Vous êtes sur la page 1sur 15

PINTU ROMIJN

Pintu Romijn adalah alat ukur ambang lebar yang bisa digerakkan untuk mengatur dan mengukur debit di dalam jaringan saluran irigasi. Agar dapat bergerak, mercunya dibuat dari pelat baja dan dipasang di atas pintu sorong Pintu ini dihubungkan dengan alat pengangkat.

Tipe tipe alat ukur Romijn


Sejak pengenalannya pada tahun 1932, pintu Romijn telah dibuat dengan tiga bentuk mercu (Gambar 2.18), yaitu : (i) Bentuk mercu datar dan lingkaran gabungan untuk peralihan penyempitan hulu (Gambar 2.18A) (ii) Bentuk mercu miring ke atas 1:25 dan lingkaran tunggal sebagai peralihan penyempitan (Gambar 2.18B) (iii) Bentuk mercu datar dan lingkaran tunggal sebagai peralihan penyempitan (Gambar 2.18 C)

Mercu horisontal & lingkaran gabungan


Dipandang dari segi hidrololis, ini merupakan perencanaan yang baik. Tetapi pembuatan kedua lingkaran gabungan sulit, padahal tanpa lingkaran lingkaran itu pengarahan air diatas mercu pintu bisa saja dilakukan tanpa pemisahan aliran.

Mercu dengan kemiringan 1:25 & lingkaran tunggal Vlugter (1941) menganjurkan penggunaan pintu Romijn dengan kemiringan
mercu 1:25. Hasil penyelidikan model hidrolis di laboratorium yang mendasari rekomendasinya itu tidak bisa direproduksi lagi (Bos 1976). Tetapi dalam program riset terakhir mengenai mercu berkemiringan 1:25, kekurangan kekurangan mercu ini menjadi jelas : - Bagian pengontrol tidak berada di atas mercu, melainkan diatas tepi tajam hilirnya, dimana garis garis aliran benar benar melengkung. Kerusakan terhadap tepi ini menimbulkan perubahan pada debit alat ukur. - Karena garis garis aliran ini, batas moduler menjadi 0,25: bukan 0,67 seperti anggapan umumnya. Pada aliran tenggelam H2/H1 = 0,67, pengurangan dalam aliran berkisar dari 3% untuk aliran rendah sampai 10% untuk aliran tinggi (rencana). Karena mercu kemiringan 1:25 juga lebih rumit pembuatannya dibandingkan dengan mercu datar, maka penggunaan mercu dengan kemiringan ini tidak dianjurkan.

Mercu horisontal & lingkaran tunggal : (lihat Gambar 2.19)


Ini adalah kombinasi yang bagus antara dimensi hidrolis yang benar dengan perencanaan konstruksi. Jika dilaksanakan pintu Romijn, maka sangat dianjurkan untuk menggunakan bentuk mercu ini.

Perencanaan Hidrolis
Dilihat dari segi hidrolis, pintu Romijn dengan mercu horisontal dan peralihan penyempitan lingkaran tunggal adalah serupa dengan alat ukur ambang lebar yang telah dibicarakan pada Pasal 2.2. Untuk kedua bangunan tersebut, persamaan antara tinggi dan debitnya adalah : 1.5 1 Q C C 2 / 3 2 / 3 g b h d v c = .... (2.13 ) dimana : Q = debit m3/dt Cd = koefisien debit Cv = Koefisien kecepatan datang g = percepatan gravitasi, m/dt2 ( 9,8) bc = lebar meja, m h1 = tinggi energi hulu di atas meja, m di mana koefisien debit sama dengan Cd = 0,93 + 0,10 H1/L .... (2.14) dengan H1 = h1 + v1 2/2g dimana : H1 = tinggi energi diatas meja, m v1 = kecepatan di hulu alat ukur, m/dt .... (2.15) Koefisien kecepatan datang Cv dipakai untuk mengoreksi penggunaan h1 dan bukan H1 didalam persamaan tinggi energi debit (Persamaan 2.13).

Dimensi dan Tabel debit standar


Lebar standar untuk alat ukur Romijn adalah 0,50, 0,75, 1,00, 1,25 dan 1,50 m untuk harga harga lebar standar ini semua pintu, kecuali satu tipe, mempunyai panjang standar mercu 0,50 untuk mercu horisontal dan jari jari 0,10 m untuk meja berunjung bulat. Satu pintu lagi ditambahkan agar sesuai dengan bangunan sadap tersier yang debitnya kurang dari 160 l/dt. Lebar pintu ini 0,50 m, tetapi mercu horisontalnya 0,33 m dari jari jari 0,07 m untuk ujung meja. Kehilangan tinggi energi H yang diperlukan diatas alat ukur yang bisa digerakkan diberikan di bagian bawah Tabel A.2.5, Lampiran 2. Harga harga ini dapat dipakai bila alat ukur mempunyai saluran hilir segi empat dengan potongan pendek, seperti ditunjukkan pada contoh gambar 2.18. Jika dipakai saluran hilir yang lebih besar, maka kehilangan tinggi energi sebaiknya diambil 0,4 Hmaks. Harga harga besaran debit yang dianjurkan untuk standar alat ukur Romijn diberikan pada Tabel 2.6.

Papan Duga
Untuk pengukuran debit secara sederhana, ada tiga papan duga yang harus dipasang, yaitu: - Skala papan duga muka air disaluran - Skala sentimeter yang dipasang pada kerangka bangunan - Skala liter yang ikut bergerak dengan meja pintu Romijn Skala sentimeter dan liter dipasang pada posisi sedemikian rupa sehingga pada waktu bagian atas meja berada pada ketinggian yang sama dengan muka air di saluran (dan oleh sebab itu debit diatas meja nol), titik nol pada skala liter memberikan bacaan pada skala sentimeter yang sesuai dengan bacaan muka air pada papan duga di saluran (Lihat Gambar 2.18).

Karakteristik alat ukur Romijn


- Kalau alat ukur Romijn dibuat dengan mercu datar dan peralihan penyempitan sesuai dengan Gambar 2.18.C, tabel debitnya sudah ada dengan kesalahan kurang dari 3%. - Debit yang masuk dapat diukur dan diatur dengan satu bangunan - Kehilangan tinggi energi yang diperlukan untuk aliran moduler adalah di bawah 33% dari tinggi energi hulu dengan mercu sebagai acuannya yang relatif kecil. - Karena alat ukur Romijn ini bisa disebut berambang lebar , maka sudah ada teori hidrolika untuk merencanakan bangunan tersebut. - Alat ukur Romijn dengan pintu bawah bisa dieksploitasi oleh orang yang tak berwenang, yaitu melewatkan air lebih banyak dari yang di izinkan dengan cara mengangkat pintu bawah lebih tinggi lagi.

Kelebihan kelebihan yang dimiliki alat ukur Romijn


- Bangunan itu bisa mengukur dan mengatur sekaligus - Dapat membilas endapan sedimen halus - Kehilangan tinggi energi relatif kecil - Ketelitian baik - Eksplotasi mudah

Kekurangan kekurangan yang dimiliki alat ukur Romijn


- Pembuatan rumit dan mahal - Bangunan itu membutuhkan muka air yang tinggi di saluran - Biaya pemeliharaan bangunan itu relatif mahal - Bangunan itu dapat disalahgunakan dengan jalan membuka pintu bawah - Bangunan itu peka terhadap fluktuasi muka air di saluran pengarah.

Penggunaan alat ukur Romijn


Alat ukur Romijn adalah bangunan pengukur dan pengatur serba bisa yang dipakai di Indonesia sebagai bangunan sadap tersier. Untuk ini tipe standar paling kecil (lebar 0,50 m) adalah yang paling cocok. Tetapi, alat ukur Romijn dapat juga dipakai sebagai bangunan sadap sekunder. Eksploitasi bangunan itu sederhana dan kebanyakan juru pintu telah terbiasa dengannya. Bangunan ini dilengkapi dengan pintu bawah yang dapat disalahgunakan jika pengawasan kurang.

Vous aimerez peut-être aussi