Vous êtes sur la page 1sur 31

1

ETIKA PROFESI
Oleh
D. Hedin Purnama B
2
Materi Perkuliahan (Silabus)
1. Beberapa Pengertian dalam Etika Profesi;
2. Profesi, Kode Etik dan Profesionalisme;
3. Etika Pemanfaatan TI;
4. Implikasi Etis dari TI;
5. Kompetensi di Bidang TI;
6. Spesifikasi dan Klasifikasi Pekerjaan Bidang
TI;
7. Status Standarisasi Profesi;
8. Presentasi (Tugas Mhs).
3
Pengertian
Etika & Moralitas
Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita
harus hidup secara baik sebagai manusia. Sistem
nilai ini terkandung dalam nasehat, petuah,
wejangan, peraturan, perintah dan sejenisnya yang
diwariskan secara turun temurun melalui agama atau
kebudayaan tertentu.
Moralitas adalah tradisi kepercayaan dalam agama
atau kebudayaan tentang perilaku yang baik dan
buruk. Moralitas memberi manusia aturan atau
petunjuk konkret ttg bgm ia harus hidup.



4
Lanjutan
Etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran,
yang melakukan refleksi kritis atas norma atau
moral, dengan kata lain etika adalah perwujudan
dan pengejawantahan/implementasi secara kritis
dan rasional ajaran moral yang siap pakai.
Keduanya memiliki fungsi yang sama yaitu memberi
orientasi bgm dan kemana harus melangkah dalam
hidup. Moral mengatakan Inilah caranya anda hrs
melangkah, sedangkan etika mempersoalkan
apakah saya harus melangkah dengan cara itu?
dan mengapa harus dengan cara itu?.
Jadi moralitas bisa saja sama, tetapi etika bisa
berbeda antara satu orang dengan yang lainnya
dalam masyarakat yang sama, atau antara
masyarakat yang satu dengan yang lainnya.

5
Klasifikasi Etika
Berdasarkan nilai dan norma, etika dibedakan menjadi :
Etika deskriptif. Yaitu fakta/realita tentang etika yang terkait
dengan situasi dan kondisi/realitas konkret yang membudaya.
Etika ini berbicara tentang kenyataan penghayatan nilai (tanpa
menilai) tentang sikap seseorang dalam hidup dan tentang
kondisi-kondisi yang memungkinkan manusia bertindak secara
etis.

Etika Normatif. Yaitu etika yang menetapkan berbagai sikap dan
pola perilaku yang seharusnya dimiliki manusia, apa yg
seharusnya dijalankan oleh manusia, dan tindakan apa yg
seharusnya diambil untuk mencapai yang bernilai. Etika ini
berbicara mengenai norma-norma yang menuntun tingkah laku
manusia, serta memberi penilaian dan himbauan kpd manusia
untuk bertindak sbgm seharusnya berdasarkan norma-norma.
Perbedaannya : etika deskriptif memberi fakta sebagai dasar
untuk mengambil keputusan ttg perilaku atau sikap yang mau
diambil, sedangkan normatif memberi penilaian sekaligus
memberi norma sbg dasar dan kerangka tindakan yang akan
diputuskan.

6
Jenis norma :
Norma khusus, aturan yang berlaku
dalam bidang kegiatan atau kehidupan
khusus, misal aturan dalam bermain
dalam olah raga, aturan kunjungan
pasien dsb
Norma umum, memiliki sifat yang
berlaku untuk umum dan universal.
Norma ini ada tiga (3) jenis, yaitu :

7
Klasifikasi Norma Umum
Norma sopan santun, yakni norma yang mengatur
pola perilaku dan sikap lahiriah, misalnya tata cara
bertamu, duduk, makan dsb. Norma ini lebih
bersifat lahiriah dalam pergaulan sehari-hari.
Norma Hukum, yaitu norma yang dituntut dengan
tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu demi
keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
Keberlakuan norma ini lebih tegas dan pasti, karena
dijamin oleh hukuman terhadap pelanggarnya.

Walaupun pelaksanaan norma hukum
mencerminkan sikap hati dan pribadi pelakunya,
tetapi norma hukum tidak sama dengan norma
moral. Karena bisa saja terjadi, seseorang
melanggar norma hukum karena menurut
pertimbangan dan alasan yang rasional itulah yang
terbaik baginya dan bagi masyarakat, namun
secara hukum ia tetap dihukum.
8
Norma Moral, yaitu aturan mengenai sikap
dan perilaku manusia sebagai manusia.
Norma moral mengacu pada baik buruknya
manusia sebagai manusia. Norma moral
menjadi tolak ukur yg dipakai oleh
masyarakat untuk menentukan baik
buruknya manusia sbg manusia dan bukan
dalam kaitannya dengan status sosial dan
lainnya.

Misal dokter menjalankan tugasnya dengan
baik, terlepas dari penilaian tepat tidaknya
dokter memberikan obat kepada pasennya.

9
Teori Etika
Etika Deontologis. Istilah doentologi berasal dari
kata Yunani yang berarti kewajiban (duty). Menurut
etika ini suatu tindakan itu baik, bukan dinilai dan
dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik dari
tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu
sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri.

Maka tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu
dilaksanakan berdasarkan kewajiban. Misal
memberikan pelayanan prima kepada pelanggan
sebagai kewajiban bukan karena akibat yang
ditimbulkannya, mengembalikan utang sesuai dengan
janji, dsb.
Etika ini menekankan pentingnya motivasi, kemauan
yang baik dan watak yang kuat dari pelaku, terlepas
dari akibat yang timbul.
10
Etika Teleologi, yaitu etika yang mengukur baik buruknya suatu
tindakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan tindakan
itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkannya.

Suatu tindakan dinilai baik kalau bertujuan mencapai sesuatu
yang baik/akibatnya baik. Misalnya mencuri bagi teori etika ini
tidak ditentukan oleh tindakannya tetapi ditentukan oleh tujuan
dan akibat dari tindakan itu.

Teori ini cenderung bersifat situasional (etika situasi). Untuk
mengukur/menilai tujuan atau akibat suatu tindakan sebagai baik
atau buruk munculah dua aliran etika teleologis yang berbeda,
yaitu egosime dan utilitarianisme.

a. Egoisme, inti dari egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap
orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar kepentingan
pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Egoisme dibedakan lagi
menjadi egoisme etis dan egoisme psikologis.

11
a.1. Egoisme etis mengukur baik buruknya suatu
tindakan, adalah kewajiban untuk mengusahakan
kebahagiaan dan kepentingannya di atas kepentingan
orang lain.
Egoisme ini cenderung menjadi hedonistis, karena
menekankan pada kesenangan. Setiap tindakan yang
mengenakkan dan mendatangkan kebahagiaan bagi
dirinya akan dinilai sebagai tindakan yang baik.
a.2. Sedangkan egoisme psikologis berpandangan
bahwa semua orang selalu dimotivasi oleh tindakan,
demi kepentingan dirinya belaka.
Egoisme ini disebut psikologis karena motivasi satu-
satunya dari manusia melakukan tindakan apa saja
adalah untuk mengejar kepentingannya sendiri.
Teori ini berbicara mengenai motivasi manusia dan
sekedar menjelaskan tindakan manusia yang dimotivasi
oleh keinginan yaitu mengejar kepentingan sendiri.
Teori ini agak sinis terhadap segala macam pandangan
bahwa manusia punya cita-cita luhur dalam tindakannya
sehari-hari.

12
b. Utilitarianisme, menilai baik buruknya
suatu tindakan berdasarkan tujuan dan
akibat dari tindakan itu bagi sebanyak
mungkin orang.
Karena itu disebut juga sebagai
universalisme etis, universalisme
karena menekankan akibat baik yang
berguna bagi banyak orang, etis
karena menekankan akibat yang baik.

13
Relativisme Etis, menunjukkan kenyataan bahwa norma-
norma moral yang berlaku dalam pelbagai kebudayaan dan
masyarakat tidak sama atau berbeda dengan satu dengan
yang lainnya.

Dasar pemikirannya adalah bahwa karena nilai-nilai budaya
berbeda antara masyarakat dan kebudayaan yang satu dengan
masyarakat dan kebudayaan lainnya, maka norma-norma
moralnya pun berbeda-beda.

Inilah yang disebut relativisme kultural atau relativisme
deskriptif. Para penganut relativisme moral yang kultural
mengatakan bahwa semua kepercayaan dan prinsip moral
bersifat relatif bagi setiap kebudayaan dan pribadi. Walaupun
norma dasarnya sama tetapi dalam penerapannya mungkin
berbeda-beda


14
Sistematika Etika
Etika secara umum dapat dibagi menjadi :
a. Etika umum, berbicara mengenai kondisi-
kondisi dasar bagaimana manusia
bertindak secara etis, bagaimana
mengambil keputusan etis, teori-teori etika
dan prinsip-prinsip moral dasar yang
menjadi pegangan bagi manusia dalam
bertindak serta tolak ukur dalam menilai
baik buruknya suatu tindakan.
Etika umum dapat dianalogikan dengan
ilmu pengetahuan, yang membahas
mengenai pengertian umum dan teori-teori.


15
b.Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip
moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.
Etika ini dibagi menjadi dua, yaitu, etika individual
dan etika sosial. Etika individual menyangkut
kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya
sendiri. Etika sosial berbicara mengenai kewajiban,
sikap, pola dan perilaku manusia sebagai anggota
umat manusia.
Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia
Depdikbud (1998) etika memiliki pengertian :
- Ilmu tentng apa yang baik dan yang buruk, tentang
hak dan kewajiban moral.
- kumpulan asa dan nilai yang berkenaan dengan
ahlak
- nilai mengenai benar dan salah yang dianut
masyarakat.
16
Etika sosial dibagi menjadi:
Etika terhadap sesama;
Etika keluarga;
Etika profesi, misalnya etika untuk
dokumentalis, pialang informasi;
Etika politik;
Etika lingkungan hidup
17
Etika dan Moralitas
Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan
merupakan filsafat yang mereflesikan ajaran moral.
Pemikiran filsafat mempunyai lima ciri khas yaitu
rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif.
- Rasional berarti mendasarkan diri pada rasio atau
nalar, pada argumentasi yang bersedia untuk
dipersoalkan tanpa perkecualian.
- Kritis berarti ingin mengerti sebuah masalah
sampai ke akar-akarnya, tidak puas dengan
pengertian dangkal.
- Sistematis artinya membahas langkah demi
langkah.
- Normatif menyelidiki bagaimana pandangan moral
yang seharusnya
18
Lawrence Konhberg menyebutkan enam orientasi tahap
perkembangan moral yang dekat hubungannya dengan
etika, yaitu:

1. Orientasi hukuman, ganjaran,kekuatan fisik dan
material
Nilai-nilai yang bersifat kemanusiaan tidak dipersoalkan
pada orientasi ini. Orang cenderung takut pada hukuman
dibandingkan sekedar menjalankan mana yang baik atau
yang buruk

2. Orientasi hedonistis hubungan antar manusia
Orientasi ini melihat bahwa perbuatan baik adalah
perbuatan yang memuaskan individu. Orientasi ini tidak
mempersoalkan kesetiaan, rasa terima kasih dan
keadilan sebagai latar belakang pelaksanaan etika.


19
3. Orientasi konformitas
Orientasi ini cenderung mempertahankan
harapan kelompoknya, serta memperoleh
persetujuan kelompoknya.
4. Orientasi pada otoritas
Orientasi ini cenderung melihat hukum,
kewajiban untuk mempertahankan tata tertib
sosial, religius dan hal yang dianggap
sebagai nilai utama dalam kehidupan.

20
5. Orientasi kontrak sosial
Orientasi ini dilatar belakangi adanya
tekanan pada persamaan derajat dan hak
kewajiban timbal balik atas tatanan bersifat
demokratis.
6. Orientasi moralitas suara hati,individual ,
komprehensif dan universal
Orientasi ini memberi nilai tertinggi pada
hidup manusia, dimana persamaan derajat
dan martabat menjadi suatu hal pokok yang
dipertimbangkan.
21
Pelanggaran etika dalam perusahaan
Jan Hoesada (2002) mencatat beberapa faktor yang
berpengaruh pada keputusan atau tindakan tidak
etis dalam sebuah perusahaan, antara lain :
- Kebutuhan individu
- Tidak ada pedoman
- Perilaku dan kebiasaan individu
- Lingkungan tidak etis
- Perilaku atasan
Sanksi-sanksi atas pelanggaran etika :
- Sanksi sosial
- Sanksi hukum

22
Etika dan Agama
Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama
merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi
moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar
kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi agama itu
memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan
orientasi, bukan sekadar indoktrinasi.
Hal ini disebabkan empat alasan sebagai berikut:
1. Orang agama mengharapkan agar ajaran agamanya
rasional. Ia tidak puas mendengar bahwa Tuhan
memerintahkan sesuatu, tetapi ia juga ingin mengerti
mengapa Tuhan memerintahkannya. Etika dapat
membantu menggali rasionalitas agama.
2. Seringkali ajaran moral yang termuat dalam wahyu
mengizinkan interpretasi yang saling berbeda dan
bahkan bertentangan.
23
3. Karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan masyarakat maka agama menghadapi masalah
moral yang secara langsung tidak disinggung-
singgung dalam wahyu. Misalnya bayi tabung,
reproduksi manusia dengan gen yang sama.
4. Adanya perbedaan antara etika dan ajaran moral.
Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional
semata-mata sedangkan agama pada wahyunya
sendiri. Oleh karena itu ajaran agama hanya terbuka
pada mereka yang mengakuinya sedangkan etika
terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan
pandangan dunia.

24


Istilah berkaitan/berhubungan
Kata etika sering dirancukan dengan istilah etiket,
etis, ethos, iktikad dan kode etik atau kode etika. Etika
adalah ilmu yang mempelajari apa yang baik dan
buruk. Etiket adalah ajaran sopan santun yang
berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok
dengan manusia lain. Etiket tidak berlaku bila
seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di
sebuah pulau terpencil atau di tengah hutan.

Etis artinya sesuai dengan ajaran moral, misalnya
tidak etis menanyakan usia pada seorang wanita.
25
Ethos artinya sikap dasar seseorang dalam
bidang tertentu. Ethos kerja artinya sikap
dasar seseorang dalam pekerjaannya,
misalnya ada ungkapan ethos kerja yang
tinggi artinya dia menaruh sikap dasar yang
tinggi terhadap pekerjaannya.
Kode atika atau kode etik artinya daftar
kewajiban dalam menjalankan tugas sebuah
profesi yang disusun oleh anggota profesi
dan mengikat anggota dalam menjalankan
tugasnya.

26
Etika Profesi
a. Pengertian profesi: kecenderungan yang semakin
kuat ke arah spesialisasi dalam segala bidang
pekerjaan, semakin banyak timbul kelompok yang
mengidentifikasikan dirinya sebagai sebuah profesi.
Menurut Goerge dalam Frans (1995) profesi adalah
pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok
untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang
mengandalkan suatu keahlian.

Sedangkan profesional adalah seseorang yang
hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian
tertentu atau terlibat dalam suatu kegiatan tertentu
yang menuntut keahlian, bukan sekedar hobi, untuk
senang-senang atau untuk mengisi waktu luang.


27
b. Profesi luhur adalah penekanan pengabdian atau
pelayanan kepada masyarakat pada umumnya.
Dalam profesi luhur suatu kegiatan dijalankan
dengan mengandalkan suatu keahlian atau
keterampilan khusus secara purna waktu, tetapi
dengan mengutamakan pengabdian dan pelayanan
kepada masyarakat. Sasaran utama profesi ini
selain memperoleh nafkah hidup adalah pengabdian
kepada masyarakat sebagai panggilan hidupnya.
Contoh dokter, lawyer, ahli agama dll. Apakah
masih relevan saat ini?


28
b. Ciri-ciri profesi, secara umum antara lain :
Pertama, adanya pengetahuan khusus. Profesi selalu
mengandalkan adanya suatu pengetahuan atau
jeterampilan khusus yang dimiliki sekelompok orang
yang profesional untuk dapat menjalankan tugasnya
dengan baik. Keahlian atau keterampilan ini biasanya
didapatkan melalui pendidikan, pelatihan dan
pengalaman yang cukup lama.
Kedua, adanya kaidah dan standar moral yang sangat
tinggi. Pada umumnya profesi selalu ada aturan
permainan dalammenjalankan tugasnya, yang biasa
disebut sebagai kode etik. Kode etik ini harus dipatuhi
oleh semua profesi yang bersangkutan.



29
Ketiga, pengabdian kepada kepentingan masyarakat.
Sebuah profesi teruatama profesi luhur selalu
meletakkan kepentingan pribadinya di bawah
kepentingan masyarakat

Keempat, biasanya ada ijin khusus untuk bisa
menjalankan suatu profesi. Karena setiap profesi
terutama profesi luhur menyangkut menyangkut nilai-
nilai kemanusiaan berupa keselamatan,
keamanan,kelangsungan hidup dsb, maka untuk
menjalankan profesi harus terlebih dahulu ada ijin
khusus.. Wujud ijin dalam kerangka luas bisa berbentuk
sumpah, atau pengukuhan resmi didepan umum. Yang
berhak memberi ijin adalah negara abg penjamin
tertinggi dari kepentingabn masyarakat.

30
Kelima, kaum profesi biasanya menjadi
anggota dari suatu organisasi. Tujuan
organisasi terutama adalah menjaga
keluhuran profesi. Tugas pokoknya
adalah menjaga agar standar keahlian
dan keterampilan tidak dilanggar, kode
etik tidak dilanggar, pengabdian kpd
masyarakat tidak luntur. Organisasi
profesi menjadi semacam polisi
moral bagi para anggota profesi.

31

Vous aimerez peut-être aussi