Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pintu Romijn adalah alat ukur ambang lebar yang bisa digerakkan untuk mengatur dan mengukur debit di dalam jaringan saluran irigasi. Agar dapat bergerak, mercunya dibuat dari pelat baja dan dipasang di atas pintu sorong Pintu ini dihubungkan dengan alat pengangkat.
Mercu dengan kemiringan 1:25 & lingkaran tunggal Vlugter (1941) menganjurkan penggunaan pintu Romijn dengan kemiringan
mercu 1:25. Hasil penyelidikan model hidrolis di laboratorium yang mendasari rekomendasinya itu tidak bisa direproduksi lagi (Bos 1976). Tetapi dalam program riset terakhir mengenai mercu berkemiringan 1:25, kekurangan kekurangan mercu ini menjadi jelas : - Bagian pengontrol tidak berada di atas mercu, melainkan diatas tepi tajam hilirnya, dimana garis garis aliran benar benar melengkung. Kerusakan terhadap tepi ini menimbulkan perubahan pada debit alat ukur. - Karena garis garis aliran ini, batas moduler menjadi 0,25: bukan 0,67 seperti anggapan umumnya. Pada aliran tenggelam H2/H1 = 0,67, pengurangan dalam aliran berkisar dari 3% untuk aliran rendah sampai 10% untuk aliran tinggi (rencana). Karena mercu kemiringan 1:25 juga lebih rumit pembuatannya dibandingkan dengan mercu datar, maka penggunaan mercu dengan kemiringan ini tidak dianjurkan.
Perencanaan Hidrolis
Dilihat dari segi hidrolis, pintu Romijn dengan mercu horisontal dan peralihan penyempitan lingkaran tunggal adalah serupa dengan alat ukur ambang lebar yang telah dibicarakan pada Pasal 2.2. Untuk kedua bangunan tersebut, persamaan antara tinggi dan debitnya adalah : 1.5 1 Q C C 2 / 3 2 / 3 g b h d v c = .... (2.13 ) dimana : Q = debit m3/dt Cd = koefisien debit Cv = Koefisien kecepatan datang g = percepatan gravitasi, m/dt2 ( 9,8) bc = lebar meja, m h1 = tinggi energi hulu di atas meja, m di mana koefisien debit sama dengan Cd = 0,93 + 0,10 H1/L .... (2.14) dengan H1 = h1 + v1 2/2g dimana : H1 = tinggi energi diatas meja, m v1 = kecepatan di hulu alat ukur, m/dt .... (2.15) Koefisien kecepatan datang Cv dipakai untuk mengoreksi penggunaan h1 dan bukan H1 didalam persamaan tinggi energi debit (Persamaan 2.13).
Papan Duga
Untuk pengukuran debit secara sederhana, ada tiga papan duga yang harus dipasang, yaitu: - Skala papan duga muka air disaluran - Skala sentimeter yang dipasang pada kerangka bangunan - Skala liter yang ikut bergerak dengan meja pintu Romijn Skala sentimeter dan liter dipasang pada posisi sedemikian rupa sehingga pada waktu bagian atas meja berada pada ketinggian yang sama dengan muka air di saluran (dan oleh sebab itu debit diatas meja nol), titik nol pada skala liter memberikan bacaan pada skala sentimeter yang sesuai dengan bacaan muka air pada papan duga di saluran (Lihat Gambar 2.18).