Vous êtes sur la page 1sur 4

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014,

karena dari hasil orbservasi pendahuluan dan wawancara guru maupun petugas perpustakaan sekolah tampak bahwa budaya membaca siswa rendah dan tentunya berdampak negatif pada prestasi belajar siswa. Peneliti memilih siswa kelas VII dengan harapan dari hasil penelitian ini jika diketemukan sisi-sisi kelemahan budaya membaca siswa maka masih ada cukup waktu 2(dua) tahun memperbaiki kualitas budaya belajar siswa. Faktanya budaya membaca siswa yang rendah tentu merupakan masalah yang serius, karena semestinya aktivitas membaca merupakan hal penentu pencapaian prestasi belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan intelektual siswa. Tempat penelitian di SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta dengan pertimbangan optimalisasi hasil penelitian dengan jumlah siswa yang tidak terlalu banyak dan diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan upaya-upaya riil peningkatan budaya membaca siswa. Hal-hal yang unik dan menarik dari penelitian ini adalah: 1. Lokasi SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta berada di tengah kota yang layak menjadi sekolah unggulan, 2. Budaya siswa masih rendah padahal aktivitas membaca adalah salah satu faktor penentu prestasi belajar, 3. Peneliti ingin mendapatkan fakta riil di lapangan untuk masukan perbaikan mutu pembelajaran C. Batasan Masalah

Penelitian ini fokus pada upaya mengungkap fakta yang riil menejemen budaya membaca siswa kelas VII semester genap SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta sebagai dasar penentuan rekomendasi peningkatan mutu pembelajaran 7. Penelitian Kualitatif Peneitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan masalah yang dibawa oleh peneliti masih remang-remang, bahkan mungkin gelap, kompleks, dan dinamis oleh karena itu masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara, tematik, dan dapat berkembang, ataupun berganti setelah peneliti berada di lapangan. Sugiono (2011:207) menyatakan bahwa rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan memotret situasi sosial yang akan ditelti secara menyeluruh, luas, dan mendalam. Selanjutnya dikatakan pula bahwa dalam penelitian kualitatif akan terjadi tiga kemungkinan terhadap masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir penelitian

sama. Yang kedua, masalah yang dibawa oleh peneliti setelah memasuki penelitan berkembang, yaitu memperluas atau memperdalam. Pada penelitian kualitatif, gejala dalam penelitian bersifat holistik (meyeluruh dan tidak dapat dipisah-pisahkan) sehingga peneliti kualitatif tidak akan menentukan variabel penelitan, tetapi kesuluruhan situasi sosial yang diteliti, meliputi aspek-aspek tempat (plance), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis

Darmiyati Zuchdi, Suyati sidharto, Setyo Raharjo. (1997). Peningkatan kualitas layanan perpustakaan untuk mengembangkan minat membaca literature mahasiswa IKIP Yogyakarta. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Depdikbud. (1997). Petunjuk pengembangan minat membaca siswa. Jakarta: Depdikbud. Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas. (2004). Pedoman pengembangan kultur sekolah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menegah Umum Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas. Dwi Budiyanto. (2005). Mengoptimalkan kemampuan menulis anak melalui rangsangan membaca sejak dini. Dalam Pangesti Wiedarti (Eds.), Menuju budaya menulis (pp 141-149). Yogyakarta: Tirta Wacana. Greenberg, J & Baron, R.A. (1997) Behavior in organization 7ed. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Hafied Cangara. (2009). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT RajarGrafindo Persada. Hari Purwanto. (2005). Kebudayaan dan lingkungan dalam perspektif Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Holte, M.S. (1998). Creating an optimum readiing culture in the low countries: The role of Sriching Lezen, diambil pada tanggal 3 januari 2004 dari http://www.ifla.org/IV/098-80e.htm. Kastam Syamsi dan Wiyatmi. (2002). Laporan penelitian efektifitas program sastrawan bicara mahasiswa membaca terhadap peningkatan budaya membaca dan menulis karya sastar. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Koentjaningrat. (1999). Antropologi I. Jakarta: Rieneka Cipta. Manduh, M. Hanafi. (1997). Manajemen. Yogyakarta :Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan. Margana.(2002). Laporan penelitian tindakan upaya peningkatan kebiasaan membaca dalam pembelajaran mata kuliah semantic mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Semester V

Tahun Akademik 2001/2002 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Monks, F.J. & Knoers, A.M.P. (1998). Psikologi perkembangan (terjemahan dan penyesuaian Siti Rahayu Haditon) Nijmen : Dekker & Van de Vegt. ( Buku asli diterbitkan tahun 1992). Rue, L.W. & Byars, L.L. (2000). Manajemen skill and application. Boston: Mc Graw Hill. Soedarso. (2002). Speed reading sistem membaca cepat dan efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tri Dayaksini & Salis Yuniardi. (2004). Psikologi lintas budaya. Malang: UMM Press. Westley, B.H. (1993). Komunikasi dan perubahan sosial. (Terjemahan Yossi Irianto) Jurnal Komunikasi Audientia. Vol. 1. No. 2. 1-21 (Buku asli diterbitkan tahun 1978). Wibowo. (2006). Manajemen perubahan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sugiyono. (2011). Metodologi Penelitian. Bandung: Alfa beta Suharsimi Arkanto. (2012). Prosedur Penelitian. Bandung: Rineka Cipta.

Vous aimerez peut-être aussi