Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Pengertian
Pemahaman terhadap variabel dan hubungan antar variabel merupakan
salah-satu kunci penting dalam penelitian kuantitatif. Posisi variabel yang
senteral menempatkannya sebagai dasar dari semua proses peneltian; mulai
dari perumusan masalah, perumusan hipotesis, pembuatan instrumen
pengumpul data, sampai pada analisisnya. Sehubungan dengan posisi penting
ini, variabel menjadi penting artinya untuk menentukan bermutu-tidaknya suatu
hasil penelitian.
Secara leksikal, istilah variabel dapat diartikan sebagai sesuatu yang
dapat beragam (bervariasi). Arti kata ini menunjukkan bahwa variabel
merupakan sesuatu yang di dalamnya terdapat atribut-atribut, unit-unit,
dimensi-dimensi atau nilai-nilai yang beragam. Kerlinger mendefinisikan variabel
sebagai ‘suatu sifat yang dapat memiliki bermacam nilai”, atau “simbol/lambang
yang padanya dilekatkan bilangan atau nilai”.
Pada hakikatnya, setiap variabel adalah suatu konsep, yaitu konsep yang
bersifat khusus yang mengandung variasi nilai. Banyak ahli yang menyebutnya
dengan konsep variabel. Yang dimaksud dengan konsep variabel di sini adalah
konsep yang bersifat observatible, maksudnya konsep yang sudah sangat dekat
dengan fenomena-fenomena atau obyek-obyek yang teramati. Jadi konsep
variabel itu merupakan sebutan umum yang mewakili semua atribut, dimensi
atau nilai yang perlu diamati. Karena itu tidak semua konsep disebut variabel,
karena masih terdapat konsep-konsep yang tidak mengandung memenuhi ciri
seperti itu.
1 >61 600
2 51-60 534
3 41-50 340
4 31-40 287
5 <30 210
Contoh penyebaran data dengan variabel Jenis Kelamin sebagai
penekan/pengganngu;
Laki-laki Peremp.
Dari sudut pandang yang lain masih ada jenis hubungan antar variabel
yang perlu dikteahui, yaitu simetris, timbal-balik (reciprocal), dan asimetris. Dua
dari tiga jenis hubungan ini masih dapat dibedakan pada beberapa kategori.
1. Hubungan Simetrik, terdiri dari:
· Kedua variabel merupakan indikator untuk konsep yang sama.
· Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama.
· Kedua variabel berkaitan secara fungsional.
· Hubungan yang kebetulan semata-mata.
2. Hubungan Asimetrik, terdiri dari:
· Hubungan antara stimulus dan respons.
· Hubungan antra disposisi dan respons.
· Hubungan antara ciri individu dan disposisi atau tingkah laku.
· Hubungan yang imanen.
· Hubungan antara tujuan dan cara.
3. Hubungan timbal-balik (korelasi)
Seperti yang sudah dikemukakan, hubungan antara variabel X dan Y cukup
banyak ragamnya, namun untuk mensinkronkan dengan kebutuhan pengujian
secara statistik, pola-pola hubungan itu perlu disederhanakan. Secara garis
besar, jenis-jenis hubungan dimaksud ada tiga kategori; korelasi, regresi dan
variasi. Penjelasan mengenai ketiga jenis variabel ini akan dikemukakan pada
pembahasan tentang Uji Statistik Inferensial.
D. Pengukuran Variabel
Pengukuran merupakan keniscayaan dalam penelitian ilmiah, karena
pengukuran itu merupakan jembatan untuk sampai pada observasi. Penelitian
selalu mengharuskan pengukuran variabel dalam relasi yang dipelajarinya.
Pengukuran variabel itu ada yang mudah, seperti konsep ‘jenis kelamin’, dan
ada yang sulit, seperti konsep inteligensi.
Pengukuran variabel merupakan tahap awal dari kegiatan pengukuran
dalam penelitian. Tujuan pengukuran variabel ini baru pada tahap menjawab
pertanyaan “bagaimana cara untuk mengukur variabel tersebut”? Selanjutnya
muncul pertanyaan lanjutan; “apa yang diukur” atau “bagaimana cara merubah
konsep, dan “apa alat ukurnya”.
Mengukur adalah sebuah proses kuantifikasi, karena itu setiap kegiatan
pengukuran berkaitan dengan jumlah, dimensi atau taraf dari sesuatu
obyek/gejala yang diukur. Hasil dari pengukuran itu biasanya dilambangkan
dalam bentuk bilangan.
Posedur pengukuran variabel dimulai dari pembuatan definisi operasional
konsep variabel. Kerlinger mengungkapkan, bahwa definisi operasional itu
melekatkan arti pada suatu konsep variabel dengan cara menetapkan kegiatan-
kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur suatu konsep
variabel itu. Atau dengan ungkapan lain, definisi operasional merupakan
spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel atau
memanipulasaikannya. Suatu contoh definisi operasional yang sederhana (kasar)
dari konsep ‘inteligensi’ adalah skor yan dicapai pada tes intelegensi X.
Ada dua cara pembuatan definisi operasional, terukur dan eksprimental.
Definisi operasional terukur memaparkan cara pengukuran suatu variabel,
sedangkan definisi operasional eksperimental menyebutkan rincian-rincian hal
yang dilakukan peneliti dalam memanipulasi sesuatu variabel. Contoh di atas
adalah definisi oprerasional terukur, sedangkan contoh definisi eksperimental
untuk konsep ‘penguatan’ (reinforcement),dapat diberikan dengan menyatakan
secara rinci bagaimana subyek-subyek diberi penguat (imbalan) dan tidak diberi
penguat (tidak diberi imbalan) karena melaksanakan tingkah laku tertentu.
Adalah konsep yang bervariasi atau konsep yang memiliki nilai ganda atau
suatu factor yang jika diukur akan menghasilkan nilai yang bervariasi. Variabel
juga dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang yang atau objek yang
mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau suatu objek dengan
objek yang lain.
MACAM-MACAM VARIABEL
1. Variabel Prediktor atau Antiseden, variable Bebas atau variable Stimulus.
Adalah variable yang menyebabkan timbulnya variable terikat.
2. Variabel Terikat atau Dependent atau variable Output atau Kriteria atau
Konsekuen.
Adalah variable yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variable bebas.
3. Variabel Moderator
Adalah variable yang mempengaruhi (bisa memperkuat atau
memperlemah) hubungan antara variable bebas dan variable terikat.
4. Variabel Kontrol
Adalah variable yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variable bebas terhadap variable terikat tidak dipengaruhi oleh
factor luar yang tidak diteliti.
5. Variabel Intervening / Antara
Adalah variable yang dipengaruhi leh variable bebas kemudian
mempengaruhi variable variable terikat, jadi variable bebas
mempengaruhi variable terikat melalui variable antara
6. Variabel Anteseden
Variabel ini mempunyai persamaan dengan variable antar yaitu
mempunyai hasil yang lebih mendalam dari penelusuran.
*makalah ini disarikan dari beberapa sumber tapi lupa dari mana (buat beberapa
penulis yang dikutif saya mohon maaf dan mohon di konfirmasi. Terima kasih.
Daftar Bacaan
Fred N. Kerlinger, Foundation of Behavioral Research, terjemahan
Drs. Landung R. Simatupang, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 1998).
Koentjaraningrat (ed), Metode-metode Penelitian Masyarakat,
(Jakarta: Gramedia, 1981).
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (ed), Metode Penelitian
Survai, (Jakarta: LP3ES, 1989).
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988).
Suharsini Arikunto, Manjemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta,
1990)
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993)
Zamari, Pengantar Pengembangan Teori Sosial, (Yogyakarta:
Tiara Wacana, 1992).
* Tentang Penulis: