Vous êtes sur la page 1sur 2

Karena telah terjadi coronary arterial disease, atau dapat juga disebut dengan ischemic heart disease, pemberian

obat hipertensi yang disarankan menurut JNC 7 dan European Heart Journal adalah beta-blocker. Obat ini dapat menurunkan tekanan darah, juga mereduksi gejala angina (anti-iskemia), mengurangi mortalitas, mengurangi oxygen demand (menurunkan heart rate, mereduksi preload, mereduksi kontraktilitas miokardium), dan meningkatkan oxygen supply (meningkatkan vasodilatasi koroner). European Society of Hypertension (ESH) / European Society ofCardiology (ESC) tetap mempertahankan beta-blocker diantara golongan obat yang dapat digunakan untuk memulai (lini pertama) dan mempertahankan pengobatan antihipertensi. Bisoprolol sebagai -bloker dapat mengobati hipertensi dan angina pektoris. Pada pasien dengan angina pektoris, Bisoprolol dapat mengurangi serangan dan meningkatkan kapasitas kerja fisik sehari-hari.

Pada pasiendengan angina pectoris dan hipertensi, obat pilihan pertama adalah beta-blocker [21, 24-27].Laporan Ketujuh Komite Nasional Bersama Pencegahan, Deteksi, Evaluasi, dan PengobatanTekanan Darah Tinggi (JNC7) direkomendasikan beta-blocker, ACE inhibitor, dan antagonisaldosteron dalam pengobatan hipertensi setelah infark miokard [26].

Angina pectoris merupakan manifestasi klinis yang paling umum dari myocardial ischemia. Angina pectoris terjadi saat kerja jantung dan kebutuhan oksigen di miokardial melebihi kemampuan arteri koroner untuk mensuplai oksigen darah. Adanya peningkatan dari detak jantung, tekanan sistolik atau tekanan arteri mengakibatkan berkurangnya aliran darah koroner sehingga memicu terjadinya angina. -bloker merupakan satu-satunya obat antiangina untuk memperpanjang hidup pasien dengan penyakit koroner (post myocardial infrac) dan digunakan sebagai first line pada pasien dengan choric angina. Obat pilihan -bloker memiliki indikasi yaitu hipertensi, angina dan aritmia. Mekanisme -bloker adalah -bloker (beta-adrenoreseptor blocking agent) menghambat secara kompetitif aksi dari katekolamin pada bagian reseptor 1-adrenergik, dimana berperan sebagai mediator dalam sirkulasi katekolamin. Penghambatan secara kompetitif ada aksi katekolamin akan meminimalkan pengaruh pada tingkat kronotropik (kontraksi otot) dan inotropik dari miokardium.

Anonim, 2000, IONI (Informatorium Obat Nasional Indonesia) 2000, DepKes RI, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Sagung Seto: Jakarta.

Anonim, 2007, ISO (Informasi Spesialite Obat Indonesia) Volume 42, Penerbit Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, PT Ikrar Mandiri: Jakarta. Chan, Paul., et.all., 2005, Out Patient and Primary Care Medicine 2005 edition, ALguna Hills: California. Lacy, Charles.F., et all, 2006, Drug Information Hanbook 14th edition, Lexi Company: USA. Tierney, Lawrence M., et all, 2006, Current Medical Diagnosis and Treatment 45th edition, Mc Graw-Hill Companies: USA

Perbandingan Klinis Untuk kasus refluks asam lambung, omeprazole telah terbukti lebih unggul daripada ranitidine maupun cimetidine dalam memperbaiki gejala. Adapun, dalam kondisi refluks asam lambung, omeprazole hanya berfungsi mengatasi masalah produksi asam lambung dan tidak mengatasi masalah refluks itu sendiri. Jumlah penderita yang menunjukkan perbaikan kira-kira 2 kali lipat lebih banyak pada penderita yang mendapat omeprazole, dibandingkan H2-receptor antagonist. Hasil serupa juga telah diperlihatkan pada perbandingan lansoprazole dan ranitidine. Demikian pula dengan penggunaan pada kasus perdarahan lambung. PPI dapat menghentikan perdarahan lambung dengan cukup baik, sedangkan H2-receptor antagonist tidak. Masalah Khusus Interaksi dengan clopidogrel. Clopidogrel, suatu antiagregasi platelet yang banyak diteliti dan telah digunakan secara luas sejak dekade 1990-an akhir; adalah salah satu obat penting dalam penanganan penyakit jantung dan pembuluh darah. Efek sampingnya terutama berupa keluhan saluran cerna; yang otomatis membutuhkan terapi dispepsia penunjang. Ternyata efek interaksi ini tidak bersifat class effect.Omeprazole menginaktivasi sitokrom CYP2C9 dan CYP2C19. CYP2C19 adalah sistem sitokrom yang penting untuk aktivasi prodrug clopidogrel, suatu antiagregasi platelet, menjadi bentuk aktifnya. Oleh karena omeprazole menghambat enzim ini, maka omeprazole dikenal memiliki interaksi obat dengan clopidogrel; sehingga pemberian bersamaan antara kedua obat ini sebaiknya dihindari; kecuali dengan pertimbangan tertentu. Pantoprazole memiliki jalur sitokrom berbeda, yang didominasi oleh CYP3A4 dan hanya sedikit pada CYP2C19. Oleh karena itu pantoprazole masih dapat diterima sebagai PPI yang diberikan bersama clopidogrel.

Vous aimerez peut-être aussi