Vous êtes sur la page 1sur 30

Aspek Hukum Medis dalam Anestesi

Ivan Hisar M.S. I11109045

Anestesi

Istilah anestetik dikenalkan oleh O.W Holmes yg menggambarkan keadaan tidak sadar yg bersifat sementara, karena pemberian obat dgn tujuan utk menghilangkan nyeri pembedahan Keadaan anestesi lebih dekat dengan keadaan koma dibandingkan dengan tidur berdasarkan gambaran gelombang otaknya -> Resiko Kematian

TRIAS ANESTESI

HIPNOTIK ANALGESIK RELAKSASI

Resiko Medis

Suatu hal yang tidak diharapkan terjadi dalam praktik kedokteran.

Benefit > Risk Risk > benefit tetapi tindakan medis itu merupakan satu-satunya cara untuk menyelamatkan pasien
Hasil dari perjalanan penyakit (tidak ada hubungannya dengan tindakan medis) Resiko yang tidak dapat diketahui sebelumnya. Resiko yang telah diketahui sebelumnya dan dianggap dapat diterima dan di informasikan pasien : Informed consent

Penyebab :

Persetujuan Tindakan Kedokteran atau Kedokteran Gigi


Undang-Undang Kedokteran No39/2004 Pasal 45 (1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan. (2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara lengkap.

(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurangkurangnya mencakup : a. diagnosis dan tata cara tindakan medis; b. tujuan tindakan medis yang dilakukan; c. alternatif tindakan lain dan risikonya; d. risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan e. prognosis terhadap tindakan yang dilakukan. (4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara tertulis maupun lisan. (5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.

Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran

PENGATURAN PRAKTIK KEDOKTERAN


Proteksi masyarakat Peningkatan mutu dr/drg Kepastian hukum

NORMA DOKTER
ATURAN PENERAPAN KEILMUAN KEDOKTERAN (PROFESSIONAL CONDUCT) DALAM PRAKTIK.

DISIPLIN

ATURAN PENERAPAN ETIKA KEDOK (ETHICAL CONDUCT)

ETIKA

HUKUM
ATURAN HUKUM

PRAKTEK KEDOKTERAN

ASUHAN MEDIS: UKURANNYA: - KEMAMPUAN KLINIS - PERILAKU

(PROFESSIONAL CONDUCT) HASIL

WAWANCARA PEMERIKSAAN FISIK PROSEDUR DIAGNOSTIK DIAGNOSIS TERAPI: NASIHAT, TNDAKAN, OBAT MERUJUK KEGIATAN TERKAIT: - REKAM MEDIS - INFORMED CONSENT, DLL - EMERGENCY

- HASIL BAIK - SESUAI HARAPAN

- HASIL BURUK - KEJADIAN TDK DIHARAPKAN (ADVERSE EVENTS)

PENYEBAB KLAIM /TUNTUTAN MALAPRAKTIK


1. Kekurangan pengertian dan komunikasi 2. Respons emosional 3. Kelalaian medis Penyebab banyak tuntutan Malpraktik mengakibatkan meluasnya praktik kedokteran defensif

PELANGGARAN DISIPLIN PROFESI KEDOKTERAN


(Professional Misconduct)

Pelanggaran aturan/ ketentuan penerapan keilmuan dlm praktik kedokt, atau Kegagalan memenuhi standar/ pedoman perilaku profesional (code of prof. Conduct)

BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN PROFESI KEDOKTERAN

1. Tidak kompeten 2. Tidak laksanakan tugas profesional dengan baik (tdk dapat lakukan reasonable care) 3. Berperilaku tercela menurut ukuran profesi

TUJUAN (PENEGAKAN) DISIPLIN KEDOKTERAN


Utama 1. Proteksi pasien: cegah kejadian tak profesional serupa pd pasien lain Lain 2. Menjaga mutu/ kinerja praktisi kedokteran, memastikan tiap praktisi menerapkan standar perilaku profesional (standar dlm praktik kedokteran) 3. Menjaga kehormatan profesi - Altruisme - Humanisme

UU NO. 29 THN 2004


PASAL 55 AYAT (1), (2), (3)

(1) Untuk menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi dalam penyelenggaraan praktik kedokteran, dibentuk mkdki. (2) Mkdki merupakan lembaga otonom dari kki (3) Mkdki dalam menjalankan tugasnya bersifat independen

MKDKI
ADALAH LEMBAGA YANG BERWENANG UNTUK: 1. MENENTUKAN ADA TIDAKNYA KESALAHAN YANG DILAKUKAN DOKTER DAN DOKTER GIGI DALAM PENERAPAN DISIPLIN ILMU KEDOKTERAN DAN KODOKTERAN GIGI, DAN 2. MENETAPKAN SANKSI

PSL 1 KETENTUAN UMUM BUTIR 14 UUPK

SIAPA YG DAPAT MENGADU?


UU NO 29 TH 2004 Ps 66

Setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi Yg dimaksud orang adalah :
orang (person): pasien, wali,pengadu masyarakat, tenaga kes atau pasien,

Korporasi (badan/ institusi): rs, dinkes, depkes, organisasi profesi Tidak menghilangkan hak ybs utk melaporkan ke pidana atau perdata

BATAS YURISDIKSI MKDKI

Dr/drg telah ter-registrasi kki Ada hub dr/drg pasien Tindakan medis terjadi setelah 6 oktober 2004 Ada dugaan kuat pelanggaran disiplin Bukan ranah etik Bukan ranah hukum

ALAT BUKTI

Surat-surat/dokumen tertulis Keterangan saksi Pengakuan teradu Keterangan ahli Barang bukti

MACAM KEPUTUSAN

Tidak bersalah Bersalah dengan sanksi: - Peringatan tertulis - Rekomendasi pencabutan sip, sementara / selamanya - Dan atau kewajiban mengikuti pendidikan/ pelatihan ulang

Malpraktek

Praktik kedokteran yang salah, tidak tepat, menyalahi undang-undang, atau kode etik (KBBI).

MALPRACTICE

PROFESSIONAL MISCONDUCT OR UNREASONABLE LACK OF SKILL. FAILURE OF ONE RENDERING PROFESSIONAL SERVICES TO EXERCISE THAT DEGREE OF SKILL AND LEARNING COMMONLY APPLIED UNDER ALL THE CIRCUMSTANCES IN THE COMMUNITY BY THE AVERAGE PRUDENT REPUTABLE MEMBER OF THE PROFESSION WITH THE RESULT OF INJURY, LOSS OR DAMAGE TO THE RECIPIENT OF THOSE SERVICES OR TO THOSE ENTITLED TO RELY UPON THEM.
BLACKS LAW DICTIONARY

21

Definisi Malpraktek Medis


(World Medical Association 1992)

Medical malpractice involves the physician failure to conform the standard of care for treatment of the patient condition, or lack of skill or negligence in providing care to the patient which is the direct cause of an injury to the patient

22

MALPRAKTEK

INTENTIONAL

PROFESSIONAL MISCONDUCTS MALFEASANCE, MISFEASANCE, NONFEASANCE DI BAWAH STANDAR KOMPETENSI DI LUAR KOMPETENSI

NEGLIGENCE

LACK OF SKILL

23

MALPRAKTEK

MISCONDUCTS sikap buruk misal : Penahanan Pasien, Buka Rahasia Kedokteran Tanpa Hak, Aborsi Ilegal, Euthanasia, Penyerangan Seksual, Keterangan Palsu, Praktek Tanpa Izin NEGLIGENCE kelalaian - Malfeasance (melakukan tindakan tidak layak, lalai membuat keputusan) - Misfeasance (melakukan pilihan yang tidak tepat, lalai eksekusi) - Nonfeasance (tidak melakukan kewajiban) LACK OF SKILL - kekurangan kemampuan - Dibawah standar kompetensi - Di luar kompetensi (bukan kompetensi / kewenangan)
24

Kelalaian

Pasal 359 KUHP : Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan orang lainmati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.

Pasal 360 KUHP : (1) Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun. (2) Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 361 KUHP : Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pencarian, maka pidana ditambah dengan sepertiga dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencarian dalam mana dilakukan kejahatan, dan hakim dapat memerintahkan supaya putusannya diumumkan.

Termasuk Segala jenis kelalaian. Unsur-unsur kelalaian :

Bertentangan dengan hukum. Akibatnya dapat dibayangkan Akibatnya dapat dihindarkan Perbuatannya dapat dipersalahkan kepadanya.

Pembuktian Kelalaian

Adanya wujud perbuatan Adanya akibat (berupa kematian) Adanya hubungan sebab akibat antara wujud perbuatan tersebut dengan akibat kematian.

Terima Kasih

Vous aimerez peut-être aussi