Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
0513 -237 9 I
1 1
go.
il
KUALA KAPUAS
KEPUTUSAN DIREKTUR BLUD RSUD dT. H. SOEMARNO SOSROATMODJO i.{riinor : 9@ i ,8 ;RStjC.*<?Si'i2Ai4 TENTANC PENETAPAI\ SISTEM PEMBAGTAN INSENTIF PADA BLUD RSUD dr. H. SOEMARNO SOSROATMODJO DIITEKTUR BLUD RSUD dr. El. SOEMARNO SOSROATMODJO
Menimbang :
Bahwa untuk melaksanakan ketenfrJat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor b I I ahun zUUT tentang Pedornan I cknis Pengeloiaan Keuangan Badan Layanan
b.
UmumDaerah,perluadanyapengalxatmengenaiPembagianlnsentif, Bahwa untuk meningkatkan mutu pelay-anan kesehatan kepada masyarakat, BLUD RSUD dr. H. Soemmo Sosroatrnodjo men-reriukan sumber ciaya nianusia yang profesional, berkualitas dan berkomitmen dan perlu diberikan insentif yang layak dan adil; Bairwa berdasarkan pertim:bangan sebagaimana <iimaksud pada iruruf a tian b, perlu adanya Sistem Pembagian Insentif pada BLUD RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas dengan Keputusan Direktur
Mengingat
i. Uhciang-undang Nomor i6 Tahun 2009 tentang Kcseira'ran; 2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tsntang Rumah Sakit;
..,
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran }{egara Tahun i996 Nomor 4y, Tanr-uairan Lembaran Negara 36s7'); Peraturan Pemerintih Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah Peraturan lvicnteri Daiam l.iegeri iriomor 6i Tairun 2007 Tentang Pedoman Telinis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159.b/MenkeslPer/lVl998 tentang Rumah
Sai<it;
l.
7. 8.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SI(XIIll999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit; Kepuiusan ivienlcri Kcsoiraian i{crnor 5Sl,trienKesiSKr*v?i997 tentang poia iarif Rumah Sakit Pemerintah.
iviEiviUTUSKAii
Menetapkan
NTfIN]IITIE
DOTM fLJUU
S'Jr.
l-t.
TJ
SOEMARNO SOSROATMODJO
iiAts
KETENTUAN UMUM
Pasai i.
ISTILAH - ISTILAH
1.
Umum Daerah ( BLUD ) Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) dr.H.Soemarno Sosroatmodjo.
2. BLUD
Kapuas
RSUD dr.H. Soemarno Sosroatmodjo merupakan rumah sakit umum daerah yang milik PemerinahKabupaten Kapuas dan berkedudukan di kota Kuala
menerapkan PPK-BLUD
3.
Dewan Pengawas Rumah Sakit adaiah Dewan yang bertugas untuk meiaksanakan pengawasan
terhadap pengurusan BLUD dan ditetapkan oleh Bupati dengan persyaratan realisasi nilai omset
Limabelas
Rp
4.
5.
Yang dimaksud Direktur adalah Pemimpin BLIID RSUD-dr.H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala
Kapuas.
Jabatan strukturai adalah suatu kedudukan yang menunjukkan suatu tugas, tanggungjawab,
Sipil
6.
( Kabid )
III
yang membantu Direktur daiam pelayanan administrasi, dara dan informasi dan pelaporan untuk
pengambil an keputusan pimpinan suatu organisasi
i.
Kepala Seksr
eselon
dalam menyiapkan data dan informasi, membuat bahan, menyelesaikan tugas dan laporan
sebagai bahan pengambilan keputusan pimpinan suatu organisasi.
8. Kepala
Instalasi adalah suatu jabatan non struktural bagi unit-unit usaha strategis tempat
untuk observasi, diagnosis, pengabatary rehab medik atau pelayanan kesehatanlainnya dengan
l0.labatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan
hak seolang Pegawai Negeri Sipii dalam rangka menjaiankan tugas pokok dan fungsi keahhan
dan
atau ketrampilan
tetap atau dokter yang sudah di SK-kan oleh direktur atau pejabat yang berwenang kecuali
riokter tamu.
dan
Dokter tamu adalah dokter bukan karyawan tetap rumah sakit yaitg drperkenankan merawat atau
melakukan tindakan di rumah sakit berdasarkan SK Direktur.
15.
i6. Yang dimaksud tenaga kontrak adalahtenaga non CPNS/PNS yang bekerja di rumah sakit baik
bidang kesehatan atau non kesehatan sebagai pegawai tidaktetap dengan pengelolaan system konirak harian selam 1 ( satu ) tahun arLggarafi.
17.Taif paket
adalah
dengan
pembiayaan meialui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS ) Kesehatan, Jamkesda serta
pasien yang pembiayaannya dijamin oleh instansi atau ba{an berdasarkan tarif BPJS Kesehatan atau Jamkesda.
18.
Tarif bukan paket adalahtanf pelayanan pasien berdasa*an Perda Kabupaten Kapuas Tentang
Retribusi Jasa Unrum Peiayananan Kesehatan Pada RSUD
L9.Yang dimaksud dengan keuntungan usaha lain adalah keuntungan yang diperoleh dari seluruh
pendapatan unit-unit usaha rumah sakit selain jasa pelayanan dan operasional rumah sakit
Pasal2
AJ,AS
Sistem pembagian insentif berazaskantiga hal yaitu
:
1.
2.
3.
Kepafiitan, dengan melihat kemampuan rumah sakit dalam memberikan insentif kepada
karyawan.
Pasal3
saLir
( RBA )
Setrap karyawan sebagar indivrdu atau kelompok profbsr yang menghasilkan Jasa peiayanan,
ke
Setiap karyawan yailg memangku jabatan pada pusat pendapatan atau revenue cefitre maupun pusat pemb iayaanatau cost centre, berkewajiban untuk
*"r*r.L
dilengkapi dengan indikatoq targetl standar dan sistem akuntabilitasYang tergolong kepada kelompok pusat pendapatan atau revenue centre adalah
:
f.
g. h.
Instalasi Farmasi
Instalasilaboratorium
Instaiasi Radiologi
i. Instalasi PelayananDarah j Instalasi Rehabilitasi Medik k. Instalasi Gizi i. Instalasi lain yang menghasilkan jasa
6.
Yang tergolong kepada kelompok pusat biaya atau cost centre adalab
.
a. b.
Direktur
Kepala Bagian dan Kepala Bidang
c. Kepala Sub bidang atau sub bagian ataukepala seksi, kepala instalasi d. Kepala ruangan, kepala satuan pengawas internal, ketua panitia/tim e. Ketua komite medrk, ketua komite keperawatan, ketua komrte mutu f" Unit - unit lain yang tidak menghasilkan jasa
BAB
II
1. Sistem pembagian insentif adalah sistem yang mengatur pembagian insentif karyawan
BLIID RSUD dr.H.Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas
teiah disepakati.
pada
2.
Insentif adalah tambahan pendapatan bagi karyawafl yang besarannya bisa berubah-ubah
sesuai dengan kinerja karyawan yang bersangkutan.
keuntungan usaha lain rumah sakit sebagai sumber dana insentif tidak langsung karyawan.
4.
sakit.
5. Insentif
pada unit-unit
pendapatan setelah kontribusi untuk dana POS insentif dari jasa pelayanannya diberikan.
6. Besaran persentase untuk dana POS insentif riitentukan melalui kesepakatan t 7. Insentif tidak langsung adalah insentif yang sumber dananya diperoleh melalui POS insentif.
L
g.
Distribusi insentit iangsung cian ticiak iangsung ciiciasarkan pacia scoring yants drtentukan
mel
si
Indexing adalah cara atii,.t perangkat untuk menentukan besaran bcore individu karya'wan
sesuai dengan beban kerjanya.
nilai individu atau kelompok prof'esr, yang merupakan hasrl kali antara index
13.
Total score rumah sakit adalah penjumlahan terhadap seluruh total score individu atau
kelompok profesi ( karyawan rumah sakit )
l2.
Jasa pelayanan
t.
Asrama dlL.
Pasal 6
Tarif rumah sakit terdin darr jasa sarafia prasarana rumah sakit atau akomodasi dan jasa
pelay ananl jasa operator ljasa lainnya.
2.
Jasa pelayanan
terdiri dari jasa medis, jasa keperawatafi, jasa kefarmasian, jasa paramedis
I asa pelay anan y ang tercantum didalam komponen tarif bukanlah insentif
4.
Selanjutnya
ket-armasian,
jasa paramedis
non
keperawatan dan jasa pelaksana teknis yangtercantum didalam komponen tarif rumah sakit, disebut sebagai insentrf setelah ciiatur distribusinya drdalam slstem pembagran rnsentrt.
5.
Jasa medis adalah pendapatan individu yang dihasilkan aklbat pelayanan dokter dan merupakan bagrat jasa pelayanan rumah sakit yang tercantum didalam komponen tarif
rumah sakit yang bersifat individu, meliputi dokter spesialis {an umum, dokter spesialis gigi dan dokter gigi serta do}<ter tamu.
6.
komponen tarif rumah sakit. Meliputi pendapatan perawat umum, perawat anastesi, bidan,
nerS.
7.
Jasa kefarmasian adalah pendapatan kelompok farmasi yang dihasilkan akibat pelayanan
kefarmasian dan merupakan bagrat dari jasa peiayanan rumah sakit yang tercantum daiam
komponen
cian
pelaksana farmasi.
8.
Jasa paramedis non keperawatan a<iaiah pendapatan kelompok yang dihasilkan akibat pelayanan non keperawatan dan merupakan bagian dari jasa pelayanan rumah sakit yang tercantum iialam komponen tarif rumah sakit. Meliputi jasa fisikawan medis, radiographer,
analis laboratorium, fisioterapis, ahli gizi
9.
iasa pelaksana teicnis adalah pendapatan kelompok yang dihasiikan akibat peiayanan tenaga
l.
2.
Iarii'bukan paker ridak beriaku daiam sistem pembagran rrrsentii ini hingga drlakukan
p
Tarifpaket
Proporsi jasapelayanan berdasarkan ketentuan sebagai berikut
:
. . . . r
ABitr
terdiri
Jasa
BAIJ iiT
DISTRIBUSI INSENTIF
Fasai
I
ini hingga ciiiakukan
1. Tarif
pembahasan penerapannya.
Pasai
i. Direktur rumah sakit menciapatkan 4a/o darrjasa pelayanan dan tidak dilakukan indexing. 2 1% dari ja*apelayanan sebagai jasamanalemen. 3 57 yo ciari jasa pelayanan didistribusikan kepada indiviriu atau kelompok revenue centre
.
Pasal 10
Sumber Dana Insentif Dari Keuntungan Usaha Lain
i.
Keuntungan apotek
a. Direktur mendapatkan 4 o/o dari keuntungan apotek b. Manajemen mendapatkan L Ti dari keuntungan apotek c. Dana pengembangan apotek 15 Yo dari keuntungan apotek d. Kesejahteraankaryawan apotek 15 Yo dai, keuritungan apotek e. BLUD RSUD 15 o/a dari keuntungan apotek
f. 2.
a. b.
POS insentif
j.
Komposisr pembagran dari keuntungan usaha iain sebagar sumber dana rnsentrf yang belum diatur, akan dilakukan pembahasan lebih lanjut.
BAB IV
INDEXING
Fasai
11
i.
pembahasan
Tarif Paket
2.
a.
Basic index utuu index dasur. merupakan penghargaan sebagai insentif dasar bagi
seluruh karyawan yang standarnya diadopsi dari gaji pokok karywwan yang
bersangkutan, dengan ketentuan setiap gaji pokokdibagi denganRp. 1.104.350.
Misal : Gaji pokok Pak Bondan Fr:p. 2.922.20A, maka diperloeh nilai basic index
sebesar F.':p. 2.922.200/Rp 1.104.350
2,65.
b.
capaeity berdasarkan
No I
2
J
Kualifikasi lCapacity
SMP
Index
0,4 0,8
1,2 1,6
SMA /SMU
D-I
D-II
D- III
2,4 2,4
2,8
6
7 8
D*IV
s.
1
-)3,6
4
9 10
ltugr\al
pErruruu(afl yailB LrLraK scsuan ucllgall pusrsr KerJa Kafyawarr rltra'K. ur:il(ur
Misai
Resiko index adalah nilai untuk resiko yang diterima karyawan akibat pekerjaannya.
Resiko index terbagi menjadi 4 grade yaitu
:
i.
Resiko Grade I dengan nilai 1 adalah, kemungkinan terjadi resiko kerja yang bersifat fisik ringan apabila karyawan tersebut bekerja sesuai protap
SOP.
Termasuk daiam Resiko Gra<ie I ini adaiah : Kepegawaian, Yanme<i, Rumah Tangga, Keperawatan, Keuangan, Medical record, Loket Pendaftaran, Kasir,
Ahli Cizi,
Adm.
ii.
Resiko Grade
II
ll1.
Resiko Grade
ieqadi resiko
kerja yang bersifat kimiawi, infeksius potensi tinggi, fisik dengan potensi
Ambulance,I*, Dokter
Spesialis
Penyakit Bedah, Dalam, Anak, Obsgyn, Anastesi, Perawat Rujukan. iv. Resiko grade
fV
4 adalal; kemungkinan
teriadi resiko
kerla yang bersiiat radiasi, kimiawi cian int-'eksius dengan potensi sarrgat
SOP.
Emergency indsx adalah penilaian terha,dap fieks;ensi beban emergenc-v 5rang harus
disegerakan. Terdiri dari 4 ( empat ) grade yartu
.
i.
Grade
Garde
i.
Termasuk ciaiam
Gizi, seluruh Polikiini( UTD, IPSRS, Kepegawaian, Yanmed, Rumah tangga, Keperawata4 Keuangan, Medical recard, Kasir, Satpam, Linen,
Kamar tuiayai, CSSD.
ii.
Crrade
Grace
iii.
Grade
Grade
Itr ini
adalah
Perawat Rujukan
iv. Grade IV, Emergency sangat tinggi dengan nilai sama dengan 4. Termasuk dalam Grade IV ini adalah : IGD, Ponek, \'i(, Dokter Spesialis Penyakii
Bedah, Dalam, Anak, Obsgyn, Anastesi.
Position index adatah penilaian terhadap beban jabatan yang disandang karyawan
yang bersangkutan, dengan syarat terdapat SK darigpemerintah atau direktur rumah sakit terdiri atas
:
No
1
Index
I
2
Kasubag, Kasi,
J
Komite
J
medic/kepe r aw atan.
Pengeluaran, APBD,PPTK
Presence
indu
adalah, penilaian
karyawanrumah sakit dengan ketentuan nilai index per hari sama dengan 0,15 dan
satu bulan sama dengan 26 hari.
3.
i.
lndexing profbsi
Index
No
I
2
3
4
3
2
I
ii.
No
Profesi
Rawat Ianp
Rawat Jalan
4 3
Z
Bedah,
4
2
1,5
I
4
5
5
1,4
0,5
4,7
111.
1.
No
1
Profesi
Index
4
2
.,
a J
2.
a. Kegiatan b.
i.
index
lingkup
kegiatan dan jumlah pasien yang dllayani jika melakukan kegiatan pelayanan diluar lingkup kegiatan sesuai pada poin pertama (a),
dengan ketentuan
:
l) 2) 3)
i=rhak yang
4)
iv.
1)
dan lingkup
dan
b)
i. ii.
2) Untuk
b. Rttsio antara jumlah tenxga dengan jumlah pmien yang dilayani, merupakan
perbandingan antara jumlah tenaga yang diperlukan sesuai standar pelayanan minimal
SPM
ketenagaan
RS
dengan
1) 2) 3) 4)
11.
Kategori Tenaga Sangat Tinggi (TST ), jika jumlah tenaga yang ada dua kali lebih tinggi dari kebutuhan jumlah tenaga yang diperlukan.
sesuai
Kedua, pemberian kategai jumlah pasien yang dilayani dengan cara membuat lebar keias
intervai
dengan kategori 4
teruaga
Rasio
Index
Rasio
lndex
0,375 0,875
Rasio
Index
0,25 0,75
1,25 1,75
Rasio
Index
TK:A TK:B
TK:C TK :D
o5 '1I
1,5
TC
:A TC:B
TT. A
TST:A
TST:B
TST:
C
4,125
0,625 T,125 1.625
TC:-c
1,375
1,875
TC:D
TC :E
,7.l1 . E IL, . I'
TK:E
,\"I7 . D Il\ . I'
)\
J
2,375
LIOtJ
TST:D
TST:E
.ro.n
f!ll
))<
11q
3,25 3,75
a olf
.D I'
TK:G
3,5
4
TC: G
3,375
3,875
TT: G f'I' :H
TST:G TST:H
l'K:H
c. Sifat pelayanan,
dilakukan oleh petugas kepada pasien. Ada dua kategori sifat pelayanan
i.
adalah merupakan
diiakukan ciengan
cara
pasien
bait<
menggunakanperalatanatautidak.Termasukdalamkategoriiniadalah.
Pol. Dalam, Pol. Gigi, Pol. Jiwa, Pol. Jantung, Pol. Kukel/THT, Pol.
Mata,, Pol. Obsgin, Pol. Paru, Pol. LrSG/EKG, Radiologi, Frsioterapi,
Pal. Gzi
b.
R.
pelayanan kepada pasien yang dalam pelaksanaannya tidak harus dilakukan dengan caraintervensi langsung kepada pasien. Termasuk dalam kategori ini
adalah.
a. Rawat lalan . Farmasi, Loket. b. Rawat Inap : Farmasi, Instalasi Grzi ( non ahli gizi ,,
Laboratorium, Linen, Loket.
IPSRS,
pada
i.
No
I 2
1
Dokter
Index
Spesialis PenvcLit Redah T)alam Kandrrnrvan Anak *"" - -"J ---""*"D!r" dan Anastesi.
1<
Z
1,5
ii.
Indexing frekuensi kontak dengan pasien rawat inap untuk non medis
No
1
2
3
Instalasi/Ruanq Perawatan Instaiasi Gizi, instaiasi Farmasi, iPSRS, Loket, Km Mayat, Linen, Ambulance Laboratorium Radioloei. Fisioteraoi. UTD OK centraVcyto, Ruang Tertai, Mawar, Cempaka, Kenane4 Dahlia IsolasiAnggrek, YIP
Index
I
1,5
6
7
?5
4
iii.
No
I
2
a J
Dokter
Index
0
0.5
I
1,5
4
5
Dokter spesialis
/ Umum Pol.Anak,
Dalam,
JiwaKukel.Paru.HIV, Jantung,Mata
)<
umum
3,5
4
Instalasi/Poliklinik
0.5
Loket, Instalasi farmasi, Pol, Gizi Polilpenunj ng selain y ang telah ditentukan nrlainya
I
1,5
Pol. Dalm, Pol. Anak, Fisiot, EKGruSG, Radiologi, Laboratorium, OK Poliklinik Giei IGD, P. Mata
6
1
)\
.,
15
4
I
Resiko
ind*,,
Resiko grade
dengan nilal'
adaLalU
SOP.
a. b.
tt-
Rawat Jalan : Loket, Farmasi, Poli Jiwa, Poii Mata, Poli Jantung. Rawat Inap : Loket, Farmasi,Instalasi/lrIon Ahli Gizi, IPSRS
Resiko grade
II
yang bersifat infeksius potensi sedang, fisik dengan potensi sedang meskipun
a. b.
111
Rawat Jalan : Poli. Anak, Poli. Cbsg, Poii, Kukel, USG, Fisioterapi, Pol.
YIP.
Resiko grade III riengan nilai index 3 adalah, kemungkinanterjadi resiko kerja yang bersifat
III ini
adalah
a.
Rawat lalan
Bedah, Poli
b.
iv.
Resiko grade
IV
dengan
dan infeksius
a.
.b.
f.
i.
(hade l, emergency rendah dengan index 1. Termasuk tiaiam grade ini adalah
a. b. ii.
Rawat Inap
Loket,Linen
: UTD,
IPSRS,
Inst Giz|
Grade
II, emergency
a. b.
Rawat Jalan . Radiologi, Farmasi Rawat Inap : Radiologi, Farmasi, OK Central. R. Cempaka, R. Dahlia, R.
Farmasi, R. Isolasi, R. Kenanga, R. Mawar, R. Perinatologi, R. Teratai, R.
Anggrek, VIP.
iii.
Grade
III, Emergency tinggi dengan index 3. Termasuk dalam grade ini adalah
a. b. iv.
Grade
lV, Emergency sangat tinggi dengan index 4. Termasuk dalam grade ini
adalah:
a. b.
Rawat Jalan
Obsgyn
: lGD,
Rawat lnap
g.
yaog dilayani setiap bulan. Indexing dilakukan dengan cara membagi jumlah pasien yang dilayanai oleh instalasilruang rawat inap maupun rawat jalan dengan
jumlah pasien terbanyak yang dllayani oleh instalasilruang rawat inap maupun
rawat jalanpadabulan tersebut kemudian dikalikan empat.
i.
No
1
Variabel Index
Basic Index Competency Index Resiko Index Emersencv Index .OJ
Rating
I
J
3
-)
2
J 4
5
t_!
Position Index
n.^^^.^^^ rr\isgiltc r.^l^-, .tlrll(ix
J
A
2. Rating
No
Rating
4
J J
J
a
I
2
.,
4
5
a J a
6
7
Jumlah Pasien
-')
Fasai 14
Score
1. Score dilakukan setelah indexing dan rating. 2. Setiap individu atau kelompok karyawan pada unit-unit pendapatan
dapat menerima
insentif langsung dengan rumus INSENTIF LANGSUNG Sama Dengan Total Score Individu atau Kelompok Karyawan Dibtgi Total Score Seluruh Karyawan Rumah Sakit
Yang &tenerima Insentif Langsung Dikali Dana lnsentif Lanpsung
3.
Setiap karyawan rumah sakit dapat meaerima insentif tidak langsung dengan fllmus
INS'EI{TIF TIDAK LAI{GSUNG Sama Dengan Total Score Individu Karyawan Dibugi
insentif Total Score Seluruh KaryawanRumah Sakit Dikali Total Dana PO$ l
Pasal 15
Ketentvan-Ketenttuan
1.
Tenaga medis merupakan revenue centre yaflg Jasa pelayanannya bersifat individu dan berlaku ketentuan insentif langsung dan insentiftidak langsung-nya jugabersifat induvidu.
2.
lasa pelayanan revenue centre non medis bersifat kelompok dan beriaku ketentuan sebagai
berikut
di
3. Mempertimbangkan keadaan
a. Insentif langsung kelompok
i. Variabei basic'
jumiuh
pasien yang dilayanai nilai indexnyaberlalco sesuai nilai index pada instalasilruang
tersebut.
1) Nilai emergency index ruatrg lGD dibagi bersama dengan kelompok ners ruang ICU.
2) Untuk kelompok ners diluar IGD dan ICU penilaiannya dilakukan detgan
cara
membagi nilai index tertinggi dariruang selain IGD, ICU kemudian dibagi jumlah
ruang dimana terdapat tenaga ners ( mengikuti pola perhitungan pasal 15 ayat huruf a. i )
i.
Yariabel basic index, sifat pelayanan, frekuensi kontak dsn resiko index nllai
indexnya bersifat satu kelompok. Misal, nilai index sifat pelayanan2 dengan ratrng
3, jumlah instalasi dan ruang dimana terdapat teraga anastesi ada 8 ruang, maka
diperoleh index per ruanglinstalasi sebesar U,25 sehrngga nilai score per ruang
sebesar 0,75.
ii.
Variabel rasio antara jumlah tenaga dengan jumlah pasien, emergency inciex dan
jumlah pasien yang dilayanai nilai indexnya berlaku sesuai nilai index pada
instalasi/ruang tersebut dan khusus insentif tidak lhngsung, emergency indexnya diambil yang mempunyai niali index tertinggi.
4. 5.
Jika dalam satu bulan Instalasi/Ruang/Poliklinik rawat inaplrawat jalan tidak ada pasien
6. Ketentuan padapasal 15 ayx 5 tersebut tidak berlaku untuk Instalasi IPSRS danLaundry. 7. Khusus tenaga dokter non PNS diberlakukan sebagaimanatenaga dokter PNS.
8.
Khusus tenaga ambulance meskipun sebagai revenue centre, ciaiam sistem pembagian
insentif ini hanya mendapatkan insentif tidak langsung.
9.
Standar Competency index tertinggi tenaga konirak seiain ciokter cian S-1 dengan profesi
adalah;
'
a. b.
Keperawatan, Keuangan
tr-iir
Tangga
: SLTA
10. Karya-wan yang mengambii cuti besarlkhusus, tidak mendapatkan 11. Presence index
cuti atau qtn yang tidak dapai tiiiakukan kunsui. lZ.Presence index untuk pelayanan on call dihitung 5A Ya
Pasai
i6
Sanksi
i. Karyawan yarrg
2.
)-
Pasal 17
Lain-Lain
1
Jasa
Pendapatan dari
),Asrama
diberlakukan sebagai sumber dana insentif dari keuntungan usaha lain setelah dilakukan
p e mb aha
s
an dengan
engelola.
3.
Sistem sidik iari atau kartu dizunakan untuk menshituns.kehadiran karyawan BLUD RSUD
BAB
n-
I/I
PENUTUP
1--l rasai i;
lanaari2Al4,
darr apabila
di kemudian hariterdapat
NIP
1964013 18