Vous êtes sur la page 1sur 41

ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN KOGNITIF

Oleh : Jumah, S.Kep, Ners

DEFINISI
Kognitif adalah : Kemampuan berpikir dan memberikan rasional, termasuk proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan ( Stuart and Sundeen, 1987) Gangguan kognitif erat kaitannya dengan fungsi otak, karena kemampuan pasien untuk berpikir akan dipengaruhi oleh keadaan otak .

FUNGSI OTAK
- Proses belajar - Abstraksi - Alasan

-Fungsi somatik -Fungsi motorik

- Bunyi - Perilaku verbal - Bicara

- Visual -Beberapa aspek memori

Gejala yang umum timbul akibat gangguan pada otak :


1. Gangguan pada lobus frontalis : - Kemampuan memecahkan masalah berkurang - Hilang rasa sosial dan moral - Impulsif - Regresi 2. Gangguan pada lobus temporalis : - Amnesia - Demensia 3. Gangguan pada lobus parietalis dan oksipitalis akan ditemukan gejala gejala yang hampir sama, tapi secara umum akan terjadi disorientasi 4. Gangguan pada sistim limbik akan menimbulkan gejala yang bervariasi all : - Gangguan daya ingat - Memori - Disorientasi - Dll

PROSES PENYIMPANGAN EMOSI


PERISTIWA EKSTERNAL (Di luar kontrol anda) PERISTIWA INTERNAL (Dalam kontrol anda) Pikiranpikiran Tidak adil Cuek saja ih..ngeri

PERILAKU : Anda marah-marah/membela atau meninggalkan dengan dingin atau lari ketakutan

EMOSI : Marah, frustasi, takut, merasa salah, dll

Yang menciptakan respon emosional anda bukanlah peristiwa negatif, melainkan persepsi dan pikiran anda tentang peristiwa itu

T E H N I K K O N T R O L M O O D

DISTORSI KOGNITIF
1. Pemikiran Segalanya atau Tidak Sama Sekali Melihat segala sesuatu dalam katagori hitam atau putih. 2. Over Generalisasi Memandang suatu peristiwa yang negatif sebagai sebuah pola kekalahan tanpa akhir 3. Personalisasi Memandang diri sebagai penyebab suatu peristiwa eksternal yang negatif yang kenyataannya tidaklah demikian

T E H N I K K O N T R O L M O O D

DISTORSI KOGNITIF
4. Pembencanaan Berpikir yang buruk tentang orang atau kejadian

5. Perfeksionis Merasa butuh untuk melakukan segala sesuatu secara sempurna agar merasa dirinya baik

T E H N I K K O N T R O L M O O D

DISTORSI KOGNITIF
7. Kesimpulan yang tidak beralasan Menarik kesimpulan negatif tanpa bukti yang mendukung 8. Membaca pikiran Percaya bahwa seseorang tahu pikiran orang lain tanpa memvalidasinya terlebih dahulu 9. Membesar-besarkan masalah atau mengecilkan Melebih-lebihkan suatu hal atau mengecilkan suatu hal secara tidak tepat

T E H N I K K O N T R O L M O O D

DISTORSI KOGNITIF
11.Eksternalisasi harga diri Mengukur nilai seseorang berdasarkan pendapat orang lain
12.Filter Mental Menemukan hal kecil yang negatif dan terus memikirkannya sehingga pandangan tentang realita gelap

T E H N I K K O N T R O L M O O D

DISTORSI KOGNITIF
13. Mendiskualifikasi hal positif Menolak pengalaman-pengalaman positif dengan bersikeras bahwa semua itu bukan apa-apa 14. Penalaran emosional Menganggap emosi-emosi yang negatif mencerminkan realita yang sebenarnya 15. Memberi cap dan salah memberi cap Bentuk ekstrim dari over-generalisasi, memberi cap yang negatif kepada diri sendiri

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF (PIAGET)


1. Tahap sensori motor (lahir 2 tahun)
Karakteristik : Orientasi pada tindakan Tidak berbahasa Mengembangkan kesadaran ttg tubuh

2. Tahap persiapan dan preorganisasi yang konkrit/ pre operasional ( 2 5 tahun)


Karakteristik : Dalam bentuk simbolisasi, objek didefinisikan sebagai fungsi Berpikir magis

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF (PIAGET)


3. Tahap operasional (5 12 tahun)
Karakteristik : Kemampuan bercerita Alasan silogistik Membuat/mentaati peraturan Mengumpulkan pengalaman

4. Tahap kegiatan normal (12 14 th dan > tua)


Karakteristik : Pengembangan hal-hal yang ideal Kritik terhadap diri sendiri/orang lain

RENTANG RESPON KOGNITIF


ADAPTIF MALADAPTIF

- Decisiveness - Memori baik - Orientasi penuh - Persepsi akurat - Perhatian terfokus - Koheren - Berfikir logis

- Periodic indecisiveness - Pelupa - Kadang bingung - Ragu - Mispersepsi - Pikiran kacau - Kadang-kadang pikiran tidak jernih

- Tidak mampu membuat keputusan - Kerusakan memori - Kerusaka n penilaian - Disorientasi - Inkoheren - Perhatian tidak terfokus - Sulit memberikan alasan yang logis

( Stuart and Sundeen, 1995. Hal. 546 )

PENGKAJIAN
1. Faktor Predisposisi Penyebab : Gangguan fungsi susunan saraf pusat, Gangguan pengiriman nutrisi, Gangguan peredaran darah a. Penuaan Kumulatif degeneratif jaringan otak penuaan Racun dalam jaringan otak Kimia toksik/logam berat Respon kognitif maladaptif b. Neurobiologi Penyakit Alzheimers Gangguan metabolik : Penyakit liver kronik, GGK, Defisiensi vitamin, Malnutrisi Anorexia nervosa Bulimia nervosa c. Genetik : Penyakit otak degeneratif herediter ( Huntingtons Chorea)

PENGKAJIAN
2. Stressor Presipitasi a. Hipoksia : Suplai darah ke otak menurun/berkurang b. Gangguan metabolisme Malfungsi endokrin : Underproduct / Overproduct hormon - Hipotiroidisme - Hipertiroidisme - Hipoglikemia - Hipopituitarisme

PENGKAJIAN
c. Racun, Infeksi - Gagal ginjal - Syphilis - Aids Dement Comp d. Perubahan Struktur - Tumor - Trauma e. Stimulasi Sensori - Stimulasi sensori berkurang - Stimulasi berlebih Lingkungan yang stimulasi berkurang / lebih Halusinasi Penerangan dan aktifitas di ICU yang konstan : Bingung, Delusi, Halusinasi

PENGKAJIAN
3. Perilaku Delirium adalah : Suatu keadaan proses pikir yang terganggu, ditandai dengan: Gangguan perhatian, memori, pikiran dan orientasi Demensia : suatu keadaan respon kognitif maladaptif yang ditandai dengan hilangnya kemampuan intelektual/ kerusakan memori, penilaian, berpikir abstrak.

Karakteristik Delirium dan demensia


Delirium
Onset Lama Stressor -Biasanya tiba-tiba -Biasanya singkat/ < 1 bulan -Racun, infeksi, trauma, hipertermia

Demensia
-Biasanya perlahan -biasanya lama & progresif - Paling byk dijumpai pada usia > 65 th -Hipertensi, hipotensi, anemia, racun, defisit vitamin, tumor, atropi jaringan otak

perilaku

- Fluktuasi tingkat kesadaran - Disorientasi - Gelisah -Agitasi - Ilusi - Halusinasi - Pikiran tidak teratur -Gangguan penilaian dan pengambilan keputusan - Afek labil

- Hilang daya ingat - Kerusakan penilaian - Perhatian menurun - Perilaku sosial tidak sesuai - Afek labil - Gelisah - Agitasi

ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI DEMENSIA


Menurut Umur: Demensia senilis (>65th) Demensia prasenilis (<65th) Menurut perjalanan penyakit: Reversibel Ireversibel (Normal pressure hydrocephalus, subdural hematoma, vit B Defisiensi, Hipotiroidisma, intoxikasi Pb. Menurut kerusakan struktur otak Tipe Alzheimer Tipe non-Alzheimer Demensia vaskular Demensia Jisim Lewy (Lewy Body dementia) Demensia Lobus frontaltemporal Demensia terkait dengan SIDA(HIV-AIDS) Morbus Parkinson Morbus Huntington Morbus Pick Morbus Jakob-Creutzfeldt Sindrom Gerstmann-StrusslerScheinker Prion disease Palsi Supranuklear progresif Multiple sklerosis Neurosifilis Tipe campuran Menurut sifat klinis: Demensia proprius Pseudo-demensia

AMNESIA
Merupakan suatu kondisi memori yang terganggu atau hilangnya memori Berdasarkan pola gejalanya (bukan untuk menunjukan penyebab tertentu atau etiologi) Amnesia dapat dikategorikan:
Anterograde amnesia: suatu bentuk amnesia dimana peristiwa atau kejadian baru yang ada dalam ingatan jangka pendek tidak ditransfer ke ingatan jangka panjang yang permanen. Retrograde amnesia adalah suatu bentuk amnesia dimana seseorang tidak dapat mengingat peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum menderita amnesia, lebih dari peristiwa lupa biasa.

PENGKAJIAN
4. Mekanisme koping :
- Dipengaruhi pengalaman masa lalu - Regresi - Rasionalisasi - Denial - Intelektualisasi

5.Sumber Koping :
- Pasien - Keluarga - Teman

Diagnosa Keperawatan
Menurut Nanda : Anxietas Komunikasi, kerusakan verbal Resiko tinggi terhadap cedera Sindrom defisit perawatan diri ( mandi/kebersihan diri, makan, berpakaian/berhias, toilet ) Perubahan sensori/perseptual ( penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan, dan penghidu) Gangguan pola tidur Perubahan proses pikir ( Stuart and Sundeen, 1995)

PERENCANAAN
Identifikasi hasil : Pasien dapat mencapai fungsi kognitif yang optimal Prioritas : Menjaga keselamatan hidup Pemenuhan kebutuhan bio-psiko-sosial Libatkan keluarga Pendidikan kesehatan mental Usaha perawatan : Memfungsikan pasien seoptimal mungkin sesuai kemampuan pasien

IMPLEMENTASI (Delirium)
Intervensi Delirium : a. Kebutuhan Fisiologis
- Prioritas : menjaga keselamatan hidup - Kebutuhan dasar utamakan nutrisi dan cairan - Jika pasien sangat gelisah perlu pengikatan untuk menjaga therapi, tapi sedapat mungkin harus dipertimbangkan dan jangan ditinggal sendiri

IMPLEMENTASI (Delirium)
Gangguan tidur :
Kolaborasi pemberian obat tidur Gosok punggung Beri susu hangat Berbicara lembut Libatkan keluarga Temani menjelang tidur Buat jadwal tetap untuk bangun dan tidur Hindari tidur diluar jam tidur Mandi sore dengan air hangat Hindari minum yang dapat mencegah tidur spt kopi, dll Lakukan methode relaksasi seperti : napas dalam

IMPLEMENTASI (Delirium)
Disorientasi :
Ruangan yang terang Buat jam, kalender dalam ruangan Lakukan kunjungan sesering mungkin Orientasikan pada situasi lingkungan Beri nama/ petunjuk/ tanda yang jelas pada ruangan/ kamar Orientasikan pasien pada barang milik pribadinya (kamar, tempat tidur, lemari, photo keluarga, pakaian, sandal ,dll) Tempatkan alat-alat yang membantu orientasi Ikutkan dalam terapi aktifitas kelompok dengan program orientasi realita (orang, tempat, waktu)

IMPLEMENTASI (Delirium)
b. Halusinasi

Lindungi pasien dan orang lain dari perilaku merusak diri Ruangan :
Hindari dari benda-benda berbahaya Barang-barang seminimal mungkin

Perawatan 1 1 dengan pengawasan yang ketat Orientasikan pada realita Dukungan dan peran serta keluarga Maksimalkan rasa aman Sikap yang tegas dari pemberi/ pelayanan perawatan (konsisten)

IMPLEMENTASI (Delirium)
c. Komunikasi
Pesan jelas Sederhana Singkat dan beri pilihan terbatas

IMPLEMENTASI (Delirium)
d. Pendidikan kesehatan Mulai saat pasien bertanya ttg yg terjadi pd keadaan sebelumnya Seharusnya perawat harus tahu sebelumnya tentang : Masalah pasien Stressor Pengobatan Rencana perawatan Usaha pencegahan Rencana perawatan dirumah Penjelasan diulang beberapa kali Beri petunjuk lisan dan tertulis Libatkan anggota keluarga agar dapat melanjutkan perawatan di rumah dengan baik sesuai rencana yang telah ditentukan

IMPLEMENTASI (Demensia)
Intervensi pada Demensia a. Orientasi
Tujuan : agar pasien dapat berfungsi dilingkungannya Tulis nama petugas pada kamar pasien jelas, besar, sehingga dapat dibaca pasien Orientasikan pada situasi lingkungan Perhatikan penerangan terutama dimalam hari Kontak personal dan fisik sesering mungkin Libatkan dalam kegiatan T.A.K Tanamkan kesadaran :
Mengapa pasien dirawat Memberikan percaya diri Berhubungan dengan orang lain Tanggap situasi lingkungan dengan menggunakan panca indera Interaksi personal

Identifikasi proses pulang

IMPLEMENTASI (Demensia)
b. Komunikasi - Membina hubungan saling percaya Umpan balik yang positif Tentramkan hati Ulangi kontrak Respek, pendengaran yang baik Jangan mendesak Jangan memaksa - Komunikasi verbal Jelas Ringkas Tidak terburu buru

IMPLEMENTASI (Demensia)

Topik percakapan dipilih oleh pasien Topik buat spesifik Waktu cukup untuk pasien Pertanyaan tertutup Pelan dan diplomatis dalam menghadapi persepsi yang salah Empati Gunakan tehnik klarifikasi Summary Hangat Perhatian

IMPLEMENTASI (Demensia)
c. Pengaturan koping
Koping yang selama ini dipakai yang positif dimaksimalkan dan yang negatif diminimalkan Bantu mencari koping baru yang positif

IMPLEMENTASI (Demensia)
d. Kurangi agitasi :

didorong melakukan sesuatu yang tidak biasa beri penjelasan beri pilihan penyaluran energi :
Perawatan mandiri Menggunakan kekuatan dan kemampuan dengan tepat, misalnya berolahraga

Saat agitasi :
Tetap senyum Tunjukkan sikap bersahabat Empati

IMPLEMENTASI (Demensia)
e. Keluarga dan masyarakat
Siapkan keluarga untuk menerima keadaan pasien Siapkan fasilitas dalam berinteraksi dengan di masyarakat Perlu bantuan dalam merawat 24 jam dirumah, yang diprogramkan melalui :
Puskesmas Pos-pos pelayanan kesehatan di rumahsakit

IMPLEMENTASI (Demensia)
f. Farmakologi
Tergantung penyebab gangguan, spt : Penyakit Alzheimers Pada orang tua harus hati-hati, karena keadaan yang sensitif

IMPLEMENTASI (Demensia)
g. Gangguan daya ingat :
Mulai percakapan dengan menyebut nama anda dan panggil nama pasien Hindarkan konfrontasi atas pernyataan pasien yang salah Penataan barang pribadi jangan dirubah Lakukan program orientasi

IMPLEMENTASI (Demensia)
h. Gangguan perawatan diri :

Buat jadwal mandi dengan teratur Tempatkan pakaian yang kemungkinan mudah dijangkau pasien Ajarkan cara mandi secara bertahap :
Peralatan mandi Langkah-langkah mandi Perhatikan privacy

Ajarkan cara berpakaian


Buat langkah berpakaian yang rutin Hindarkan kancing dan resleting Beri instruksi yang sederhana Lakukan berulang-ulang Tetap perhatikan privacy

Ajarkan BAB dan BAK pada tempatnya

IMPLEMENTASI (Demensia)
l. Isolasi sosial
Mulai kontak dengan keluarga Teman dekat Dorong berhubungan dengan orang lain Masukkan dalam kelompok aktifitas Buat jadwal kontak sosial secara teratur

Sering Lupa? Ini Dia Tipsnya


Olahraga secara teratur melancarkan dan memperbaiki sirkulasi darah ke otak pengaruh positif pada otak Jangan terjebak oleh rutinitas otak menjadi jenuh. Carilah dan lakukan hal-hal baru menyegarkan pikiran anda. Hiduplah secara teratur dan terencana membuat anda mengingat sesuatu dengan mudah. Biasakan mencatat hal-hal penting Satu hal lagi yang cukup penting agar daya ingat anda senantiasa 'fresh' adalah berpikir positif.

Terima Kasih

Vous aimerez peut-être aussi