Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Seorang bayi perempuan usia 3 hari dirawat karena kuning sejak lahir. Ibu mengatakan bahwa bayi mulai kuning sejak usia <24 jam. Bayi dilahirkan secara normal per vaginam di rs, langsung menangis, riwayat demam tidak ada dan pasien makin lama makin tampak pucat dan ikterik. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV dalam batas normal, kulit ikterik. tidak terdapat hepato-splenomegali. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan gol.darah bayi adalah B, dan ibu gol. Darah O.
ANAMNESIS
Identitas RP RPP
PEMERIKSAAN FISIK
TTV Inspeksi Palpasi
Perkusi
Auskultasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes Hb Tes Bilirubin Tes coombs
Langsung
eritrosit yang akan diperiksa dicuci lebih dahulu kemudian dicampur dengan serum Coombs, yaitu serum hewan yang mengandung anti zat spesifik terhadap human globulin.(aglutinasi +)
Tak langsung
Antibodi serum pada bayi, kemampuan anti IgG (Coombs) serum untuk mengaglutinasi eritrosit yang dilapisi dengan IgG. Untuk melakukan uji ini, serum darah pasien dicampur dengan eritrosit yang diketahui mengandung antigen eritrosit tertentu, diinkubasi, kemudian dilakukan pencucian
WORKING DIAGNOSIS
ABO Hemolytic disease of newborn
DIFERENTIAL DIAGNOSIS
Rh-HDN Penyakit hemolitik isoimun dari antigen D sekitar tiga kali lebih sering pada orang kulit putih daripada orang kulit hitam. Bila darah Rh positif dimasukkan pada wanita Rh negative karena kesalahn atau bila sejumlah kecil darah janin Rh positif yang mengandung antigen D yang diwariskan ayah Rh positif masuk ke dalam sirkulasi ibu selama kehamilan, lewat abortus spontan atau buatan, pada persalinan, pembentukan antigen D dipacu pada ibu resipien Rh negative yang belum disensitisasi
ETIOLOGI
Hemolytic disease of the newborn (HDN) merupakan suatu bentuk anemia hemolitik yang mengenai fetus dan bayi baru lahir. Penyakit ini terjadi apabila aloantibodi maternal (IgG) terhadap antigen sel darah merah fetus melintasi plasenta.
EPIDEMOLOGI
Pada sebagian besar neonatus, ikterik akan ditemukan dalam minggu pertama kehidupannya. Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada 60% bayi cukup bulan dan 80% bayi kurang bulan. Ikterus ini pada sebagian penderita dapat berbentuk fisiologik dan sebagian lagi patologik yang dapat menimbulkan gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian.
PATOFISIOLOGI
Inkompabilitas golongan darah utama antara ibu dan janin biasanya mengakibatkan penyakit yang lebih ringan daripada inkompabilitas Rh. Antibody ibu akan dibentuk melawan sel B jika ibu golongan A atau melawan sel A jika ibu golongan B.
Antigenitas factor ABO yang rendah pada janin dan bayi baru lahir dapat menyebabkan insidens penyakit hemolitik ABO berat yang trelatif remdah dibandingkan insidens inkompabilitas antara golongan darah ibu dan anak.
Walaupun antibody terhadap factor A dan B terjadi tanpa imunisasi sebelumnya (antibody alamiah), factor-faktor ini biasanya terdapat fraksi 19S (IgM) gama globulin, dan tidak melewati plasenta
PATOFISIOLOGI
antibody terhadap antigen A univalent inkomplit (albumin aktif) yang terdapat pada fraksi 7S (IgG) dapat melewati plasenta sehingga penyakit hemolitik isoimun A-O dapat ditemukan pada bayi pertama yang dilahirkan
menjadi imun terhadap factor A atau B dari kehamilan inkompatibiel sebelumnya juga menunjukkan antibody dalam fraksi gamma globulin 7S
antibody imun ini terutama merupakan mediator penyakit isoimun ABO
MANIFESTASI KLINIK
Kasus sebagian ringan, datang dengan adanya ikterus, jarang ada hydrops fetalis(lahirmati) serta hepato-splenomegali, 40-50% anak pertama
PENATALAKSANAAN
Foto terapi Tranfusi tukar Tranfusi albumin
PENCEGAHAN
Pemberian roh-GAM pada usia kehamilan 7 bulan,
PROGNOSIS
Jika dilakukan tranfusi kemungkinan normal kembali. Kira2 diantara 89 anak yang diperiksa umur 18, 74 normal, 4 abnormal, 11 gangguan tumbuh kembang
KOMPLIKASI
Kernikterus Anemia berat dapat menyebabkan gagal jantung.
Dalam suatu penelitian, 10% anak-anak usia sekolah yang menerima transfusi di dalam uterus untuk inkompabilitas Rh yang parah memperlihatkan abnormalitas neurologis, kebanyakan berhubungan dengan asfiksia dan anemia saat lahir.
KESIMPULAN
Kesimpulan pada kasus ini adalah OS dapat kembali normal jika ditangani dengan cepat, dan dilakukan penurunan kadar bilirubin indirek dan dilakukan tranfusi darah, dan kemungkinan besar bayi akan bertumbuh normal.