Vous êtes sur la page 1sur 6

PENDAHULUAN

Meskipun penyebab terjadinya preeklampsia sampai sekarang belum jelas, namun beberapa teori telah diakui dapat menjelaskan pathogenesis preeklampsia. eori!teori tersebut adalah, teori genetik, teori iskemik plasenta, teori radikal bebas dan kerusakan endotel, dan teori diet. "!# Dis$ungsi endotel telah terbukti merupakan titik sentral mani$estasi klinik preeklampsia, dimana hiperhomosisteinemia merupakan salah satu penyebab keadaan tersebut. Homosistein, adalah asam amino yang mengandung gugus %, berasal dari metabolisme metionin yang memerlukan asam $olat. De$isiensi asam $olat ternyata terbukti menyebabkan tingginya kadar homosistein, di mana di! nyatakan bah&a hampir duapertiga kasus hiperhomosisteinemia disebabkan oleh de$isiensi asam $olat, penyebab lainnya adalah de$isiensi 'itamin (") dan (*. Dalam jalur pertama, metabolisme homosistein asam $olat ber$ungsi sebagai donor metil (N-Methyl-tetrahydrofolate), yang berperan dalam reaksi remetilasi homosistein menjadi metionin, di mana metionin terbentuk dengan menambahkan gugus metil pada reaksi yang dikatalisis oleh en+im methionine synthase. ,itamin (") ber$ungsi sebagai koen+im pada reaksi ini. -alur kedua dalam menjaga keseimbangan homosistein ini adalah jalur transsul$urasi, di mana jalur ini terpakai bila tubuh membutuhkan sistein atau terjadi kelebihan homosistein dalam tubuh. Pada jalur ini homosistein akan dikondensasi oleh serine membentuk cysthationin dengan katalisator 'itamin (*. Cysthationin ini selanjutnya dihidrolisis menjadi sistein yang selanjutnya membentuk gluthation, yang telah dikenal sebagai anti oksidan endogen. .angguan kedua jalur tersebut, terutama de$isiensi asam $olat akan

menyebabkan terjadinya keadaan hiperhomosisteinemia yang menjadi penyebab dis$ungsi endotel./,0 Dekker seperti yang dikutip oleh Mi1hael Leeda 2"3345 mendapatkan dari 63 &anita dengan ri&ayat preeklampsia berat ternyata sebanyak "6,67 mengalami hiperhomosisteinemia.* (erdasarkan latar belakang itulah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat per! bedaan kadar asam $olat pada &anita hamil preeklampsia dan &anita hamil normal. Dengan mengetahui perbedaan kadar asam $olat pada kedua kondisi tersebut diharapkan memberikan sumbangan in$ormasi untuk menjelaskan patogenesis preeklampsia.

PEM(AHA%AN

Menurunnya kadar asam $olat plasma mempunyai arti penting dalam patogenesis preeklampsia, karena asam $olat berperan dalam metabolisme homosistein. Asam $olat bertindak sebagai donor metil dalam reaksi remetilasi pada metabolisme homosistein, apabila terjadi kekurangan asam $olat maka tidak terjadi perubahan homosistein menjadi metionin yang mengakibatkan terjadinya keadaan hiperhomosisteinemia. Homosistein merupakan asam amino yang mengandung sul$ur. M18ully adalah orang pertama yang membuktikan adanya hubungan antara hiperhomosistein dengan terjadinya aterosklerosis, dan sejak saat itu banyak penelitian telah membuktikan hubungan tersebut. 0 (ukti!bukti eksperimental menunjukkan adanya dis$ungsi endotel pada keadaan hiperhomosisteinemia, &alaupun mekanisme yang pasti belum diketahui, tetapi diduga bah&a kelebihan hotnosistein tersebut menyebabkan terjadinya proses otooksidasi yang menghasilkan gugus oksigen reakti$ yaitu superoksida dan hidrogen peroksida, di mana keadaan ini menye! babkan terjadinya kerusakan endotel. Pada penelitian ini kadar asam $olat pada kehamilan dengan preeklampsia lebih rendah 2"),/) ng9ml5 dibandingkan dengan kadar asam $olat pada kehamilan normal 2"#,): ng9ml5 &alaupun perbedaan tersebut se1ara statistik tidak bermakna. %ama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh De$ina dan ka&an!ka&an, yang mendapatkan kadar asam $olat &anita hamil preeklampsia berat yang lebih rendah 2":,*/ ng9ml5. dibandingkan dengan kadar asam $olat &anita hamil normal 2"",/6 rtg9m"5 dan perbedaan tersebut juga tidak bermakna 2p;:,:05.6,4 %an1he+ dan ka&an!ka&an mengukur kadar asam $olat, 'itamin (") dan homosistein pada ")0 &anita hamil dengan preeklampsia

trimester <<< dan membandingkannya dengan "63 kehamilan normal, ternyata didapatkan hasil kadar asam $olat pada preeklampsia berada di ba&ah kuartil terendah dengan rasio odds ",*= rendahnya kadar 'itamin (") tidak mempunyai hubungan dengan preeklampsia."" Hal tersebut membuktikan bah&a asam $olat berperan dalam patogenesis preeklampsia, keadaan ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar homosistein pada penelitian ini di mana terdapat perbedaan yang bermakna 2p>:,:05 antara kadar homosistein pada preeklampsia yang lebih tinggi 23,6" mmol9"5 dibandingkan dengan kadar homosistein pada kehamilan normal 2*,"/ mmo"9l5. (ila dilihat korelasi antara kadar asam $olat dan kadar homosistein, maka terdapat korelasi negati$ antara kadar asam $olat dan kadar homosistein, yang berarti bah&a bila kadar asam $olat rendah maka kadar homosistein akan tinggi, perbedaan tersebut pada penelitian ini tidak bermakna, karena sebagaimana diketahui tinggi rendahnya kadar homosistein tidak saja tergantung dari asam $olat tetapi ada juga peran substansi lainnya seperti 'itamin ("), 'itamin (* dan sistein. /,0,6 Amanda dan ka&an!ka&an mendapatkan kadar homosistein pada 0* penderita preeklampsia sebesar 3,4 mmol9" yang lebih tinggi dibandingkan dengan "") &anita hamil normal yaitu sebesar 4,# umo"9l. / ,ollset dan ka&an!ka&an mendapatkan kadar homosistein pada preeklampsia /)7 lebih tinggi dibandingkan dengan &anita hamil normal.6 ?aitan antara asam $olat dan homosistein telah dibuktikan pula oleh Patri1k dan ka&an!ka&an yang membandingkan kadar homosistein dan asam $olat pada &anita preeklampsia dari ras kulit hitam dan kulit putih, dan diperoleh bah&a pada &anita kulit hitam dengan preeklampsia kadar homosisteinnya lebih tinggi 24,6 mmol9l5 dibandingkan dengan kadar homosistein &anita kulit putih dengan kehamilan normal 26,* mmol9"5, dan kadar asam $olat pada &anita kulit hitam yang preeklampsia lebih rendah 2"#," ng9ml5

dibandingkan dengan kadar asam $olat &anita kulit putih dengan kehamilan normal 2"4,0 ng9 ml5, juga didapatkan hubungan yang terbalik antara kadar asam $olat dengan homosistein 2r@!:,)/, pA@:,:"5.3 Dis$ungsi endotel telah diakui sebagai titik sentral mun1ulnya gejala dan tanda klinik preeklampsia, yaitu hipertensi, edema dan proteinuria. Peningkatan radikal bebas dapat menerangkan sebagian dari kerusakan tersebut di mana homosistein yang berlebihan dapat menyebabkan meningkatnya radikal bebas. Nitric oxide 2NB5 merupakan salah satu petanda penting pada kerusakan endotel, di mana kadarnya menurun pada preeklampsia./,#,0,* Ahmet dan ka&an!ka&an membuktikan hubungan antara peningkatan homosistein dan penurunan kadar NB, dengan membandingkan hasil pemeriksaan homosistein dan NB dari "3 &anita preeklampsia dan "0 &anita hamil normal pada umur kehamilan //!/0 minggu. Didapatkan hasil bah&a pada &anita preeklampsia ternyata kadar NB!nya lebih rendah se1ara bermakna 2p>:,::"5 dan kadar homosisteinnya lebih tinggi se1ara bermakna 2p>:,::"5 dibandingkan dengan &anita hamil normal.": Pada penelitian ini juga didapatkan korelasi negati$ yang bermakna 2p>:,:05 antara kadar asam $olat dengan tingginya tekanan darah. Hal ini ada hubungannnya dengan semakin tingginya kadar homosistein, yang merupakan penyebab kerusakan endotel, di mana pada keadaan itu akan terjadi penurunan NB yang merupakan 'asodilator yang kuat.

?E%<MPULAN

?adar asam $olat pada preeklampsia lebih rendah se1ara tidak bermakna dibandingkan dengan kadar

asam $olat pada kehamilan normal, keadaan ini disertai dengan tingginya kadar homosistein se1ara bermakna pada penderita preeklampsia dibandingkan dengan kehamilan normal. Cendahnya kadar asam $olat pada preeklampsia ini mempunyai korelasi negati$ yang bermakna terhadap tingginya tekanan darah.

Vous aimerez peut-être aussi