Vous êtes sur la page 1sur 98

KONSEP LABORATORIUM KLINIK

dr. Arisanty

AKBID BINA HUSADA JEMBER

PENGERTIAN
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007). Sementara menurut Emha (2002), laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain. Pengertian lain menurut Sukarso (2005), laboratorium ialah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan kerja untuk menghasilkan sesuatu.

FUNGSI
Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam. Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.

Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungn alam dan sosial.
Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan. Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.

CARA KERJA
Security and safety Simplicity
Efficiency & Effectiveness
keamanan dalam tata kerja lab. pra-analitik, analitik, pasca-analitik. keamanan dalam tata kerja administrasi yang memerlukan kerjasama, partisipasi dan tanggung jawab karyawan tim yang berkaitan. kesederhanaan prosedur administrasi hingga birokrasi diperpendek dan prosedur tetap tes pra-analitik, analitik, dan pasca analitik.

semua bertanggung jawab atas kecepatan prosedur tata kerja hingga dapat selesai tepat waktu.

Equity Quality Responsibility Welfare Sustainability

keadilan dalamprosedur tata kerja antara lain tak membedakan gender dan kaya miskin dalam pelayanan.

kualitas hasil tata kerja administrasi maupun hasil lab harus baik.

tanggung jawab semua karyawan sesuai deskripsi pekerjaaan dan tata kerja sesuai tugasnya.

kesejahteraan karyawan maupun pengguna jasa misalnya memberi kemudahan bagi yang tak mempu untuk tetap meningkatkan kesehatan.

kelestarian pengembangan fungsi lab. hingga terjadi perbaikan berkelanjutan (continous improvement)

SAMPLING DARAH

CARA PENGAMBILAN DARAH / SAMPLING

Spesimen darah untuk pemeriksaan lab dapat diambil dr : vena pilihan utama arteri kapiler Darah arteri terutama untuk pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) Darah kapiler terutama untuk : - anak kecil - dewasa ( darah yg diperlukan sedikit)
6

ANTI KOAGULAN

1. EDTA (Etylene Diamin Tetraacetic Acid) Untuk pemeriksaa hematologi K2EDTA > larut dr Na2 EDTA Kadar 1 mg/ ml Kadar > 2mg / ml darah : LED Hematokrit Kadar EDTA teralu sedikit mikroaggregasi hitung trombosit Pencampuran EDTA dg darah tidak sempurna pembekuan darah

HEPARIN

Untuk pemeriksaan kimia klinik Dosis 20 U / ml darah Harga mahal & kerja singkat Tidak dapat digunakan untuk sampel hapusan darah dengan cat Wright menyebabkan latar belakang biru pd hapusan

TRI SODIUM SITRAT

Untuk pemeriksaan faal koagulasi Kadar sitrat 3,4 atau 3,8 g/dl Untuk pemeriksaan faal koagulasi Bila antikoagulan : terlalu sedikit darah membeku terlalu banyak faal koagulasi memanjang

Jenis pemeriksaan laboratorium

10

Jenis pemeriksaan laboratorium cyto

11

Jenis pemeriksaan laboratorium Mikro

12

CARA PENGAMBILAN DARAH VENA Lokasi : v. cubiti media (di fossa ante cubiti; terbaik) V. pergelangan tangan V. punggung tangan V. pergelangan kaki ALAT : - Alkohol 70% - Kapas kering / kasa - Tabung - Semprit / vacutainer - Plester - Jarum ukuran 20 G - Panjang jarum vena kecil 21-22 1 1,5 inch Indonesia 23 G

13

Venoject
14

PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH

Pastikan identitas penderita sesuai dg penderita Pasang tourniquet 10 15 cm dr daerah yg akan dipungsi, palpasi vena yg dipilih, penderita diminta menggenggam tangan Desinfeksi kulit dengan alkohol 70% secara sirkuler Pegang lengan bawah penderita di bawah daerah pungsi, semprit/vacutainer holder dipegang di antara ibu jari & jari 3,4,5. Jari telunjuk sebagai petunjuk Tusukan jarum (lubang menghadap ke atas) searah dg vena, membentuk sudut 15 dg permukaan kulit

15

Lanjutan prosedur sampling

Bila jarum masuk vena, terlihat darah di dlm semprit, tarik pelan2 alat penghisap Genggaman tangan penderita dilepas segera setelah darah masuk dalam semprit. Bila memakai vacutainer, setelah jarum masuk vena tekan tabung pd vacutainer holder Tourniquet dpt dikendorkan, pd waktu darah masuk semprit/ dibiarkan sampai volume darah yg dihisap cukup Lepaskan tourniquet sebelum jarum ditarik dari vena. Tekan bekas tusukan dg kapas kering & cepat tarik jarum dr vena

16

Lanjutan prosedur sampling

Biarkan beberapa menit, kemudian : - pasang plester - lengan penderita angkat minimal setinggi jantung Jika pakai semprit lepaskan jarum sebelum darah didistribusi ke dalam tabung / botol penampung

17

Pengambilan Darah VENA

18

CARA PENGAMBILAN DARAH KAPILER Bayi baru lahir tumit / ibu jari kaki Anak2 jari tangan 3,4 Dewasa jari tangan 3,4 cuping telinga Hangatkan lokasi pengambilan darah dg kain hangat 3 menit ALAT : - Alkohol 70% - Kapas / kassa - Lancet steril - Pipet, mikropipet, tabung kecil
19

TAHAP-TAHAP: Bersihkan lokasi pengambilan darah dg alkohol 70% Tunggu sampai alkohol kering Tusuk ujung jari dg lancet Usap tetesan I dg kapas kering Lakukan tekanan perlahan-lahan 1 cm di atas tusukan, lepas kembali, berulang-ulang sampai volume darah yg keluar cukup Tampung darah ke dalam tabung mikro/pipet kapiler Tekan ujung tusukan dg kapas sampai darah berhenti
20

CARA PENGAMBILAN DARAH ARTERI

Petugas harus trampil Lokasi : pergelangan tangan a. radialis fossa cubiti a. brachialis lipatan paha a. femoralis Jarum 18 20 G arteri besar 23 25 G arteri kecil

21

TAHAP2 SAMPLING :

Semprit dibilas dg larutan heparin 20 U / ml darah Semprit gelas lebih baik dari plastik Desinfektan daerah arteri yg akan diambil darahnya dg alkohol 70% Arteri diraba pulsasinya & dindingnya yg tebal Fiksasi arteri dg jari telunjuk proximal dr daerah yg dipungsi Tusukan semprit pd permukaan kulit 5-10 ml distal jari telunjuk Bila semprit gelas masuknya jarum ke dalam arteri ditandai dg naiknya darah ke dalam semprit
22

Lanjutan tahap sampling

Hisap darah perlahan-lahan secukupnya Tarik jarum & segera tekan bekas tusukan dg kapas steril selama 5 menit Ujung semprit ditutup karet (tidak bolek ditekuk) Campur darah dg heparin dg cara memutar semprit searah sumbu panjang Semprit masukan ke dalam plastik berisi es, dibawa ke lab, kmd diperiksa dlm waktu 15 menit

23

BATAS WAKTU PENYIMPANAN DARAH PD SUHU KAMAR


Jenis pemeriksaan Kadar Hb
Jumlah lekosit Jumlah eritrosit Nilai hematokrit

Diperiksa sebelum Stabil


2 jam 6 jam 6 jam

Laju Endap Darah


Jumlah trombosit Retikulosit Sediaan apus

2 jam
1 jam 6 jam 1 jam
24

PEMERIKSAAN DARAH

HEMOGLOBIN
Globin terdiri dari 4 rantai polipeptida yang melekat pada 4 gugus heme.

Fungsi:
Mengikat & membawa O2 dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Mengikat & membawa CO2 dari seluruh jaringan tubuh ke paru-paru Memberi warna merah pada darah Mempertahankan keseimbangan asam basa dari tubuh

HEMOGLOBIN 1. Cara asam hematin ( cara Sahli) 2. Cara cyanmethemoglobin


1. CARA SAHLI Prinsip : darah + as. Klorida (HCl) 0,1 N hemoglobin diubah mjd as. Hematin (min 10 menit) Encerkan dg aquadest sp warna sama dg warna standar Keuntungan : cepat, sederhana, tidak mahal Kerugian : kurang teliti (kesalahan sp 10%)
28

Alat :

1. 2. 3.

4. 5. 6.

Hemoglobinometer Sahli Adam, t.d.: Gelas warna coklat (warna standar) Tabung haemometer dg pembagian skala dlm g% atau g/dl Pipet Sahli vol 20 cmm Pengaduk gelas Pipet Pasteur

Reagen : 1. Lart HCl 0,1 N


2. Aquadest

29

Cara :

Tabung haemometer diisi lar HCl 0,1 N sp 2 g% Darah kapiler/vena +antikoagulan dihisap dg pipet Sahli sp 20 cmm Bag luar pipet dibersihkan dg kapas kering/tissue (darah jgn terhisap) Darah ditiup hati2 ke dalam tab berisi lar HCl, jgn sampai timbul gelembung udara Sebelum pipet ditarik, pipet dibilas dulu dg cara hisaptiup beberapa kali Bag luar pipet dibilas dg aquadest/HCl 0,1N Tunggu 10 menit Encerkan as hematin dg aquadest setetes demi setetes sambil diaduk, sp warna = standard Meniskus larutan dibaca (= Kadar Hb)
30

Hemoglobin

Bila warna standar berubah dikalibrasi thd cara cyanmetHb diberi koreksi faktor

Sumber kesalahan 1. Alat kurang sempurna Vol pipet tidak tepat 20 cmm Warna standard pucat Kadar lart HCl tdk 0,1 N 2. Pengambilan darah kurang baik 3. Mata lelah 4. Penerangan kurang
31

Dipengaruhi : Bleeding Time fungsi kapiler (Masa perdarahan) = BT fungsi & jumlah trombosit Metode DUKE Alat: Lancet steril/disposable Kertas filter sirkuler Nilai Normal : Stopwatch 1-6 menit Alkohol 70% Prosedur : 1. Bersihkan cuping telinga dg alkohol 70% biarkan kering 2. Tusuk lobus telinga dg lancet steril & nyalakan stopwatch 3. Hisap darah dg kertas saring tiap 30 detik; kertas jgn menyentuh kulit 4. Jk perdarahan berhenti hentikan stopwatch hitung Masa Perdarahan (BT) 32

33

CLOTTING TIME (MASA PEMBEKUAN = CT)


CT memanjang pd : Hemofilia afibrinogenemia antikoagulan heparin Metode Lee & White Alat : Waterbath 37C Tabung 13 x10mm Stopwatch Semprit 10ml & jarum 20g

34

Prosedur px. CT
1. Beri label 3 tabung dg 3 no : 1,2,3 2. Ambil darah 4 ml 3. Lepaskan jarum & masukkan 1 ml darah berturut2 pd tab. 3,2,1 ; 1 ml darah terakhir dibuang Nyalakan stopwatch segera setelah darah masuk tabung ke 3 4. Masukkan tabung dlm waterbath 37C 5. Setelah 5 menit, angkat tab 1 dg sudut 45, ulangi tiap 30 detik; sampai darah beku catat waktu 6. 30 detik setelah tab 1 beku, lakukan hal yg serupa dg tab 2 & 3 7. Catat waktu pembekuan dari isi tab 3 Nilai Normal : 5 15 menit
35

36

37

Laju Endap Darah (LED) Yi : px u/ mengukur kecepatan sedimentasi eritrosit di dalam plasma Ada 2 cara: 1. Metode Westergren (pilihan terbaik) 2. Metode Wintrobe Nilai normal : P = 0-20 mm/jam L = 0-15 mm/jam LED meningkat pada : - Keadaan inflamasi - Infeksi - Rhematoid artritis - TBC - Multiple Myeloma

38

Cara pemeriksaan :
Peralatan dan pereaksi a. Pipet westergen & rak penyangga b. Darah EDTA atau darah sitras c. Larutan NaCl 0,85% Cara kerja : 1. Campur darah EDTA dg lart. NaCl 4 : 1 Cara : hisap NaCl dg pipet Westergren s/d angka 150, masukan dalam botol kecil; kemudian hisap darah EDTA sampai angka 0, masukkan dalam botol yg telah diisi lart NaCl, campur baik2 dg pengaduk atau hisap-tiup beberapa kali
39

Lanjutan px LED

2. Hisap campuran darah EDTA-NaCl dg tabung Westergren sampai angka 0 3. Letakan tabung Westergen dengan posisi tegak lurus pada rak penyangga 4. Biarkan 1 jam dan catatlah berapa mm menurunnya eritrosit (= nilai LED dalam mm/jam) Sumber kesalahan : Pemipetan yg tidak tepat Kelebihan antikoaguan LED akan menurun Lebih 1 jam hasilnya akan meningkat Adanya gelembung mengakibatkan kesalahan hasil
40

HITUNG SEL DARAH


Prinsip : Darah diencerkan dan di cat dg larutan tertentu, sel-selnya dihitung dalam kamar hitung di bawah mikroskop Alat : mikroskop kamar hitung pipet pengencer thoma

41

HITUNG LEUKOSIT
Cara : 1. Hisap darah kapiler atau darah EDTA dg pipet Thoma (utk lekosit) sampai tanda 0,5 2. Encerkan sampai tanda 11 dg lart TURK pengenceran 20x campur dg gerakan sejajar sumbu panjang 3. Buang 4 tetes pertama, tetes ke-5 masukkan kamar hitung tunggu 3 menit 4. Lihat di bawah mikroskop dg obyektif 40x, hitung jumlah lekosit pd 4 kotak lekosit (N) 5. Hitung lekosit = N x 50 /mmk Nilai normal 4000-10000/mmk
42

HITUNG ERITROSIT

Nilai normal L : 4,3 5,9 jt/mmk P : 3,9 4,8jt/mmk Cara : 1. Hisap darah kapiler atau darah EDTA dg pipet Thoma (utk eritrosit) sampai tanda 0,5 2. Encerkan sampai tanda 101 dg lart HAYEM pengenceran 200x campur dg gerakan sejajar sumbu panjang 3. Buang 4 tetes pertama, tetes ke-5 masukkan kamar hitung tunggu 3 menit 4. Lihat di bawah mikroskop dg obyektif 40x, hitung jumlah eritrosit pd 5 kotak eritrosit (N) 5. Hitung lekosit = N x 10000 /mmk
43

HITUNG TROMBOSIT
I. Langsung = cara hitung lekosit, tetapi pipet yg dipakai adl pipet eritrosit pengenceran 200x Larutan yg digunakan Rees Ecker Inkubasi 15 menit dalam petridisk yg diberi tissue basah mencegah penguapan Hitung trombosit dalam 4 kotak lekosit (obyektif 40x) = N Hitung trombosit = N x 500
44

Hitung trombosit
II. Tidak Langsung Buat hapusan darah dg cat giemsa / wright Hitung jumlah trombosit sebanyak 40 lapangan pandang dg obyektif 100 x Hasil dikalikan 1000
45

Skema kotak hitung

E E E

46

HITUNG JENIS LEKOSIT


Adalah : menetapkan prosentase jenis lekosit yg ada dalam darah dari preparat apus Dibuat hitung macam2 lekosit per 100 lekosit dari sediaan apus hasil dilaporkan dalam %

47

Cara pembuatan preparat apus


Sediakan 2 kaca obyek Teteskan 1 tetes darah pada 1cm dari ujung kaca (sebelah kanan), ditengah2 dr ke-2 sisi panjang. Pegang sisi kaca dg ibu jari dan telunjuk tangan kiri. Ambil kaca ke-2 (sebagai pemulas), pegang dg tangan kanan, letakkan di depan tetesan darah (pd kaca 1), dg sudut 25, membuka ke kanan Kaca pemulas di geser ke kanan shg menyinggung tetesan darah, darah akan segera menyebar sepanjang sisi kaca pemulas Jaga agar sudut kedua kaca obyek tetap 25, kmd geser kaca pemulas ke kiri dg mantap & cepat sepanjang kaca obyek 1. Keringkan di udara 48

Pembuatan apusan darah dengan kaca obyek

49

Cara pengecatan preparat apus


Cara pengecatan dg cat GIEMSA : 1. Letakkan sediaan apus di rak pengecatan dg sediaan menghadap ke atas 2. Genangi sediaan dg methanol selama 4 menit & kemudian biarkan mengering 3. Genangi sediaan dg cat Giemsa selama 20 menit 4. Bilas dg air kran, kmd keringkan di udara
(Ingat kembali : Macam2 bentuk lekosit dlm darah tepi)
50

51

GOLONGAN DARAH
CARA : Teteskan masing2 1 tetes reagen anti-A, anti-B, anti-AB, dan anti D (Rh) Teteskan masing2 1 tetes darah di sebelah reagen Campur / aduk dengan pengaduk, kmd goyangkan kaca obyek ke depan & ke belakang, sambil diamati aglutinasi yg akan terjadi Baca hasil dalam waktu 2 menti setelah pencampuran darah & reagen & catat hasilnya
52

INTERPRETASI
PENGAMATAN
Anti-A + _ + _ Anti-B _ + + _ Anti-AB + + + _ Anti-D + _ + +

PENILAIAN Gol. Darah


A B AB O Rh + _ _ +
53

54

55

Reaksi aglutinasi
Golongan B
Anti-B
B

B B
Anti-B Anti-B
B

Anti A B

+
Anti-B

Hemaglutinasi = reaksi positif

56

Reaksi aglutinasi
Golongan O
Anti A

Anti-A

Anti A

O
-

Anti A

Anti B

O O

Anti B

Anti B
Anti-B

+
Anti-A Anti-B Anti-AB

O
Tdk tjd hemaglutinasi = reaksi negatif 57

TPHA = Teponemal Pallidum Haemagglutination Assay

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi antibodi spesifik untuk sifilis

+
Eritrosit dilapis dg antigen berasal dr T. Pallidum (Nichols strain) Antibodi dlm serum aglutinasi
58

Hasil = REAKTIF

Cara pemeriksaan TPHA

Buat pengenceran serum dg cara : 10 uL seruM + 190 uL diluent = 1/20 25 uL serum pengceneran 1/20 masukkan ke dalam sumur, kemudian tambahkan pula 75 uL reagen Sumur digoyang, agar cairan didalamnya dapat tercampur dg baik Biarkan pada suhu kamar selama 45 60 menit Baca hasilnya ada agglutinasi = reaktif tidak ada agglutinasi = non reaktif
59

PEMERIKSAAN HIV-ANTIBODI

Metode bermacam-macam
Prinsip : Serum penderita HIV mengandung antibodi, dimana jika antibodi ini direaksikan dg antigen yg ada pada reagen atau strip pemeriksaan akan membentuk kompleks, yg ditandai dg adanya perubahan warna ada 2 cara Pemeriksaan ELISA langsung Pemeriksaan ELISA secara tidak langsung
60

Pemeriksaan ELISA langsung

Langkah-langkah pemeriksaan ini adalah: Antibodi diletakkan di lempeng ELISA (ELISA plate) Sampel darah dimasukkan sehingga terbentuk ikatan antigen-antibodi Enzyme-linked antibody spesific untuk menguji antigen ditambahkan dan mengikat antigen, membentuk sandwich Substrat enzim ditambahkan dan reaksi menghasilkan produk yang menyebabkan perubahan warna
61

Pemeriksaan ELISA secara tidak langsung

Langkah-langkah pemeriksaan ini adalah: Antibodi diletakkan di lempeng ELISA (ELISA plate) Antiserum pasien dimasukkan sehingga terbentuk ikatan antigen-antibodi Enzyme-linked anti HISG ditambahkan dan mengikat antibodi Substrat enzim ditambahkan dan reaksi menghasilkan produk yang menyebabkan perubahan warna
62

Lempeng ELISA

63

Pemeriksaan ELISA secara langsung dan tidak langsung

64

Hasil pemeriksaan ELISA (hasil positif diberi tanda kotak)

65

PEMERIKSAAN CAIRAN OTAK

Cairan otak keluar dr plexus choroideus & merupakan filtrasi dr plasma Fungsi : 1. Bantal cairan melindungi otak dr trauma 2. Mempertahankan volume otak 3. Pengangkut makanan & sisa2 metabolisme
Pengambilan : dg cara punksi L3 L4
66

Pemeriksaan Makroskopis Cairan Otak


Kekeruhan dibandingkan dg aquadest Normal : jernih Warna Normal : tidak berwarna Patologis : Kekuningan (xanthochrom) Merah Coklat

67

Pemeriksaan mikroskopis cairan otak


Jumlah sel : Isap lart Turk pekat dlm pipet lekosit sp tanda 1 Isap cairan otak sampai tanda 11 Tetesan pertama dibuang Hitung dg kamar hitung ( pd 9 kotak) = N Jumlah sel cairan otak = N x 5/4 Bedakan : sel polimorfonuklear (%) sel mononuklear (%) Interpretasi : Normal : 0 5 sel/mmk Batas abnormal : 6 10 sel/mmk Abnormal : > 10 sel/mmk
68

Pemeriksaan KIMIAWI
Tes PANDY Prinsip : Globulin + Albumin + r PANDY mengendap Cara : 1 ml r. PANDY + 1 tetes cairan otak kekeruhan

Interpretasi : tidak keruh + opalescent (berkabut) ++ keruh +++ sangat keruh ++++ keruh spt susu + endapan
69

Pemeriksaan KIMIAWI
Tes NONNE Prinsip : Globulin + reagen NONNE (NH4)2SO4 terbentuk cincin putih Cara : Masukkan dlm tabung 0,5 ml r. NONNE + 0,5 ml cairan otak scr hati2 2 lapisan Tunggu 3 menit lihat cincin putih di antara 2 lapisan Interpretasi : tidak ada cincin + cincin tipis ++ cincin agak jelas, dikocok cairan berkabut +++ cincin jelas, dikocok cairan keruh ++++ cincin jelas, dikocok cairan sangat keruh
70

Tes NONNE & PANDY Mengetahui protein


scr KUALITATIF Mengukur Protein & Glukosa scr kualitatif dg spektrofotometer

Nilai normal :
Glukosa Protein : 50 80 mg/dl : Lumbal : 15 40 mg / dl

71

Transudat & Eksudat


Transudat Eksudat
Terjadi karena meningkatnya Terjadi permeabilitas membran karena proses infeksi atau keganasan Protein < 2,5 g/dl Protein > 3 g/dl Test Rivalta () Misalnya : pd ascites krn cirrhosis Test Rivalta (+) Keganasan : liver cystoma ovarii

72

Cara test RIVALTA


Masukkan 1 tetes cairan peritoneal / pleura Hasil Test Rivalta (+) : keruh + presipitat
() : jernih
5 ml r. RIVALTA

Reagen RIVALTA : 100 ml aquadest + 0,1 ml as. Cuka glasial

73

PEMERIKSAAN URIN
Hasil urinalisa (pemeriksaan urin) terhadap kumpulan urin sepanjang 24 jam pada seseorang akan memberikan hasil yang hampir sama dengan urin sepanjang 24 jam berikutnya.

Namun meskipun pada hari yang sama, hasil pemeriksaan pada saat-saat tertentu akan memberikan hasil yang berbeda. Sebagai contoh, urin pagi berbeda dengan urin siang atau malam.

Berbagai jenis sampel urin antara lain urin sewaktu, urin pagi, urin postprandial, urin 24 jam serta urin 3 gelas dan urin 2 gelas pada pria

74

URIN SEWAKTU
Urine yang dikeluarkan pada suatu waktu yang tak ditentukan secara khusus. Dapat digunakan untuk berbagai macam pemeriksaan. Urin ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin yang mengikuti pemeriksaan badan tanpa pendapat khusus.

URIN PAGI
Urin yang dikeluarkan paling pagi setelah bangun tidur. Urin pagi lebih pekat daripada urin siang sehingga cocok untuk pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein dll. Baik untuk pemeriksaan kehamilan berdasarkan adanya hormon human chorionic gonadotrophin (HCG) di dalam urin.
75

URIN POSTPRANDIAL Urin yang pertama kali dilepaskan 1,5-3 jam setelah makan. Berguna untuk pemeriksaan glukosuria (adanya glukosa di dalam urin)

URIN 24 JAM Urin yang dikumpulkan selama 24 jam, dengan cara: a. Siapkan botol besar bersih bertutup (minimal 1,5 L) umumnya dilengkapi pengawet. b. Jam 7 pagi urin dibuang. c. Urin selanjutnya (termasuk jam 7 esok hari) ditampung dan dicampur. Urin 24 jam diperlukan untuk pemeriksaan kuantitatif Ada juga urin yang tak tak penuh 24 jam, misalnya urin siang 12 jam (jam 7 pagi sampai dengan jam 7 malam) , urin malam 12 jam (jam 7 malam sampai dengan jam 7 pagi), urin 2 jam dll.
76

Urin 3 gelas dan urin 2 gelas


Urin yang ditampung sejumlah 3 gelas

Dengan cara: Beberapa jam sebelumnya penderita dilarang berkemih ; Siapkan 3 gelas (sebaiknya gelas sedimen) ; Penderita berkemih langsung ke dalam gelas tanpa henti
Gelas I diisi 20-30 ml pertama (berisi selsel uretra pars anterior dan prostatika) Gelas II diisi volume berikutnya (berisi unsur-unsur dari kandung kemih) Gelas III diisi volume terakhir (berisi unsur-unsur khusus dari uretra pars prostatika dan getah prostat)

Urin 2 gelas diperoleh dengan cara sama dengan urin 3 gelas, dengan 2 gelas saja, gelas pertama diisi 50-75 ml.

Urin ini digunakan untuk menentukan letak radang atau lesi yang menghasilkan darah atau nanah pada urin seorang pria.
77

PEMERIKSAAN URIN RUTIN

jumlah urin

makroskopis (warna dan kejernihan)

berat jenis

protein

glukosa

pemeriksaan sedimen.

78

Jumlah urin

Jumlah urin dapat diukur dengan urin 24 jam, urin 12 jam, timed specimen pada pemeriksaan tertentu serta urin sewaktu. Jumlah urin berkaitan dengan faal ginjal, keseimbangan cairan tubuh serta penafsiran hasil pemeriksaan kuantitatif dan semi kuantitatif urin.

Kejernihan urin

Kejernihan dapat diperiksa dengan cara yang sama dengan pemeriksaan warna urin. Ada beberapa macam hasil yaitu: jernih (normal), agak keruh, keruh dan sangat keruh. Kekeruhan urin disebabkan oleh bakteri, sedimen, lemak, dll.
79

Warna urin

Warna urin diuji pada tebal lapisan 7-10 cm dengan cahaya tembus. Ada beberapa macam hasil yaitu: tak berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah bercampur kuning, merah, coklat, kuning bercampur hijau, putih susu dll. Perubahan warna urin disebabkan oleh: obatobatan, darah, mikroorganisme, zat warna normal maupun abnormal, pus, protein dll.
80

Beberapa contoh penyebab perubahan warna urin antara lain

81

Berat jenis urin Berat jenis urin diukur dengan bantuan alat urinometer. ika volume urin kecil, maka dapat digunakan refraktometer. Berat jenis urin normal adalah 1016-1022. Berat jenis berhubungan dengan diuresis. Semakin besar diuresis, makin rendah berat jenisnya. Berat jenis berkaitan dengan pekatnya urin (faal pemekat ginjal). Glukosuria akan meningkatkan berat jenis urin.

Bau urin Bau urin dari semula (bukan bau akibat dibiarkan tanpa pengawet) memiliki makna. Bau normal disebabkan oleh asam-asam organik yang mudah menguap. Bau abnormal dapat disebabkan oleh Makanan mengandung atsiri (jengkol, petai, durian dll.) Obat-obatan (mentol, terpentin dll.) Amoniak (perombakan ureum menjadi amoniak oleh bakteri) Ketonuria (bau aseton) Bau busuk (perombakan protein)
82

DERAJAT KEASAMAN URIN


Pemeriksaan ini penting pada kasus gangguan keimbangan asam-basa.

Penyebab berubahnya keasaman urin antara lain mikroorganisme. pH dapat ditentukan dengan kertas lakmus, kertas nitrazin, reagent strip serta campuran indikator (lebih cepat dan tepat).

83

PROTEINURIA
Proteinuria ditandai dengan adanya kekeruhan. Proteinuria ditentukan dengan berbagai cara yaitu: asam sulfosalisilat, pemanasan dengan asam asetat, carik celup (hanya sensitif terhadap albumin). Penetapan jumlah protein ditentukan dengan urin 24 jam atau 12 jam, dengan cara Esbach.

84

langkah-langkah penentuan adanya protein dengan cara pemanasan dengan asam asetat
Masukkan urin jernih ke dalam tabung reaksi sampai 2/3 penuh

Tak ada kekeruhan Ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir Kekeruhan mudah terlihat dengan butirbutir Kekeruhan jelas dan berkepingkeping Sangat keruh, berkeping besar atau bergumpal

+ (protein 0,010,05%) ++ (protein 0,050,2%)

Pegang ujung bawah tabung, panasi lapisan atas urin sampai mendidih selama 30 detik

Bandingkan kekeruhan lapisan atas dengan lapisan bawah urin. Jika keruh mungkin disebabkan oleh protein

Tetesi urin dengan asam asetat 6% (3-5 tetes). Jika tetap keruh maka tes protein positif. Jika kekeruhan hilang, penyebab kekeruhan pertama adalah kalsium fosfat atau kalsium karbonat

+++ (protein 0,20,5%)


++++(> 0,5%)
85

Panasi sekali lagi sampai mendidih, lalu tentukan hasilnya:

GLUKOSURIA
Glukosuria ditentukan dengan reaksi reduksi menggunakan reagen Benedict (terbaik), Fehling dan Nylander. Cara lainnya adalah menggunakan carik celup.

Langkah-langkah pemeriksaan reduksi dengan menggunakan reagen Benedict adalah:


Masukkan 5 cc Reagen Benedict ke dalam tabung reaksi Masukkan 5-8 tetes urin ke dalam tabung Masukkan tabung ke dalam air mendidih selama 5 menit Angkat tabung, kocok, lalu baca hasilnya
86

INTERPRESTASI HASIL

--

biru jernih atau sedikit kehijauan dan agak keruh


hijau kekuningan dan keruh (0,5-1% glukosa) kuning keruh (1-1,5% glukosa) jingga atau warna lumpur keruh (23,5% glukosa) merah keruh (> 3,5% glukosa)
87

-+
- ++

- +++
- ++++

88

PEMERIKSAAN GLUKOSURIA DENGAN MENGGUNAKAN CARIK CELUP

89

BENDA KETON
Benda-benda keton (aseton, aseto asetat dan beta hidroksi butirat) di dalam urin diperiksa dengan menggunakan urin segar karena aseton mudah menguap. Cara pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara Rothera, cara Gerhardt atau menggunakan carik celup. Cara pemeriksaan menurut Gerhardt melalui langkahlangkah sebagai berikut:
Masukkan 5 cc urin ke dalam tabung reaksi, lalu tetesi dengan feriklorida 10% sambil dikocok Jika terbentuknya presipitat putih ferifosfat berhenti, saringlah cairan tersebut Berikan beberapa tetes feriklorida lagi, perhatikan warna merah coklat (benda keton +)
90

Pemeriksaan ketonuria dengan menggunakan carik celup

91

BILIRUBIN
Dalam kondisi patologis terdapat bilirubin di dalam urin. Jika urin dibiarkan sebagaian kecil bilirubin teroksidasi menjadi biliverdin.

Tes untuk bilirubin menggunakan cara percobaan busa, Harrison serta dengan carik celup.
Cara Harrison melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Masukkan 5 cc urin yang telah dikocok ke dalam tabung reaksi Tambahkan 5 cc Barium klorida 10%, lalu campur dan saringlah Ketas saring yang berisi presipitat diangkat dari corong, dibuka lipatannya dan ditaruh mendatar di atas corong. Biarkan sampai agak kering. Teteskan 2-3 tetes reagen Fouchet ke atas presipitat di atas kertas saring Warna hijau menandakan adanya bilirubin
92

UROBILINOGEN
Urobliinogen bereaksi dengan reagen Ehrlich membentuk zat warna merah.Adanya urobilinogen diketahui dengan percobaan Wallace dan Diamond atau dengan menggunakan carik celup. Urin segar praktis tak mengandung urobilin. Urobilin baru muncul kemudian setelah urobilinogen mengalami oksidasi. Cara yang dipakai adalah menggunakan Schlesinger

93

SEDIMEN URIN

Sampel urin untuk pemeriksaan sedimen sebaiknya urin segar.

Cara pemeriksaan sedimen antara lain:


Makroskopis (perhatikan dengan mata telanjang tentang adanya sedimen. Mikroskopis
94

Pemeriksaan Mikroskopis 1) Kocoklah supaya sedimen bercampur 2) Masukkan 7-8 cc ke dalam tabung sentrifuge dan pusingkan selama 5 menit pada 1500-2000 rpm. 3) Tuang cairan atas keluar dari tabung dengan gerakan cepat dan luwes, kemudian tegakkan kembali tabung hingga cairan di dinding kembali ke dasar tabung. Volume sedimen dan cairan menjadi kira-kira cc. 4) Kocok tabung untuk mensuspensikan sedimen 5) Dengan menggunakan pipet Pasteur, taruh 2 tetes sedimen tersebut terpisah ke atas kaca obyek dan tutuplah masingmasing tetes dengan kaca penutup. 6) Turunkan kondensor mikroskop atau kecilkan diafragmanya, kemudian periksalah sedimen itu dengan lensa obyektif kecil (10X) 7) Periksa sedimen itu dengan lensa obyektif besar (40X) 8) Bacalah hasil pemeriksaan
95

Macam sedimen urin


Unsur organik
Sel epitel, Lekosit, Eritrosit, Silinder, Oval fat bodies, Benang lendir, Silinder, Spermatozoa, Potongan jaringan, Parasit, Bakteri-bakteri

Unsur anorganik
Bahan amorf, Kristal normal, Kristal abnormal, Kristal obat,Bahan lemak .

96

CONTOH SEDIMEN URIN

97

TERIMA KASIH

98

Vous aimerez peut-être aussi