Vous êtes sur la page 1sur 13

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Sejarah masuknya Islam ke wilayah Nusantara sudah berlangsung demikian lama, sebagian berpendapat bahwa Islam masuk pada abad ke-7 M yang datang lansung dari Arab. Pendapat lain mengatakan bahwa Islam masuk pada abad ke-13, dan ada juga yang berpendapat bahwa Islam masuk pada sekitar abad ke 9 M atau 11 M . Perbedaan pendapat tersebut dari pendekatan historis semuanya benar, hal tersebut didasar bukti-bukti sejarah serta peneltian para sejarawan yang menggunakan pendekatan dan metodenya masing-masing.

Berdasarakan beberapa buku dan keterangan sumber referensi sejarah, bahwa Islam mulai berkembang di Nusantara sekitar abad 13 M . hal tersebut tak lepas dari peran tokoh serta ulama yang hidup pada saat itu, dan diantara tokoh yang sangat berjasa dalam proses Islamisasi di Nusantara terutama di tanah Jawa adalah Walisongo. Peran Walisongo dalam proses Islamisasi di tanah J awa sangat besar. Tokoh Walisongo yang begitu dekat dikalangan masyarakat muslim kultural Jawa sangat mereka hormati. Hal ini karena ajaran-ajaran dan dakwahnya yang unik serta sosoknya yang menjadi teladan serta ramah terhadap masyarakat Jawa sehingga dengan mudah Islam menyebar ke seluruh wilayah Nusantara.

1.2 Rumusan Masalah Sejarah risalah dakwah Walisongo demikian panjang. Mereka berdakwah dengan perjuangan yang begitu giat, karena masyarakat Nusantara pada waktu itu sebagian besar beragama Hindu-Budha yang berada dibawah kekuasaan Majapahit. Walisongo hidup pada masa merosotnya era kekuasaan Hindu-Budha Majapahit. Jatuhnya Majapahit diberi tanda candra sengkala[1] yang berbunnyi Sirna Ilang Kertaning Bhumi, Sirna = 0, Hilang = 0, Kerta = 4, dan Bhumi = 1, Hal ini dapat kita simpulkan bahwa jatuhnya kerajaan Majapahit terjadi pada tahun saka 1400 yang pada saat itu bersamaan juga dengan era kebangkitan Walisongo. Selanjutnya, bagaimanakah Walisongo dalam menjalankan misi Islamisasi di Tanah Jawa?, melalui apa saja Walisongo dalam menjalankan dakwahnya ?, serta bagaimanakah hubungan Walisongo dengan Kerajan -Kerajan Islam di tanah Jawa ?, kemudian, peninggalan-peningglan Walisongo apa saja yang pengaruhnya amat begitu kental di kalangan masyarakat ?. semua permasalahan tersebut akan sedikit diuraikan dalam makalah ini. Dengan makalah ini, diharapkan menjadi sumber pengetahuan serta pemicu baik bagi mahasiswa lain maupun setiap pembaca pemerhati sejarah, khususnya Sejarah Islam di Nusantara.

1.3 Tujuan Penulisan Tujuan utama dari penulisan makalah ini adalah untuk menganalisis risalah dakwah walisongo mulai dari titik awal penyebaran hingga perkembangannya dalam proses Islamisasi di tanah Jawa dan sekitarnya, menjelaskan hubungan antara Walisongo dengan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara, khusunya kerajaan Islam di Jawa dan sekitarnya serta peninggalan-peninggalan Walisongo yang pengaruhnya sangat melekat dikalangan masyarakat Jawa. Tujuan khususnya yaitu untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester (UTS) Ganjil pada mata kuliah Sejarah Perkembangan Islam Indonesia (SPPI)

1.4 Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah analisis deskriptif serta interpretasi melalui beberapa buku sumber referensi sejarah. Pada beberapa bagian terdapat kutipan berupa buku dan jurnal online yang merupakan sumber referensi sejarah, dan sebagian merupakan hasil dari interpretasi dan diskusi kelompok kami.

1.5 Sistematika Penulisan Makalah ini dibuat dengan sistematika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Metode Penulisan

1.5 Sistematika Penulisan

Bab II Definisi, Asal-usul, dan Profil Walisongo

2.1 Definisi Walisongo

2.2 Asal-usul Walisongo

2.3 Profil Walisongo

2.3.1 Maulana Malik Ibrahim

2.3.2 Sunan Ampel

2.3.3 Sunan Bonang

2.3.4 Sunan Drajad

2.3.5 Sunan Giri

2.3.6 Sunan Kalijaga

2.3.7 Sunan Kudus

2.3.8 Sunan Muria

2.3.9 Sunan Gunung Jati

Bab III Hubungan Walisongo dengan Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa serta Peninggalannya

3.1 Hubungan Walisongo dengan Kerajaan Islam Demak

3.2 Hubungan Walisongo dengan Kerajaan Pajang

3.3 Hubungan Walisongo dengan Kerajaan Mataram Islam

3.4 Peninggalan Walisongo

3.4.1 Bidang Kesenian

3.4.2 Bidang Arsitektur Fisik

Bab IV Penutup

4.1 Kesimpulan

Sejarah Awal Agama Islam Masuk Ke Tanah Jawa


Labels: Sejarah Di Bidang Pengetahuan

Sejarah Awal Agama Islam Masuk Ke Tanah Jawa - Sebelum Islam masuk ke tanah Jawa, mayoritas masyarakat jawa menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Selain menganut kepercayaan tersebut masyarakat Jawa juga dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya Hindu dan Budha dari India. Seiring dengan waktu berjalan tidak lama kemuadian Islam masuk ke Jawa melewati Gujarat dan Persi dan ada yang berpendapat langsung dibawa oleh orang Arab.

Kedatangan Islam di Jawa dibuktikan dengan ditemukannya batu nisan kubur bernama Fatimah binti Maimun serta makam Maulana Malik Ibrahim. Saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada enam yaitu: perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian, dan politik. Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah Bagaimanakah proses Islam masuk ke tanah Jawa?, Bagaimana masyarakat Jawa sebelum Islam datang?, Bagaimana peran Wali Songo dan metode pendekatannya?, Dan bagaimana Islam di Jawa paska Wali Songo? Dengan tujuan untuk mengetahui keadaan masyarakat Jawa sebelum Islam datang, peran Wali Songo di tanah Jawa dan metode pendekatannya, serta keadaan Islam di Jawa paska Wali Songo.

Islam Masuk Ke Tanah Jawa Di Jawa, Islam masuk melalui pesisir utara Pulau Jawa ditandai dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tahun 475 Hijriah atau 1082 Masehi di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik.

Dilihat dari namanya, diperkirakan Fatimah adalah keturunan Hibatullah, salah satu dinasti di Persia. Di samping itu, di Gresik juga ditemukan makam Maulana Malik Ibrahim dari Kasyan (satu tempat di Persia) yang meninggal pada tahun 822 H atau 1419 M. Agak ke pedalaman, di Mojokerto juga ditemukan ratusan kubur Islam kuno. Makam tertua berangka tahun 1374 M. Diperkirakan makam-makam ini ialah makam keluarga istana Majapahit.

Masjid

Sumber sejarah dalam bentuk arkeolog yang berupa bangunan masjid juga banyak ditemukan di jawa. Berdirinnya sebuah masjd di suwatu wilayah akan memberikan petunjuk adannya komunikasi muslim di wilayah tersebut. Masjid merupakan tempat yang paling utama dan tidak hannya dalam hal beribadah, melainnkan masjid di kalangan umat islam juga mempunyai peranan sebagaiislamic center.

1. Masyarakat Jawa Sebelum Islam Datang

a. Jawa Pra Hindu-Budha Situasi kehidupan religius masyarakat di Tanah Jawa sebelum datangnya Islam sangatlah heterogen. Kepercayaan import maupun kepercayaan yang asli telah dianut oleh orang Jawa. Sebelum Hindu dan Budha, masyarakat Jawa prasejarah telah memeluk keyakinan yang bercorak animisme dan dinamisme. Pandangan hidup orang Jawa adalah mengarah pada pembentukan kesatuan numinous antara alam nyata, masyarakat, dan alam adikodrati yang dianggap keramat.

Di samping itu, mereka meyakini kekuatan magis keris, tombak, dan senjata lainnya. Benda-benda yang dianggap keramat dan memiliki kekuatan magis ini selanjutnya dipuja, dihormati, dan mendapat perlakuan istimewa.

b. Jawa Masa Hindu-Budha Pengaruh Hindu-Budha dalam masyarakat Jawa bersifat ekspansif, sedangkan budaya Jawa yang menerima pengaruh dan menyerap unsur-unsur Hinduisme-Budhisme setelah melalui proses akulturasi tidak saja berpengaruh pada sistem budaya, tetapi juga berpengaruh terhadap sistem agama.

Sejak awal, budaya Jawa yang dihasilkan pada masa Hindu-Budha bersifat terbuka untuk menerima agama apapun dengan pemahaman bahwa semua agama itu baik, maka sangatlah wajar jika kebudayaan Jawa bersifat sinkretis (bersifat momot atau serba memuat).

Ciri lain dari budaya Jawa pada saat itu adalah sangat bersifat teokratis. Pengkultusan terhadap raja-raja sebagai titisan dewa adalah salah satu buktinya. Dalam hal ini Onghokham menyatakan:

Dalam kerajaan tradisional, agama dijadikan sebagai bentuk legitimasi. Pada jaman Hindu-Budha diperkenalkan konsep dewa-raja atau raja titising dewa. Ini berarti bahwa rakyat harus tunduk pada kedudukan raja untuk mencapai keselamatan dunia akhirat. Agama diintegrasikan ke dalam kepentingan kerajaan/kekuasaan. Kebudayaan berkisar pada raja, tahta dan keraton. Raja dan kehidupan keraton adalah puncak peradaban pada masa itu.

Di pulau Jawa terdapat tiga buah kerajaan masa Hindu Budha, kerajaan-kerajaan itu adalah Taruma, HoLing, dan Kanjuruhan. Di dalam perekonomian dan industri salah satu aktivitas masyarakat adalah bertani dan berdagang dalam proses integrasi bangsa. Dari aspek lain karya seni dan satra juga telah berkembang pesat antara lain seni musik, seni tari, wayang, lawak, dan tari topeng. Semua itu sebagian besar terdokumentasikan pada pahatan-pahatan relief dan candi-candi.

2. Peranan Wali Songo dan Metode Pendekatannya Era Wali Songo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Wali Songo adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa peranan Wali Songo sangat besar dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa.

Di Pulau Jawa, penyebaran agama Islam dilakukan oleh Walisongo (9 wali). Wali ialah orang yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam mendekatkan diri kepada Allah. Para wali ini dekat dengan kalangan istana. Merekalah orang yang memberikan pengesahan atas sah tidaknya seseorang naik tahta. Mereka juga adalah penasihat sultan.

Karena dekat dengan kalangan istana, mereka kemudian diberi gelar sunan atau susuhunan (yang dijunjung tinggi). Kesembilan wali tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

Maulana Malik Ibrahim adalah keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad. Ia disebut juga Sunan Gresik, atau Sunan Tandhes, atau Mursyid Akbar Thariqat Wali Songo . Nasab As-Sayyid Maulana Malik Ibrahim Nasab Maulana Malik Ibrahim menurut catatan Dari As-Sayyid Bahruddin Baalawi Al-Husaini yang kumpulan catatannya kemudian dibukukan dalam Ensiklopedi Nasab Ahlul Bait yang terdiri dari beberapa volume (jilid). Dalam Catatan itu tertulis: As-Sayyid Maulana Malik Ibrahim bin As-Sayyid Barakat Zainal Alam bin As-Sayyid Husain Jamaluddin bin AsSayyid Ahmad Jalaluddin bin As-Sayyid Abdullah bin As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin As-Sayyid Alwi Ammil Faqih bin As-Sayyid Muhammad Shahib Mirbath bin As-Sayyid Ali Khali Qasam bin As-Sayyid Alwi bin As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid Alwi bin As-Sayyid Ubaidillah bin Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin Al-Imam Isa bin Al-Imam

Muhammad bin Al-Imam Ali Al-Uraidhi bin Al-Imam Jafar Shadiq bin Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Al-Imam Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra/Ali bin Abi Thalib, binti Nabi Muhammad Rasulullah Ia diperkirakan lahir di Samarkand di Asia Tengah, pada paruh awal abad ke-14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah orang Jawa terhadap As-Samarqandy. Dalam cerita rakyat, ada yang memanggilnya Kakek Bantal.

Maulana Malik Ibrahim memiliki, 3 isteri bernama: 1. Siti Fathimah binti Ali Nurul Alam Maulana Israil (Raja Champa Dinasti Azmatkhan 1), memiliki 2 anak, bernama: Maulana Moqfaroh dan Syarifah Sarah 2. Siti Maryam binti Syaikh Subakir, memiliki 4 anak, yaitu: Abdullah, Ibrahim, Abdul Ghafur, dan Ahmad 3. Wan Jamilah binti Ibrahim Zainuddin Al-Akbar Asmaraqandi, memiliki 2 anak yaitu: Abbas dan Yusuf. Selanjutnya Sharifah Sarah binti Maulana Malik Ibrahim dinikahkan dengan Sayyid Fadhal Ali Murtadha [Sunan Santri/ Raden Santri] dan melahirkan dua putera yaitu Haji Utsman (Sunan Manyuran) dan Utsman Haji (Sunan Ngudung). Selanjutnya Sayyid Utsman Haji (Sunan Ngudung) berputera Sayyid Jafar Shadiq [Sunan Kudus]. Maulana Malik Ibrahim umumnya dianggap sebagai wali pertama yang mendakwahkan Islam di Jawa. Ia mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam dan banyak merangkul rakyat kebanyakan, yaitu golongan masyarakat Jawa yang tersisihkan akhir kekuasaan Majapahit. Malik Ibrahim berusaha menarik hati masyarakat, yang tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Ia membangun pondokan tempat belajar agama di Leran, Gresik. Pada tahun 1419, Malik Ibrahim wafat. Makamnya terdapat di desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur

2. Sunan Ampel

Sunan Ampel bernama asli Raden Rahmat, keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad, menurut riwayat ia adalah putra Ibrahim Zainuddin Al-Akbar dan seorang putri Champa yang bernama Dewi Condro Wulan binti Raja Champa Terakhir Dari Dinasti Ming. Nasab lengkapnya sebagai berikut: Sunan Ampel bin Sayyid Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin Sayyid Jamaluddin Al-Husain bin Sayyid Ahmad Jalaluddin bin Sayyid Abdullah bin Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin Sayyid Alwi Ammil Faqih bin Sayyid Muhammad Shahib Mirbath bin Sayyid Ali Khali Qasam bi n Sayyid Alwi bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Alwi bin Sayyid Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin Sayyid Isa bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Ali Al-Uraidhi bin Imam Jafar Shadiq bin Imam Muhammad Al -Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin bin Imam Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah. Sunan Ampel umumnya dianggap sebagai sesepuh oleh para wali lainnya. Pesantrennya bertempat di Ampel Denta, Surabaya,

dan merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam tertua di Jawa. Ia menikah dengan Dewi Condrowati yang bergelar Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja dan menikah juga dengan Dewi Karimah binti Ki Kembang Kuning. Pernikahan Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati alias Nyai Ageng Manila binti Aryo Tejo, berputera: Sunan Bonang,Siti Syariah,Sunan Derajat,Sunan Sedayu,Siti Muthmainnah dan Siti Hafsah. Pernikahan Sunan Ampel dengan Dewi Karimah binti Ki Kembang Kuning, berputera: Dewi Murtasiyah,Asyiqah,Raden Husamuddin (Sunan Lamongan,Raden Zainal Abidin (Sunan Demak),Pangeran Tumapel dan Raden Faqih (Sunan Ampel 2. Makam Sunan Ampel teletak di dekat Masjid Ampel, Surabaya.

3. Sunan Drajat

Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Drajat banyak berdakwah kepada masyarakat kebanyakan. Ia menekankan kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat, sebagai pengamalan dari agama Islam. Pesantren Sunan Drajat dijalankan secara mandiri sebagai wilayah perdikan, bertempat di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan. Tembang macapat Pangkur disebutkan sebagai ciptaannya. Gamelan Singomengkok peninggalannya terdapat di Musium Daerah Sunan Drajat, Lamongan. Sunan Drajat diperkirakan wafat wafat pada 1522.

4. Sunan Bonang Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Bonang banyak berdakwah melalui kesenian untuk menarik penduduk Jawa agar memeluk agama Islam. Ia dikatakan sebagai penggubah suluk Wijil dan tembang Tombo Ati, yang masih sering dinyanyikan orang. Pembaharuannya pada gamelan Jawa ialah dengan memasukkan rebab dan bonang, yang sering dihubungkan dengan namanya. Universitas Leiden menyimpan sebuah karya sastra bahasa Jawa bernama Het Boek van Bonang atau Buku Bonang. Menurut G.W.J. Drewes, itu bukan karya Sunan Bonang namun mungkin saja mengandung ajarannya. Sunan Bonang diperkirakan wafat pada tahun 1525.

5. Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahuratau Sayyid Ahmad bin Mansur (Syekh Subakir). Ia adalah murid Sunan Bonang. Sunan Kalijaga menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah, antara lain kesenian wayang kulit dan tembang suluk. Tembang suluk Ilir-Ilir dan Gundul-Gundul Pacul umumnya dianggap sebagai hasil karyanya. Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq, menikahi juga Syarifah Zainab binti Syekh Siti Jenar dan Ratu Kano Kediri binti Raja Kediri.

6. Sunan Giri

Sunan Giri adalah putra Maulana Ishaq. Sunan Giri adalah keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad, merupakan murid dari Sunan Ampel dan saudara seperguruan dari Sunan Bonang. Ia mendirikan pemerintahan mandiri di Giri Kedaton, Gresik; yang selanjutnya berperan sebagai pusat dakwah Islam di wilayah Jawa dan Indonesia timur, bahkan sampai ke kepulauan Maluku. Salah satu keturunannya yang terkenal ialah Sunan Giri Prapen, yang menyebarkan agama Islam ke wilayah Lombok dan Bima.

7. Sunan Kudus

Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji, dengan Syarifah Ruhil atau Dewi Ruhil yang bergelar Nyai Anom Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti Sunan Ampel. Sunan Kudus adalah keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad. Sunan Kudus bin Sunan Ngudung bin Fadhal Ali Murtadha bin Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin Jamaluddin Al-Husain bin Ahmad Jalaluddin bin Abdillah bin Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammil Faqih bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Jafar Shadiq bin Muhammad Al -Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah. Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki peran yang besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima perang, penasehat Sultan Demak, Mursyid Thariqah dan hakim peradilan negara. Ia banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Di antara yang pernah menjadi muridnya, ialah Sunan Prawoto penguasa Demak, dan Arya Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang terkenal ialah Mesjid Menara Kudus, yang arsitekturnya bergaya campuran Hindu dan Islam. Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550.

8. Sunan Muria

Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah putra Sunan Kalijaga. Ia adalah putra dari Sunan Kalijaga dari isterinya yang bernama Dewi Sarah binti Maulana Ishaq. Sunan Muria menikah dengan Dewi Sujinah, putri Sunan Ngudung. Jadi Sunan Muria adalah adik ipar dari Sunan Kudus 9. Sunan Gunung Djati

Sunan Gunung Djati atau Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah Umdatuddin putra Ali Nurul Alam putra Syekh Husain Jamaluddin Akbar. Dari pihak ibu, ia masih keturunan keraton Pajajaran melalui Nyai Rara Santang, yaitu anak dari Sri Baduga Maharaja. Sunan Gunung Jati mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan pemerintahannya, yang sesudahnya kemudian menjadi Kesultanan Cirebon. Anaknya yang bernama Maulana Hasanuddin, juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan menyebarkan agama Islam di Banten, sehingga kemudian menjadi cikal-bakal berdirinya Kesultanan Banten.

Gapura Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon, Jawa Barat

.Salah

satu cara penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh para Wali tersebut ialah dengan cara mendakwah. Penyebaran Islam melalui dakwah ini berjalan dengan cara para ulama mendatangi masyarakat (sebagai objek dakwah), dengan menggunakan pendekatan sosial

budaya. Pola ini memakai bentuk akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya setempat yang dialiri dengan ajaran Islam di dalamnya. Di samping itu, para ulama ini juga mendirikan pesantren-pesantren sebagai sarana pendidikan Islam.
3. Islam Di Jawa Paska Wali Songo Setelah para Wali menyebarkan ajaran Islam di pulau Jawa, kepercayaan animisme dan dinamisme serta budaya Hindu-Budha sedikit demi sedikit berubah atau termasuki oleh nilai-nilai Islam. Hal ini membuat masyarakat kagum atas nilai-nilai Islam yang begitu besar manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari sehingga membuat mereka langsung bisa menerima ajaran Islam. Dari sini derajat orang-orang miskin mulai terangkat yang pada awalnya tertindas oleh para penguasa kerajaan. Islam sangat berkembang luas sampai ke pelosok desa setelah para Wali berhasil mendidik murid-muridnya. Salah satu generasi yang meneruskan perjuangan para Wali sampai Islam tersebar ke pelosok desa adalah Jaka Tingkir. Islam di Jawa yang paling menonjol setelah perjuangan para Wali songo adalah perpaduan adat Jawa dengan nilai-nilai Islam, salah satu diantaranya adalah tradisi Wayang Kulit.

Referensi: http://mbujoz.blogspot.com/2010/06/islam-masuk-ke-tanah-jawa-disusun-untuk.html http://wong-jawi.pun.bz/sejarah-islam-pertama-masuk-pulau-jawa.xhtml

http://www.blogger-indonesia.com/2011/02/masuknya-islam-ke-tanah-jawa.html,23/11/2011 [2] Syamsuri,pendidikan agama islam sma,jakarta:erlangga,2004,halaman 74 [3] http://armymanshurin.wordpress.com/2011/06/02/dakwah-islam-wali-songo/23/11/2011

Whyra Sejarah Kedatangan ISlam Di Indonesia http://spistai.blogspot.com/ http://dhaniquinchy.wordpress.com/2010/06/02/islam-di-jawa/

Vous aimerez peut-être aussi

  • Hill Cipher 2
    Hill Cipher 2
    Document7 pages
    Hill Cipher 2
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Pas encore d'évaluation
  • Tugas Izul
    Tugas Izul
    Document7 pages
    Tugas Izul
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Pas encore d'évaluation
  • Menu Dan Fungsi VBasic
    Menu Dan Fungsi VBasic
    Document13 pages
    Menu Dan Fungsi VBasic
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Barang Prototype
    Daftar Barang Prototype
    Document1 page
    Daftar Barang Prototype
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Pas encore d'évaluation
  • Makalah Metode Secant
    Makalah Metode Secant
    Document14 pages
    Makalah Metode Secant
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Pas encore d'évaluation
  • TugasSisdigS1Unhas D42113008
    TugasSisdigS1Unhas D42113008
    Document5 pages
    TugasSisdigS1Unhas D42113008
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Pas encore d'évaluation
  • Contoh Soal
    Contoh Soal
    Document3 pages
    Contoh Soal
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Pas encore d'évaluation
  • Nomor4 SOM
    Nomor4 SOM
    Document3 pages
    Nomor4 SOM
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Pas encore d'évaluation
  • Tugas Tambahan
    Tugas Tambahan
    Document2 pages
    Tugas Tambahan
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Pas encore d'évaluation
  • Kartu Nama File
    Kartu Nama File
    Document3 pages
    Kartu Nama File
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Pas encore d'évaluation
  • Tren Silica
    Tren Silica
    Document1 page
    Tren Silica
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Pas encore d'évaluation
  • WSBM Kata Pengantar
    WSBM Kata Pengantar
    Document2 pages
    WSBM Kata Pengantar
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I
    Bab I
    Document8 pages
    Bab I
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Pas encore d'évaluation
  • Sampul Makalah
    Sampul Makalah
    Document1 page
    Sampul Makalah
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Pas encore d'évaluation
  • ISI Agama
    ISI Agama
    Document25 pages
    ISI Agama
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Pas encore d'évaluation
  • Kartu Pendaftaran SNMPTN 2013 4130040857
    Kartu Pendaftaran SNMPTN 2013 4130040857
    Document1 page
    Kartu Pendaftaran SNMPTN 2013 4130040857
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Pas encore d'évaluation
  • Ktpum 20130405195934
    Ktpum 20130405195934
    Document1 page
    Ktpum 20130405195934
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Pas encore d'évaluation
  • Pengertian Dasar Gerbang Logika
    Pengertian Dasar Gerbang Logika
    Document12 pages
    Pengertian Dasar Gerbang Logika
    sufi_futuris
    Pas encore d'évaluation
  • Kamus Istilah Komputer Dan Informasi - Andino Maseleno
    Kamus Istilah Komputer Dan Informasi - Andino Maseleno
    Document145 pages
    Kamus Istilah Komputer Dan Informasi - Andino Maseleno
    manip saptamawati
    100% (58)
  • Soal Ujian Semester Bio Xii Ipa
    Soal Ujian Semester Bio Xii Ipa
    Document4 pages
    Soal Ujian Semester Bio Xii Ipa
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Pas encore d'évaluation
  • Teknologi Material 2
    Teknologi Material 2
    Document8 pages
    Teknologi Material 2
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Pas encore d'évaluation