Vous êtes sur la page 1sur 47

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN REMAJA DENGAN PENYALAHGUNAAN NAPZA Ns. Andi Susanto, S.

Kep

NARKOBA
NARKOBA (Narkotika & Obat Berbahaya) adalah zat yang berasal dari tanaman dalam bentuk sintetis, semi sintetis maupun non sintetis yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri & dapat menimbulkan ketergantungan. Barang siapa menggunakan, memproduksi, mengedarkan dan memperdagangkannya diluar ketentuan hukum, dikenai sanksi pidana berat.

UU Narkotika No.22 tahun 1997 pasal 2


Narkotika

adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik alamiah atau sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

NAPZA
Napza

adalah singkatan dari narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya. Napza berupa zat yang bila masuk ke dalam tubuh dan akan mempengaruhi tubuh, terutama susunan syaraf pusat yg dapat menyebabkan gangguan pada fisik, psikis dan fungsi sosial. Istilah lain Napza adalah narkoba.

Ketergantungan Fisik

Adalah suatu keadaan bila pasien mengurangi atau menghentikan penggunaan Napza yg biasa digunakan, maka akan mengalami gejala putus zat, seperti nyeri dan tidak bisa tidur. Pasien juga mengalami efek toleransi terhadap terhadap zat yaitu suatu keadaan bila pasien ingin memperoleh efek zat seperti semula, maka ia memerlukan jumlah (dosis) yg semakin lama semakin banyak.

Ketergantungan Psikologis
Adalah

suatu keadaan bila pasien sudah berhenti menggunakan Napza dalam waktu singkat atau lama, maka akan mengalami kerinduan yang kuat sekali untuk menggunakannya kembali. Pasien akan mencari dan menggunakan segala cara untuk mendapatkan Napza tersebut, walaupun tidak sedang mengalami gejala putus zat atau sedang di bawah tekanan seseorang.

UU RI No.5 tahun 1997

Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis, bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku

PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Penggunaan narkoba tidak untuk kepentingan pengobatan/ilmu pengetahuan & penggunaanya bertentangan dengan ilmu/praktek kedokteran Dilakukan sekali-sekali atau terus menerus Terjadi kebiasaan, ketagihan, ketergantungan, baik secara fisik/jasmani maupun psikologis terhadap narkoba sehingga menyebabkan gangguan perilaku dan fungsi sosialnya seharihari

JENIS DAN DAMPAK NAPZA


NARKOTIKA PSIKOTROPIKA ZAT

ADIKTIF LAINNYA

NARKOTIKA
1. OPIAD

Tanaman opium : Morphin, Heroin (putaw), Pethidin, Codein Tampak mengantuk Badan terasa dingin, nafas lambat Pupil mengecil

Reaksi

TELER

NARKOTIKA
Nyeri diseluruh badan Perasaan panas dingin Keluar air mata Hidung berlendir Menguap terus menerus Mual sampai muntah Sakit perut, diare Gelisah, tidak bisa tidur

SAKAU

NARKOTIKA
2. Canabis
Tumbuhan Cannabis Sativa : ganja, mariyuana

Reaksi :
Tampak gembira, tertawa-tawa Kedua mata merah Merasa dikejar-kejar

Tidak merasa takut

NARKOTIKA

Dampak :

Perubahan alam pikiran dan mental Mengurangi daya ingat Merusak kesehatan

3. Cocaine

Daun Coca plant, Kokain Tampak lebih percaya diri dan gembira Wajah ceria dan sangat bergairah saat berbicara

Reaksi :

NARKOTIKA

Dampak :
Paranoid Halusinasi Kurang percaya diri Gangguan pernafasan Gangguan cerebral

PSIKOTROPIKA
1. Zat penenang : Lexotan, Valium Reaksi : Rasa ketakutan Bimbang diiringi rasa cemas berlebihan Gangguan cerebral

2. Zat halusinogenik : Lysergic Acid Diethylamide (LSD) Reaksi : Halusinasi Rasa takut yang berlebihan Gangguan cerebral

PSIKOTROPIKA
3. Zat Psikostimulat : Amfetamin (ecstacy, shabu-shabu) Reaksi : Paranoid Kerusakan pembuluh darah Kerusakan jantung & hati

ZAT ADIKTIF LAINNYA


1. ALKOHOL Reaksi :
Hilang

ingatan Paranoid Depresi Rusaknya sistem pencernaan, usus, hati, jantung, ginjal.

3.SOLVENT :

Reaksi :

Zat perekat & bensin yang dapat dihirup baunya Gangguan pernafasan Infeksi tenggorokan Gangguan cerebral Kerusakan hati dan ginjal

4.NIKOTIN : Rokok

Reaksi : Gangguan saluran pernafasan,


jantung dan paru-paru

4.Kafein : Kopi Reaksi :


Rasa

cemas Gangguan pada jantung

PERILAKU PENGGUNA NAPZA


Tidak peduli dan jauh dari keluarga Malas dan sering melupakan
tanggungjawab dan tugas-tugas rutinnya Sering bertemu dengan orang yang tidak dikenal keluarga, pergi tanpa pamit dan pulang lewat tengah malam Suka mencuri uang dan menggadaikan barang-barang berharga dirumah Selalu kehabisan uang

Waktunya sering dihabiskan dikamar tidur atau kamar mandi atau tempat sepi lain lainnya Takut air, jika terkena air akan terasa sakit dan malas mandi Sering batuk dan pilek yang berkepanjangan, biasanya terjadi saat gejala putus obat Sikap cenderung manipulatif dan tiba-tiba tampak manis bila ada maunya, Sering bohong dan ingkar janji Ada obat-obatan, jarum suntik, kertas timah, bau-bauan yang tidak biasa dirumah, terutama dikamar tidurnya

TANDA-TANDA SESEORANG YANG MENGGUNAKAN NAPZA

FISIK
Berat badan turun drastis Mata terlihat cekung dan merah, muka pucat dan bibir kehitaman Tangan penuh dengan bintik merah dan ada garis panjang berparut Buang air besar dan kecil kurang lancar

EMOSI
Sangat sensitif dan cepat bosan Membangkang bila ditegur atau dimarahi Emosi tidak stabil Nafsu makan tidak menentu

REMAJA YANG BERPOTENSI MENYALAHGUNAKAN OBAT

Mudah kecewa, agresif dan destruktif Tidak bisa bersabar Kurang motivasi Rendah diri Suka mencari sensasi Penyimpangan psikoseksual Cepat bosan dan merasa tertekan Prestasi belajar rendah

Memiliki gangguan jiwa Mengabaikan peraturan-peraturan Perilaku menyimpang Sulit tidur Suka melancarkan protes sosial Berpersepsi hubungan keluarga kurang dekat Berkawan dengan peminum/ pemakai obat Kehidupan keluarga kurang religius

PERAN KELUARGA DALAM PROSES PENYEMBUHAN


Kerjasama

yang baik antara keluarga, tim ahli dan pemakai NAPZA Suport dengan cara tidak mendikte Menerima sebagai insan baru yang dewasa dan penuh potensi Beri kesempatan untuk bertanggung jawab memecahkan masalahnya sendiri

Berikan kepercayaan setara dengan anggota keluarga yang lain Sadari bahwa belum 100% sembuh Pahami bahwa proses penyembuhan ada pasang surutnya Tunjukkan bahwa keluarga mendukung sepenuhnya & jadikan tempat curhat Pertahankan komunikasi dan interaksi yang baik antara sesama anggota keluarga Membuka lembaran baru.

Rentang Respon Penggunaan Zat


eksperimen Rekreasi Situasional Penyalahgunaan Ketergantungan

Eksperimen : kondisi pengguna taraf awal, yang disebabkan rasa ingin tahu dari remaja. Sesuai kebutuhan pada masa tumbuh kembangnya, ia biasanya ingin mencari pengalaman yang baru atau sering pula dikatakan coba-coba.
Rekreasional : pengguna zat adiktif pada waktu berkumpul dengan teman sebaya. Pada waktu pertemuan malam mingguan, acar ulang tahun, penggunaan ini mempunyai tujuan rekreasi bersama teman-temannya.

Situasional : mempunyai tujuan secara individual, sudah merupakan kebutuhan bagi dirinya sendiri. Seringkali penggunaan ini merupakan cara untuk melarikan diri atau mengatasi masalah yang dihadapi, misalnya individu menggunakan zat pada saat sedang konflik stress dan frustasi Penyalahgunaan : penggunaan zat yang sudah 1 bulan, sudah terjadi penyimpangan perilaku menggangu fungsi dalam peran dilingkungan sosial : pendidikan & pekerjaan

Ketergantungan : pengguna zat yang sudah cukup berat, telah terjadi ketergantungan fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik ditandai dengan adanya toleransi dan syndroma putus zat.
syndroma putus zat: suatu kondisi dimana individu yang biasa menggunakan zat adiktif secara rutin, pada dosis tertentu menurunkan jumlah zat yang digunakan/ berhenti memakai, sehingga menimbulkan kumpulan gejala sesuai dengan macam zat yang yang digunakan. Toleransi : suatu kondisi dari individu yang mengalami peningkatan dosis (jumlah zat) untuk mencapai tujuan yang biasa diinginkanya

ASKEP PD KLIEN GANGGUAN PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF 1. PENGKAJIAN


FISIK EMOSIONAL SOSIAL INTELEKTUAL SPIRITUAL KELUARGA

2. POHON MASALAH
RESIKO PERILAKU KEKERASAN PADA DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN

KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF :TIDAK MAMPU MENGATASI KEINGINAN MENGGUNAKAN ZAT

Internal Berhubungan dengan gejala putus zat Kurang aktivitas Distress Spiritual Perubahan pemeliharaan kesehatan

Eksternal Kerusakan interaksi sosial ( Maladaptif) Koping keluarga tidak efektif Penatalaksanaan yang tidak efektif

DIAGNOSA PERAWATAN
Gangguan persepsi sensori pada pengguna halusinogen Gangguan proses berfikir pada penguna alkohol Gangguan persepsi sensori visual pada pengguna alkohol Gangguan hubungan sosial Tidak efektifnya koping individu Gangguan konsep diri, harga diri rendah Gangguan pemusatan perhatian Gangguan aktivitas pemenuhan kebutuhan sehari-hari Partisioasi keluarga yang kurang dalam pengobatan klien Menolak mengikuti aktivitas program Potensial untuk melarikan diri Potensial mengancam keamanan diri Potensial memburuknya kesadaran Potensial gangguan kardiovaskuler Gangguan gastrointestinal Mekanisme koping destruktif

4. Prinsip penatalaksanaan keperawatan


(prinsip Biopsikososiospiritual, Stuart Sundeen)

Biologis Tindakan biologis dikenal dengan detoksifikasi yang bertujuan untuk :


Memberikan asuhan yang aman dalam Withdawl (proses penghentian) bagi klien pengguna NAPZA Memberikan asuhan yang humanistik & memelihara martabat klien Memberikan terapi yang sesui Pertahan kan kondisi bebas dari zat adiktif Terapi farmokologi harus ditunjang oleh terapi yang lainnya

Psikologis Bersama klien mengevaluasi pengalaman yang lalu dan mengidentifikasi aspek positifnya untuk dipakai mengatasi kegagalan

Sosial
Konseling keluarga Keluarga sering frustasi menghadapi klien & tidak mengerti sifat dan proses adiksi sehingga seringkali melakukan hal yang tidak terapeutik terhadap klien. Keluarga sering melindungi klien dari dampak adiksi. Meminta anggota keluarga untuk memaafkan klien, menyalahkan diri sendiri, menghidari konfrontasi yang semuanya menyebabkan klien meneruskan pemakaian zat adiktif. Masalah yang dihadapi klien menimbulkan dampak bagi keluarga seperti rasa tidak aman, malu, rasa bersalah.

Oleh karena itu perawat perlu mendorong keluarga untuk mengikuti pendidikan kesehatan tentang proses penggunaan dan ketergantungan. Gejala putus zat, gejala relapse, tindakan keperawatan, lingkungan terapeutik, dan semua hal yang terkait dengan pencegahan Relapse di rumah.

Terapi Kelompok : Terdiri dari 7 -10 orang yg difasilitasi oleh terapis, kegiatan yang dilakukan untuk tiap anggota bebas menyampaikan riwayat sampai terjadi adiksi, upaya yang dilakukan untuk berhenti memakai zat , kesulitan yg dihadapi dalam melakukan program perawatan, terapis dan anggota kelompok memberikan umpan balik dengan jujur & dapat menambah pengalaman masingmasing.

Self Help Group adalah : Kelompok yang anggotanya terdiri dari klien yang berkeinginan bebas dari zat adiktif, dukungan antar anggota akan memberi kekuatan dan motivasi untuk bebas dari zat adiktif.

Implementasi Asuhan Keperawatan


Masalah Keperawatan
Koping individu tidak efektif sehubungan dengan tidak mampu mengatasi keinginan menggunakan zat.

Data Memaksa petugas untuk pemakaian zat nyeri, gangguan pola tidur, gelisah, tak berdaya, sugestinya kua

Tujuan ;
Klien mampu untuk mengatasi keinginan menggunakan zat adiktif

Individu : - Indentifikasi situasi yang menyebabkan timbulnya sugesti


- Identifikasi perilaku ketika sugesti datang - Diskusikan cara mengalhkan pikiran dari sugesti ingin menggunakan zat dengan menciptakan sugesti yang lebih positif - Latihan mengunakan kata-kata ingin hidup sehat masa depan penting, Masih ada harapan. - Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya.

Kelompok
Diskusikan pengalaman mengucapkan kata-kata yang mengandung semangat menghindari zat

Keluarga - Motivasi keluarga untuk membantu klien mampu jujur


bila sugesti datang - Diskusikan upaya keluarga membantu klien mengurangi sugesti - Bantu suasanan mendukung keakraban di rumah

Masalah Keperawatan
Intolaransi aktivitas (kurang aktivitas) s.d kurangnya motivasi untuk sembuh

Data
Bosan, tidak bekerja & tidak sekolah, tidak terlibat pekerjaan di rumah

Tujuan :
Klien mampu meningkatkan aktivitas terutama mengisi waktu luang

KLIEN :
- Identifikasi potensi/hobi/aktivitas yg menyenangkan

- Diskusikan manfaat aktivitas - Bantu merencanakan aktivitas (susun jadwal) - Motivasi untuk melakukan aktivitas secara teratur - Motivasi untuk mengatasi malas dengan memulai segera - Motivasi untuk mengatasi bosan dengan selingan istirahat saat beraktivitas - Kopensasikan dengan membaca

Kelompok
Lakukan olah raga/permainan/ aktivitas bersama

Keluarga - Diskusikan menyediakan fasilitas bagi klien


- Identifikasi cara keluarga memotivasi klien beraktivitas - lakukan aktifitas bersama-sama

Evaluasi
Evaluasi Kemampuan klien dalam mengatasi keinginan menggunakan zat misalnya dalam pikiran klien sudah tergambar masa depan yg lebih baik (tanpa Zat), Hidup yang lebih berharga & keyakinan tidak akan lagi menggunakan zat. Perilaku klien untuk mengatakan tidak terhadap tawaran penggunaan zat dan menyueuh pergi. Evaluasi apakah hubungan klien dengan keluarga sudah terbina saling percaya dan kesempatan untuk mendukung melakukan komunikasi yang lebih efektif untuk sama- sama mengatasi keinginan menggunakan zat lagi oleh klien, serta masalah yang timbul akibat penggunaan zat.

SEKIAN DAN.

Vous aimerez peut-être aussi