Vous êtes sur la page 1sur 41

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman: 2008). Keluarga sebagai pranata social terkecil dalam masyarakat dan Negara selalu mencuri perhatian baik kalangan pimpinan atau tokoh informasi maupun pemerintah. Banyak kejadian merisaukan sekarang ini, seperti kenakalan remaja, kasus gizi kurang, selalu dikaitkan dengan makin kurang berfungsinya pranata keluarga, antara lain dalam memfasilitsi tumbuh kembang anak dan menanamkan nilai-nilai luhur seperti saling menghormati, cinta kasih, toleransi, dan empati. Anak merupakan bagian dari keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau gambaran dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian karena anak merupakan individu tersendiri yang tumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah usia bertambah. Pada anak usia prasekolah, anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia prasekolah ini sedang dalamproses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yag rentan berbagai penyakitbdan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh praktisi kesehatan dan juga usaha-usaha pencegahan adalah yang tetap paling baik dilakukan. Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai kemampuan dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Perawat dapat menbantu keluarga dalam memecahkan masalah kesehatannya sehingga mencapai keadaan keluarga yang optimal.

Suatu peran penting keluarga terkait dengan perawatan anak adalah peran pengasuhan (parenting role), yang sama dalam menjalankan peran ini keluarga sangat dipengaruhi oleh faktor usia orang tua, keterlibatan ayah atau suami dala pengasuhan anak, latar belakang pendidikan orang tua, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, stress yang dialami orang tua, dan hubungan suami istri. Berkaitan dengan perawatan anak di rumah sakit, keluarga punya tugas adaptif, yaitu meneriama kondisi anak, mengelola kondisi anak, memnuhi kebutuhan perkembangan anak, memenuhi kebutuhan perkembangan keluarga, menghadapi stressor dengan positif, membatu keluarga untuk mengelola perasaanyang ada,mendidik anggota keluarga yang lain tentang kondisi anak yang sedang sakit, dan mengembangkan sisitem dukungan social keluarga dengan anak prasekolah.

B. TUJUAN a. Tujuan Intruksional Umum : 1. Mahasiswa mampu menerapkan konsep asuhan keperawatan keluarga dengan anak prasekolah. b. Tujuan Instruksional Khusus : 1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keluarga. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah. 3. Mahasiswa mampu menjelaskan tugas perkembangan keluarga dengan anak prasekolah. 4. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah-masalah pada anak usia prasekolah. 5. Mahasiswa mampu menjelaskan bimbingan selama fase prasekolah. 6. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan anak prasekolah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Keluarga 1. friedman (2008) Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional serta individual memepunyai peran masingmasing yang merupakan bagian dari keluarga. 2. Sayekti (2007) Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang lakilaki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalamsebuah rumah tangga. 3. Kamus webster (2007) a. A social unit consisting of parent and the children they rear. b. A group of people related by ancestry of marriage. 4. Sumardjan (2008) Keluarga adalah sekelompok manusia yang para warganya ter ikat dengan jalur keturunan. Peraturan Pemerintah no.21 tahun 1994 tentang penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami, istri dan anaknya, suami dan anaknya, atau istri dengan anaknya. 5. Burgess dan Locke (2009) Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat oleh perkawinan (suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan dalam kasus keluarga luas terlihat adanya nenek atau kakek dengan cucu. B. Tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah A. Definisi tumbuh kembang pada anak 1. Pertumbuhan (Growth) Berkembangan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (kg/gr) atau ukuran panjang (meter/centimeter)(Soetjiningsih :

2009).Perubahan ukuran atau nilai-nilai yang memberikan ukuran tertentu dalam kedewasaan

Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah atau ukuran sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh (Supartini, Yupi : 2007). 2. Perkembangan (Development) Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran ( Supartini, Yupi: 2007). Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan ( Soetjiningsih : 2008). Mencakup aspek-aspek lain dari deferensiasi bentuk termasuk perubahan emosi atau sosial yang sangat ditentukan oleh interaksi dengan lingkungan. B. Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah 1. Pertumbuhan Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah. Waktu rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit mendekati 90x/menit dan pernapasan 22-24x/menit. TD meningkat sedikit ke nilai rata-rata 95/58mmH. Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang mereka menjadi dua kali lipat panjang lahir pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun kelima mereka. Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan yang lebih kurus. Kepala sudah mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang tahun ke enam. Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak laki-laki sedikit lebih besar dengan lebih banyak otot dan kurang jaringan lemak. Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada anak-anak berusia dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin A dan C serta zat besi. Konsumsi karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang sangat besar dari makanan yang berlemak bisa menimbulkan kegemukan dan menjadikan anak prasekolah dalm kondisi sangat lapar. Orang tua dan penberi pelayanan perlu membuat asaha secara sadar untuk membantu anak prasekolah mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dan mencegah defisiensi dan kelebihan.
4

2. Perkembangan a. Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya. b. Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB. c. Mulai memahami waktu. d. Penggunaan tangan primer terbentuk. 3. Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud ) Fase berkembangan psikoseksual untuk anak usia sekolah masuk pada fase falik. Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitif. Anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan mengetahui adanya perbedaan jenis kelamin. a) Negatif : Memegang genetalia Oedipus compleks b) Positif : Egosentris: sosial interaksi Mempertahankan keinginan

4. Perkembangan psikososial ( Eric Ericson ) Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatf vs rasa bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara mengkaji lingkungan melalui kemampuan bereksplorasi terhadap lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan. Inisiatif

berkembang dengan teman sekelilingnya. Kemampuan anak berbahasa meningkat. Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas. Hasil akhir yang diperoleh adalah menghasilkan suatu prestasinya. Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berpretasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih marah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol. 5. Perkembangan kognitif ( Jean Piaget ) Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase praoperasional. Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap ini didasari sifat egosentris. Pemikiran di dominasi oleh apa yang dilihat, dirasakan dan dengan pengalaman lainnya.
5

Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu: a. Prokonseptual ( 2- 4 tahun ) Anak mengembangkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bermasyarakat. Anak mulai mengembangkan sebab-akibat, trial dan error dan menginterpretasikan benda/kejadian. Anak mulai

menggunakan sinbulkata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan datang. b. Intuitive thuoght ( 4-7 tahun ) Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir timbal balik. Anak biasanya banyak meniru perilaku orangdewasa tetapi sudah bisa memberi alasan pada tindakan yang dilakukan.

6. Perkembangan Moral ( Kahlberg ) Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase prekonvensional. Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah melalui budaya sebagai dasra peletakan nilai moral. Fase ini terdiri dari 2 tahapan yaitu: 1. 2. Didasari adanya rasa egosentris pada anak, yaitu kebaikan Orientasi hukuman dan ketaatan Baik dan buruk sebagai konsekuensi dari tindakan. Jika anka berbuat salah, orang tua memberikan hukuman dan jika anak berbuat benar maka orang tua memberikan hukuman

C. Tugas perkembangan anak usia prasekolah 1. Personal / sosial : a. b. c. d. e. f. g. h. i. Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak Keluarga merupakan kelompok utama Kelompok meningkat kepentingannya Menerima peran sesuai jenis kelaminnya Agrsif Motorik Bahasa dan kognitif
6

j. k. l.

Egosentrik Ketrampilan bahasa makin baik Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan mengapa

m. Pemecahan masalah sedarhana; menggunakan fantasi untuk memahami mengatasi masalah. n. o. p. q. r. s. . D. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah 1. 2. Membantu anak untuk bersosialisi. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus dipenuhi. 3. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar) 4. 5. 6. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak Pembagian tanggung jawab anggota keluarga Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak. E. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2009), faktor yang Ketakutan Pengerusakan diri Dikebiri Gelap Ketidaktahuan Objek bayangan, tak dikenal.

mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu: 1. 2. Faktor dalam (internal): Genetika Perbedaan ras, etnis, atau bangsaTinggi badan orang Eropa akan berbeda dengan orang Indonesiaatau bangsa lainnya, dengan demikian postur tubuh tiap bangsa berlainan. a. KeluargaAda keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek.
7

b.

Umur Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang mengalamipertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya.

c.

Jenis kelamin Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-laki

d.

Kelainan kromosom Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down.

e.

Pengaruh hormon Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itukelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.

3.

Faktor lingkungan Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.

4.

Faktor pranatal a. Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama trimester akhir kehamilan b. Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club foot c. d. e. f. g. Toksin, zat kimia, radiasi Kelainan endokrin Infeksi TORCH atau penyakit menular sesksual Kelainan imunologi Psikologis ibu

5.

Faktor kelahiran Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.

6.

Faktor pascanatal Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap TUMBANG anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan.

F. Masalah-masalah pada anak usia prasekolah 1. Masalah kesehatan Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar air, difteri, dan campak.

Manajemen No Masalah/Penyakit TeraupetikDan Komplikasi 1 Diare (Gastroenterologi) Agen pembuka: bakteri dan virus. Sumber: makanan beracun, terhadap makanan. Masa inkubasi:

Pertimbangan Keperawatan Memberikan cairan Diatetik (pemberian makanan)

Komplikasi:

Dehidrasi Renjatan hipovolemik Hypocalanta Intoleransi laktosa sekunder Kejang Malnutrisi energi protein

basi, alergi

BAB > 3 x 24 jam MK: anak Obat:


menangis, gelisah, suhu meninggi, cair tubuh BAB kadang

Anti sekresi Anti spasmolitik

Pengeras tinjs Antibiotik

disertai darah dan lendir

Varicela air)

(cacar Kekhususan:

biasanya

Lakukan isolasi ketat di RS Isolasi anak di rumah vasikel mengering (biasanya minggu terinfeksi) 1 setelah dan sampai

tidak ada agen anti viral

Agen pembawa: (ecyclovir) untuk resiko Variacell Zooster tinggi anak terinfeksi, Varicella Zooster (VZIG)

Sumber: sekresi imonoglobin primer

saluran setelah pembukaan pada dan anak yang beresiko

pernafasan

organ terinfeksi, tinggi. pada tingkatan Obat:

isolasi anak yang beresiko infeksi Beri perawatan kulit: mandi dan berganti pakaian setiap pada kedua selulitis, hari, untuk tinggi

lesi kulit yang Diphenhidramin, lebih rendah Transmisi: terkontaminasi oleh penularan. hydoklorida, atau anti histamin

menghilangkan gatal

objek Perawatan kulit untuk pencegahan infeksi

Masa inkubasi: bakteri kedua. 2-3 minggu/ 13- Komplikasi: 17 hari Masa penularan: biasanya 1 hari setelah erupsi

oleskan lation Mengurangi gatal-gatal Hindari mengupas kerak menggosok kulit yang dan

Infeksi tahap (bisu,

pnemoni, sepsis) Encephalitis Varicela pnemoni Peredaran varicela

lesi (masa awal) sampai setelah muncul 5 hari

membuat iritasi.

banyak vesikel

Kronik tranesien

atau

ketika kerak kulit terbentuk. MK: Tahap demam awal: ringan,

trombositopenia

10

malaise, anoreksia, pertama kali

ruam dan gatal, muncul makula, dengan cepat

berkembang menjadi dan vesikel (dikelilingi oleh dasar eritematosus menjadi gelembung, mudah pecah dan membentuk kerak). Ketiga papula menjadi

tahapan (papula, vesikel, dan

kerak kulit) hadir dalam tingkatan berbeda waktu sama. Distribusi: sentrifetal, menyebar ke dalam yang

wajah dan tubuh, tapi jarang pada tungkai lengan. Gejala: elevasi dan

11

suhu dari limfade nopaty, iritasi

dari gatal-gatal.

Difhteria Manifestasi klinis: Bervariasi menurut anatomi Pseudomembran Nasal : Menyerupai flu, nasal mengeluarkan serosan guineous mukous purulent tanpa gejala tampak epitaksis. Tonsilar pharingeal : Malaise, anorexia, tenggorokan sakit, demam, meningkat gejalapokok: seperti lokasi

Antitoksin (biasanya melalui intravena diawali dengan test kulit dan konjungtiva untuk mengetes

Lakukan isolasi ketat di rumah sakit

Berpartisipasi pada test

sensitifitas; beri epineprin ada jika

sensitifitas terhadap serum)

Antibiotik (penisillin atau Beri antibiotik,

erythromycin).

amati sensitifitas terhadap penisilin Gunakan suction jika perlu

Bedrest (pencegahan miokarditis)

total

Tracheostomy untuk pengahambatan jalan udara.

Beri

perawatan untuk

komplit

Perawatan carrier dan terhadap kontak orang

memperoleh bedrest Atur kelembaban untuk pencairan optimum sekresi. Amati untuk tanda penghambat respirasi tanda-

yang terinfeksi.

sedikit Komplikasi : pulse Miokarditis (minggu ke dari 2 Neuritis

yang diharapkan selama 24 jam, membran

12

melembut, putih atau abu-abu;

timbulnya limfadenitis jika penyakitnya parah toximea, syok, timbul septik dan

meninggal dalam 6-10 hari. Lharyngeal : Demam : serak, batuk, tanpa ada tanda potensial penghambatan jalan udara, awal,

gelisah, cyanosis, retraksi dyspniec.

Rubeola (campak) Agen pembawa : Virus Sumber : Sekresi

Tidak ada perawatan lain yang perlu kecuali

Yakinkan orangtua bahwa vesikel-vesikel adalah proses yang pada suatu panyakit di alami

antipiretik untuk demam dan nyeri. analgesik untuk

saluran Komplikasi :

nafas, darah dan Jarang terjadi (arthritis, urine dari orang enchepalitis, yang terinfeksi. Transisi : purpura); atau penyakit

anak-anak

yang terinfeksi. Gunakan sentuhan lembut jika diperlukan. Jauhkan anak

panyakit menular yang dijumpai pada

Kontak langsung sering dengan

orang masa anak-anak; bahaya terbesar adalah efek

yang terinfeksi.

dari wanita hamil

13

Masa inkubasi : 10-20 hari Periode penularan : Dari setelah ruam tetapi selama 4-5 hari ruammuncul terutama tahapan

teratogenik pada janin.

awal (catharal). Manifestasi klinis : Fase prodromal: Tidak dijumpai

pada anak-anak, namun dijumpai pada remaja dewasa orang dan yang

ditandai dengan demam sakit malaise, anorexia, konjungtivitis ringan, sakit kerongkongan, batuk, dan coryza, ringan, kepala,

limfadenofaty. Paling sedikit 15hari, menghilang 1

14

hari

setelah

terjadinya ruam. Ruam : Pertama kali

muncul di wajah dan dengan

segera menyebar ke leher, lengan batang tubuh dan kaki. dari ditutupi diakhiri pertama dengan

bercak-bercak kemerahan makulo pupalar, biasanya hilang

pada hari ketiga Tanda gejala : Demam yang ringan muncul dan

kadang-kadang, sakit malaise kepala, dan

limfadenopaty.

2.

Hubungan keluarga Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota keluarga baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga anak sering membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.

3.

Bahaya fisik

15

1) Kecelakaan Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan ketrampilan tertentu. Meskipun tidak meninggalkan

bekas fisik namunkecelakaan dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga anak akan takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi bisa berkembang menjadi masa malu. 2) Keracunan Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak. 4. Bahaya Psikologis 1) Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi,

lebih pemarah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol. 2) Gangguan tidur Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-benar terbangun dan dapat mengingat kembali mimpinya secara terperinci. Mimpi buruk yang terjadi sewaktuwaktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang perlu dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis. Pengalamam yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau film tentang kekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama sering ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 th, karena mereka belum bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan. Teror dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur anak setengah terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali apa yang atelah dialaminya. Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur anak bengkit dari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam hari dan tidur sambil berjalan biasanya berlangsung selama
16

tidur dalam (Non REM) dan terjadi dalam 3 jam pertama setelah anak tertidur. Tiap episode berlangsung dari beberapa detik sampai beberapa menit. Teror dimalam hari sifatnya dramatis karena nak menjerit-jerit dan panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada anak yang berumur 3-8 th. Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut: a) Ajak anak kembali ketempat tidurnya. b) Berikan cerita yang pendek. c) Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut kesayangannya. d) Gunakan lampu redup. 3) Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting) Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur 2-3 tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun. Pada umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air sendiri; melepas pakaian dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun anusnya sendiri serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri. Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 th dan 10% anak berusia 6 th masih mengompol pada malam hari. Cara terbaik untuk menghindari masalah pelatihan buang air (toilet training) adalah dengan mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak adalah: 1) Selama beberapa jam pakaian dalamnya masih kering. 2) Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika basah. 3) Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk di atas Potty Chair (pispot khusus untuk anak-anak) atau diatas toilet (jamban, kakus). 4) Anak mampu mengikuti petunjuk atau aturan lesan yang sederhana. 5) Kesiapan anak biasanya terjadi pada usia 24-36 bln. Metode toilet training yang banyak digunakan adalah metode timing. Anak yang tampaknya sudah siap diperkenalkan kepada potty chair dan secara bertahap diminta untuk duduk diatasnya sebentar saja dalam keadaan berpakaian lengkap. Kemudian anak diminta untuk melepaskan pakaian dalamnya sendiri, lalu duduk di atas potty chair
17

selama tidak lebih dari 5-10 mnt. Hal itu dilakukan sambil ibu memberikan penjelasan bahwa swkarang sudah saatnya anak untuk melakukan BAB/BAK ditempatnya (maksudnya pada potty

chair/kloset) buka di pakaian dalam atau popok. Jika Anak sudah bisa melakukannya, ibu boleh memberikan pujian ataupu hadiah. Tetapi jika anak belum bisa melakukannya, ibu sebaiknya tidak memarahi ataupun menghukum anak. Metode timing efektif untuk anak-anak yang memiliki jadwal BAB/BAK yang teratur. Metode toilet training lainnya menggunakan boneka sebagai alat bantu. Kepada anak yang sudah siap diajarkan cara-cara toilet training dengan menggunakan boneka sebagai model. Ibu

memberikan pujian kepada boneka karena pakaian dalamnya kering dan telah berhasil melewati setiap proses toilet training. Kemudian ibu meminta anak untuk menirukan proses toliet training dengan bonekanya secara berulang-ulang, anak juga diajari untuk memuji bunekanya. Selanjutnya anak menirukan apa yang telah dilakukan oleh bonekanya dan ibu memberikan pujian kepada anak. Jika anak tetap bertahan duduk di toilet sebaiknya diangkat dan toilet training dicoba kembali setelah anak makan. Tetepi jika hal ini berlangsung selama beberapa hari sebaiknya tolet traing ditunda selama beberapa minggu. Sangat penting untuk memberika pujian kepada anak yang telah berhasil melakukan toilet training. Setelah pola BAB/BAK stabil secara perlahan pujian mulai dikurangi. Memaksa anak untuk BAB/BAK di toilet dengan kekerasan tidak efektif dan bisa menyebabkan ketegangan pada hubungan ibu-anak.

G. Bimbingan selama fase prasekolah 1. Usia 3 tahun a) Persiapkan orang tua untuk peningkatan ketertarikan anak dalam hubungan yang lebih baik. b) Anjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke play group atau TK c) Tekankan tentang pentingnya pengaturan waktu. d) Anjurkan orang tua untuk menawarkan pilihan-pilihan ketika anak sedang
18

ragu/bimbang. e) Perubahan pada anak usia 3.5 th : anak akan menjadi kurang koordinasi, gelisah dan menunjukkan perubahan tingkah laku, seperti bicara gagap. f) Orang tua harus memberikan perhatioan yang ekstra sebagai refleksi dari kegelisahan emosi anak dan rasa takut anak kehilangan kasih sayang orang tua. g) Ingatkan orang tua tentang keseimbangan yang telah dicapai pada usia 3 th akan berubah menjadi tingkah laku yang agresif pada usia 4 th. h) Antisipasi tentang adanya perubahan nafsu makan, seleksi makanan anak. i) Tekankan tentang perlunya perlindungan dan pendidikan untuk mencegah cedera. 2. Usia 4 tahun a) Persiapkan pada tingkah laku anak yang lebih agresif, termasuk aktifitas motorik dan penggunaan bahasa-bahasa yang mengejutkan. b) Eksplorasi perasaan orang tua berkenaan dengan tingkah laku anak. c) Masukkan anak ke TK d) Persiapkan untuk peningkatan keingintahuan anak tentang seks e) Tekankan tentang pentingnya menanamkan disiplin pada anak f) Anjurkan orang tua untuk melatih anak berenang jika belum dilakukan diusia sebelumnya

3. Usia 5 tahun a) Masa tenang pada anak b) Siapkan anak untuk memasuki lingkungan sekolah H. Stimulasi bermain untuk tumbuh kembang anak 1. Definisi bermain Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan/ kepuasan. Bermain merupakan cermin kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena bermain, anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat

dilakukannya, dan mengenalwaktu, jarak, serta suara. (Wong, 2009)

19

2. Fungsi permainan pada anak Fungsi utama bermain adalah menstimulasi perkembangan anak, antara lain: a. b. c. d. e. f. g. h. Perkembangan sensori-motorik Perkembangan intelektual Perkembangan sosial Perkembangan kreativitas Perkembangan kreasi diri Perkembangan moral Bermain sebagai terapi Tujuan bermain

Melalui fungsi yang terurai diatas pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan sebagai berikut: a) Untuk melanjutkan tumbang yang normal pada saat sakit anak mengalami gangguan dalam tumbang. b) Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta idenya. c) Mengembangkan kreatrifitas dan kemampuan menyelesaikan

masalah.Permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya pada saat melakukan permainan anak akan dihadapkan pada masalah dalam konteks permainannya, semakin lama ia bermain dan semakin tertantang untuk dapat menyelesaikannya dengan baik. d) Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di RS. Stress yang dialami anak di RS tidak dapat dihindarkan sebagai mana juga yang dialami orang tuanya untuk itu yang penting adalah bagaimana menyiapkan anak dan orang tua untuk dapat beradaptasi denga stresor yang dialaminya di RS secara efektif. 3. Alat dan jenis permainan yang cocok untuk anak usia prasekolah (>3-6 th) Sejalan denga tumbangnya anak prasekolah mempunyai kemampuan motorik kasar dan halus yang lebih matang daripada anak usia toddler. Anak sudah lebih aktif, kreatif dan imajinatif. Demikian juga kemampuan berbicara dan berhubungan sosial dengan temannya semakin meningkat.

20

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga a. Identitas kepala keluarga Nama Umur Agama Suku Pendidikan Pekerjaan Alamat : Ny.M : 20 Tahun : Islam : Sasak / Indonesia : SMP : buruh : Karang bayan barat

b. Komposisi keluarga

No 1 2 3

Nama Ny.N An N An Y

L/P P P L

Umur 20 Thn 4 Thn

Hub. Klg Istri Anak Anak

Perkerjaan buruh Tdk ada Tdk ada

Pendidikan SMP _ _

2 .5 Thn

c. Genogram

21

: laki-laki : perempuan

: keturunan : tinggal satu rumah

: garis perkawinan

: pasien

d)Tipe keluarga Ny M merupakan type keluarga inti a) Masalah yang terjadi dengan type tersebut Ny.M mengatakan tidak ada masalah dengan keluarganya,komunikasi dengan anak lancar tidak ada masalah. a. Suku Bangsa b) Asal suku Jenis type keluarga a) Keluarga bangsa Keluarga Ny.M Mengatakan bersuku sasak. b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan Keluarga Ny M mengatakan di kampungya jika ada acara pesta atau syukuran,masyarakat selalu begadang hingga dini hari untuk menyiapkan acara pagi harinya. b. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan Keluarga Ny.M Beragama islam,dan percaya bahwa kesehatan dan penyakit yang diderita selama ini merupakan pemberian dan telah diatur oleh Tuhan. c. Status sosial ekonomi keluarga a) Anggota keluarga yang mencari nafkah Keluarga yang mencari nafkah adalah NyM sebagai buruh b) Penghasilan Penghasilan Ny.M sebesar Rp. 75000/ hari kerja c) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan. Adapun kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan antara lain : Kebutuhan keluarga sehari-hari,seperti membeli beras dan lauk pauk d. Aktivitas rekreasi keluarga Keluarga mengatakan pergi rekreasi saat hari raya saja.
22

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga a. Tahap perkembangan keluarga saat ini. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga Ny. M memiliki dua orang anak berumur 4 tahun yang baru belum masuk sekolah, dan anak yang kedua berumur 2.5 thn jadi keluarga Ny. M berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak pra sekolah. b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : Saat ini keluarga Ny M sebagai keluarga yang memiliki dua anak yang belum a masuk sekolah belum tahu bagaimana cara yang tepat dalam mengajarkan anak bergaul, karena Ny. M selalu khawatir jika anaknya ingin bermain diluar rumah. c. Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Ny M serta An M tidak ada yang menderita penyakit berat, hanya kadang terkena flu, atau pusing kepala biasa d. Riwayat penyakit keturunan. Menurut pengakuan keluarga, tidak pernah mengalami sakit berat yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit ataupun perawatan di rumah yang lama. Dari riwayat kesehatan keluarga Ny. M tidak ada yang memilki penyakit kronis maupun penyakit keturunan. e. Riwayat kesehatan masing masing anggota keluarga No Nama BB Umur Keadaan kesehatan Imunisasi ( Masalah Bcg/polio kesehatan /DPT/HB/ca mpak Ny M mengatakan Lengkap bahwa biasanya dia merasa lelah setelah berkerja An M .mengatakan Lengkap perutnya mules-mules dan BAB lebih dari 6 kali sehari. Ny M mengatatakan lengkap anaknya jarang sakit, kalaupun sakit hanya seperti flu namun tidak sering Berobat ke puskesmas Tindakan yang telah dilakukan Minum Vitamin dan susu Minum susu

Ny.M

35kg

20 thn

An.M

14kg

4 thn

An Y

11kg

2.5 thn

23

f. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Menurut Ny. M.jika dirinya sakit dan keluarga sakit, mereka langsung berobat ke puskesmas, g. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : Ny M : Menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya lelah saja An M : Menurut Ny.M selama ini anaknya mengalami mencret,panas,batuk An Y : jarang sakit, kalau pun sakit hanya flu biasa dan demam biasa saja. h. Pengkajian Lingkungan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Karakteristik rumah Luas rumah : 5 x 6 meter Type rumah : semi permanen Kepemilikan : pribadi Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 3 buah kamar tidur Ventilasi/jendela : Ada 4 ventilasi yang terdapat di dalam rumah Pemanfaatan ruangan : teras, ruang tengah/ keluarga, 2 Kamar tidur. Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1,5 meter dari rumah Sumber air minum : air PAM .

10. Sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 600 meter 11. Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan selalu terjaga karena setiap harinya selalu membersihkan lingkunganya. 12. Keadaan didalam rumah : Rumah Keluarga Ny.M tinggal dirumah sendiri.

Rumah yang mereka tempati merupakan rumah semi permanen dengan status kepemilikan milik pribadi Ny.M. Luas rumah kurang lebih 46 m2. Lantai rumah menggunakan semen .Rumah memiliki ventilasi Pada ruangan dalam rumah seperti kamar, teras ,. 13. Keadaan diluar rumah : Rumah memiliki pekarangan yang cukup. Kebersihan pekarangan secara umum baik. Keluarga memanfaatkan PAM untuk sumber air bersih. Keluarga tidak memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke selokan perumahan yang mengalir diparit. Keluarga juga tidak memiliki jamban jenis leher angsa yang dipergunakan setiap hari dengan septic tank di ujung rumah dengan jarak lebih dari 10 m dari sumur gali. Kebersihan kamar mandi dan jamban cukup. Dalam pengelolaan sampah rumah tangga keluarganya memiliki tempat penampungan berupa lobang yang terdapat di pekarangan samping rumah

24

dan jika sudah penuh biasanya di bakar. Lubang dalam keadaan terbuka. Secara umum kebersihan rumah cukup. C. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Tanda2 Vital o Tekanan Darah o Nadi o Respirasi o Suhu Badan o BB o TB Pemeriksaan Fisik Head to Toe o Kepala o Mata Bentuk Konjungtiva Sklera Pupil o Hidung Bentuk Perdarahan /secret Simetris Tidak mengalami perdarahan Simetris Tak ada perdarahan Simetris Tak ada perdarahan Simetris Tidak anemia Tidak ikterus Isokor Simetris Tdk anemis Tidak ikterus Isokor Simetris Tdk anemis Tidak ikterus Isokor Kepala Rambut Simetris Hitam, lurus Simetris Hitam,lurus Simetris Hitam,lurus 110/80 mmHg 84 kali/menit 24 kali/menit 36,7 C 45 kg 147 cm 85x/mnt 20x/mnt 36,4 C 14 kg 45 cm 82x/mnt 20x/mnt 36,4C 11 kg 32 cm Ny.M An M An Y

o Telinga

25

Bentuk Telinga o Mulut Keadaan Bibir Keadaan Gusi

Simetris

Simetris

Simetris

Lembab Tidak ada perdarahan gusi dan gigi Tidak ada tanda perdarahan

Lembab Tdk ada perdarahan gusi dan gigi Tdk ada tanda perdarahan

Lembab Tdk ada perdarahan gusi dan gigi Tdk ada tanda perdarahan

Keadaan Lidah

o Leher Tyroid Tidak ada pembesaran Tdk ada pembesaran kelenjar tyroid Tdk ada pembesaran kelenjar tyroid

o Integumen Kebersihan Klien Turgor Kelembaban o Pemeriksaan Thorax Inspeksi Bentuk Thorax Pernafasan Simetris Irama teratur dan tidak ada suara tambahan Simetris Irama teratur dan tak ada suara tambahan Simetris Irama teratur dan tak ada suara tambahan Klien tampak bersih Turgor kulit baik Baik Klien tampak bersih Turgor kulit baik Baik Klien tampak bersih Turgor kulit baik Baik

o Pemeriksaan Paru Palpasi Getaran suara terdengar dg teratur Bunyi resonan Suara nafas teratur Getaran suara terdengar teratur Bunyi resonan Suara nafas teratur Getaran suara terdengar teratur Bunyi resonan Suara nafas teratur

Perkusi Auskultasi o Abdomen

26

Inspeksi Bentuk Abdomen Benjolan Palpasi Tanda nyeri tekan Benjolan o Muskuloskeletal /Ekstremitas Kesimetrisan Kekuatan Otot o Pemeriksaan Thorax Inspeksi Perkusi Tidak ada nyeri tekan Tidak ada Tdk ada nyeri tekan Tdk ada Tdk ada nyeri tekan Tdk ada Simetris Tidak ada benjolan Simetris Tdk ada benjolan Simetris Tdk ada benjolan

Simetris Baik

Simetris Baik

Simetris Baik

Simetris Bunyi pekak jantung normal Tidak ada nyeri tekan Irama teratur dan tidak ada suara tambahan

Simetris Bunyi pekak jantung normal Tidak ada nyeri tekan Irama teratur dan tidak ada suara tambahan

Simetris Bunyi pekak Jantung normal Tidak ada nyeri tekan Irama teratur dan tidak ada suara tambahan

palpasi Auskultasi

o Pemeriksaan Paru inspeksi Simetris, tidak ada gangguan/penyi mpangan gerakan pernafasan. Tidak terdapat nyeri tekan Bunyi resonan Suara nafas teratur Simetris, tidak ada gangguan/penyim pangan gerakan pernafasan. Tidak terdapat nyeri tekan Bunyi resonan Suara nafas teratur Simetris,tidak ada gangguan/peny impangan gerakan pernafasan Tidak ada nyeri tekan Bunyi resonan Suara nafas teratur

Palpasi Perkusi Auskultasi o Abdomen

27

Inspeksi Palpasi Perkusi

Simetris,warna kulit (kuning langsat) Tidak ada nyeri tekan Tidak ada bunyi pekak/timpani Tidak terdapat bising usus.

Simetris,warna kulit (putih ) Tidak ada nyeri tekan Tidak ada bunyi pekak/timpani Tidak terdapat bising usus.

Simetris,warna kulit(putih) Tidak ada nyeri tekan Tidak ada bunyi pekak/timpani Tidak terdapat bising usus.

Auskultasi o Kardiovaskuler inspeksi

Dada simetris,tidak ada lesi maupun pembngkakan. Tidak terdapat pekak pada area jantung maupun pembengkakan jantung.

Dada simetris,tidak ada lesi maupun pembengkakan. Tidak terdapat pekak pada area jantung maupun pembengkakan jantung

Dada simetris,tidak ada lesi maupun pembengkakan Tidak terdapat pekak pada area jantung maupun pembengkakan jantung Tidak ada nyeri tekan Suara jantung 1 dan 2 normal,tidak terdengar suara tambahan

perkusi

palpasi Auskultasi

Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri tekan. tekan. Suara jantung 1 dan 2 normal, tidak terdengar suara tambahan. Suara jantung 1 dan 2 normal, tidak terdengar suara tambahan.

o Muskuloskeletal /Ekstremitas Kesimetrisan Kekuatan Otot

Simetris Baik 5 5

Simetris Baik 5 5 5 5 5

Simetris

5 Genetalia -

28

Analisa Data Simptom Masalah Penyebab

DS: kecemasan Pasien(orangtua) mengatakan orangtua mencemaskan kekambuhan penyakit (keluarga) anaknya. Jika anak panas tinggi, ibu mengatakan

Ketidakmampuan keluarga perawatan perubahan memberi pada yang

akan terjadi pada status anaknya kesehatan

langsungmembawa anaknya ke puskesmas. DO: Pasien(orangtua) nampakberantusias dalammenanggapi keadaankesehatan anaknya.

29

DS : -Ny. kalau M An.

Resiko mengatakan terjadinya M nafsu gangguan kadang kebutuhan nutrisi

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang nutrisi dibutuhkan anak pra

makannya

menjadi berkurang -Ny. M An. M

kurang pada kebutuhan sekolah.

mengatakan dari suka

jajan tubuh pada An. M.

makanan ringan -Ny. M mengatakan

nutrisi adalah makanan yang kita makan seharihari DO: An.M Tampak malas makan

DS: -Ny M

Resiko

cedera Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang

mengatakan fisik pada anak

anaknya suka bermain sepeda. -Ny M mengatakan

aman untuk anak prasekolah

anak susah dilarang jika ingin jalanan. -Ny A mengatakan anak bersepeda di

30

suka mengikuti ibu saat memasak, dan anak suka menggunakan alat dapur DO: -An M sudah dapat sepeda

mengendarai sendiri

Rumah Ny M dekat dengan jalan raya Tidak terdapat pembatas atau pagar di depan rumah

Skoring

1. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kitidakmampuan keluarga memberi perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya No 1. Kriteria Sifat masalah Skala: Krisis Perhitungan 2/3 x 1 = 2/3 Skor 2/3 Pembenaran Keluarga mencemaskan tentang kekambuhan penyakit anak namun tidak

menjadimasalah keluarga 2. Kemungkinan masalah 2/2 x 2 = 2 dapat diubah Skala : Mudah 2 Kecemasanklien dapat menghilang jika tidak terlalu memfokuskan

masalah,keluarga akan membawa anaknya ke


31

puskesmas jika terjadi perubahan kesehatanpada anaknya(panas tinggi)

3.

Potensial dapat dicegah Skala : Cukup

masalah 2/3 x 1= 2/3

2/3

Masalah yang dialami dapat dicegah atau

diatasi oleh klien, dan keluargaNampak antusiasdalam menanggapi kesehatan anaknya.

4.

Menonjolnya masalah Skala : Masalah ada tetapi

1/2 x 1 = 1/2

1/2

Kebiasaan mengatasi

dalam masalah,

menyebabkan masalah tidak dianggap serius. Keluarga mencemaskan kekambuhan anaknya.

tidak perlu ditangani

32

2. tubuh pada An. M b/d ketidakmampuan keluarga mengenali masalah nutrisi yang dibutuhkan pada anak prasekolah. No. Perhitungan 1. Sifat Masalah Skala : Ancaman kesehatan Kriteria 2/3 x 1 = 2/3 Skor 2/3 Pembenaran Sifatmasalah merupakan ancaman

karena kadang nafsu makan An. M menjadi berkurang dan jika itu tidakditanggulangi akan menjadi aktual dandapat menyebabkan penurunan pada status kesehatannya gangguan nutrisi. 2. Kemungkinan Dapat Diubah Skala : Sebagian Skala 1/2 x 2 = 1 1 Masalah sebagian yaitu

dapat diubah karena Ny.Mdapat memberikan makananmakanan lain kepada An. M

3.

Potensial Masalah 2/3 x 1 = 2/3 Untuk Dicegah Skala : Cukup

2/3

Potensialmasalah untuk dicegah cukup karenadapat dilakukan

33

dengan

mengajarkan

carapengolahan makananyang menarik untuk An. M dengan penurunan pemasukan nutrisi. 4. Menonjolnya Masalah 1/2 x 1 = 1/2 Skala : Ada masalah tapi tidak perlu ditangani 1/2 Keluarga menyadari

ada masalah tapi tidak perlu ditangani dengan segera.

3.

Resiko cedera fisik pada anak D b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi

lingkungan yang aman untuk anak prasekolah No 1 Perhitungan Sifat masalah Skala: Ancaman kesehatan Kriteria 2/3 x 1 = 2/3 skor 2/3 Pembenaran Bahaya fisik mungkin dapat terjadi, Ny M mengatakananak susah dilarang jika ingin

bersepeda di jalanan

Kemungkinan masalah x 2 = 1 dapat diubah Skala:Sebagian

Ny M menegur dan memberikancontoh pada anak

Potensial dapat dicegah Skala:

masalah 2/3 x 1 = 2/3

2/3

Pemberian lingkungan dan tempat bermain yang aman untuk anak

34

Cukup 4 Mononjolnya masalah Skala: Masalah harus segera ditangani 2/2 x 1 = 1 1 AnMsering mengendarai sepeda di jalan dan bermain alatalat dapur, oramg tua sulituntuk memberitahu

Prioritas Masalah 1. Kecemasan orang tua anak M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberi perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya. 2. Resiko cedera fisik pada anak M b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang aman untuk anak prasekolah. 3. Resiko terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada anak M b/d ketidakmampuan keluarga mengenali masalah nutrisi yang dibutuhkan pada anak prasekolah

35

Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga No. Tgl Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

. 1

Kecemasan orang Tujuan umum: tua anak M Setelah

1.- Anjurkan keluarga 1. -Dengan pengungkapan apa yang

dilakukan untuk mengungkapkan kecemasannya

berhubungan dengan ketidakmampuan memberikan perawatan perubahan

pengkajian kecemasan keluargadapat berkurang pada Tujuan khusus:

dirasakan kepada perawat, dapat

-Anjurkan keluarga mengurangi untuk tetap beban dirasakan. yang

yang a. Keluarga mampu mempertahankan mekanisme koping dalam 2.

akan terjadi pada mengenali masalah status

kesehatan b. Keluarga mampu keluarga memutuskan menghadapi

anaknya.

tindakan yang tepat masalah untuk mengatasi 3.- Anjurkan keluarga - Mekanisme untuk mengurangi koping stresor menyebabkan kecemasan yang yang dapat trauma keluarga adekuat mencegah yang

kecemasan.

berlebihDengan 4. A cara mencegah

dan tidak selalu

--Anjurkan keluarga memikirkan untuk meminta masalah

36

bantuan dari tenaga kesehatan dalam -Pelayanan

upaya mengurangi kesehatan masalah kesehatan merupakan salah satubentuk sumber daya yang ada di masyarakat -Anjurkan orang -Mengantisipasi

tua atau keluarga agaranak untuk mengawasi kegiatananak selalu terhindar cedera fisik. -Anak lebih dari

khususnya bermain mudah diawasi. yangdapat membahayakan fisik. 2. -Meminimalisir cedera pada anak.

A 2 Resiko cedera -Keluarga dapat -Anjurkan keluarga -Anak untuk memberikan keluar resiko tempat tidak dari

fisik pada anak D mengetahui b/d ketidakmampuan keluarga berbagai

tersendiri halaman rumah

yang berhubungan untukbermain anak. dengananak -Anjurkan keluarga

37

memodifikasi lingkungan yang

prasekolah

menjauhkan menyimpan peralatan dapat membahayakan anak.

atau

aman untuk anak prasekolah

yang

4. -Anjurkan keluarga membuat pembatas atau pagar depan rumah agar anak lebih leluasa dalam bermain. A 3 Resiko terjadinya -Kebutuhan nutrisi A-Anjurkan gangguan dan nutrisi anak keluarga -Makanan merupakan yang focusanak namun melainkan bermain. gizi pada -Agar anak lebih meningkat nafsu tidak

terpenuhi menyediakan kriteria makanan terjadi menarik berat memiliki kandungan yang anak. baik

kebutuhan dengan

tubuh pada anak khususnya Mb/d ketidakmampuan keluarga mengenali masalah yang anak nutrisi peningkatan badan

2-Berikan lingkungan makannyadan yang nyaman dan tidak terfokus

dibutuhkan

menarik pada saat pada bermain. anak makan. 3.

38

-Anjurkan perhatikan makan anak

untuk -Biasanya waktu lebihasyik bermain

anak

hingga

lupa makan. -Anjurkan keluarga 4. -Anak. agar anak mencoba CCenderung bosan

makanan yang baru dengan makanan danmasih memenuhigizi seimbang . nutrisi pada anak terpenuhi yang makan. --Agar kebutuhan biasa ia

39

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI No 1. Diagnosa Keperawatan Implementasi Kritria Hasil Ny. M mau mengungkapkan kecemasannya. Ny. M berusaha untuk tetap menjaga mekanisme kopingnya dalam menghadapi masalah Keluarga mampu mengurangi kecemasannya terhadap anak M. Keluarga dapat mengetahui berbagai resiko yang berhubungan dengan anak prasekolah keluarga menjauhkan atau menyimpan peralatan yang dapat membahayakan anak. keluarga membuat pembatas atau pagar depan rumah agar anak lebih leluasa dalam bermain.

Kecemasan orang tua Menganjurkan keluarga anak M berhubungan untuk mengungkapkan dengan ketidakmampuan kecemasannya. memberikan perawatan Menganjurkan keluarga pada perubahan yang untuk tetap akan terjadi pada status mempertahankan kesehatan anaknya. mekanisme koping keluarga dalam menghadapi masalah. Menganjurkan keluarga untuk mengurangi stresor yang menyebabkan kecemasan Resiko cedera fisik pada menganjurkan keluarga anak M b/d untuk memberikan ketidakmampuan tempat tersendiri keluarga memodifikasi untukbermain anak. lingkungan yang aman menganjurkan keluarga untuk anak prasekolah menjauhkan atau menyimpan peralatan yang dapat membahayakan anak. menganjurkan keluarga membuat pembatas atau pagar depan rumah agar anak lebih leluasa dalam bermain. Ke

Resiko terjadinya gangguan nutrisi dan kebutuhan tubuh pada anak Mb/d ketidakmampuan keluarga mengenali masalah nutrisi yang dibutuhkan anak

mengAnjurkan keluarga menyediakan makanan yang menarik namun memiliki kandungan gizi yang baik pada anak. memberikan lingkungan yang nyaman dan menarik pada saat anak makan. menganjurkan untuk perhatikan waktu makan anak menganjurkan keluarga agar anak mencoba
40

keluarga makanan

menyediakan yang menarik

namun memiliki kandungan gizi yang baik pada anak. agar makanan danmasih anak yang mencoba baru

memenuhigizi

makanan yang baru seimbang danmasih memenuhigizi seimbang

DAFTAR PUSTAKA

Friedman M. 2008. Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik. Jakarta : EGC Soetjiningsih (2008), Tumbuh Kembang Anak, Bagian Kesehatan Anak FKU udayana, Jakarta. EGC, Soetjiningsih. (2008). Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC. Supartini, Y. (2009). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

41

Vous aimerez peut-être aussi