Vous êtes sur la page 1sur 7

Trophy pertama Ferguson bersama Manchester United Periode awal kepelatihan Ferguson adalah situasi yang sangat sulit,

kata Edwards padaMirror. Alex datang pada November 1986 dan baru Mei 1990 ia memberi kami trofi pertama, Dan itulah, titik balik karir Fergie yang mulai menunjukkan sinarnya. Gelar Piala FA itu seolah menjadi pembuka keran bagi gelar-gelar bergengsi lainnya. Di musim berikutnya Fergie berhasil memberikan gelar Piala Liga dan berjaya di eropa dengan gelar Piala Winners mengalahkan Barcelona di final. Namun, rasa penasaran publik Old Trafford terhadap gelar Liga Inggris masih belum bisa diberikan Alex Ferguson. Pada musim 1992-1993, diawal musim Fergie merekrut Eric Cantona dari juara bertahan Leeds United. Pembelian ini membuahkan hasil yang sangat dinantikan fans. Akhirnya penantian panjang Manchester United akan gelar Liga berhasil diberikan Fergie pada musim 1992-1993 bersamaan dengan digantinya format Liga Inggris dengan Premier League. Mental juara Eric mampu disebarkan kepada pemain lainnya sehingga menghasilkan gelar yang telah lama dinantikan selama 26 tahun.

Ferguson mempersembahkan gelar Liga Inggris pertama setelah sebelumnya puasa gelar liga selama 26 tahun Semenjak itu, Manchester United mulai mendominasi Liga. Ditahun-tahun berikutnya United kembali menjadi juara. Bahkan pada musim lalu Fergie sukses membuat United menjadi klub

tersukses di Inggris setelah mampu melewati rekor gelar juara Liverpool, musim 2010-2011 Manchester United berhasil menjuarai Liga Inggris yang ke-19 melewati 18 gelar Liga milik Liverpool. Mimpi Fergie merusak dominasi Liverpool menjadi kenyataan bahkan United sendiri berhasil mendominasi Inggris.

Trophy Liga Inggris ke-19 Manchester United, dengan gelar ini maka MU menjadi penguasa Inggris menggantikan Liverpool Di eropa, MU berhasil dibawanya kembali merasakan nikmatnya menjadi penguasa eropa setelah terakhir kali menjuarainya pada musim 1967-1968. Di kancah Liga Champions, Fergie membawa MU juara Champions League untuk kedua dan ketiga kalinya pada musim 1998-1999 dan 20072008, serta mampu menembus final dua kali berturut-turut di musim berikutnya yakni 2008-2009 dan kembali ke final pada 2010-2011 walau akhirnya kalah dari tim yang sama, Barcelona.

Gelar Champions pertama yang diberikan Ferguson sekaligus gelar kedua Manchester United di ajang paling bergengsi di eropa

Gelar Liga Champions ke-3 (2007-08)

Pada musim 1998-1999 merupakan musim yang tak akan dilupakan bari para penggemar MU, pemain, klub, bahkan oleh Fergie sendiri. Di musim itu lah Ferguson kembali menyatatkan dirinya dengan tinta emas di buku sejarah Manchester United. Musim itu terasa seperti dongeng yang terjadi didunia nyata dikarenakan membawa MU meraih tiga gelar bergengsi sekaligus, yakni Liga Primer, Piala FA, dan Liga Championsyang diiringi banyak momen-momen dan pertandingan yang penuh keajaiban nan dramatis. Berkat gelar Liga Champions itu, Fergie dianugerahi gelar kebangsawanan sir dari kerajaan Inggris dan menjelma menjadi Sir Alex Ferguson.

Treble 1998-1999 (Premier League FA Cup UEFA Champions League) Salah satu yang menjadi ciri khas semenjak Sir Alex Ferguson menangani Manchester United 26 tahun silam hingga sekarang adalah gaya kepemimpinannya yang cenderung otoriter atau tangan besi. Siapa pun orangnya, jika tidak bisa diajak kerja sama maka akan ia singkirkan demi kepentingan bersama. Tak peduli seberapa pun vitalnya peran orang itu, tidak peduli seberapa terang kebintangan yang bersangkutan, jika tidak bisa ada respek antar sesama maka silahkan Anda pergi melewati pintu keluar Old Trafford. Sudah banyak bintang yang sayangnya harus terbuang dalam 26 tahun era kepemimpinan Opa Fergie di Old Trafford. Diantaranya, David Beckham, Roy Keane, Jaap Stam, Ruud Van Nistelrooy, dan lainnya. Namun Beckham mengakui bahwa sikap Ferguson yang seperti itulah yang membuat para pemain segan kepadanya.

Gelandang berusia 36 tahun itu mengaku sangat mengagumi sosok Ferguson. Dari dulu sampai sekarang. Ia justru menilai sifat temperamental Ferguson itulah yang membuat pelatih asal Skotlandia itu dapat mempertahankan prestasinya bersama Setan Merah. Menurutnya, semua pemain MU takut disemprot oleh Ferguson sehingga para pemain pun berusaha tampil semaksimal mungkin. Dia ingin membunuhku saat itu, aku yakin itu. Namun, dia figur seorang ayah bagiku dan dia juga orang yang memberiku kesempatan bermain untuk klub impianku, kata Beckham seraya menegaskan bahwa ia langsung melupakan tragedi sepatu melayang delapan tahun silam itu. Tapi, walau sifat otoriter dan tangan besinya membuat banyak pemain bintang pergi, Fergie juga pintar dalam melihat potensi dan bakat pemain untuk menggantikan peran para pemain yang pergi, entah itu dari akademi atau strategi transfernya yang menguntungkan klub. Di awal kepelatihannya, Fergie memperbaiki sistem pembinaan pemain mudanya (akademi). Hingga akhirnya menghasil kan lulusan akademi terbaik yang sering disebut Class of 92 yang terdiri dari Ryan Giggs, David Beckham, Paul Scholes, Nicky Butt, Gary Neville, dan Phil Neville. Setelah angkatan mereka, akademi pun terus menelurkan pemain-pemain lain dan terlibat dalam tim meskipun perannya masih belum sevital angkatan 92 seperti Fletcher, Brown, Oshea, hingga yang terbaru seperti Evans, Cleverley dan Welbeck.

Generasi emas akademi Manchester United era Ferguson (Class of 92 : Giggs, Butt, Beckham, G. Neville, P. Neville, Scholes) Kejeliannya dalam melihat pemain yang dibutuhkan dalam tim pun ditunjukkan Fergie dalam kegiatan transfer. Seperti ketika mendapatkan gelar Liga untuk pertama kalinya, Fergie membeli pemain seperti Eric Cantona yang memang sangat dibutuhkan mental juaranya setelah juara bersama Leeds. Selain Cantona, kejelian transfer Fergie pun terlihat dari kesuksesannya membawa Cristiano Ronaldo dari Sporting Lisbon.

Tak banyak yang tahu siapa Cristiano Ronaldo ketika pertama kali berlabuh ke Manchester United, namun mata tajam Sir Alex Ferguson dalam melihat bakat pemain membuat pecinta bola paham siapa itu CR7. Ronaldo bergabung bersama United pada tahun 2003 dari klub Sporting Lisbon, dan satu yang langsung membuat publik terhenyak adalah diberikannya nomor keramat di Old Trafford, nomor 7. Nomor yang sebelumnya dipakai oleh David Beckham. Fergie adalah orang terpenting dalam kehidupan saya di sepak bola dia yang menciptakan saya, puji Ronaldo kepada mantan pelatihnya tersebut. Ronaldo adalah salah satu contoh transfer tersukses dari banyak transfer sukses lainnya berkat kejeliannya melihat potensi dan bakat pemain yang diproyeksikan menggantikan pemain bintang yang telah pergi. Dalglish yang merupakan salah satu musuh besar selama karir Ferguson bersama Setan Merah berkata Melihat posisi MU sekarang ini, itu merupakan prestasi fantastis dari Ferguson, mengingat posisi MU ketika Ferguson bergabung. Tidak relevan bicara soal apakah akan ada orang yang bisa menyamainya di masa mendatang. Tak seorang pun bisa mengalahkan pencapaiannya .

Manchester United pun telah memberikan hadiah kepada Fergie berupa nama Sir Alex Ferguson yang terpampang di Stadion Old Trafford menggantikan The North Stand (Tribun Utara). Ini menjadi kali pertama sejak 101 tahun sejarah MU sebuah tribun menggunakan nama orang. Nama tersebut diresmikan beberapa saat sebelum kick off pertandingan kontra Sunderland musim lalu.

MU pun sudah menunjuk seorang pematung bernama Philip Jackson untuk membuat patung Sir Alex Ferguson di pintu masuk tribun Sir Alex Ferguson. Rencananya, patung tersebut akan diresmikan pada 24 November 2012 saat menjamu Queen Park Rangers di Old Trafford. Kontribusi Ferguson bagi klub ini sungguh tak terkira dan Old Trafford menjadi saksi kesuksesannya. Dewan direksi MU memutuskan memberikan nama Sir Alex Ferguson di salah satu tribun bukan hal berlebihan termasuk rencana membangun patung dirinya. Semua ini merupakan rasa terimakasih semua pihak di klub ini atas jasa Ferguson selama ini, kata Chief Executive MU, David Gill. Ferguson telah memberikan total 37 gelar sampai saat ini kepada MU dan dia telah merubah MU secara keseluruhan baik dalam maupun luar sepak bola menjadi lebih baik. Jadi, tak berlebihan rasanya jika mengatakan bahwa selama 26 tahun era kepelatihan Sir Alex Ferguson, Manchester United sedang berada di surga.

Vous aimerez peut-être aussi