Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Brunei Darussalam
1
merupakan salah satu negara kerajaan Islam
di utara Kalimantan berbatasan dengan Lautan Cina Selatan di utara, dan Serawak
di barat, dan timur. Luas : 5765 km. Penduduk: 264.000 (1991). Komposisi
penduduk: Melayu (69%), Asli (5%), Cina (18%), dan bangsa-bangsa lain (8%).
Agama resmi Islam (67%) dengan bermazhab Syafii.
2
Sedang yang lainnya
Budha (14%), Kristen (9,7%) dan lainnya (12%) termasuk agama pribumi suku
dayak. Bahasa resmi Melayu. Ibukota Bandar Sribegawan. Mata uang: Dollar
Brunei (100 Cents). Sumber utama penghasilan negara: gas bumi dan minyak.
3
Populasi penduduk Brunei adalah 301.000 yang terdiri dari 70,5 % orang
Melayu yang umumnya bekerja di pemerintahan dan sipil, orang Cina 16 %
dimana 80 % nya tidak terakomodasi sebagai warga negara resmi, dan beberapa
kelompok lokal seperti orang Iban, Kedayan, Kayan, Kenyah, Kiput, Muru dan
Tutung, pendatang yang berjumlah 8,2 % umumnya sebagai pekerja industri yang
berasal dari Inggris 6.000 orang, Asia Selatan 4.200 orang, Gurkha 1.000 orang,
Korea dan Fhilipina. Bahasa Melayu menjadi bahasa utama, disertai bahasa
Inggris, Cina, Iban, dan belasan dialek daerah yang berjumlah 17 bahasa. Brunei
dikenal sebagai salah satu negara terkaya di Asia karena hasil minyak buminya.
4
1
Pada tahun 1925 penguasa Brunei yaitu Wang Alak Betar pergi ke Malaka untuk
mengunjungi Sultan Muhammad Shah dan disana ia masuk Islam. Dari sinilah dapat terlihat bahwa
masuk dan menyebarnya agama Islam di Brunei dimulai pada tahun ini setelah penguasa Brunei masuk
Islam. Sampai saat ini Kesultanan Brunei Darussalam dipimpin oleh Duli Yang Maha Mulia Paduka
Seri Baginda Sultan Dan Yang Dipertuan Negeri Brunei Tuan Muda Hajji Hasanal Bolkiah
Muizzuddin Waddaulah. Imanul Khan (Ed) dalam Atho Muzdhar, The World Muslim Gazetter,
(Delhi, International Islamic Publisher, 1992), h. 175
2
David Leake, JR., Dalam John L. Eposito (Ed), The Oxford Encyclopedia of the Modern
Islamic World, (Cet. I; New York: Oxford University Press, 1995), h. 232
3
Redaksi Ensiklopedia, Ensiklopedia Islam, h. 256
4
ttp// :www hukumislamdibruneidarussalam. Com. diakses tanggal 29 April 2014
2
Negara ini mempunyai otoritas tidak hanya meliputi seluruh Pulau
Borneo tetapi juga beberapa bagian pulau-pulau Suluh dan Fhilipina namun mulai
abad ke-17 lebih-lebih pada abad ke-18 dan ke-19. Kekuasaan kesultanan Brunei
mulai berkurang akibat adanya konsesi yang dibuat dengan Belanda, Inggris, Raja
Serawak, British North borneo Company dan serangan-serangan para pembajak.
Pada abad ke-19 wilayah negar Brunei Darussalam tereduksi menjadi sangat ecil
smpai batas-batas yang ada sekarang. Pada tahun 1847 Sultan Brunei mengadakan
perjanjian dengan Inggris Raya untuk memajukan hubungan dagang dan
penumpasan para pembajak. Perjanjian berikutnya diadakan pada tahun 1881
yaitu perjanjian negara Brunei berada dibawah proteksi Inggris Raya. Pada tahun
1963 negara Brunei berbentuk negara Merdeka Melayu Inggris dengan tidak
bergabung dengan federasi Malaysia. Sampai akhirnya tanggal 1 Januari 1984
Brunei Darusalam menjadi negara Kesulatanan yang merdeka dan berdaulat.
5
Bentuk pemerintahan Brunei menurut konstitusi di kesultanan dijalankan
oleh Majelis Umum, Dewan Menteri, dan Badan L
fcWWWWWegislatif. Sultan mempunyai kekuasaan yang sangat besar kuasa
eksekutif tertinggi berada di tangan Sultan sebagai Menteri Besar (Ketua
Menteri).
6
Pada tahun 1847 Sultan Brunei mengadakan perjanjian dengan Inggris
Raya untuk memajukan hubungan dagang dan penumpasan para pembajak.
Perjanjian kedua pada tahun 1881 yaitu perjanjian negara brunei berada dibawah
proteksi Inggris Raya. Perjanjian pada tahun 1856 intervensi Inggris dalam tulisan
hukum Brunei (intervensi ) Perjanjian pada tahun 1888 tentang bidang kekuasaan
kehakiman di Brunei (pembagian kekuasaan kehakiman dengan pihak Inggris)
Perjanjian pada tahun 1906 tentang kekuasaan dalam bidang hukum (kekuasaan
intervensi perundangan-undangan, pentadbiran keadilan, dan kehakiman, masalah
5
Ibid.,
6
Atho Muzdhar dan Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia Islam Moderen (Studi
Perbandingan UU Moderen dari Kitab-kitab Fikih), (Cet. I; Jakarta: Ciputat Press, 2003), h. 178
3
negara dan pemerintahan ). Perjanjian-perjanjian tersebut menimbulkan efek yang
sangat jelas bagi perkembangan hukum di negara Brunei. Brunei Darussalam
memiliki kekuasaan kehakiman yang terpisah yaitu kekuasaan kehakiman Inggris
dan kekuasaan kehakiman Brunei.
7
Sungguh mengherankan bukan suatu negara mempunyai kekuasaan
kehakiman yang lain disamping kekuasaan kehakiman Brunei. Disamping itu pula
Inggris mempunyai kekuasaan untuk intervensi dalam urusan perundang-
undangan kehakiman masalah negara terkecuali perkara-perkara agama Islam.
Terlihat jelas sekali bahwa perjanjian-perjanjian denagn pihak Inggris banyak
berdampak negatif yaitu merugikan bangsa Brunei dalam hal mereka sebagai
bangsa yang ingin merdeka. Faktor-faktor yang menyebabkan Brunei selalu
terposok atau tersudut dalam perjanjian kemungkinan karena lemahnya sultan
dalam menghadapi tekanan-tekanan Inggris dan juga lemahnya pengetahuan
strategis politik sehingga terjadi ketidak adilan dalam pembagian kekuasaan.
Seperti pada petisi yang diajukan pada Kesultanan Brunei kepada seluruh Jaya
British pada 2 Juli 1986 dimana petisi itu berisi dua tuntutan dari kedua petisi
hanya masalah nomor satu yang disetujui oleh Inggris dan tidak dilanjuti dengan
mengembangkan Mahkamah Syari'ah sedangkan yang kedua ditolak karena isinya
bertentangan dengan isi perjanjian tahun 1906.
Mahkamah syari'ah Bunei hanya dibenarkan melaksanakan Undang-
undang Islam yang berkaitan denagn perkara-perkara kawin, cerai, dan ibadah
(khusus). Sedangkan masalah yang berkaitan dengan jinayah diserahkan kepada
Undang-undang Inggris yang berdasarkan Common Law England. Untuk
seterusnya peraturan dan perundang-undangan di Brunei terus-menerus
mengalami perombakan.
7
Ibid., h. 177
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka yang
menjadi permasalahan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Bagaimana sejarah perundang-undangan hukum Islam di Brunei Darussalam?
2. Bagaimana pelaksanaan legislasi hukum Islam dibidang hukum keluarga di
Brunei Darussalam?
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah perundang-undangan hukum Islam di Brunei Darussalam
Bagi muslim Brunei, hukum Islam sangat berpengaruh terutama hukum
keluarga yang bersumber kepada madzhab Syafiie, tiga madzhab sunni lainnya
setelah disetujui oleh Sultan, tradisi kuno dan tradisi malayu. Selain itu, secara
fakta sejarah, negara Brunei adalah jajahan Ingris yang memberikan pengaruh
besar terhadap konstitusi hukum di negara tersebut