Vous êtes sur la page 1sur 7

Definisi AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome, merupakan sekumpulan gejala yang dijumpai pada fase

akhir dari infeksi HIV. Gejala-gejala tersebut tergantung dari infeksi oportunistik yang menyertai infeksi HIV . Tahap-tahap Penting Replikasi Virus: Pelekatan (Attachment): HIV melekat pada sebuah sel (sel CD4). Peleburan (Fusion): HIV memasukkan bahan genetik (RNA, ribonucleic acid) ke dalam sel bersama beberapa enzimnya (protein) seperti reverse transcriptase, HIV protease (HIV protease) dan integrase. Bahan genetik HIV (RNA) diubah menjadi bahan genetik sel (DNA) untuk membuat turunan DNA. Langkah ini menggunakan enzim reverse transcriptase. Penggabungan (Integration): Turunan DNA ini masuk ke dalam inti yang mengandung bahan genetik sel dan bergabung dengan bahan genetik sel tersebut. Dalam langkah ini dipergunakan enzim integrase. Pembacaan dan penyalinan (transcription & translation): Setelah penggabungan DNA virus dengan DNA sel, virus mengambil alih tugas sel, berubah menjadi pabrik penghasil virus. DNA virus membentuk cetakan yang diperlukan untuk membuat turunannya. Cetakan ini meliputi bahan genetik dan perintah membuat protein virus (genom virus). Genom virus membentuk kapsid, lalu membentuk tonjolan pada dinding sel dan melepaskan diri. Virus baru ini mengalami maturasi, memotongmotong DNAnya menjadi virus-virus baru yang siap menginfeksi sel-sel lainnya. Untuk memotong DNA virus tersebut dipergunakan enzim protease. (UNIFEM, 2004:16) Gejala AIDS. AIDS merupakan sekumpulan gejalagejala yang menyertai infeksi HIV tersebut. Oleh karena sistem imun telah rusak, gejala-gejala penyakit menjadi khas tergantung jenis infeksi yang menyertainya. Obat diberikan bila sel T (CD4) turun sangat rendah untuk mencegah terjadinya infeksi. Gejala-gejala yang bisa dijumpai adalah: Selalu merasa lelah. Pembengkakan kelenjar pada leher atau lipatan paha. Panas yang berlangsung lebih dari 10 hari. Keringat malam. Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya.

Bercak keunguan pada kulit yang tidak hilanghilang. Pernafasan memendek. Diare berat, berlangsung lama. Infeksi jamur (candida) pada mulut, tenggorokan, atau vagina. Mudah memar/perdarahan yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya (Gunung, 2003:35) Gunung. 2003. Buku Pegangan Konselor HIVAIDS. Macfarlane Burnet Institute for Medical Research and Public Health Limited ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian data ODHA dengan TB Paru Anamnesis Riwayat penyakit : Berisiko atau tidak untuk HIV dan AIDS. Untuk TB menanyakan batuk sejak kapan, ada sesak nafas, nyeri dada, pernah kontak, keluar keringat dingin pada malam hari, BB menurun. Sudah tes HIV apa belum, CD4, Tx ARV? Psiko-sosio-spiritual Kehilangan dukungan keluarga Hubungan dengan orang lain (Peer Group Support) Penghasilan Gaya hidup Distress spiritual Review of System Breath Sesak nafas Batuk Nyeri dada RR meningkat Ronchi Blood Tekanan darah normal / menurun Demam, keringat malam Brain Kelemahan umum Bladder Tidak ada perubahan (jumlah, warna) Bowel Ada penurunan selera makan Anoreksia Bone & Integumen Tidak ditemukan kelainan

KH : -

Masalah yang muncul : Bersihan jalan nafas inefektif Pola nafas inefektif Gangguan pertukaran gas Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh Hipertermi PK: Sepsis

RENCANA PERAWATAN Bersihan jalan nafas inefektif b.d hipersekresi trakeobronkial Askep HIV & AIDS dengan Infeksi Oportunistik Tujuan : klien mencapai bersihan jalan nafas yg efektif PCP dlm waktu 3 x 24 jam Anamnesis : Kriteria Hasil : Keluhan : - Suara nafas bersih (ronchi berkurang atau teratasi) Batuk tidak berdahak (khas PCP) - RR : 16-20 kali/menit Sesak nafas - HR : 80-100 kali/menit Pernafasan cepat - Irama nafas teratur Lemah - Klien dpt melakukan batuk efektif stlh diajarkan Demam Intervensi Riwayat penyakit saat ini Beri posisi 30 Sejak kapan terdiagnosis HIV Berikan minuman hangat pada klien Kapan menggunakan terapi ARV atau Jelaskan dan ajarkan cara melakukan batuk efektif tidak, mulai kapan batuk-batuk, jumlah Ajarkan cara melakukan fisioterapi napas CD4 Obs sputum klien (, warna, konsistensi) Tindakan apa yang sudah dilakukan Auskultasi suara napas secara teratur terhadap untuk mengatasi masalah kesehatan yang ronchi sebelum dan sesudah intervensi diberikan di alami sebelum di bawah ke rumah sakit Pertahankan status hidrasi klien obat-obatan yang dikonsumsi saat ini Lakukan nebullizing dan suctioning jika Riwayat Penyakit yang pernah diderita diperlukan Kenali faktor seperti praktik yang Kolaborasi program pengobatan sesuai indikasi beresiko :pemberian expektoran Pengguna narkoba dan obat-obatan terlarang dengan cara intravena secara Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d Mual dan bergantian. Muntah Riwayat penerima donor darah Tujuan : kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dalam 3x24 Riwayat Penyakit Keluarga jam

Terjadi peningkatan BB dan LLA Alb : 3,5-5 g/dl Hb : 10-12 g/dl Keadaan klinis klien membaik : - Klien terlihat segar - Kulit teraba ada lemak dibawah kulit - Tidak anemi - Makanan yang disajikan habis INTERVENSI Kolaborasi dengan ahli gizi tentang perencanaan makanan sesuai kebutuhan. Lakukan oral higiene sebelum dan sesudah makan Tetapkan jadwal makanan klien 3x per hari. Kolaborasi pemberian anti muntah (berikan 30 menit sebelum makan) Anjurkan makan sambil duduk Anjurkan minum setelah makan Kolaborasi pemberian nutrisi perenteral Berikan makanan porsi kecil tapi sering Motivasi klien untuk menghabiskan makanan sesuai porsi yang ditentukan. Timbang BB dan lakukan antropometri secara periodik.

Adakah anggota keluarga lainnya yang beresiko tinggi terkena seperti praktek seksual yang beresiko, pengguna narkoba dan obat-obatan terlarang dengan cara intravena secara bergantian. Psiko-Sosio-Spiritual a. Faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan dukungan keluarga, hubungan dengan orang lain, penghasilan, gaya hidup tentunya dan distress spiritual b. Mengkhawatirkan penampilan: lesi, cacat, penurunan berat badan c. Cemas, depresi, kesepian, teman terdekat meninggal karena AIDS. Perubahan pada interaksi keluarga Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan spesimen (cara khusus) : sputum / bilasan bronkhus (BAL) Foto thoraks Pemeriksaan Fisik B1 (Breath) : Pernafasan Batuk kering/non produktif, nyeri dada, sesak nafas terjadi takipnea, distress pernafasan B2 (Blood) : Kardiovaskuler Terjadi takikardi menurunnya volume nadi perifer, akral dingin, pucat dan sianosis yang berkepanjangan, TD rendah B3 (Brain) : Persyarafan Pusing Sakit kepala Terjadi perubahan status mental. Tidak mampu mengingat berkonsentrasi dan pada tahap yang berat terjadi perubahan sensori persepsi Perubahan ketajaman penglihatan dan kesemutan pada ekstrimitas B4 (Bladder) : Perkemihan Tidak ada perubahan dlm jumlah, warna & karakteristik urin B5 (Bowel): Pencernaan Penurunan BB yang cepat, mual, muntah, anoreksia B6 (Bone): Muskuloskletal Adakah kelemahan, turgor kulit yang buruk, akral dingin, sianosis Pemeriksaan Sputum Terdapat kista pneumocystis Carinii melalui bronkoskopi

DIAGNOSA PERAWATAN Kerusakan pertukaran gas b.d perubahan pd membran kapiler-alveolar Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan suplai O2 ke jaringan perifer Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, hipoksia Resiko perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksi, rasa tdk nyaman pd tenggorokkan RENCANA PERAWATAN Kerusakan pertukaran gas b.d perubahan pada membran kapiler alveolar Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan slm 3 X24 jam, pertukaran gas adekuat dg Kriteria hasil : a. Klien tenang b. Kelelahan berkurang / hilang c. Nadi : 80 100 X/mnt d. Tidak sianosis pada mukosa bibir, kuku, kulit e. BGA dalam batas normal : PO2 : 80-100 mmHg SO2 ; 95% PCO2 : 35-45 mmHg Intervensi Berikan posisi 30 Kolaborasi pemberian O2 sesuai indikasi

Auskultasi bunyi nafas, pantau kecepatan/ kedalaman pernafasan, sianosis, penggunaan otot bantu pernafasan Kolaborasi pemeriksaan gas darah sebelum dan sesudah diberikan intervensi Kolaborasi program pengobatan : Antibiotika Obat batuk Perubahan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai O2 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam perfusi jaringan perifer adekuat Kriteria Hasil : a. Konjungtiva tidak anemia b. Kulit tidak pucat c. Hb dlm batas normal d. CRT< 3 detik e. Akral hangat f. Nadi 80-100 X/mnt g. Tensi 110-120 / 70-80 mmHg h. Oedema berkurang / hilang Intervensi Kolaborasi pemberian O2 sesuai indikasi Berikan diet TKTP Pertahankan suhu lingkungan agar tubuh tetap hangat Ubah posisi sedikitnya tiap jam Obs TTV dan tanda-tanda gangguan perfusi jaringan perifer (akral dingin, CRT>3 detik Kolaborasi : Pemeriksaan Hb dan gas darah

Askep HIV & AIDS dengan Infeksi Oportunistik Diare Kronik


Anamnesis Keluhan Utama Diare terus menerus > 2 minggu Badan lemah Nyeri abdomen Ekskoriasi kulit perianal Riwayat penyakit yang diderita Kenali faktor resiko seperti praktek seksual yang beresiko, pengguna narkoba dan obat-obatan terlarang dengan cara IV secara bergantian Bayi lahir dari ibu dengan HIV&AIDS Riwayat penerima donor darah. Riwayat penyakit keluarga Anggota keluarga lainnya yang berisiko tinggi terkena HIV&AIDS seperti praktek seksual yang beresiko Pengguna narkoba secara IV bergantian Bayi lahir dari ibu dengan HIV&AIDS, riwayat penerima donor darah.

Personal Higiene Kelemahan seringkali membuat pasien memerlukan bantuan dalam penentuan ADL Psiko-Sosio-Spiritual Pasien merasa masa depannya tidak pasti karena persepsi dokter tentang penyakitnya kecemasan Pemeriksaan Fisik 1. B1 (Breath) : Frekwensi nafas cenderung meningkat 2. B2 (Blood) Nadi meningkat Pucat Cyanosis Perfusi dingin Hypovolemik 3. B3 (Brain) : Penurunan kesadaran 4. B4 (Bladder) Terjadi anuria Febris Dehidrasi 5. B5 (Bowel) Mual, muntah Penurunan BB Turgor kulit menurun Nyeri 6. B6 (Bone) Adakah kelemahan Turgor kulit yang buruk Akral dingin Cianosis Pemeriksaan Penunjang + FL + Kultur feses

MASALAH KEPERAWATAN 1. Defisit volume cairan 2. Infeksi, resiko tinggi terhadap (progresi menjadi infeksi atau awitan infeksi oportunistik )

Perubahan Nutrisi, < kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan utk mencerna, mual & muntah. Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dalam waktu 3x24 jam Kriteria hasil : a. Mempertahankan BB/ peningkatan BB DIAGNOSA PERAWATAN b. Tidak ada mual muntah Defisit volume cairan b.d kehilangan yg berlebihan c. Porsi makan yg disediakan dari RS habis sekunder thd diare berat, d. Lab. Albumin dlm batas normal 3,8-4,4 Tujuan : Hindari kehilangan atau volume cairan tubuh e. Total protein dlm batas normal 6,6-8,8 dapat dipertahankan f. Hb dlm batas normal 13,4-17,7 g/dl Kriteria hasil : Intervensi a. Membran mukosa lembab 1. Berikan perawatan mulut terus-menerus, minimal b. Turgor kulit baik 2 kali sehari c. Mata tidak cowong 2. Bantu klien utk makan sedikit tp sering dg d. TTV stabil makanan yg tinggi protein & karbohidrat e. Haluran urin adekuat 3. Berikan posisi duduk saat klien makan f. Natrium serum normal 4. Pastikan pola diet yg biasa klien dptkan dan yg g. Produksi urine - 1cc / kg bb / jam disukai atau tdk disukai h. BB normal 5. Kolaborasi dg ahli gizi untuk menentukan komposisi diet Intervensi : 1. Berikan cairan yg adekuat sedikitnya 2,5 liter/hari 6. Obs kemampuan klien utk makan dan sedikit dan pantau masukan oral adanya anoreksia, mual muntah 2. Hindari makan yg menyebabkan diare (pedas, lemak tinggi, serat tingggi) Askep HIV & AIDS dengan Infeksi Oportunistik 3. Berikan cairan elektrolit intravena Kandidiasis 4. Obs TTV dan produksi urine Definisi 5. Obs turgor kulit, membran mukosa dan rasa haus Penyakit jamur, yang bersifat akut atau sub akut 6. Ukur haluan urin disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh 7. Laksanakan program pemberian obat anti emetik spesies Candida Albicans dan dapat mengenai dan / anti diare mulut, vagina, kulit, kuku, bronki atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis. Infeksi, resiko tinggi thd (progresi mjd sepsis/ awitan Infeksi mukosa mulut yang sering kali muncul infeksi oportunistik) b.d depresi sistem imun Tujuan : Sepsis dapat dihindari dan infeksi oportunistik berbulan-bulan sebelum munculnya infeksi tidak menyebar oportunistik yang lebih berat dan merupakan salah satu indikator progresifitas HIV Kriteria hasil : Suhu dalam batas normal : 36,5 37,5C Tanda & gejala Tanda-tanda infeksi tidak terjadi Keluhan utama : tenggorokan seperti terbakar, kesulitan menelan baik makanan cair maupun Intervensi 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan padat & perubahan pengecapan tindakan Riwayat penyakit : Perilaku beresiko AIDS, 2. Berikan lingkungan yang bersih dan berventilasi vertikal (ibu ke anak), horisontal (kontak darah, baik, serta lakukan tindakan aseptik pemakaian jarum suntik bersama-sama dll) & 3. Obs tanda-tanda vital terutama suhu transeksual 4. Periksa kulit atau membran mukosa oral terhadap Diagnosis bercak putih atau lesi Diagnosis pasti kandida adalah dengan 5. Obs keluhan nyeri ulu hati, disfagia, peningkatan pemeriksaan langsung spesimen jaringan kram abdomen dan diare hebat

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Pola napas inefektif Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh Gangguan rasa nyaman : Nyeri Gangguan integritas kulit perianal Gangguan perfusi jaringan Gangguan pertukaran gas Intoleransi aktivitas Gangguan persepsi sensori Defisit perawatan diri

6. Obs hasil laboratorium 7. Laksanakan program pengobatan: pemberian antibiotik yang sesuai

(termasuk kerokan) dengan larutan KOH, bukan dengan kultur. Diagnosis presumptif adalah nyeri retrosternal dan ditemukannya kandidiasis oral berdasarkan gambaran membran atau plak putih dengan dasar eritema pada mulut. Penatalaksanaan

Pola nafas : irama teratur/tidak Suara nafas : normal/ada suara tambahan Sesak nafas ya/tdk, batuk/tdk Blood (B2) : Irama jantung : Reguler/tdk, S1/S2 tungal/tdk Brain (B3) : Nyeri telan,perubahan fungsi pengecap. Bladder (B4) :Dalam batas normal. Bowel (B5) : Nafsu makan menurun, mual, muntah,bercak putih di mulut, BB menurun. Bone (B6) : Kelemahan,pergerakan sendi bebas.

Anamnesis Psiko-Sosio-Spiritual : Faktor stress yang b.d kehilangan dukungan keluarga dan orang lain, stigma, perubahan gaya hidup, perubahan penghasilan, distress spiritual Penampilan adanya penurunan BB, kecacatan, kelemahan, lesi di kulit dan mukosa Cemas, depresi, kesepian karena teman dekat meninggal karena AIDS, isolasi diri, perubahan konsep diri Pemeriksaan Fisik Breath (B1)

DIAGNOSA PERAWATAN Perubahan membran mukosa oral b.d penurunan sistem imun Perubahan kenyamanan (nyeri) b.d inflamasi Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d lesi oral Keletihan b.d defisiensi nutrisi

Perubahan membran mukosa oral b.d penurunan sistem imun

Tujuan : Terjadi perbaikan dari perubahan membran mukosa oral setelah dilakukan intervensi 3X24 jam Kriteria Hasil
Bebas dari rasa tidak nyaman saat makan dan minum Lidah bersih Mulut lembab Lesih oral hilang Intervensi : 1. Lakukan oral hygiene 3 x per hari 2. Lakukan program dokter: pemberian anti jamur (nistatin, klotrimasol,flukonasol) 3. Lakukan kumur dengan air garam ( sendok teh dicampur 200 cc) setelah makan / diantara makan. 4. Observasi secara periodik

Vous aimerez peut-être aussi