Vous êtes sur la page 1sur 12

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GLAUKOMA Ny.

R (30 tahun) saat ini sedang dirawat dengan keluhan orbita dextra sakit jika ditekan, pengelihatan kabur padahal Ny.R sudah menggunakan kaca minus 3 pada mata dextra dan sinistra, dua bulan yang lalu Ny.R menderita kelainan Thyroid. Oleh dokter spesialis mata dilakukan pemeriksaan Ofthalmocope, Tonometri, ukur lapang pandang. Hasil pemeriksaan ternyata Ny.R menderita Glaukoma. Tanda-tanda vital saat ini TD : 150/100 mmHg, Nadi : 80 x/menit, Suhu : 37oC, RR : 20 x/menit. Ny.R tidak tahu kenapa dia sampai mengalami Glaukoma dan mendengar informasi dari orang-orang bahwa Glaukoma bisa buta, sehingga Ny.R takut mengalami kebutaan.

I. Pengkajian a. Pengumpulan data 1. Identifikasi Klien Nama Umur Jenis Kelamin No. Register Alamat : Ny.R : 30 tahun : Perempuan : 1330091193 : Jalan tak berujung no 10 blok A Kec. Asmara Kel. Damai Sentosa Status Perkawinan Keluarga Terdekat Diagnosa Medis 2. Keluhan Utama Keluhan orbita dextra sakit jika ditekan, pengelihatan kabur padahal Ny.R sudah menggunakan kaca minus 3 pada mata dextra dan sinistra 3. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Penyakit Sekarang : Menikah : Tn. Mercedes mariety : Glaukoma

Hal ini meliputi keluhan utama mulai sebelum ada keluhan orbita dextra sakit jika ditekan, pengelihatan kabur padahal Ny.R sudah menggunakan kaca minus 3 pada mata dextra dan sinistra b. Riwayat Penyakit Dahulu Klien tidak pernah mengalami penyakit glaukoma sebelumnya, tetapi dua bulan yang lalu klien menderita kelainan Thyroid c. Riwayat Penyakit Keluarga Dalam keluarga tidak ditemukan beberapa anggota keluarga dalam garis vertikal atau horisontal memiliki penyakit yang serupa. 4. Pola Pola Fungsi Kesehatan a. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat Persepsi klien dalam menilai / melihat dari pengetahuan klien tentang penyakit yang diderita serta kemampuan klien dalam merawat diri dan juga adanya perubahan dalam pemeliharaan kesehatan. b. Pola nutrisi dan metabolik Pada umumnya klien dengan glaukoma tidak mengalami perubahan. Pada pola nutrisi dan metabolismenya. Walaupun begitu perlu dikaji pola makan dan komposisi, berapa banyak / dalam porsi, jenis minum dan berapa banyak jumlahnya. c. Pola eliminasi Pada kasus ini pola eliminasinya tidak mengalami gangguan, akan tetapi tetap dikaji konsestansi, banyaknya warna dan baunya. d. Pola tidur dan istirahat Pola tidur dan istirahat akan menurun, klien akan gelisah / sulit tidur karena nyeri / sakit hebat menjalar sampai kepala.

e. Pola aktivitas Dalam aktivitas klien jelas akan terganggun karena fungsi penglihatan klien mengalami penurunan. f. Pola persepsi konsep diri Meliputi : Body image, self sistem, kekacauan identitas,r asa cemas terhadap penyakitnya, dampak psikologis klien terjadi perubahan konsep diri. g. Pola sensori dan kognitif Pada klien ini akan menjadi / mengalami gangguan pada fungsi penglihatan dan pada kongnitif tidak mengalami gangguan. h. Pola hubungan dan peran Bagimana peran klien dalam keluarga dimana meliputi hubungan klien dengan keluarga dan orang lain, apakah mengalami perubahan karena penyakit yang dideritanya. i. Pola reproduksi Pada pola reproduksi tidak ada gangguan. j. Pola penanggulangan stress Biasanya klien akan merasa cemas terhadap keadaan dirinya dan fungsi penglihatannya serta koping mekanis yang ditempuh klien bisa tidak efektif. k. Pola tata nilai dan kepercayaan Biasanya klien tidak mengalami gangguan. 5. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum Didapatkan pada klien saat pengkajian, keadaan, kesadarannya, serta pemeriksaan TTV.

b. Pemeriksaan Kepala dan Leher Meliputi kebersihan mulut, rambut, klien menyeringai nyeri hebat pada kepala, mata merah, edema kornea, mata terasa kabur. c. Pemeriksaan Integumen Meliputi warna kulit, turgor kulit. d. Pemeriksaan Sistem Respirasi Meliputi frekwensi pernafasanm bentuk dada, pergerakan dada. e. Pemeriksaan Kardiovaskular Meliputi irama dan suara jantung. f. Pemeriksaan Sistem Gastrointestinal Pada klien dengan glaukoma ditandai dengan mual muntah. g. Pemeriksaan Sistem Muskuluskeletal Meliputi pergerakan ekstermitas. h. Pemeriksaan Sistem Endokrin Tidak ada yang mempengaruhi terjadinya glaukoma dalam sistem endokrin. i. Pemeriksaan Genitouria Tidak ada disuria, retesi urin, inkontinesia urine. j. Pemeriksaan Sistem Pernafasan Pada umumnya motorik dan sensori terjadi gangguan karena terbatasnya lapang pandang.

II. Data Fokus Data Subjektif Data kasus : Pasien mengeluh sakit jika ditekan di bagian orbita dextra Pasien mengatakan pengelihatan kabur padahal Ny.R sudah menggunakan kaca minus 3 pada mata dextra dan sinistra Pasien mengatakan dua bulan yang lalu Ny.R menderita kelainan Thyroid Pasien mengatakan tidak tahu kenapa dia sampai mengalami Glaukoma Pasien mengatakan takut mengalami kebutaan. Data kasus : Hasil pemeriksaan Ofthalmocope, Data Objektif

Tonometri, ukur lapang pandang pasien mengalami Glaukoma. TTV TD : 150/100 mmHg, Nadi : 80 x/menit, Suhu : 37oC, RR : 20x/menit,

III. Analisa Data Pre Operasi No. 1. DS: Pasien mengatakan pengelihatan kabur padahal Ny.R sudah menggunakan kaca minus 3 pada mata dextra dan sinistra Data fokus Problem Etiologi

Penurunan presepsi Serabut saraf oleh sensori visual / karena peningkatan TIO

pengelihatan

DO: Hasil pemeriksaan Ofthalmocope, Tonometri, ukur lapang pandang pasien mengalami Glaukoma.

Data Tambahan : Kemungkinan klien mengalami

penurunan kemampuan identifikasi lingkungan (benda, orang, tempat) 2. DS : Pasien mengeluh sakit jika ditekan di bagian orbita dextra Data Tambahan : Kemungkinan klien mengatakan Gangguan nyaman nyeri rasa Peningkatan TIO

mata tegang dan lebih sakit untuk melihat. DO : TD : 150/100 mmHg

Data Tambahan : Kemungkinan klien terlihat

meringis, menangis menahan nyeri. Kemungkinan klien terlihat sering memegangi mata 3. DS : Pasien mengatakan takut mengalami kebutaan. DO : TD : 150/100 mmHg Cemas Penurunan ketajaman pengelihatan

Data Tambahan : Kemungkinan klien terlihat kebingungan dan selalu bertanya tentang penyakitnya

Kemungkinan tingkat konsentrasi klien berkurang. Kemungkinan klien cemas memikirkan biaya untuk operasi

4.

DS : Klien mengatakan tidak tahu kenapa dia sampai mengalami Glaukoma Klien mengatakan bahwa ia mendengar informasi dari orangorang bahwa Glaukoma bias menyebabkan kebutaan DO : Data tambahan : Kemungkinan klien terlihat banyak bertanya kepada dokter dan perawat terhadap penyakitnya Kemungkinan klien tinggal jauh dari pelayanan kesehatan

Kurang pengetahuan

Kurang sumber

mengenal informasi

tentang penyakit

IV. Diagnosa Keperawatan Pre Operasi No. 1. Diagnosa Keperawatan Penurunan presepsi sensori visual / pengelihatan b.d serabut saraf oleh karena peningkatan TIO 2. 3. 4. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d peningkatan TIO Cemas b.d penurunan ketajaman pengelihatan Kurang pengetahuan b.d kurang mengenal sumber informasi tentang penyakit

V. Intervensi Keperawatan Pre Operasi No. 1. Tujuan dan kriteria hasil Setelah dilakukan Intervensi dan Rasional

asuhan 1. Kaji dan catat ketajaman pengelihatan Rasional: visus 2. Kaji tingkat deskripsi fungsional terhadap pengelihatan dan perawatan untuk menentukan ketajaman

keperawatan selama .x jam diharapkan peningkatan presepsi sensori dapat berkurang dengan kriteria hasil : Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor mempengaruhi penglihatan. Klien dapat mengindentifikasi dan menunjukkan pola-pola alternatif untuk meningkatkan penerimaan penglihatan rangsang yang fungsi

Rasional: untuk memberikan keakuratan terhadap pengelihatan dan perawatan. 3. Sesuaikan lingkungan dengan kemampuan pengelihatan Rasional: untuk meningkatkan self care dan mengurangi ketergantungan 4. Kaji jumlah dan tipe rangsangan yang dapat diterima klien Rasional: untuk meningkatkan rangsangan pada waktu kemampuan pengelihatan

menurun 5. Observasi TTV Rasional: untuk mengetahui kondisi dan perkembangan klien secara dini Kolaborasi : 1. Kolaborasi dengan tim medis dalam

pemberian terapi Rasional: untuk mempercepat proses

penyembuhan

2.

Setelah

dilakukan

asuhan

1. Kaji derajat nyeri setiap hari atau sesering mungkin, jika diperlukan. Rasional: Nyeri glaukoma umumnya sangat parah terutama pada glaukoma sudut

keperawatan selama .x jam diharapkan nyeri klien dapat

berkurang / hilang / terkontrol dengan kriteria hasil : Klien dapat mengidentifikasi penyebab nyeri. Klien menyebutkan faktorfaktor yang dapat

tertutup. 2. Terangkan penyebab nyeri dan faktor/

tindakan yang dapat memicu nyeri. Rasional: agar klien dapat menghindari penyebab terkontrol 3. Anjurkan klien untuk menghindari perilaku yang dapat memprovokasi nyeri. Rasional: Untuk mencegah peningkatan TIO lebih lanjut. 4. Ajarkan tindakan distraksi dan relaksasi pada klien. Rasional: Untuk menurunkan sensasi nyeri dan memblokir sensasi nyeri menuju otak. Teknik ini umumnya efektif saat nyeri tidak sangat mengganggu klien. 5. Anjurkan istirahat ditempat tidur dalam ruangan yang tenang Rasional: Ruangan yang tenang membantu klien dalam relaksasi sehingga mengurangi TIO nyeri sehingga nyeri dapat

meningkatkan nyeri. Klien mampu melakukan

tindakan untuk mengurangi nyeri.

Kolaborasi : 1. Berikan obat analgetik. Rasional: Analgetik ambang berfungsi nyeri. untuk Biasanya

meningkatkan

analgetik yang diberikan adalah kelompok narkotik/ sedative. 3. Setelah dilakukan asuhan 1. Hati-hati penyampaian hilangnya

keperawatan selama .x jam diharapkan cemas klien dapat

pengelihatan secara permanen Rasional: Jika klien belum siap akan menambah kecemasan 2. Berikan kesempatan klien mengekspresikan

berkurang / hilang dengan kriteria hasil : Berkurangnya perasaan gugup Posisi tubuh rileks Mengungkapkan pemahaman tentang rencana tindakan

tentang kondisinya Rasional: mengekspresikan perasaan

membantu klien mengidentifikasikan sumber cemas 3. Pertahankan kondisi yang rileks Rasional: rileks dapat menurunkan cemas 4. Observasi TTV Rasional: untuk mengetahui TTV dan perkembangannnya 5. Siapkan bel ditempat tidur dan instruksi klien memberikan tanda bila mohon bantuan Rasional: dengan memberikan perhatian akan menambah kepercayaan klien. Kolaborasi : 1. Kolaborasi dengan tim medis dalam

pemberian terapi Rasional: untuk mempercepat proses

penyembuhan 4. asuhan 1. Ajarkan klien tehnik yang benar pemberian tetes mata. keperawatan selama .x jam Setelah dilakukan diharapkan klien dapat mengetahui tentang penyakitnya dengan Rasional: Meningkatkan keefektifan pengobatan. Memberikan kesempatan pasien menunjukan kompetensi dan menanyakan pertanyaan. 2. Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh tetes mata. Diskusikan obat yang harus dihindari, contoh midriatik, kelebihan pemakaian steroid topikal. Rasional: Penyakit ini dapat di control dan mempertahankan konsistensi program obat adalah control vital. Beberapa obat menyebabkan dilatasi pupil, peningkatan TIO dan potensial kehilangan penglihatan tambahan 3. Identifikasi efek samping/reaksi merugikan dari pengobatan (penurunan nafsu makan, mual/muntah, kelemahan, jantung tak teratur, dll). Rasional: Dapat mempengaruhi rentang dari ketidak nyamanan sampai ancaman kesehatan berat.

kriteria hasil : Pasien menyatakan pemahaman kondisi, prognosis, dan pengobatan. Mengidentifikasi hubungan antar gejala/tanda dengan proses penyakit. Melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan.

4. Dorong pasien membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup. Rasional: Pola hidup tenang menurunkan respon emosi thd stres, mencegah perubahan okuler yang mendorong iris kedepan, yang dpt mencetuskan serangan akut. 5. Dorong menghindari aktivitas,seperti mengangkat berat/mendorong, menggunakan baju ketat dan sempit. Rasional: Dapat meningkatkan TIO yang mencetuskan serangan akut. 6. Tekankan pemeriksaan rutin. Rasional: Untuk mengawasi kemajuan penyakit dan memungkinkan intervensi dini dan mencegah kehilangan penglihatan lanjut. Kolaborasi : 1. Diskusikan pertimbangan diet, cairan adekuat dan makanan berserat terhadap ahli gizi. Rasional: Mempertahankan konsistensi feses untuk menghindari konstipasi.

VI.

Vous aimerez peut-être aussi