Vous êtes sur la page 1sur 21

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan tahapan proses yang mutlak dilakukan oleh suatu bangsa untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat bangsa tersebut. Pembangunan ekonomi suatu negara tidak dapat hanya dilakukan dengan berbekal tekad yang membaja dari seluruh rakyatnya untuk membangun, tetapi lebih dari itu harus didukung pula oleh ketersediaan sumber daya ekonomi, baik sumberdaya alam; sumberdaya manusia; dan sumber daya modal, yang produktif. Pada banyak negara dunia ketiga, yang umumnya memiliki tingkat kesejahteraan rakyat yang relatif masih rendah, mempertinggi tingkat pertumbuhan ekonomi memang sangat mutlak diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi dari negara-negara industri maju. Neraca pembayaran merupakan bagian integral dari kebijaksanaan

pembangunan dan mempunyai peranan penting dalam pemantapan stabilitas di bidang ekonomi yang diarahkan guna mendorong pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja. Di samping itu juga diusahakan tercapainya perubahan fundamental dalam struktur produksi dan perdagangan luar negeri sehingga dapat meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia terhadap tantangan-tantangan di dalam negeri dan keguncangan-keguncangan ekonomi dunia. Setelah krisis ekonomi yang melanda Indonesia, banyak perusahaanperusahaan yang gulung tikar, hal ini menyebabkan keadaan perekonomian Indonesia memburuk. Banyak investor asing yang menarik modalnya dan berpikir dua kali untuk berinvestasi di Indonesia. Untuk memberbaiki keadaan tersebut, pemerintah

melakukan berbagai cara salah satunya yaitu dengan menarik investor asing untuk kembali menanamkan modalnya di Indonesia serta dengan meminjam dana bantuan baik kepada negara-negara maju dan IMF. Untuk mendorong gairah investasi, baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), beberapa kebijaksanaan penting telah diambil dilanjutkan usaha-usaha yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan devisa dan sekaligus melakukan penghematan dalam penggunaannya Dana yang berasal dari luar negeri masih tetap diperlukan guna memenuhi kebutuhan pembiayaan pembangunan yang belum sepenuhnya dapat dibiayai oleh dana yang berasal dari dalam negeri. Dana pinjaman yang berasal dari luar negeri tersebut meliputi pinjaman pemerintah, pinjaman sektor swasta dan penanaman modal asing. Kebijaksanaan di bidang pinjaman luar negeri, tetap dilaksanakan secara berhati-hati dan senantiasa mengutamakan pinjaman bersyarat lunak dan tanpa ikatan politik, memperhatikan kemampuan untuk membayar kembali, serta menggunakan pinjaman untuk proyek-proyek yang dipandang produktif dan sesuai dengan rencana pembangunan yang telah digariskan. Dalam kaitan ini, tetap diupayakan untuk mendapatkan pinjaman khusus yang bersyarat lunak dan dapat dirupiahkan serta dapat segera ditarik yang ditujukan untuk membantu mengatasi keterbatasan dana rupiah untuk membiayai proyek-proyek pembangunan dan sekaligus mendukung neraca pembayaran. Di bidang perdagangan, kebijaksanaan ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri dalam negeri, menunjang pengembangan ekspor non-migas, memelihara kestabilan harga dan penyediaan barang-barang yang dibutuhkan di dalam negeri serta menunjang iklim usaha yang makin menarik bagi penanaman modal. Kebijaksanaan di bidang pinjaman luar negeri melengkapi kebutuhan pembiayaan pembangunan di dalam negeri, dan diarahkan untuk menjaga kestabilan perkembangan neraca pembayaran secara keseluruhan. Dalam makalah ini, akan dijelaskan bagaimana perkembangan arus modal asing dan utang luar negeri Indonesia yang merupakan bagian dari neraca

pembayaran Indonesia dan bagaimana pengaruhnya terhadap pembangunan Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah 1 2 3 4 5 Bagaimana konsep neraca pembayaran, dan arus modal asing ? Bagaimana perkembangan neraca pembayaran Indonesia? Bagaimana perkembangan arus investasi modal asing di Indonesia? Bagaimana tantangan kebijakan investasi yang dihadapi Indonesia? Bagaimana pengaruh penanaman modal asing terhadap perekonomian?

1.3 Tujuan 1. Mampu untuk memahami apa yang dimaksud dengan neraca pembayaran dan arus modal asing 2. Mampu untuk memahami tentang perkembangan dan pengaruh investasi modal asing 3. Mampu untuk memahami pengaruh penanaman modal asing terhadap perekonomian

1.4 manfaat Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada para pembaca berupa : 1. Menambah pengetahuan mengenai seluk beluk arus dana internasional. 2. Pemahaman mengenai neraca pembayaran dan arus modal asing 3. Menambah khasanah ilmu di bidang ekonomi.

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian dan komponen neraca pembayaran Neraca pembayaran merupakan ringkasan yang sistematis mengenai transaksi ekonomi internasional dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah, serta transaksi keuangan. Neraca pembayaran memberikan informasi mengenai posisi keuangan suatu negara dalam hubungan ekonominya dengan negara lain dan membantu dalam pengambilan kebijakan.

Dalam kegiatan ekonomi penyusunan neraca pembayaran mempunyai tujuan sebagai berikut:

a. Memberikan informasi mengenai posisi devisa kepada pemerintah dan pelaku usaha b. Membantu pemerintah dalam pengambilan keputusan di bidang perdagangan dan tata cara pembayarannya c. Membantu pemerintah dalam menetapkan kebijakan moneter dan fiscal d. Membantu untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh transaksi luar negeri terhadap perekonomian nasional e. Untuk memberikan informasi tentang sumber-sumber penerimaan dan penggunaan devisa luar negeri.

Komponen neraca pembayaran Neraca pembayaran internasional terdiri dari: 1. Neraca berjalan a. Neraca perdagangan (barang) b. Neraca jasa c. Neraca non balas jasa

2. Neraca modal 3. Neraca penyeimbang 4. Selisih perhitungan

2. Pengertian Neraca berjalan, neraca barang, neraca jasa, dan non jasa Neraca Berjalan adalah Ukuran perdagangan barang dan jasa internasional suatu negara. Dimana Komponen utama Nya adalah neraca perdagangan. Neraca perdagangan (Balance of trade) yaitu selisih antara export dan import. a. Export >import = surplus b. Export<import = defisit

Neraca barang dan jasa : Adalah neraca perdagangan ditambah pembayaran deviden dan bunga netto kepada investor asing. Neraca berjalan mencaerminkan neraca barang dan jasa ditambah transfer unilateral yaitu dana bantuan swasta dan pemerintah asing. Neraca barang, Digunakan untuk mencatat nilai transaksi ekspor dan impor barang selama satu periode. Ekspor barang dicatat dalam transaksi kredit sedangkan impor barang dicatat dalam transaksi debit. Apabila ekspor melebihi impor, negara tersebut mempunyai surplus neraca perdagangan atau mempunyai saldo positif dalam investasi luar negeri. Sebaliknya, jika impor melebihi ekspor, negara tersebut mempunyai defisit neraca perdagangan atau memperoleh pengurangan investasi luar negeri. Neraca jasa, Merupakan kegiatan jasa yang diselenggarakan suatu negara untuk luar negeri serta yang diterimanya dari luar negeri. Nilai kegiatan jasa

meliputi jasa pengangkutan, asuransi, perantara perdagangan, perbankan, dan pariwisata.

Neraca nonbalas jasa atau transfer payment, Neraca ini digunakan untuk mencatat transaksi yang bukan merupakan balas jasa. Misalnya Indonesia memberikan atau menerima hibah maka akan dicatat dalam neraca nonbalas jasa. Contoh : seorang turis indonesia, di london akan mengurangi neraca berjalan. Sebaliknya seorang turis inggris di bali, akan menambah neraca berjalan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi neraca berjalan serta dampak yang ditimbulkannya

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi 1. Laju inflasi 2. Pendapatan nasional 3. Restriksi pemerintah 4. Nilai tukar (kurs) valuta b. Dampak yang ditimbulkan 1. Dampak inflasi , Jika laju inflasi sebuah negara meningkat relatif terhadap inflasi negara-negara mitra dagangnya, maka neraca

perdaganganya akan menurun. Import akan tinggi dianding export. 2. Dampak Pendapatan nasional , Jika tingkat pendapatan nasional sebuah negara meningkat lebih dari negara lain maka neraca berjalannya akan menurun, cateris varibus Pendapatan riil meningkat,maka konsumsi akan meningkat sehingga impoert meningkat.

Amerika sering meminta negara-negara lain untuk merangsang pertumbuhan ekonominya sehingga demand terhadap produk amerika meningkat. 3. Dampak Restriksi Pemerintah Tarif : pajak yang dikenakan oleh pemerintah atas produk-produk import. Jika pemerintah mengenakan tarif maka harga dari produk tersebut akan meningkat. Peningkatan tarif akan meningkatkan saldo neraca berjalan. Kecuali negara lain melakukan balasan. Kuota : jumlah maksimum yang dikenakan oleh pemerintah atas barang-barang yang dibolehkan untuk diimport ke sebuah negara. Dumping : penjualan produk di luar negeri dengan harga yang rendah (akibat subsidi pemerinta) 4. Dampak nilai tukar Jika nilai valuta sebuah negara naik relatif terhadap valuta negara lain, cateris varibus, maka saldo neraca bejalannya akan menurun. Produk exportnya akan menjadi mahal bagi negara pengimport. Contoh : raket tenis buatan AS harganya $100 Bila 1 us $ = 2 DM, maka harganya 200 DM Bila 1 US $ = 3 DM maka harga jadi 300 DM Memperbaiki deficit neraca berjalan Mempertimbangkan kembali kebijakan Membuat harga export menarik Kurs mengambang

4. Pengertian Neraca modal, neraca penyeimbang, dan selisih perhitungan a. Neraca modal

Neraca modal merupakan neraca yang digunakan untuk mencatat semua penerimaan dan pembayaran, seperti bunga, dividen, upah tenaga kerja asing, serta hadiah (grants). Neraca modal atau capital account mencerminkan perubahanperubahan dalam kepemilikan asset jangka pendek dan jangka panjang suatu negara. Contoh : investor jepang membeli 25% perdagangan saham yang tejadi di NYSE Arus modal dipengaruhi oleh : regulasi, uni eropa re unifikasi (contoh jerman barat dan timur) GATT /WTO Kerja sama regional (ASEAN) Dan dalam pengertian lain neraca pembayaran adalah catatan yang sistematik tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk Negara itu dengan penduduk Negara lain (Nopirin, 1996). Menurut Balance of Payment Manual (BPM) yang diterbitkan IMF (1993) definisi neraca pembayaran internasional (Balance of Payment) adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan baran jasa, transfer keuangan dan moneter antarapenduduk (resident) suatu Negara dan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode tertentu,biasanya satu tahun (Hady, 2001). Dari definisi di atas, dapat dilemukakan bahwa BOP merupakan suatu catatan sistematis yang disusun berdasarkan suatu sistem akuntansi yang dikenal sebagai double-entry book-keepingsehingga setiap transaksi intrnasional yang terjadi akan tercatan dua kali, yaitu sebagai transaksi kredit dan debit. Berdasarkan konvensi yang biasanya digunakan dlam sistem double-entry bookkeeping, transakasi yang tercatat dalam BOP terdiri atas hal-hal berikut : (Hady, 2001:60 )

Transaksi kredit a. b. c. d. e. Ekspor barang dan jasa. Penerimaan dari hasil investasi. Offset to real or financial resources received (Transfer). Increase in liabilities. Decrease in financial assets.

Transaksi debit a. b. c. d. e. Impor barang dan jasa. Pembayaran atas hasil investasi. Offset to real or financial resources provide (Transfer). Decrease in liabilities. Increase in financial assers.

2.1.2 Tujuan Penyusunan Neraca Pembayaran 1. Mengetahui peranan sektor eksternal dalam perekonomian suatu Negara.

Peranan sektor eksternal tercermin antara lain dari besarnya jumlah permintaan produk domestik oleh bukan penduduk, atau sebaliknya. Semakin besar permintaan terhadap produk domestik oleh bukan penduduk, yang tercermin dari nilai ekspor Negara bersangkutan, semakin besar pula peranan sektor eksternal dalam pembentukan produk domestik. 2. Mengetahui aliran sumber daya antar Negara.

Berdasarkan Neraca Pembayaran dapat diketahui seberapa besar aliran sumber daya antara suatu Negara dengan Negara-negara lainnya sehingga terlihat apakah Negara tersebut merupakan pengekspor barang dan atau modal, atau sebaliknya sebagai pengimpor barang atau modal 3. Mengetahui struktur ekonomi dan perdagangan suatu Negara

Dengan mengamati perkembangan Neraca Pembayaran, dapat diketahui pola umum kegiatan perekonomian suatu Negara dalam berinteraksi dengan Negara lain, seperti

ketergantungan sumber pendapatan nasional dari hasil ekspor produk petanian dan ketergantungan sumber pembiayaan investasi dari Negara lain. 4. Mengetahui permasalahan utang luar negeri suatu Negara

Berdasarkan catatan transaksi modal dan keuangan di Neraca Pembayaran, dapat diketahui seberapa jauh suatu Negara dapat memenuhi kewajibannya terhadap Negara lain. 5. Mengetahui perubahan posisi cadangan devisa suatu Negara.

Bertambah atau berkurangnya posisi cadangan devisa terkait dengan surplus atau defisit Neraca Pembayaran. Apabila terjadi surplus Neraca Pembayaran maka posisi cadangan devisa akan bertambah sebesar surplus tersebut. Dan sebaliknya. 6. Dipergunakan sebagai sumber data dan informasi dalam penyusunan anggaran

devisa (foreign exchange budget). Dengan memperhatikan surplus atau defisit Neraca Pembayaran pada tahun tertentu, dapat diperlukan besarnya kebutuhan devisa untuk anggaran tahun berikutnya, sekaligus dapat ditentukan besarnya pinjaman yang diperlukan. 7. Dipergunakan sebagai sumber data penyusunan statistik pendapatan nasional

(national account). Statistic Neraca Pembayaran diperlukan dalam perhitungan pendapatan nasional mengingat salah satu variabel pendapatan nasional adalah nilai ekspor-impor barang dan jasa yang tercatat dalam Neraca Pembayaran. 2.1.3 Komponen Neraca Pembayaran Neraca pembayaran dapat dipecah ke dalam beberapa kategori yaitu; transaksi berjalan (current account), neraca modal (capital account), dan cadangan devisa negara (official reserves account), 1. Transaksi berjalan (current account). Merupakan bagian dari neraca pembayaran yang berisi arus pembayaran jangka pendek (mencatat transaksi ekspor-impor barang dan jasa), yang meliputi :

a.

ekspor dan impor barang-barang dan jasa ekspor barang-barang dan jasa yang

diperlakukan sebagai kredit impor barang-barang dan jasa diperlakukan kembali sebagai debit. b. net investment income tingkat bunga dan dividen diperlakukan sebagai jasa

karena merepresentasikan pembayaran untuk penggunaan modal. c. net transfer (transfer unilateral), meliputi bantuan luar negeri, pemberian-

pemberian dan pembayaran lain antar pemerintah dan antar pihak swasta. Net transfer bukan merupakan perdagangan barang dan jasa. Atau dengan kata lain transaksi berjalan merangkum aliran dana antara satu Negara tertentu dengan seluruh negara lain sebagai akibat dari pembelian barang-barang atau jasa, provisi income atas aset finansial, atau transfer unilateral (misalnya bantuan bantuan antar pemerintah dan antar pihak swasta). Transaksi berjalan merupakan ukuran posisi perdagangan intenasional yang luas. Defisit transaksi berjalan menjelaskan arus dana yang keluar suatu negara lebih besar dari dana-dana yang diterimanya. Komponen transaksi berjalan meliputi neraca perdagangan dan neraca barang dan jasa. Transaksi berjalan umumnya digunakan untuk menilai neraca perdagangan. Neraca Perdagangan secara sederhana merupakan selisih/perbedaan antara ekspor dan impor. Jika impor lebih tinggi dari ekspor, maka yang terjadi adalah defisit neraca perdagangan. Sebaliknya, jika ekspor lebih tinggi dari impor, yang terjadi adalah surplus. Sedangkan Neraca Jasa adalah neraca perdagangan ditambah jumlah pembayaran bunga kepada para investor luar negeri dan penerimaan dividen dari investasi di luar negeri, serta penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan pariwisata dan transaksitransaksi ekonomi lainnya. 2. Neraca Modal (Capital Account) Merupakan bagian dari neraca pembayaran yang mencerminkan perubahanperubahan dalam kepemilikan aset jangka pendek dan jangka panjang (seperti saham, obligasi dan real estate) suatu negara, Yang meliputi :

a.

Arus modal masuk tercatat sebagai kredit karena suatu Negara menjual aset

berharga kepada pihak asing untuk memperoleh uang tunai. b. Arus modal keluar tercatat sebagai debit karena suatu Negara membeli asset

berharga dari pihak asing (luar negeri). c. Transaksi-transaksi neraca modal diklasifikasi sebagai investasi portfolio,

langsung atau jangka pendek. Untuk dapat membeli aset luar negeri diperlukan valuta asing, dengan demikian arus modal neto menggambarkan demand terhadap valuta asing. Nilai valuta asing ditentukan oleh demand valas untuk membeli barang-barang dan jasa dan demand terhadap valas untuk membeli aset. Neraca Modal adalah ukuran investasi jangka pendek dan jangka panjang suatu negara, termasuk investasi langsung luar negeri dan investasi dalam sekuritas. 3. Cadangan Devisa Negara (Official Reserves Account) Mengukur perubahan-perubahan dalam cadangan internasional yang dimiliki oleh otoritas keuangan suatu negara. Hal ini mencerminkan surplus atau defisit transaksitransaksi ekonomi neraca berjalan dan meraca modal suatu negara yang dihasilkan dengan cara mencari nilai selisih (netting) dari cadangan aset dan cadangan hutang. Cadangan devisa terdiri dari : Cadangan internasional yang terdiri dari emas dan aset luar negeri yang dapat diperdagangkan. Peningkatan dalam tiap aset tercatat sebagai debit Penurunan cadangan aset tercatat sebagai kredit 2.1.4 Pengertian Modal Asing Pengertian Penanaman Modal Asing dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1967 ditegaskan bahwa Pengertian penanaman modal asing di dalam Undang-undang ini hanyalah meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-Undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung risiko dari penanaman modal tersebut.

Pengertian modal asing dalam Undang-undang ini menurut pasal 2 adalah : Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan Pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia. Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan baru milik orang asing dan bahan-bahan, yang dimasukkan dari luar ke dalam wilayah Indonesia, selama alat-alat terse-but tidak dibiayai dari kekayaan devisa Indonesia. Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan Undang-undang ini diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai perusahaan di Indonesia. Adapun modal asing dalam Undang-undang ini tidak hanya berbentuk valuta asing, tetapi meliputi pula alat-alat perlengkapan tetap yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, penemuan-penemuan milik orang/badan asing yang dipergunakan dalam perusahaan di Indonesia dan keuntungan yang boleh ditransfer ke luar negeri tetapi dipergunakan kembali di Indonesia. Sehubungan dengan arus modal, dapat kiranya dipahami bahwa untuk melakukan transaksi perdagangan barang internasional di satu pihak tertentu diperlukan modal internasional dan di lain pihak transaksi tersebut menghasilkan keuntungan yang akhirnya akan terakumulasi menjadi modal baru yang akan di investasikan lagi untuk meningkatkan keuntungan. Secara umum arus modal asing dapat bersifat hal berikut : (Hady, 2001:92-93) 1. Portofolio Investment, yaitu arus modal internasional dalam bentuk investasi

aset-aset finansial, seperti saham (stock), obligasi (bond), dan commercial papers. Arus portofolio inilah yang saat ini paling banyak dan cepat mengalir ke seluruh penjuru dunia melalui pasar uang dan pasar modal di pusat-pusat keuangan internasional, seperti New York, London, Paris, Frankfurt, Tokyo, Hongkong, Singapura. 2. Direct Investment, yaitu investasi riil dalam bentuk pendirian perusahaan,

pembangunan pabrik, pembelian barang modal, tanah, bahan baku, dan persediaan di mana investor terlibat langsung dalam manajemen perusahaan dan mengontrol

penanaman modal tersebut. Direct investment ini biasanya dimulai dengan pendirian subsidiary atau pembelian saham mayoritas dari suatu perusahaan. Dalam konteks internasional, bentuk investasi ini biasanya dilakukan oleh perusahaan multinasional (MNC) dengan operasi di bidang manufaktur, industri pengolahan, ekstraksi sumber alam, industri jasa, dan sebagainya. 2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Modal Asing Pada umumnya faktor-faktor utama yang menyebabkan terjadinya aliran modal, skill dan teknologi dari negara maju ke negara berkembang, pada dasarnya dipengaruhi oleh lima (5) Faktor-faktor utama. Adapun Faktor-faktor yang dimaksud, yaitu meliputi : Adanya iklim penanaman modal dinegara-negara penerima modal itu sendiri yang mendukung keamanan berusaha (risk country), yang ditunjukkan oleh stabilitas politik serta tingkat perkembangan ekonomi dinegara penerima modal. Prospek perkembangan usaha di negara penerima modal. Tersedianya prasarana dan sarana yang diperlukan. Tersedianya bahan baku, tenaga kerja yang relatif murah serta potensi pasar dalam negara penerima modal. Aliran modal pada umumnya cenderung mengalir kepada negara-negara yang tingkat pendapatan nasionalnya per kapita relatif tinggi Secara umum dapat dikatakan terdapat hubungan ketidakseimbangan antara negara maju sebagai pembawa modal dengan negara berkembang sebagai penerima modal. Hubungan tidak seimbang tersebut disebabkan oleh beberapa hal utama (Streeten, 1980 : 251), yaitu : Pemodal asing selalu mencari keuntungan (profit oriented), sedangkan negara penerima modal mengharapkan bahwa modal asing tersebut dapat membantu tujuan pembangunan ekonomi nasional atau sebagai pelengkap dana pembangunan. Pemodal asing memiliki posisi yang lebih kuat, sehingga mereka mempunyai kemampuan berusaha dan kemampuan berunding yang lebih baik.

Pemodal asing biasanya memiliki jaringan usaha yang kuat dan luas, yaitu dalam bentuk Multinasional Corporation. Perusahaan ini pada dasarnya lebih mengutamakan melayani kepentingan negara dan pemilik saham di negara asal daripada kepentingan negara penerima modal. Tentunya ketidakseimbangan tersebut menjadi tantangan bagi negara-negara penerima modal asing termasuk Indonesia, yaitu bagaimana mengatasi ketidakseimbangan yang dimaksud dalam rangka usaha menarik investor asing. Dalam menghadapi tantangan yang dimaksud negara penerima modal asing pada umumnya dan Indonesia khususnya harus dapat mengupayakan melalui hal-hal sebagai berikut : Dapat mengakomodasi motif profit oriented dari pemodal asing dengan sebaikbaiknya, sehingga filosofi sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang PMA yang mengatakan bahwa masuknya modal asing hanyalah bersifat pelengkap dana pembangunan tidak menjadi suatu kendala yang menghambat arus masuknya investasi modal asing tersebut. Mengupayakan agar hubungan antara pemodal asing dengan penerima modal tetap diarahkan pada kemitraan yang dapat saling membangun, sehingga sumber luar negeri dari pinjaman luar negeri tetap dapat dimanfaatkan bagi pembangunan ekonomi secara optimal. Negara penerima modal harus dapat mengembangkan potensi ekonominya secara akurat, serta mampu menjaring informasi mengenai kegiatan usaha penanaman modal dalam rangka peningkatan kemampuan dan posisi bargaining-nya dalam menghadapi pemilik modal asing. 2.1.6 Motif Arus Modal Internasional (Hady, 2001:93-94)

1.

Portofolio Investment

a.

High Return

Motif dasar dari International Portofolio Investment adalah untuk mencari tingkat hasil yang tinggi. Sesuai dengan model Heckser-Ohlin, maka penduduk suatu negara akan membeli saham ataupun obligasi dari perusahaan yang berada di negara lain bila memberikan return yang lebih tinggi. b. Risk Diversification

Motif lain International Portofolio Investment adalah untuk diversivikasi risiko. Hal ini dilakukan oleh para investor sesuai dengan portofolio theory yang mengatakan bahwa investasi di berbagai surat berharga dapat menghsilkan return tertentu dengan resiko yang lebih kecil atau return yang lebih tinggi dapat dihasilkan dengan resiko tertentu. Dalam hal ini, return dari investasi dalam surat berharga asing (foreign securities) akan bergantung terutama pada perbedaan kondisi ekonomi di luar negeri. Kebanyakan akan berhubungan terbalik dengan return dari investasi dalam surat berharga dalam negeri (domestic securities). Sehubungan dengan itu, tindakan investor untuk melakukan diversifikasi investasi, baik dalam foreign maupun domestic securities, akan menghasilkan returnyang rata-rata lebih tinggi dan/atau resiko yang lebih rendah daripada hanya melakukan investasi di dalam negeri (domestic securities).

2.

Foreign Direct Investment

Motif utama dari foreign direct investment ini pada dasarnya sama dengan portofolio investment, yaitu untuk mendapatkan return yang lebih tinggi melalui : 1. 2. 3. b. c. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi Perpajakan yang lebih menguntungkan Infrastruktur yang lebih baik Untuk melakukan divesifikasi risiko (risk diversification) Untuk tetap memiliki comprtitive advantage melaui direct control dengan

melakukan hal-hal berikut : 1. Horizontal Integration

Hal ini banyak dilakukan oleh perusahaan besar atau multinational coorporatin (MNC) yang biasanya berada dalam posisi monopolistic atau oligipolistic dengan tujuan untuk melakukan direct control, khususnya yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan managerial skilltertentu sehingga tetap memiliki competitive advantage atau keunggulan bersaing di setiap pasar luar negeri yang dimasuki. 2. Vetical Integration Competitve advantage melalui direct control juga dapat dilakukan dengan vertical integration, baik secara backward maupun forward integration. Backward integration dilakukan dengan jalan foregm direct investment di bidang pertambangan dan pertanian/perkebunan untuk memperoleh jaminan supply bahan baku tertentu dengan harga semurah mungkin, sedangkanforward integration dilakukan dengan jalan membangun jaringan distribusi, misalnya untuk produk otomotif dan elektronik. Dewasa ini hampir di semua negara, khususnya negara berkembang membutuhkan modal asing. Modal asing itu merupakan suatu hal yang semakin penting bagi pembangunan suatu negara. Sehingga kehadiran investor asing nampaknya tidak mungkin dihindari. Yang menjadi permasalahan bahwa kehadiran investor asing ini sangat dipengaruhi oleh kondisi internal suatu negara, seperti stabilitas ekonomi, politik negara, penegakan hukum. Penanaman modal memberikan keuntungan kepada semua pihak, tidak hanya bagi investor saja, tetapi juga bagi perekonomian negara tempat modal itu ditanamkan serta bagi negara asal para investor. Pemerintah menetapkan bidang-bidang usaha yang memerlukan penanaman modal dengan berbagai peraturan. Selain itu, pemerintah juga menentukan besarnya modal dan perbandingan antara modal nasional dan modal asing. Hal ini dilakukan agar penanaman modal tersebut dapat diarahkan pada suatu tujuan yang hendak dicapai. Bukan hanya itu seringkali suatu negara tidak dapat menentukan politik ekonominya secara bebas, karena adanya pengaruh serta campur tangan dari pemerintah asing.

Pada umumya aliran modal ini akan diikuti dengan mobilitas faktor produksi lainnya, seperti tenaga kerja, teknologi, dan manajemen yang secara keseluruhan akan memberikan efek positif bagi kedua negara berupa kenaikan output total dan pendapatan nasional. Namun, mobilitas beberapa faktor produksi secara internasional ini juga mempunyai dilema yang dapat merugikan dan menimbulkan kontroversi politik. Hal ini dapat dikatakan demikian karena dalam jangka pendek maupun jangka panjang, mobilitas faktor-faktor produksi ini dapat mempunyai efek positif maupun negatif antara lain di bidang hal-hal berikut : Redistribusi income. Keseimbangan balance of payment. Penerimaan pajak. Term of trade. Transfer teknologi dan lain-lain. Aliran modal asing ini dapat memberikan dampak positif berupa kenaikan produksi nasional di masing-masing negara. Di samping itu, khususnya bagi negara sedang berkembang yang memerlukan dana untuk pembangunan ekonominya seperti Indonesia, jelaslah bahwa foreign direct investment mempunyai beberapa dampak positif dan negatif sebagai berikut : (Hady, 2001:97) 1. a. b. Dampak positif Sebagai sumber pembiayaan jangka panjang dan pembentukan modal. Dalam foreign direct investment melekat transfer teknologi dan know-how di

bidang manajemen dan pemasaran. c. foreign direct investment tidak akan memberatkan balance of payment karena

tidak ada kewajiban pembayaran utang dan bunga, sedangkan transfer keuntungan didasarkan kepada keberhasilan foreign direct investment yang dilakukan oleh perusahaan asing tersebut. d. e. f. Meningkatkan pembangunan regional dan sektoral. Meningkatkan persaingan dalam negeri yang sehat dan kewirausahaan. Meningkatkan lapangan kerja.

2. a. b. c. d. e.

Dampak negatif Munculnya dominasi industrial. Ketergantungan teknologi. Dapat terjadi perubahan budaya. Dapat menimbulkan gangguan pada perencanaan ekonomi. Dapat terjadi intervensi oleh home government dari MNC.

Di samping itu, secara sektoral mungkin aliran modal internasional ini akan ditentang oleh kelompok pemilik faktor produksi tertentu karena terjadinya redistribusi income dari pemilik faktor produksi lainnya (tenaga kerja, tanah/bangunan) ke pemilik modal. Pemerintah harus melakukan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi, sosial, budaya maupun politik bangsanya. Kegiatan-kegiatan ini perlu ditunjang oleh pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang pada gilirannya pengeluaran pemerintah ini harus dibiayai oleh penerimaan pemerintah. Sumber utama penerimaan pemerintah ini bersumber dari pajak, penjualan obligasi pemerintah, pinjaman dan pencetakan uang. Untuk membangun infrastruktur dan fasilitas umum bagi masyarakat serta mengelola sumber-sumber daya alam yang dimiliki Indonesia diperlukan modal yang sangat besar. Sumber penerimaan devisa dari ekspor, pajak dan tabungan pemerintah tidak cukup untuk membiayai semua
pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu diperlukan tambahan sumber dana, baik dari dalam negeri berupa pinjaman dari masyarakat maupun pinjaman dari luar negeri/utang luar negeri (ULN). Tetapi yang penting bahwa peranan utang luar negeri itu sebagai pelengkap dari dana dari dalam negeri guna mempercepat proses pembangunan ekonomi. Utang luar negeri memainkan peranan yang sangat penting untuk mendorong peningkatan laju pertumbuhan ekonomi, baik sebagai sumber dana pada saat terjadinya laju pertumbuhan ekonomi, baik sebagai sumber dana pada saat terjadinya pinjaman maupun pada saat kita harus melunasi utang luar negeri tersebut. Hal ini tetutama dialami oleh Negara-negara berkembang yang sedang membangun

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian-uraian di atas, yaitu sebagai berikut : 1. Neraca pembayaran merupakan catatan yang sistematik tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk Negara itu dengan penduduk Negara lain yang disusun berdasarkan suatu sistem akuntansi yang dikenal sebagai double-entry book-keeping sehingga setiap transaksi intrnasional yang terjadi akan tercatan dua kali, yaitu sebagai transaksi kredit dan debit. Modal asing merupakan Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan Pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia. Utang luar negri merupakan Pinjaman bilateral dimana setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa maupun dalam bentuk barang atau jasa. 2. Iklim investsi di Indonesia sampai saat ini masih memprihatinkan, dan belum bersifat kondunsif. Minat modal asing masih belum termotivasi untuk mengalir masuk ke Indonesia, dibandingan dengan beberapa negara lain kuhususnya Negara-negara Asean. 3. Indonesia sampai saat ini dihadapkan pada tantangan yang cukup berat, baik yang bersumber dari dalam negeri dan maupun dari luar negeri. Diantaranya keterbatasan permodalan, skill dan Knowledge, masalah keamanan dalam negeri yang oleh dunia luar masih dianggap berisiko tinggi (risk country yang tinggi). Tantangan lain yang dihadai dari luar, yaitu adanya perekonomian dunia yang semakin bersifat global, kondisi pasar global yang hiperkompetitif, technical gap, dan percepatan pelaksanaan kesepakatan kerja sama diantara Negara-negara Asia dan ASEAN dibidang perdagangan dan investasi.

3.2 Saran Melakukan berbagai langkah deregulasi yang bertujuan untuk menciptakan iklim berusaha yang semakin kondunsif dalam usaha menarik minat investor untuk melaksankan investasi di Indonesia. Mau tidak mau Indonesia harus dapat menciptakan iklim politik yang stabil, dalam rangka agar dapat tercipta terlaksanya pelaksanaan kepastian hukum dan keamanan berusaha di Indonesia (sampai saat ini dunia luar masih menganggap tidak amannya berusaha di Indonesia (high risk country). Dengan tetap mengakomodasi profit oriented pemilik modal asing, kebijakan investasi modal asing dan maupun modal dalam negeri harus diarahkan pada sektorsektor ekonomi yang memicu kegiatan ekonomi lainnya terutama sektor-sektor dibidang usaha yang dapat membangun fondasi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah dan jangka panjang.

Vous aimerez peut-être aussi