Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
melakukan interaksi peran serta yang tinggi , disertai respon lingkungan yang positif
akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama , hubungan timbal balik yang harmonis
akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak percaya dengan orang lain dan
1.2 Tujuan
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
Perilaku menarik diri dapat menyertai pada kasus-kasus gangguan jiwa. Pada
makalah ini pembahasan masalah menarik diri dibatasi pada seorang klien dengan
Skizofrenia Simplek , yang dirawat diruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo Surabaya,
Februari 2002.
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi
Penyebab Skizofrenia simpleks secara umum sama sebagaimana skizofrenia,
yakni meliputi beberapa faktor :
1. Keturunan
2. Sistem endokrin
3. Sistem metabolisme
4. Susunan syaraf pusat
3
4
Gejala - gejala
Gejala –gejala Skizofrenia simpleks yang khas adalah adanya kedangkalan
emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir sukar ditemukan. Waham
dan halusinasi jarang sekali terdapat, timbulnya perlahan-lahan sekali.
Prognosa
Prognosa secara umum mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kepribadian pre psikotik
2. Timbulnya serangan Skizofrenia, akut lebih baik.
3. Jenis : Skizofrenia jenis hebefrenik dan simpleks sama jelek, penderita
menuju ke arah kemunduran mental.
4. umur : makin muda permulaan, makin jelek.
5. Pengobatan : makin cepat makin baik.
6. Faktor pencetus : adanya faktor pencetus lebih baik.
7. Keturunan : dalam keluarga ada penderita lebih jelek.
Pengobatan
Prinsip pengobatan Skizofrenia simpleks mengacu pada pengebotan penyakit
Skizofrenia, yang meliputi :
1. Psikofarmaka
2. Terapi elektro konvulsi
3. Terapi koma insulin
4. Psikoterapi dan rehabilitasi
5. Lobotomi prefrontal
A. Pengkajian
1. Identitas
Sering ditemukan pada usia dini atau muncul pertama kali pada masa
pubertas.
4
5
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang menyebabkan pasien dibawa ke rumah sakit biasanya
akibat adanya kumunduran kemauan dan kedangkalan emosi.
3. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi sangat erat terkait dengan faktor etiologi yakni keturunan,
endokrin, metabolisme, susunan syaraf pusat, kelemahan ego.
4. Psikososial
a. Genogram
Orang tua penderita skizofrenia, salah satu kemungkinan anaknya 7-16
% skizofrenia, bila keduanya menderita 40-68 %, saudara tiri
kemungkinan 0,9-1,8 %, saudara kembar 2-15 %, saudara kandung 7-
15 %.
b. Konsep Diri
Kemunduran kemauan dan kedangkalan emosi yang mengenai pasien
akan mempengaruhi konsep diri pasien.
c. Hubungan Sosial
Klien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka
melamun, berdiam diri.
d. Spiritual
Aktifitas spiritual menurun seiring dengan kemunduran kemauan.
5. Status Mental
a. Penampilan Diri
Pasien tampak lesu, tak bergairah, rambut acak-acakan, kancing baju
tidak tepat, resliting tak terkunci, baju tak diganti, baju terbalik sebagai
manifestasi kemunduran kemauan pasien.
b. Pembicaraan
Nada suara rendah, lambat, kurang bicara, apatis.
c. Aktifitas Motorik
Kegiatan yang dilakukan tidak bervariatif, kecenderungan
mempertahankan pada satu posisi yang dibuatnya sendiri (katalepsia).
d. Emosi
Emosi dangkal
e. Afek
Dangkal, tak ada ekspresi roman muka.
f. Interaksi Selama Wawancara
Cenderung tidak kooperatif, kontak mata kurang, tidak mau menatap
lawan bicara, diam.
5
6
g. Persepsi
Tidak terdapat halusinasi atau waham.
h. Proses Berfikir
Gangguan proses berfikir jarang ditemukan.
i. Kesadaran
Kesadaran berubah, kemampuan mengadakan hubungan dengan dan
pembatasan dengan dunia luar dan dirinya sendiri sudah terganggu
pada taraf tidak sesuai dengan kenyataan (secara kualitatif).
j. Memori
Tidak ditemukan gangguan spesifik, orientasi tempat, waktu, orang
baik.
k. Kemampuan penilaian
Tidak dapat mengambil keputusan, tidak dapat bertindak dalam suatu
keadaan, selalu memberikan alasan meskipun alasan tidak jelas atau
tidak tepat.
l. Tilik diri
Tak ada yang khas.
6. Kebutuhan Sehari-hari
Pada permulaan penderita kurang memperhatikan diri dan keluarganya, makin
mundur dalam pekerjaan akibat kemunduran kemauan. Minat untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri sangat menurun dalam hal makan,
BAB/BAK, mandi, berpakaian, intirahat tidur.
6
7
POHON MASALAH
Penampilan diri
terganggu
Koping keluarga
Kegagalan Perpisahan/kehilangan
Tidak efektif
B. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial yang berhubungan dengan :
Kurangnya rasa percaya kepada orang lain
Panik
Regresi ke tahap perkembangan sebelumnya
Sukar berinteraksi dengan orang lain pada masa lampau
Perkembangan ego yang lemah
Represi rasa takut
Dibuktikan oleh :
Menyendiri dalam ruangan
Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melakukan kontak mata
Sedih, afek datar
Perhatian dan tindakan yang tidak sesuai dengan perkembangan
usianya
Berfikir menurut pikirannya sendiri, tindakan berulang dan tidak
bermakna.
Mengekspresikan penolakan atau kesepian pada orang lain.
7
8
C. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa 1
Tujuan jangka pendek :
Pasien siap masuk dalam terapi aktifitas ditemani oleh seorang perawat yang
dipercayainya dalam 1 minggu.
Tujuan jangka panjang :
Pasien dapat secara sukarela meluangkan waktu bersama pasien lain dan
perawat dalam aktifitas kelompok di unit rawat inap.
Kriteria hasil yang diharapkan :
1. Pasien dapat mendemontrasikan keinginan dan hasrat untuk bersosialisasi
dengan orang lain.
8
9
9
10
2. Diagnosa 2
Tujuan jangka pendek :
Pasien dapat menunjukkan kemampuan untuk bertahan pada 1 topik,
menggunakan ketepatan kata, melakukan kontak mata intermiten selama 5 menit
dengan perawat selama 1 minggu.
Tujuan jangka panjang :
Pasien dapat menunjukkan kemampuan dalam melakukan komunikasi verbal
dengan perawat dan sesama pasien dalam suatu lingkungan sosial dengan cara
yang sesuai / dapat diterima.
Kriteria hasil yang diharapkan :
1. Pasien dapat berkomunikasi dengan cara yang dapat dimengerti dan diterima
orang lain.
2. Pesan non verbal pasien sesuai dengan verbalnya.
3. Pasien dapat mengakui bahwa disorganisasi pikiran dan kelainan komunikasi
verbal terjadi pada saat adanya peningkatan anxietas.
Intervensi Keperawatan :
1. Gunakan teknik validasi dan klarifikasi untuk mengerti pola komunikasi
pasien..
Rasional : Teknik ini menyatakan kepada pasien bagaimana ia dimengerti
oleh orang lain, sedangkan tanggung jawab untuk mengerti ada pada perawat.
2. Pertahankan konsistensi perawat yang bertugas
Rasional : Memudahkan rasa percaya dan kemampuan untuk mengerti
tindakan dan komunikasi pasien.
3. Jelaskan kepada pasien dengan cara yang tidak mengancam bagamana
perilaku dan pembicaraannya diterima dan mungkin juga dihindari oleh orang
lain.
4. Jika pasien tidak mampu atau tidak ingin bicara (autisme), gunakan teknik
mengatakan secara tidak langsung.
Rasional : Hal ini menyampaikan rasa empati, mengembangkan rasa percaya
dan mendorong pasien mendiskusikan hal-hal yang menyakitkan dirinya.
5. Antisipasi dan penuhi kebutuhan pasien sampai pola komunikasi yang
memuaskan kembali.
Rasional : Kenyamanan dan keamanan pasien merupakan prioritas
keperawatan.
10
11
3. Diagnosa 3
Tujuan jangka pendek :
Pasien dapat mengatakan keinginan untuk melakukan kegiatan hidup sehari-
hari dalam 1 minggu.
Tujuan jangka panjang :
Pasien mampu melakukan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri dan
mendemontrasikan suatu keinginan untuk melakukannya.
Kriteria hasil yang diharapkan :
1. Pasien makan sendiri tanpa bantuan.
2. Pasien memilih pakaian yang sesuai, berpakaian merawat
dirinya tanpa bantuan.
3. Pasien mempertahankan kebersihan diri secara optimal dengan
mandi setiap hari dan melakukan prosedur defekasi dan
berkemih tanpa bantuan.
Intervensi keperawatan :
1. Dukung pasien untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari
sesuai tingkat kemampuan pasien.
Rasional : Keberhasilan menampilkan kemandirian dalam melakukan
aktifitas akan meningkatkan harga diri.
2. Dukung kemandirian pasien, tapi berikan bantuan saat pasien
tidak dapat melakukan beberapa kegiatan.
Rasional : Kenyamanan dan keamanan pasien merupakan prioritas dalam
keperawatan.
3. Berikan pengakuan dan penghargaan positif untuk
kemampuannya mandiri.
Rasional : Penguatan positif akan meningkatkan harga diri dan
mendukung pengulangan perilaku yang diharapkan.
4. Perlihatkan secara konkret, bagaimana melakukakn kegiatan yang
menurut pasien sulit melakukannya.
Rasional : Penjelasan harus sesuai dengan tingkat pengertian yang nyata.
5. Buat catatan secara terinci tentang makanan dan cairan.
Rasional : Informasi yang penting untuk mendapatkan gambaran nutrisi
yang adekuat.
6. Berikan makanan kudapan dan cairan diantara waktu makan.
Rasional : Pasien mungkin tidak mampu mentoleransi makanan dalam
jumlah besar pada saat makan dan membutuhkan penambahan diluar
waktu makan.
11
12
7. Jika pasien tidak makan karena curiga dan takut diracuni, berikan
makanan kaleng dan biarkan pasien sendiri yang membukanya, atau
disajikan dalam kekeluargaan.
Rasional : Pasien dapat melihat setiap orang makan dari hidangan yang
sama.
8. Tetapkan jadwal defekasi dan berkemih, bantu pasien ke kamar mandi
sesuai jadwal, sampai pasien mampu melakukan tanpa bantuan orang
lain.Dukung kemandirian pasien, tapi berikan bantuan saat pasien tidak
mampu melakukan beberapa kegiatan.
12