadaan sehat dan, tidak sedang
menderita penyakit seperti penyakit batuk berdarah (TBC), penyakit kulit
yang berat, penyakit keganasan, atau penyakit luka pada kulit seperti
eksim, furunkolusis, dan sebagainya.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit
hipersensitivitas (reaksi tubuh yang terlalu sensitif) yang hebat, tidak ada
yang menderita penyakit kulit yang berat atau menahun, seperti eksim,
furunkulosis, serta tidak ada yang menderita gizi buruk, dan penyakit
lainnya (HIV,diabetes melitus)
7. Riwayat Prenatal, Natal, dan Postnatal.
Prenatal
- TM I :

:
ibu mengatakan periksa di bidan 1x, mengeluh mual muntah
sampai usia kehamilan 2 bulan, mendapat vitamin dari bidan,
ibu tidak pernah menderita batuk berdarah.

- TM II : ibu mengatakan periksa di bidan 2x, mendapat tablet tambah


darah 30 tablet dan penyuluhan ibu hamil.
- TM III : ibu mengatakan periksa di bidan 2x, tidak ada keluhan,
mendapat terapi tablet tambah darah (30 tablet), vitamin dan
kalk.
Natal
Ibu melahirkan secara normal di bidan. Ibu melahirkan pada usia
kehamilan 39 minggu, bayi lahir tanggal 19 Januari 2010, jam : 14.00
WIB, dengan jenis kelamin : laki-laki BBL : 3300 gr, PB : 49 cm,
menangis spontan dan tidak ada cacat.

Postnatal
Ibu mengatakan melahirkan tidak ada keluhan dan tidak ada masalah. Ibu
langsung memberikan ASI pada perdarahan setelah melahirkan tidak ada
kelainan, normal, ASI segera diberikan setelah bayi lahir.
7.

Riwayat Imunisasi yang Lalu


HB0

8.

: 19 Januari 2010, reaksi tidak ada

Data Pertumbuhan dan Perkembangan


Motorik halus

: Ibu mengatakan bayinya dapat melihat sekitarnya,


mata bayi bisa mengikuti gerak-gerik tetapi terbatas

Motorik kasar

: Ibu mengatakan bayinya dapat memutar kepalanya ke


kanan dan ke kiri, selain itu tangannya sudah bisa
mengepal.

Personal sosial

: Ibu mengatakan bayinya dapat menatap wajah ibu


atau pengasuh atau orang lain

Bahasa

: Ibu mengatakan bayinya sudah bisa bersuara dan


bereaksi dengan bunyi-bunyian

9.

Pola Kebiasaan Sehari-hari :


a. Nutrisi
Ibu mengatakan bayinya minum ASI 2 jam sekali
b. Eliminasi
Ibu mengatakn bayinya BAB 3-4 x/hari dan BAK 8 x/hari,
konsistensi lunak, kuning, dan cair.
c. Istirahat tidur
Ibu mengatakan bayinya tidur selama 16-18 jam/hari
d. Aktivitas
Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif, bayinya minum ASI, tidur,
menangis, ngompol.
e. Kebersihan
Ibu mengatakan bayinya dimandikan 2x/hari, pagi dan sore, ganti
popok tiap basah dan kotor.

10. Genogram

20
th

23 th

1bln

Laki-laki

garis keturunan

Perempuan

tinggal 1 rumah

: klien

B. Data Obyektif
1.

2.

3.

Pemeriksaan Umum
KU

: baik

Kesadaran

: composmentis

TTV

: RR

: 40x/menit

: 140x/menit

: 36,5 oC

Pemeriksaan Antropometri
BB sekarang

: 4000 gr

PB

: 52 cm

Lingkar kepala

: 32 cm

Lingkar dada

: 33 cm

Data KMS
Imunisasi Hep B tanggal 19 Januari 2010

4.

Pemeriksaan Fisik
a)

Inspeksi
Muka

: tidak pucat, tidak oedem

Mata

: simetis, konjungtiva merah muda, sklera putih

Hidung

: tidak ada kelainan, tidak ada sekret, tidak tampak


pernapasan cuping hidung

Telinga

: simetris, tidak ada serumen

Mulut

: bibir warna kemerahan, lembaab, tidak ada Monilia


albicans.

Dada

: simetris, tidak ada retraksi dinding dada

Perut

: tidak ada pembesaran perut

Kulit

: tidak sianosis, tidak icterus, tidak terdapat eritema,


pustula, dan ulkus

Ekstremitas : simetris, gerak aktif


b)

c)

Palpasi
Kepala

: tidak terba benjolan abnormal

Perut

: tidak kembung

Auskultasi
Dada

: tidak terdengar ronchi maupun wheezing

Abdomen : terdengar bising usus


5. Reflek
a. Menghisap (Sucking)
Ada, bayi menghisap dengan kuat dalam berespons terhadap stimulasi.
b. Swallowing
Ada, bayi dapat menelan ASI.
c. Tonic neck
Ada, bayi melakukan perubahan posisi bila kepala diputar kesatu sisi,
lengan, dan tungkai ekstensi ke arah sisi putaran kepala dan fleksi pada
sisi yang berlawanan, normalnya reflek ini tidak terjadi setiap kali
kepala diputar.
d. Moros
Ada, bayi ekstensi, jari-jari mengembang, kepala terlempar ke
belakang, tungkai sedikit ekstensi, lengan kembali ke tengah dengan
tangan menggenggam, tulang belakang dan ekstremitas bawah ekstensi
saat tempat tidur dipukul.
e. Rooting
Ada, bayi menoleh ke arah pipi yang digores.
f. Tanda babinski
Ada, jari kaki bayi mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi saat
telapak kaki digores.

g. Berkedip
Ada, stimulasi menyorotkan cahaya ke mata.
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx

: Bayi umur 1 bulan dengan imunisasi BCG

DS

: - Ibu mengatakan bahwa bayinya berumur 1 tahun


- Ibu mengatakan ingin mengimunisasi bayinya BCG
- Ibu mengatakan bayinya sehat.

DO

: KU

baik

Kesadaran : composmentis
TTV

BB

: RR

: 40x/menit

: 140x/menit

: 36,5 oC

: 4000 gr

Pemeriksaan Fisik:
Mata

: simetis, konjungtiva merah muda, sklera putih

Dada

: simetris, tidak ada retraksi dinding dada, ronchimaupun


wheezing tidak terdengar

Perut

: tidak ada pembesaran perut

Ekstrimitas : simeris, gerak aktif, tidak ada kelainan pada kulit


III. MASALAH DAN DIAGNOSA POTENSIAL
IV. PEMENUHAN KEBUTUHAN SEGERA
V. INTERVENSI
Dx

: Bayi umur 1 bulan dengan imunisasi BCG

Tujuan : - Memberikan imunisasi BCG, dengan dosis dan cara penyuntikan


yang benar dan tepat.
- Memberikan imformasi tentang imunisasi BCG
KH

: - Terhindar dari komplikasi


- Menyuntik BCG dengan benar.
- Ibu mengerti dan bisa menjawab dari petugas

Intervensi :
1. Informasikan pada ibu tentang keadaan bayinya
R/ Informasi yang baik membuat ibu lebih kooperatif dalam menerima
asuhan.
2

Jelaskan pada ibu tentang manfaat dan prosedur imunisasi BCG


R/ Persepsi yang sama meningkatkan sikap kooperatif ibu dalam
menerima asuhan

3. Siapkan alat, pasien, dan lingkungan


R/ Persiapan yang benar memperlancar proses pemberian informasi
4. Lakukan penyuntikan yang benar
R/ Pemberian imunisasi yang benar dapat meningkatkan efektifitas obat
5. Berikan KIE tentang reaksi dan perawatan post pemberian imunisasi BCG
R/ Persepsi yang sama meningkatkan sikap kooperatif ibu dalam
menerima asuhan
6. Catat hasil imunisasi BCG pada buku KMS
R/ Bukti tanggung jawab dan tanggung gugat
7. Ingatkan ibu untuk jadal imunisasi selanjutnya
R/ Ibu mempunyai komitmen terhadap kesehatan anaknya
VI. IMPLEMENTASI
Dx

: Bayi umur 1 bulan dengan imunisasi BCG

1. Menginformasikan pada ibu tentang keadaan bayinya bahwa bayi dalam


keadaan sehat dan tidak menderita penyakit apapun, sehingga bayi siap
untuk diimunisasi BCG.
2. Menjelaskan pada ibu tentang manfaat imunisasi BCG yaitu mencegah dari
penyakit TBC atau paru-paru dan prosedur pemberian BCG yaitu vaksin
yang berasal dari bakteri hidup yang dilemahkan. Disuntikkan pada jaringan
kulit 1/3 bagian lengan atas sebelah kanan.
3. Menyiapkan alat, pasien, dan lingkungan
Alat

: kapas, air DTT dalam tempatnya, spuit 1 cc, spuit 5 cc,


vaksin, dan pelarutnya

Pasien :

meletakkan pasien ke arahkiri dan membuka baju


lengan atas

Lingkungan :

penerangan yang cukup dan tempat yang bersih

4. Memberikan imunisasi BCG sesuai prosedur yang benar, yaitu


a. Mengoplos vaksin BCG kering dengan pelarutnya dengan menggunakan
spuit 5 cc
b. Memasukkan jarum ke dalam ampul, menghisap vaksin sebanyak 0,05
cc dengan spuit 1 cc
c. Mengeluarkan udara dengan spuit tegak lurus dan vaksin tepat pada
skala 0,05 cc
d. Membasahi lengan yang akan disuntik dengan kapas DTT memutar dari
dalam ke luar
e. Memasukkan jarum ke dalam kulit secara IC dengan sudut 15-20 derajat
dari permukaan kulit sampai ada indurasi
f. Mengusap bekas suntikan dengan kapas DTT dan langsung dibuang ke
bengkok.
5. Memberikan KIE tentang reaksi dan perawatan post pemberiaan imunisasi
BCG. Reaksinya akan menimbulkan gelembung air, biasanya setelah 2
minggu akan terjadi pembengkakan kecil berwarna merah dan bernanah,
kemudian pecah dan menjadi luka dengan diameter 10 mm yang akan
sembuh sendiri dalam 8-12 minggu dan meninggalkan jaringan parut.
Namun hal tersebut tidak selalu terjadi pada setiap bayi karena reaksi pada
setiap bayi berbeda tergantung pada daya tahan tubuh masing-masing bayi.
6. Perawatannya yaitu tidak boleh memijat bekas suntikan, tidak boleh diberi
obat apapun, hanya ditutupi dengan kasa dan jika timbul gejala infeksi
seperti bengkak, meraah, nanah, panas, nyeri, maka harus segera dibawa ke
petugas kesehatan.
7. Mencatat hasil imunisasi pada buku KMS bahwa imunisasi BCG dilakukan
pada tanggal 18 Februari 2010.
8. Mengingatkan ibu untuk imunisasi selanjutnya, yaitu DPT HB Combo I dan
Polio II untuk mencegaah penyakit baatuk, tetanus, hepatitis, dan polio pada
saat bayi berumur 2 bulan (tanggal 19 Maret 2010)
VII. EVALUASI
Tanggal 18 Februari 2010, pukul 09.20 WIB
Dx

Bayi usia 1 bulan dengan imunisasi BCG

Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan dari petugas dan lega


bayinya telah di imunisasi.

A :

Ibu mengatakan akan melakukan anjuran yang diberikan petugas

Ibu tampak puas atas penjelasan petugas

Ibu mampu menjawab pertanyaan petugas

Imunisasi telah dilakukan sesuai prosedur

Bayi umur 1 bulan dengan imunisasi BCG dan telah dilakukan imunisasi
BCG pada tanggal 18 Februari 2010

P : - Anjurkan ibu kontrol jika ada keluhan seperti ada tanda infeksi
- Ingatkan ibu untuk imunisasi selanjutnya 1 bulan lagi yaitu DPT Combo I
dan Polio II pada tanggal 19 Maret 2010

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada teori disebutkan bahwa pemberian imunisasi BCG memiliki persyaratan
yang harus dipenuhi, yaitu bayi harus berumur kurang dari 2 bulan atau lebih dari 2
bulan dengan syarat uji tuberkulin negatif dan kondisi bayi harus dalam keadaan
sehat dan tidak sedang menderita penyakit apapun. Sedangkan pada kasus, didapatkan
bayi A umur 1 bulan dalam keadaan sehat, sehingga memenuhi persyaratan untuk
dilakukan imunisasi, sehingga antara teori dengan praktek tidak ditemukan adanya
kesenjangan berarti.
Pada identifikasi diagnosa dan masalah potensial tidak ditemukan adanya
masalah. Diagnosa yang ditegakkan yaitu bayi umur 1 bulan dengan imunisasi BCG.
Sehingga intervensi yang direncanakan sesuai dengan tujuan agar tidak terjadi
komplikasi dan mencegah dari penyakit tuberkulosis.
Prosedur pemberian imunisasi pada baayi A telah dilakukan dengan benar
dengan tujuan untuk mencegah penyakit tuberkulosis. Pelaksanaan pemberian
imunisasi BCG pada bayi A telah dilakukan sessuai dengan langkah-langkah yang
ada, diantaranya : mengiinformasikan pada ibu tentang prosedur pemberian imunisasi
BCG, melakukan penyuntikan dengan benar (melakukan penyuntikan di permukaan
kulit secara IC dengan sudut 15-20 derajat sampai ada indurasi), memberikan KIE
yang jelas, dan mengingatkan ibu untuk kontrol jika ada keluhan atau jika ada jadwal
imunisasi selanjutnya.
Reaksi setelah pemberian imunisasi BCG adalah timbul gelembung air.
Biasanya setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil berwarna merah dan
bernanah. Setelah itu akan pecah dan menjadi luka kecil dengan diameter 10 mm yang
akan sembuh sendiri dalam 8-12 minggu dan akan meninggalkan jaringan parut.
Namun hal tersebut tidak selalu terjadi pada setiap bayi karena reaksi pada setiap bayi
berbeda tergantung pada daya tahan tubuh masing-masing bayi.
Di dalam evaluasi tidak terjadi komplikasi setelah dilakukan pemberian
imunisasi BCG. Diharapkan hasil yang didapatkan sesuai dengan tujuan dan kriteria
hasil yang telah direncanakan.

BAB V
PENUTUP
5.1

KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi A umur 1 bulan
dengan imunisasi BCG di Posyandu Wonorejo tanggal 18 Februari 2010.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa asuhan kebidanan yang diberikan telah
berjalan sesuai dengan prosedur imunisasi BCG, yaitu menyuntikkan vaksin
BCG secara IC di permukaan kulit dengan sudut 15-20 derajat sampai ada
indurasi di lengan kanan atas bagian luar. Sehingga dharapkan setelah
penyuntikan, bayi A dapat terhindar dari penyakit tuberkulosis dan tidak
ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek.
Orang tua bayi A sangat kooperatif terhadap tindakan yang
dilakukan, sehingga tidak didapatkan masalah yang serius yang dapat
menghambat proses pelaksanaan implementasi.

5.2

SARAN
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan rutin mengimunisasikan bayinya sesuai dengan jadwal agar
terhindar dari beberapa penyakit berbahaya
2. Bagi pendidikan
Diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan mutu mahasiswanya agar
menjadi tenaga kesehatan yang kompeten.
3. Bagi Tenaga kesehatan
Diharapkan mampu mempertahankan keterampilan dalam memberikan
asuhan
4. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat lebih berkompetensi dan terampil dalam
memberikan asuhan

DAFTAR PUSTAKA
A.

Aziz

Alimul

H,

M.

Uliyat.2006.Keterampilan

Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika

Dasar

Praktik

Klinik

Atikah

Proverawati,

Citra

Setyo

Dwi

Andhini.Imunisasi

dan

Vaksinasi.Yogyakarta:Nuha Offset
Nelson.2000.ilmu Kesehatan Anak.EGC:Jakarta
Hidayat, AA.,2005.Pengantar ilmu Keperawatan Anak 1.Jakarta:Salemba Medika
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak.1985.Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1.Jakarta:FKUI
Dr. J.B. Suharjo B. Cahyono, Sp.PD, dkk.2010.Vaksinasi Cara Ampuh Cegah
Penyakit Infeksi.Yogyakarta:KANISIUS
Latief,Abdul,dkk.2003.Diagnosis Fisis Pada Anak.Jakarta:CV Sagung Seto
http://tiasabrina.blogspot.com/2009/06/imunisasi-vaksinasi.intra.html diakses tanggal
7 Februari 2010
PIOGMA.

2009.

Vaksin

Untuk

Imunisasi

Balita.

http://piogama.ugm.ac.id/index.php/2009/02/vaksin-untuk-imunisasibalita.intra.html diakses tanggal 7 Februari 2010


Soedjatmiko.2009. Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahaya.
http://ykai.net/index.php?view=article&id=328Aimunisasi-penting-untukmencegah-penyakit-berbahaya&option=com_content&Itemid=121.intra.html diakses tanggal 7 Februari
2010
PP&PL Depkes,2008.Imunisasi. www.pppl.depkes.go.id
Djurie,F.,2009.Jangan Tunda, Vaksinasilah Hari Ini.
http://lifestyle.id.finroll.com/component/content/article/5kesehatan/137069-jangan -tunda-vaksinasilah-hari-ini.pdf.intra.html
diakses tanggal 7 Februari 2010

Vous aimerez peut-être aussi