Vous êtes sur la page 1sur 8

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 4, No.

2, Juni 2008

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MEMIJATKAN BAYI Nurlaila1, Nana Rochana 2, Nurullya Rachma3 1Jurusan Keperawatan STKes Muhammadiyah Gombong 2,3Jurusan Keperawatan Universitas Diponegoro ABSTRACT The purpose of this research is to know the correlation between level of knowledge and attitude with motivation of mother to give massage to their baby. This is quantitative research with descriptive analysis using chi square test. The respondents are all of mothers who have baby in Surotrunan Village Alian Subdistrict Kebumen district. It uses total sampling with 63 mothers as respondent. The data is collected by giving questioners to the respondents. The result shows that the majority of mothers are 24-27 years old and have 10,5-12,4 months olds baby. There are 43 (68,3%) mothers who have intermediate knowledge about baby massage. Mothers who have good attitude about baby massage are 35 (55,6%) and mothers who have intermediate motivation about baby massage are 45 (71,4%). The result from data analysis using chi square test with statistic technique in 5% significance level shows that there are no correlation between level of knowledge of mother about baby massage with motivation of mother in giving baby massage (p value=0,666). In spite of that, there is correlation between attitude of mother to baby massage with motivation of mother in giving baby massage (p value=0,012). Key words: motivation, mother, baby massage PENDAHULUAN Sentuhan memberikan suatu komunikasi yang dalam, tanpa batasan kata-kata. Ketika orang tua memijat bayinya, mereka menjadi semakin dekat satu sama lain. Kontak yang mendalam dan waktu yang intens dalam pijatan itu akan memberikan rasa aman dan nyaman untuk anak dan juga orangtua. Jika dilakukan secara teratur, pijat bayi akan membuat tubuh sehat dan mengurangi masalah kesehatan yang sering terjadi seperti perut kembung . Hal yang terpenting yaitu pemijatan dapat meningkatkan kualitas komunikasi antara ibu dan bayi sehingga dapat membentuk ikatan antara bayi dan kedua orangtuanya . Bowlby (1965) menyatakan bahwa tipe hubungan emosional anak secara dini dengan ibunya sangat penting, sehingga perlu dijalin sejak 3 tahun pertama kehidupan. Jalinan hubungan emosional antara ibu dan anak akan mempengaruhi perkembangan fisik, intelektual, emosional dan sosial anak . Salah satu cara dalam mempererat hubungan emosional antara ibu dan anak adalah dengan terapi pijat bayi. Di kalangan masyarakat Indonesia ilmu pijat bayi sudah lama dikenal dan sampai saat ini di daerah-daerah masih sering dilakukan oleh dukun bayi (4). Hal ini dapat disebabkan karena masyarakat di daerah belum mengatahui terapi pijat bayi yang dilakukan oleh ibu, ayah, atau anggota keluarga bayi. Sikap ibu terhadap pijat bayi terbentuk dengan baik jika ibu telah

56

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 4, No. 2, Juni 2008

mengetahui pentingnya pijat bayi yang dilakukan oleh ibu atau anggota keluarga yang lain dan pada akhirnya ibu akan termotivasi untuk mempraktekan pijat bayi tersebut. Hasil survey awal, observasi dan wawancara yang peneliti lakukan terhadap ibu-ibu yang memiliki bayi pada tanggal 11 desember 2004 di Desa Surotrunan Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen, diketahui bahwa sebagian besar ibu memijatkan bayinya pada dukun bayi. Seharusnya ibu mendapat pendidikan kesehatan mengenai cara memijat bayi yang diajarkan oleh bidan atau perawat setempat, oleh karena jauh dari jangkauan fasilitas kesehatan maka ibu tidak tahu cara memijat bayi sendiri. Kita ketahui bersama bahwa sikap seseorang didasarkan pada konsep evaluasi berkenaan dengan obyek tertentu dan menggugah motif untuk bertingkah laku . Dari hal tersebut diatas dan mengingat pentingnya kesehatan seorang anak maka masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan motivasi ibu dalam memijatkan bayi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang pijat bayi dengan motivasi ibu dalam memijatkan bayi di Desa Surotrunan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen. Penelitian ini memberikan manfaat bagi peningkatan pelayanan asuhan Keperawatan khususnya Keperawatan komunitas dan dapat membuka wawasan masyarakat khususnya ibu tentang manfaat dan pentingnya pijat bayi. METODE PENELITIAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah tingkat pengetahuan, pengalaman masa lampau, kemampuan fisik., cita- cita hidup, situasi lingkungan. Kepribadian, sikap, orang tua, saudara, tanda bahaya, rintangan, mangsa Variabel independen dalam penelitian ini adalah Pengetahuan ibu tentang pijat bayi (Pengertian pijat bayi, manfaat pijat bayi, teknik pijat bayi) dan sikap ibu terhadap pijat bayi, sedangkan variabel dependennya adalah motivasi ibu dalam memijatkan ibu (Motif, kekuatan motif, tujuan, perilaku). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan rancangan penelitian deskriptif analitik . Pendekatan yang digunakan adalah desain cross sectional dimana peneliti melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan dan peneliti hanya ingin mengetahui apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap (variabel bebas) dengan motivasi ibu dalam memijatkan bayi (variabell terikat) tanpa ada follow up . Penelitian ini dilaksanakan di Desa Surotrunan Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia 0-1 tahun yang tinggal di desa Surotrunan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen pada tahun 2005. Besar populasi untuk penelitian ini adalah 63 (1). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan tekhnik sampel jenuh, yaitu bahwa seluruh populasi dijadikan sampel, sehingga besar sampell untuk penelitian ini adalah 63. Secara umum, alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen

57

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 4, No. 2, Juni 2008

penelitian yaitu kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini dibagi menjadi: kuesioner A berisi data pribadi responden, kuesioner B untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi yang terdiri atas 15 item pertanyaan multiple choice (pengertian pijat bayi: 4 buah, manfaat pijat bayi: 6 buah, Tekhnik pijat bayi: 5 buah), kuesioner C untuk mengukur sikap ibu terhadap pijat bayi yang terdiri atas 8 item pernyataan dan diukur dengan menggunakan skala likert, kuesioner D untuk mengukur motivasi ibu memijatkan bayi yang terdiri atas 16 item pernyataan (motif: 5 buah, kekuatan motif: 5 buah, tujuan: 3 buah, perilaku: 3 buah) dan diukur dengan skala likert. Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti, maka sebelum digunakan untuk pengambilan data terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas, yaitu dengan cara mengujicobakan kuesioner ini kepada tiga puluh ibu yang memiliki anak usia 0-1 tahun yang memiliki karakteristik seperti sampell tetapi bukan merupakan sampel dalam penelitian ini. Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini akan dilakukan di Desa Bojongsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen. Setelah dilakukan uji validitas dengan korelasi product moment didapatkan 15 pertanyaan tentang pengetahuan, 8 pernyataan tentang sikap dan 16 pernyataan tentang motivasi dengan nilai r hitung lebih besar dari pada nilai r tabel (0,361) pada derajat signifikansi 5 %, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan berupa kuesioner dinyatakan valid (21).Hasil uji reliabilitas dengan Alpha () Cronbach menghasilkan sebesar 0,9560 untuk kuesioner pengetahuan, 0,9093 untuk

kuesiner sikap, dan 0,9367 untuk kuesioner motivasi. Dengan demikian kuesioner dinyatakan reliabel karena nilai lebih besar dari nilai r tabel (0,361) pada derajat signifikansi 5 %. Kuesioner yang telah valid dan reliabel selanjutnya dibagikan pada 63 responden sebagai sampel dalam penelitian ini. Setelah kuesioner yang telah diisi oleh responden dikembalikan kepada peneliti kemudian peneliti melaukan analisa terhadap hasil jawaban responden. Analisa univariat dalam penelitian ini adalah dengan mendeskripsikan proporsi responden dengan cara distribusi frekuensi sedangkan analisa bivariat dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan motivasi ibu dan hubungan antara sikap dengan motivasi ibu digunakan uji statistik Chi-Square Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu memperhatikan masalah etika penelitian. Masalah etika dalam penelitian meliputi: Informed Consent (cara persetujuan antara responden dengan peneliti), Anonimity (Tanpa nama), dan Confidentiality (Kerahasiaan) . HASIL DAN BAHASAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar bayi berusia 10,5-12,4 bulan yaitu sebanyak 21 (33,3%). Sedangkan proporsi terkecil adalah bayi berusia antara 6,5-8,4 bulan dan 2,5-4,4 bulan yaitu sebanyak 5 (7,9%). Sebagian besar ibu berusia 24-27 tahun yaitu sebanyak 26 (41,3%) dan proporsi terkecil adalah ibu yang berusia 40-43 yaitu sebanyak 4 (6,3%). Sebagian besar ibu memiliki pengetahuan yang sedang mengenai pijat bayi yaitu sebanyak 43 (68,3%) dan ibu yang memiliki pengetahuan baik

58

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 4, No. 2, Juni 2008

sebanyak 7 (11,1%), sisanya sebanyak 13 (20,6%) ibu memiliki pengetahuan yang kurang mengenai pijat bayi. Hasil penelitian mengenai sikap ibu terhadap pijat bayi menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki sikap yang baik terhadap pijat bayi yaitu sebanyak 35 (55,6%), tidak ada (0%) ibu yang memiliki sikap yang kurang terhadap pijat bayi dan 28 (44,4%) ibu memiliki sikap yang sedang terhadap pijat bayi. Sebagian besar ibu yaitu sebanyak 45 (71,4%) ibu memiliki motivasi yang sedang dalam memijatkan, tidak ada (0%) ibu yang memiliki motivasi rendah dalam memijatkan bayi dan 18 (28%) ibu memiliki motivasi tinggi dalam memijatkan bayi. Hasil analisa secara statistik hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi dengan motivasi ibu dalam memijatkan bayi menggunakan uji Chi Square diperoleh hasil p value 0,666 lebih besar dari derajat signifikansi 0,05. Dengan demikian hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi dengan motivasi ibu dalam memijatkan bayi di Desa Surotrunan Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen. Sementara itu hasil uji analisa secara statistik hubungan antara sikap ibu terhadap pijat bayi dengan motivasi ibu dalam memijatkan bayi menggunakan uji Chi Square diperoleh hasil p value 0,012 lebih kecil dari derajat signifikansi 0,05. Dengan demikian hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap ibu terhadap pijat bayi dengan motivasi ibu dalam memijatkan bayi di Desa Surotrunan Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen.

Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi Hasil analisa peneliti terhadap jawaban responden pada kuesioner pengetahuan menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang pijat bayi baru sampai tingkat memahami (Comprehension), ibu hanya mampu menjelaskan secara benar mengenai pijat bayi dengan benar, namun ibu belum mengaplikasikan terapi pijat bayi sehingga ibu tidak dapat menganalisis, memodifikasi dan menilai manfaat terapi pijat bayi. Meskipun ketika dilakukan wawancara informal, rata-rata ibu beranggapan bahwa pertumbuhan dan perkembangan bayi sangatlah penting namun karena kurangnya informani mengenai pijat bayi sehingga kebanyakan dari ibu hanya memiliki pengetahuan yang sedang tentang pijat bayi. Dengan demikian hasil penelitian ini dapat diartikan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi masih kurang sehingga perlu dilakukan pendidikan kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Pengetahuan yang tinggi merupakan faktor yang cukup penting dalam meningkatkan motivasi seseorang dan mendorong perubahan perilaku orang tersebut. Sikap ibu terhadap pijat bayi Berdasarkan hasil jawaban ibu terhadap kuesioner sikap menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki kepercayaan tehadap pijat bayi yang bermanfaat dalam mempertahankan status kesehatan bayi sehingga menggambarkan kecenderungan perilaku ibu untuk memijatkan bayi. Sikap positif ibu terhadap pijat bayi dapat terbentuk dari proses imitasi terutama meniru

59

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 4, No. 2, Juni 2008

tingkah laku orang tuanya dalam sikap maupun tindakannnya dalam memijatkan bayi . Dalam hal ini sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku dengan cara menerima atau tidak menerima objek tersebut (13). Sikap ibu terhadap pijat bayi tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang pijat bayi, menurut Allport (1954) dipengeruhi juga oleh pengalaman pribadi, apa yang dicertitakan oleh orang lain, dan kebutuhan emosional ibu sehingga terbentuk kepercayaan ibu yang besar untuk memijatkan bayi pada dukun bayi. Sikap ibu yang baik terhadap pijat bayi dapat dipengaruhi oleh kebiasaan ibu dalam memijatkan bayi, hal ini sesuai dengan pendapat Allport (1954) dalam teori kondisioning. Teori ini menjelaskan bahwa sikap merupakan kebiasaan terhadap suatu yang dipelajari . Motivasi ibu dalam memijatkan bayi Cukupnya motivasi ibu dalam memijatkan bayi dapat didukung dengan jawaban sebagian besar (>50%) ibu yang menyatakan bahwa ibu akan memijatkan bayi jika bayinya rewel dan tukang pijatnya mau datang ke rumah ibu.. Pada dasarnya motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Kurangnya kesadaran ibu akan pentingnya pijat bayi yang dapat dilakukan oleh ibu sendiri mendorong ibu untuk memijatkan bayinya pada orang lain, dalam hal ini adalah dukun bayi. Disamping itu motivasi ibu dalam memijatkan bayi dapat didorong oleh pengalaman ibu pada anak-anak sebelumnya atau pengalaman orang tua ibu yang

biasa memijatkan bayi pada dukun bayi. Dalam wawancara informal selama penelitian sebagian besar ibu menyatakan pijat bayi dilakukan supaya bayi lebih tenang dan karena dorongan dari orang tua ibu. Selain itu hasil jawaban ibu terhadap kuesioner motivasi juga menunjukkan bahwa ibu hanya akan memijatkan bayi apabila bayinya sakit. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi ibu dalam memijatkan bayi dapat dipengaruhi oleh faktor intrinsik, faktor ekstrinsik, dan keadaan yang terdesak. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi dengan motivasi ibu dalam memijatkan bayi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi dengan motivasi ibu dalam memijatkan bayi. Hal ini dapat diartikan bahwa tingkat pengetahuan seseorang yang baik tentang pijat bayi tidak menjamin seseorang itu akan termotivasi untuk memijatkan bayi. Hal ini dimungkinkan karena ibu yang memiliki pengetahuan tentang pijat bayi, hanya sekedar memahami tentang manfaat yang besar dengan pijat bayi sehingga ibu merasa takut untuk melakukan pijat bayi sendiri atau ibu tidak sempat untuk melakukan pijat bayi sendiri. Kemungkinan yang lain adalah adanya beberapa faktor lain juga cukup mempengaruhi motivasi ibu untuk memijatkan bayi. Faktor-faktor tersebut antara lain pengalaman masa lampau, citacita, situasi lingkungan, sikap, orang tua, saudara, adanya keadaan yang mendesak atau bahaya. Anggota keluarga ibu yang biasa memijatkan bayi pada dukun bayi akan memberikan dorongan

60

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 4, No. 2, Juni 2008

pada ibu supaya memijatkan bayi. Ibu yang tidak memiliki pengalaman memijat bayi sendiri pada anak-anak sebelumnya akan lebih termotivasi untuk memijatkan bayi pada dukun bayi. Dengan demikian sejalan dengan pendapat Martin Handoko motivasi ibu dalam memijatkan bayi dapat berubah karena pengalaman dan pendidikan yang didapatkan oleh ibu tentang pijat bayi. Hubungan sikap ibu terhadap pijat bayi dengan motivasi ibu dalam memijatkan bayi Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap ibu terhadap pijat bayi dengan motivasi ibu dalam memijatkan bayi di Desa Surotrunan Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen. Motivasi ibu dalam memijatkan bayi dapat didorong oleh kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Semakin baik sikap ibu terhadap pijat bayi, dan secara sadar pula melakukan perbuatanperbuatan untuk memenuhi keinginan/kebutuhan tersebut. Menurut Stoner dan Freeman (1995) motivasi seseorang dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam individu dan salah satunya adalah sikap (6). Dapat diartikan bahwa sikap ibu yang baik terhadap pijat bayi akan mendorong ibu untuk memijatkan bayi. Menurut Allport (1954) sikap ibu terhadap pijat bayi dapat terbentuk dari kebiasaan dan pengalaman ibu sebelumnya, dan proses imitasi terhadap tingkah laku dari orang tuanya yang biasa memijatkan bayi sehingga ibu mempunyai motivasi untuk memijatkan bayi. Penerimaan yang positif dan kepercayaan ibu terhadap pijat bayi akan mendorong ibu untuk memijatkan bayi. Dorongan untuk memijatkan

bayi dimulai dari keyakian ibu terhadap nilai-nilai positif dari pijat bayi. Bermula dari suatu keyakinan, kebiasaan, pendapat atau konsep yang positif mengenai pijat bayi akan membentuk sikap yang baik terhadap pijat bayi yang selanjutnya akan menggugah motif yang mendasari tingkah laku ibu untuk memijatkan bayi . SIMPULAN Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi masih kurang karena hanya 7 (11,1%) ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang pijat bayi dan 43 (68,3%) ibu memiliki pengetahuan sedang mengenai pijat bayi. Sedangkan sikap ibu terhadap piajt bayi sudah baik yaitu adanya 35 (55,6%) ibu yang memiliki sikap baik terhadap pijat bayi , dan Motivasi ibu tergolong cukup dalam memijatkan bayi yaitu sebanyak 45 (71,4%) ibu memiliki motivasi sedang dan tidak ada ibu yang memiliki motivasii rendah dalam memijatkan bayi. Dari hasil analisa statistik hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi dengan motivasi ibu dalam memijatkan bayi menggunakan uji Chi Square diperoleh hasil p value 0,666 lebih besar dari derajat signifikansi 0,05. Dengan demikian hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi dengan motivasi ibu dalam memijatkan bayi di Desa Surotrunan Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen. Sementara itu dari hasil analisa statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap ibu terhadap pijat bayi dengan motivasi ibu dalam memijatkan bayi di Desa Surotrunan Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen dengan p

61

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 4, No. 2, Juni 2008

value 0,012 lebih kecil dari derajat signifikansi 0,05. SARAN Petugas kesehatan dalam hal ini perawat hendaknya memberikan informasi mengenai pengertian terapi pijat bayi yang benar sehingga terbentuk persamaan persepsi antara masyarakat dan petugas kesehatan mengenai terapi pijat bayi. selanjutnya perawat juga perlu membuka pelatihan pijat bayi bagi para ibu agar ibu tersebut dapat melakukan pijat bayi sendiri. Dalam menyebarluaskan informasi dan edukasi mengenai pijat bayi dapat dilakukan melalui penyuluhan kesehatan mengenai pentingnya pijat bayi pada setiap puskesmas khususnya puskesmas di wilayah kerja kecamatan Alian Kabupaten Kebumen serta melalui media cetak dan elektronik. Untuk penelitian selanjutnya, perlu diteliti faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi ibu dalam memijatkan bayi. Faktor-faktor tersebut antara lain pengalaman masa lampau, kemampuan fisik, cita- cita hidup, situasi lingkungan, pengaruh orang tua saudara, dan lingkungan sekitar. Selain itu pada penelitian ini hanya menggunakan kuesioner sebagai alat penelitian sehingga pada penelitian selanjutnya perlu diikuti dengan observasi langsung ke lapangan dan wawancara mendalam terhadap perilaku ibu dalam memijatkan bayi sehingga data yang diperoleh lebih akurat dan mendalam. DAFTAR PUSTAKA Roma T, Susie Nanayakkara. Seni memijat bayi yang menyejukkan. Jakarta: Ladangpustaka & Intimedia. 2002.

Key

Mak. Pijat bayi dan manfaatnya. http://www.balitaanda.com. (29 September 2002) Sacharin Rosa M. Prinsip keperawatan pediatrik. Edisi 2. Jakarta: EGC. 1996 Roesli Utami. Bayi sehat berkat ASI eksklusif . Jakarta: PT Elex Media Komputindo. 2001 Marat. Sikap manusia perubahan serta pengukuran. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1981 Nursalam. Manajemen Keperawatan: aplikasi dalam praktik Keperawatan professional. Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika. 2002 Handoko Martin. Motivasi daya penggerak tingkah laku. Cet 3. Yogyakarta: Kanisius. 1995 Nursalam, Siti Pariani. Pendekatan praktis metodologi riset keperawatan. Jakarta: CV Sagung Seto. 2001 Pratinya Ahmad W. Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan. Edisi 1. Jakarta: Raja Grafida Persada. 2003 Purwanto Heri. Pengantar statistik Keperawatan. Jakarta: EGC. 1994 Budiarto Eko. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC. 2001 Alimul Azis. Riset Keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Jakarta: Salemba medika. 2003 Notoatmodjo Soekidjo. Ilmu kesehatan masyarakat: prinsip-prinsip dasar. Jakarta: Rineka Cipta. 2003 Azwar Azrul. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi 3. Jakarta: Bina Rupa Aksara. 1996

62

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 4, No. 2, Juni 2008

63

Vous aimerez peut-être aussi