Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Ketersediaan biomaterial sebagai jaringan pengganti yang dapat terurai dalam produk non-toksik
Saat ini, penelitian rekayasa jaringan didasarkan pada pembenihan sel ke pori matriks polimer biodegradable.
Biomaterial sebagai pengganti jaringan dibuat berpori agar terjadi migrasi sel inang ke matriks.
HASIL : Pada transplantasi untuk regenerasi organ dalam matriks kitin berpori, kultur sel dari sel fibroblast manusia dan tikus tumbuh dan mengalami proliferasi.
Untuk meningkatkan ukuran pori matriks dari 500 m yang diperoleh dengan liofilisasi, Chow dan Khor mengembangkan metode IBP internal bubbling process- IBP dapat dicapai dengan menambahkan senyawa reaktif kimia, CaCO3, ke dalam larutan kitin untuk membentuk suspensi stabil CaCO3 - gel kitin. CaCO3 - gel kitin selanjutnya direndam dalam larutan HCl 1 N.
Menghasilkan pori dengan ukuran 100 1000 m (tergantung jumlah CaCO3 yang ditambahkan)
Fig. 2. Scanning electron photomicrograph of porous chitin matrixes showing the large sized pores generated by he internal bubbling process (IBP) from a chitin loaded with 1.0% CaCO3
Aplikasi Kitosan
Jaringan scaffold HA/gelatin-kitosan tiga dimensi juga telah dibuat. Scaffold didemonstrasikan untuk mencocokkan teknik aplikasi jaringan tulang menggunakan sel osteoblast. Macroporous chitosan/calcium phosphate (b-tricalcium phosphate dan calcium phosphate inverted glass) scaffolds telah disiapkan. Kitosan berperan untuk memberikan bentuk scaffold, kalsium fosfat diperkirakan mendorong bioaktivitas osteoblast yang melekat dan memperkuat scaffold.
Kitosan yang dimodifikasi dengan asam lactobionic untuk memproduksi galactosylated kitosan yang ditambahkan ke gel alginate dan diikuti dengan beberapa treatment pre-freezing dan diakhiri dengan proses liofilisasi. Scaffold menunjukkan konfigurasi pori seperti biasa, ukurannya bergantung pada pre-treatment freezing, berat molekular kitosan, dan jumlah galactosylated kitosan.
Shen et al, menggunakan hotosensitive heterobifunctional crosslinking agent attached untuk pelapisan kitosan pada permukaan lapisan PLA. Peningkatan penempelan sel diperoleh dengan pendekatan ini sementara pada saat yang sama juga kitosan bisa dimodifikasi oleh interaksi dengan heparin yang menghambat adhesi platelet dan aktivasi.
Zhu et al, memanfaatkan reaksi antara grup asam amino pada kitosan dan grup asam carboxylic pada asam amino dengan glutaraldehyde yang menempel pada kitosan. Asam amino ini difungsikan gugus kitosan yang selanjutnya terperangkap ke permukaan PLA. (gambar 3) proses ini menggambarkan di mana pelarut menggembungkan permukaan PLA untuk memungkinkan penetrasi asam amino - turunan kitosan yang terperangkap pada tempat nonsolvent untuk kitosan.
Membran Asam amino-kitosan-PLA menunjukkan cyto-kompatibilitas yang baik untuk kondrosit, berperilaku seperti glycosaminoglycans (GAG) yang ditemukan di jaringan. Yao et al. melaporkan hasil yang sama menggunakan osteoblas pada membran kitosan-PLA menggunakan carbodiimide untuk menghubungkan chitosan ke permukaan PLA
Dapat disimpukan bahwa, berbagai aplikasi dari kitin dan kitosan dalam bentuk kombinasi dengan polimer lainnya untuk membentuk teknik jaringan.