Vous êtes sur la page 1sur 8

427

PEMBERDAYAAN KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPPONTREN) MELALUI PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS JAGUNG HIBRIDA BISI-2
(EMPOWERING THE PONDOK PESANTREN COOPERATIVE (KOPPONTRE) : HYBRID CORN BISI 2 AGRIBUSINESS UNIT) Oleh: Hamid Hidayat dan Soemarno Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah : (1) Analisis potensi dan kendala yang dihadapi oleh masyarakat pedesaan di sekitar Pondok Pesantren dalam menerapkan kegiatan agribisnis Jagung Hibrida BISI 2 dan (2) menerapkan konsep pembinaan kelompok usahatani jagung Hibrida BISI-2 dibawah koordinasi Koppontren. Prosedur penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja yaitu di Pondok Pesantren Annuqoyah Kabupaten Sumenep dan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Kabupaten Bondowoso Komoditi yang diperkenankan dan dikembangkan adalah Jagung Hibrida BISI-2, hal ini mengingat komoditi tersebut diatas cukup sesuai dengan kondisi alam daerah penelitian dan tingkat produksi potensial cukup tinggi. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan petani, sampel, menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder dikumpulkan melalui instansi yang terkait. Disamping hal tersebut diatas, dilakukan pula pengumpulan data melalui Rapid Rural Appraisal (RRA). Data yang dikumpulkan di analisa secara deskriptif kualitatif. Agar Koppontren dan petani anggotanya dapat dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan kemitraan maka dirumuskan pola usaha sebagai berikut : (1). Setiap kelompok tani, merupakan Satu Kelompok Usaha (KUBA) dan dilibatkan satu orang sarjana pendamping. (2). Dilakukan bimbingan dan penyuluhan oleh tim peneliti bekerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan. (3). Untuk mengetahui sampai seberapa jauh kegiatan pembinaan yang telah dilakukan maka diadakan monitoring dan evaluasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada pertengahan musim dan akhir musim tanam. Hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut : Memperhatikan potensi Pondok Pesantren dan masyarakat pedesaan di sekitarnya, maka perlu dijalin kerjasama antara masyarakat petani dan Pondok Pesantren serta Perguruan Tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan produksi pangan. Model kemitraan seperti tersebut diatas dapat dituangkan dalam program pengembangan Koppontren dengan basis sektor usaha bidang pertanian. Koppontren bernuansa pertanian bidang agribisnis layak untuk dikembangkan meliputi (a) Pengadaan saprodi (b) Pemasaran hasil (c) Penyediaan modal (d) Pengolahan hasil pertanian dan (e) Penyuluhan pertanian. Kegiatan pembinaan organisasi yang telah dilaksanakan di Koppontren yang diteliti mendapatkan respon yang sangat positif dari para peserta (Pengurus Koppontre) sehingga pada masa yang akan datang dapat dilanjutkan dengan memperluas cakupan materi yang diberikan. ----------------Kata kunci: KOPONTREN, Pemberdayaan

AGRITEK VOL.8 NOMOR 3 JULI 2000

428

Demikian juga kegiatan pengenalan sistem usahatani Jagung Hibrida BISI-2 dengan paket tehnologi sesuai anjuran memberikan hasil yang cukup baik yaitu mencapai produksi 6-7,50 ton per Ha. Respon masyarakat petani terhadap usahatani Jagung Hibrida sangat positif, sehingga pada musim tanam yang akan datang perlu diadakan pengenalan (uji coba) Jagung Hibrida BISI-2 dalam skala yang lebih luas. ABSTRACT The objective of this Study (1) to analyse the potentials and inhibitors of the rural community surrounding the Pondok Pesantren in implementing agribusiness activities using hybrid corn BISI-2 (2) to design operational steps to implement a model of Koppontren development as a self-help and peoples economic institution (3) to apply a concept of supervision for farming group for hybrid corn BISI-2 Under Coordination of Koppontren. The study is conducted in rural villages near the Pondok Pesantren area. The locations were sampled purposively i.e Pondok Pesantren Annuqoyah, Sumenep Regency and Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bondowoso Regency. The commodity to be introduced and developed was hybrid corn BISI-2, considering that the commodity is suitable with the natural condition of the location and has a high potential production. Procedure in determining farmer as a sample is simple random sampling, namely farmer population to grouped under farmer group which are to be guided by Pondok Pesantren. The number of sample in each Pondok Pesantren is 30 farmers, procedure in data compilation is done by below method. Primary data is compiled through interview to respondents (sample farmer), using questionnaires previous prepared by researches. Secondary data is collected from the related agencies. Apart from the above, data is also collected through Rapid Rural Appraisal (RRA). The data obtained we analysed descriptive qualitatively. In order to prepare the Koppontren and its farmer members to have a companionship between them, the pattern is formulated as follows : (1). Each farmers group was determined as one collective group (KUBA) with one supervisor; (2). Supervision and extension were done by the research workers on close cooperation with the Agricultural Extension Service; (3). Evaluation was done twice i.e in the mind and at the end of planting season. The research result is as follows : By considering the potentials of Pondok Pesantren and the rural community in the surrounding area, as well as the potentials of the higher education institutions in East Java especially in agrocomplex activities, there should be a good cooperation between the farmers, the Pondok Pesantren and higher education institution in the effort to increase the population welfare through increasing food crop production. The model of companionship above could implemented in a program of developing Pondok Pesantren Cooperatives (Koppontren) with agricultural sector as the base. Koppontren with agricultural nuances is feasible to developed, which include the following activities : (a) setting up agricultural production activities (b) marketing of agricultural products (c) giving capital funds for the farmer (d) agricultural product processing and (e) agricultural extension. The activities of empowering the Koppontren in the study area consist of (a) administrative supervision, (b) accounting and bookkeping (c) group dinamics. The activities get positive response from the organizers of Koppontren that this activities should also include other materials. Farming of hybrid corn BISI-2 using the recommended package of technology also produces well : the yield is up to 6-7,5 tons/Ha. That for the following planting season (1999) the trial of hybrid corn BISI-2 should be done in a wider scale through the KUBA. In this stage each KUBA plants 5 hectares of hybrid corn BISI-2 with the supervision and extension from the higher education institutions, in cooperation with the agricultural extension services. Using the pattern of empowerment above, it is expected that the farming of hybrid corn can be

AGRITEK VOL.8 NOMOR 3 JULI 2000

429

distributed soon and can support the activities of Koppontren with agriculture as its basic activities. PENDAHULUAN Propinsi Jawa Timur memiliki lahan pertanian yang sangat luas dengan kondisi iklim yang mendukung untuk tumbuhnya berbagai jenis tanaman pangan bernilai ekonomis tinggi. Sebagian dari potensi sumber daya lahan ini sekarang merupakan lahan tidur yang belum dapat dikembangkan secara intensif. Wilayah pedesaan di propinsi Jawa Timur memiliki tenaga kerja yang cukup banyak dengan kualifikasi agraris yang cukup baik. Sebagian besar dari mereka sekarang ini mengalami dampak krisis ekonomi yaitu kesulitan mendapatkan pekerjaan di luar sektor pertanian dan terbatasnya kesempatan kerja di sektor pertanian tradisional. Di propinsi Jawa Timur potensi Perguruan Tinggi bidang agro kompleks sangat besar, terutama sebagai sumber informasi agro tehnologi dan sumber daya keahlian. Dalam rangka program pendidikan akademik dan pengabdian pada masyarakat, telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN); Praktek Kerja Lapangan (PKL); Penelitian Skripsi Mahasiswa; Program Kaji Tin-dak Penerapan Tehnologi Tepat Guna dan kegiatan penyuluhan lapangan. Kegiatan tersebut diatas merupakan peluang untuk dimanfaatkan dalam program kemitraan yang melibatkan petani dan buruh tani di pedesaan. Potensi Pondok Pesantren di Propinsi Jawa Timur sangat besar, tidak kurang dari 4000 buah Pondok Pesantren besar dan kecil tersebar di seluruh wilayah propinsi Jawa Timur. Sebagian besar Pondok Pesantren ini mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kehidupan masyarakat pedesaan di sekitarnya. Hubungan ini dalam bentuk pembinaan majlis taklim yang dilakukan oleh Kiyai dan para santri (Zamakh syari Dofier, 1985). Diwilayah Pondok Pesantren kedudukan Kiyai di tengah komunitas yang dipimpinnya tidak saja sekedar dipercaya, ditaati serta diteladani melainkan lebih jauh ia akan diangkat sebagai pemimpin ummat yang dituakan dan dikeramatkan. Dengan posisi Kiyai seperti disebutkan diatas maka Kiyai di lingkungan masyarakat pedesaan mampu menjadi opinion leader yaitu orang yang mampu mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain secara persuasif (Hamid Hidayat, 1995). Memperhatikan potensi-potensi yang ada di propinsi Jawa Timur seperti yang dikemukakan diatas maka perlu dijalin kerjasama kemitraan antara petani dan Pondok Pesantren serta Perguruan Tinggi dalam memanfaatkan potensi lahan untuk memproduksi komoditas pangan yang sangat diperlukan oleh penduduk. Kemitraan seperti tersebut diatas dapat dituangkan dalam Program Pemberdayaan Koppontre melalui pengem bangan usaha Agribisnis Jagung Hibrida BISI-2. Tujuan penelitian adalah : (1) Analisis potensial dan kendala yang dihadapi oleh masyarakat pedesaan di sekitar Pondok Pesantren dalam menerapkan kegiatan agribisnis Jagung Hibrida BISI-2. (2) Merancang langkahlangkah operasional untuk pemberdayaan Koppontren sebagai lembaga ekonomi rakyat di pedesaan (3) Menerapkan konsep pembinaan kelompok usaha tani Jagung Hibrida BISI-2 dibawah koordinasi Koppontren.

AGRITEK VOL.8 NOMOR 3 JULI 2000

430

METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di desa - desa yang berdekatan dengan wilayah Pondok Pesantren. Prosedur penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja yaitu di Pondok Pesantren Annuqoyah, Kecamatan GulukGuluk Kabupaten Sumenep dan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso. Komoditi yang diperkenalkan dan dikembangkan adalah Jagung Hibrida BISI-2, hal ini mengingat komoditi tersebut diatas cukup sesuai dengan kondisi alam daerah penelitian dan tingkat produksi potensial cukup tinggi. Prosedur penentuan sampel petani dilakukan dengan acak sederhana, dengan populasi petani yang tergabung dalam kelompok tani yang dibina Pondok Pesantren. Adapun jumlah sampel pada masing-masing Pondok Pesantren 30 petani. Prosedur pengumpulan data dilakukan sebagai berikut : Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan responden (petani sampel) menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder dikumpulkan melalui instansi yang terkait. Disamping hal tersebut diatas, dilakukan pula pengumpulan data melalui Rapid Rural Appraisal (RRA). Data yang dikumpulkan dianalisa secara deskriptif kuailtatif. Agar Koperasi Pondok Pesantren dan petani anggotanya dapat dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan kemitraan maka dirumuskan pola usaha sebagai berikut : Setiap kelompok tani, merupakan satu Kelompok Usaha Bersama (KUBA) dan dilibatkan satu orang sarjana pendamping. Dilakukan bimbingan dan penyuluhan oleh tim peneliti bekerjasama

dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh kegiatan pembinaan yang telah dilakukan maka diadakan monitoring dan evaluasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada pertengahan musim dan akhir musim tanam.

HASIL DAN PEMBAHASAN Di lingkungan Pondok Pesantren dan masyarakat sekitarnya kedudukan Kiyai merupakan pemimpin ummat yang dituakan, dipercaya dan mampu mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain secara persuasif. Potensi yang demikian besar ini akan lebih baik kalau tidak hanya dimanfaatkan untuk kepentingan proses transformasi nilainilai keagamaan saja. Akan tetapi hendaknya dapat dimanfaatkan juga untuk proses transformasi ilmu pengetahuan dan tehnologi untuk masyarakat pedesaan di sekitar Pondok Pesantren. Di lingkungan masyarakat pedesaan di sekitar Pondok Pesantren, sebagian besar penduduknya beragama Islam. Dengan kondisi seperti tersebut diatas, budaya Islam sangat mewarnai kehidupan masyarakat. Organisasi kemasyarakatan/sosial yang berkembang dengan pesat di wilayah ini dalam arti jumlah anggotanya banyak dan frekuensi kegiatannya sering adalah organisasi pengajian atau dalam istilah lokal dikenal dengan nama Majlis Taklim. Hampir semua kepala rumah tangga dan ibu rumah tangga menjadi anggota Majlis Taklim. Akan lebih bermanfaat kiranya apabila organisasi yang berkembang di masyarakat ini aktivitasnya tidak terbatas pada transformasi nilai-nilai agama saja akan tetapi dapat juga berperan sebagai media untuk proses transformasi ilmu pengetahuan dan tehnologi khususnya

AGRITEK VOL.8 NOMOR 3 JULI 2000

431

yang bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Sebagaimana pada umumnya di pedesaan lainnya di Indonesia, sebagian besar penduduk di wilayah sekitar Pondok Pesantren mempunyai pekerjaan di sektor pertanian baik sebagai petani maupun buruh tani. Di wilayah Pondok Pesantren yang diteliti lebih dari 65 persen penduduknya mempunyai pekerjaan di sektor pertanian. Berdasarkan kenyataan tersebut diatas, usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia hendaknya diarahkan pada usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia hendaknya diarahkan pada usaha peningkatan nilai tambah di sektor pertanian, dengan tidak mengesampingkan sektor lain seperti sektor industri dan jasa. Hampir sebagian besar areal lahan yang berada di sekitar wilayah Pondok Pesantren berupa lahan sawah dan tegal. Dengan areal lahan per-tanian yang dominan, merupakan suatu potensi untuk mengembangkan komoditi pertanian, khususnya yang mempunyai nilai tambah tinggi. Potensi tersebut didukung pula oleh keadaan iklim (curah hujan) yang cukup favorable untuk pengembangan komoditi pertanian. Di wilayah Pondok Pesantren yang diteliti tanaman pertanian yang dominan adalah : padi, jagung, tebu, kedelai, tembakau dan ketela pohon. Sedangkan ternak yang dominan adalah sapi, kerbau, kambing, ayam dan itik. Memperhatikan potensi Pondok Pesantren dan masyarakat pedesaan di sekitarnya seperti diuraikan dimuka serta potensi Perguruan Tinggi khususnya bidang agrokomplex di propinsi Jawa Timur, maka perlu dijalin kerjasama antara masyarakat petani dan Pondok Pesantren serta Perguruan Tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan

produksi pangan. Model kemitraan seperti tersebut diatas dapat dituangkan dalam Program Pengembangan Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren) dengan basis sektor usaha dibidang pertanian. Koppontren bernuansa pertanian bidang agribisnis layak untuk dikembangkan meliputi : (a) Pengadaan sarana produksi perta-nian (b) Pemasaran hasil pertanian (c) Penyediaan modal bagi para petani (d) Pengolahan hasil pertanian dan (e) Penyuluhan pertanian. Dengan kegiatan tersebut Koppontren akan mempunyai ruang lingkup perdagangan yang lebih luas. Arus perdagangan akan hilir mudik dari desa ke kota dan sebaliknya. Aktivitas Koppontren perlu didukung oleh lembaga lain di pedesaan, yang mempunyai hubungan timbal balik antara Koppontren dengan lem-baga di sekitarnya. Lembaga-lembaga pendukung aktifitas Koppontren terdiri dari (a) Bank (b) Jasa transportasi (c) Jasa perdagangan (d) Jasa industri pedesaan dan (e) Lembaga pemerintah. Unsur-unsur pendukung tersebut hendaknya saling terkait sehingga tercipta dalam satu sistem dengan Koppontren. Untuk mengembangkan dan merealisasikan gagasan tersebut diatas maka diperlukan usaha-usaha pemberdayaan Koppontren, dalam bentuk kegiatan pelatihan dan pengenalan terhadap tehnologi baru yang bertujuan untuk menambah keterampilan dan wawasan para pengurus Koppontren dan para petani sebagai anggota Koppontren. Kegiatan pembinaan organisasi yang telah dilaksanakan di Koperasi Pondok Pesantren yang diteliti dengan materi : (a) Pembinaan administrasi (b) Pembinaan akuntansi dan pembukuan serta (c) dinamika kelompok mendapat respon yang sangat positif dari para peserta (pengurus Koppontren) sehing-

AGRITEK VOL.8 NOMOR 3 JULI 2000

432

ga pada masa yang akan datang dapat dilanjutkan dengan memperluas cakupan materi yang diberikan. Demikian juga kegiatan pengenalan sistem usaha tani Jagung Hibrida BISI-2 dengan paket tehnologi sesuai anjuran memberikan hasil yang cukup baik yaitu mencapai produksi 6-7,50 ton

per Ha. Data perlakuan selengkap nya disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Respon masyarakat petani terhadap usahatani Jagung Hibrida sangat positif, sehingga pada musim tanam yang akan datang perlu diadakan pengenalan (uji coba) Jagung Hibrida BISI-2 dalam skala yang lebih luas.

Tabel 1.

Pelaksanaan Kegiatan Praktek Lapangan Usahatani Jagung Hibira Di Wilayah Pondok Pesantren Annuqoyah Sumenep
WAKTU TANAM / LUAS PENANAMAN JARAK TANAM DOSIS / Ha PEMUPUKAN Produksi / Ha

KELOMPOK SASARAN

1. Kelompok Tani Desa Baragung

(1). September 1998 (2). Luas : 400 m2

80 x 20 cm

Urea SP36 KCl II Urea III Urea I Urea SP36 KCl II Urea III Urea

150 175 75 150 150 150 175 75 150 150

Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg

75 Kw *)

2. Kelompok Tani Desa Karay

(1) Septmber 1998 (2). Luas : 600 m2

80 x 20 cm

60 kw *)

Catatan : *) Jagung pipilan kering panen Tabel 2. Pelaksanaan Kegiatan Praktek Lapangan Usahatani Jagung Hibira Di Wilayah Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bondowoso

KELOMPOK SASARAN

WAKTU TANAM / LUAS PENANAMAN

JARAK TANAM

DOSIS kg/ Ha

PEMUPUKAN

Produksi kw/ha

3. Kelompok Tani Desa Dawuhan

(1) Pebruari 1999 (2). Luas : 1200 m2

80 x 20 cm

Urea

150 Kg 175 75 150 150 Kg Kg Kg Kg

65 Kw *)

SP36 KCl II Urea III Urea

Catatan :

**) Jagung pipilan kering panen Di lingkungan Pondok Pesantren dan masyarakat sekitarnya kedudukan Kiyai merupakan pemimpin ummat yang

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

AGRITEK VOL.8 NOMOR 3 JULI 2000

434

dituakan, dipercaya dan mampu mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain secara persuasif. Potensi yang demikian besar ini akan lebih baik kalau tidak hanya dimanfaatkan untuk kepentingan proses transformasi nilainilai keagamaan saja, akan tetapi hendaknya dapat dimanfaatkan juga untuk proses transformasi ilmu pengetahuan dan tehnologi untuk masyarakat pedesaan di sekitar Pondok Pesantren. Sebagian besar penduduk di wilayah sekitar Pondok Pesantren mempunyai pekerjaan di sektor pertanian baik sebagai petani maupun sebagai buruh tani. Berdasarkan kenyataan tersebut diatas, usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia hendaknya diarahkan pada usaha pertanian, dengan tidak mengesampingkan sektor lain seperti sektor industri dan jasa. Memperhatikan potensi Pondok Pesantren dan masyarakat pedesaan di sekitarnya serta potensi Perguruan Tinggi khususnya bidang agrokomplex di propinsi Jawa Timur, maka perlu dijalin kerjasama antara masyarakat petani dan Pondok Pesantren serta Perguruan Tinggi untuk peningkatan produksi pangan. Model kemitraan seperti tersebut diatas dapat dituangkan dalam Program Pengembangan Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren) dengan basis sektor usaha di bidang pertanian. Kegiatan pembinaan organisasi yang telah dilaksanakan di Koperasi Pondok Pesantren yang diteliti dengan materi (a) Pembinaan administrasi (b) Pembinaan akuntansi dan pembukuan serta (c) Dinamika kelompok mendapat respon yang sangat positif dari para peserta (pengurus Koppontren). Demikian juga kegiatan pengenalan sistem usaha tani Jagung Hibrida BISI-2 dengan paket tehnologi sesuai anjuran memberikan hasil yang cukup baik yaitu mencapai 6-7,5 ton per Ha.

Respon masyarakat petani terhadap usaha tani Jagung Hibrida BISI-2 sangat positif.

Saran-saran Pada masa yang akan datang perlu diadakan pengenalan (uji coba) Jagung Hibrida BISI-2 dalam skala yang lebih luas melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBA) yang menjadi anggota Koperasi Pondok Pesantren. Pada tahap ini setiap KUBA menanam seluas 5 (lima) Ha, dan kegiatan bimbingan serta penyuluhan di lakukan oleh Perguruan Tinggi (selaku tenaga pendamping) bekerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan. Dengan pola pengembangan dan pembinaan seperti dikemukakan diatas diharapkan usaha tani Jagung Hibrida dapat menyebar di masyarakat dan dapat menunjang aktifitas Koperasi Pondok Pesantren dengan basis kegiatan pertanian. Aktifitas Koperasi Pondok Pesantren perlu didukung oleh lembaga lain di pedesaan, yang mempunyai hubungan timbal balik antara Koperasi Pondok Pesantren dengan lembaga di sekitarnya. Lembaga-lembaga pendukung Koperasi Pondok Pesantren terdiri dari (a) Bank (b) Jasa transportasi (c) Jasa Perdagangan (d) Jasa Industri pedesaan dan (e) Lembaga pemerintahan. Unsur-unsur pendukung tersebut hendaknya saling terkait sehingga tercipta dalam satu sistem dengan Koperasi Pondok Pesantren.

UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini dilaksanakan dalam kerangka kerjasama antara Lembaga Penelitian Universitas Brawijaya, Malang dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bagian

AGRITEK VOL.8 NOMOR 3 JULI 2000

435

Proyek Pengkajian Teknologi Pertanian Partisipatif Pusat, dengan Surat Perintah Kerja Pelaksanaan Penelitian No: PL.420.809.446/P2TP2, tanggal 159-1998. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih.

Hamid

Hidayat 1995, Studi Pengemangan Model Pondok Pesantren Produktif sebagai Media Pembinaan Sumberdaya Manusia di Pedesaan Miskin di Jawa Timur, Universitas Brawijaya, Malang.

DAFTAR PUSTAKA

Zamakhsyari Dofier 1985, Tradisi Pesantren, Cetakan TV, Penerbit LP3ES, Jakarta.

AGRITEK VOL.8 NOMOR 3 JULI 2000

Vous aimerez peut-être aussi