0 évaluation0% ont trouvé ce document utile (0 vote)
119 vues34 pages
Sistem koloid merupakan campuran dua fase di mana fase terdispersi berukuran antara 1-1000 nm tersebar dalam fase kontinu. Terdapat tiga jenis sistem koloid berdasarkan ukuran partikelnya yaitu dispersi molekuler, koloid, dan dispersi kasar. Sistem koloid dapat distabilisasi menggunakan surfaktan dan memiliki berbagai penerapan di bidang farmasi seperti meningkatkan kelarutan dan absorpsi obat.
Sistem koloid merupakan campuran dua fase di mana fase terdispersi berukuran antara 1-1000 nm tersebar dalam fase kontinu. Terdapat tiga jenis sistem koloid berdasarkan ukuran partikelnya yaitu dispersi molekuler, koloid, dan dispersi kasar. Sistem koloid dapat distabilisasi menggunakan surfaktan dan memiliki berbagai penerapan di bidang farmasi seperti meningkatkan kelarutan dan absorpsi obat.
Sistem koloid merupakan campuran dua fase di mana fase terdispersi berukuran antara 1-1000 nm tersebar dalam fase kontinu. Terdapat tiga jenis sistem koloid berdasarkan ukuran partikelnya yaitu dispersi molekuler, koloid, dan dispersi kasar. Sistem koloid dapat distabilisasi menggunakan surfaktan dan memiliki berbagai penerapan di bidang farmasi seperti meningkatkan kelarutan dan absorpsi obat.
Kesetimbangan Membran Donnan Bila 2 substansi berbeda dicampur bersama sehingga bercampur maka akan membentuk system 2 komponen
Bila satu komponen didistribusikan secara menyeluruh kadalam koponen kedua maka : fase pertama disebut fase terdispersi komponen kedua disebut medium dispersi atau fase kontinue
Jadi system dispersi merupakan adanya fase terdispersi dalam medium dispersi Penggolongan system terdispers berdasarkan ukuran partikel. Golongan Sifat Sistem Contoh Dispersi Molecular (< 1 nm) Partikel tidak terlihat dalam mikroskop electron, dapat melewati ultrafiltrasi dan membran semipermeabel, bersifat homogen Molekul oksigen, ion- ion umumnya, glukosa Dispersi Koloid (0,5 1 nm) Partikel tidak dilihat oleh mikroskop biasa tapi bisa dengan mikroskop elektron, dapat melewati kertas saring tapi tidak dapat melewati membran semipermeabel, bersifat heterogen Sol perak koloidal, polimer alam dan polimer sisntetis Dispersi Kasar (> 0,5 nm) Partikel terlihat dibawah mikroskop, tidak dapat melewati kertas saring normal, bersifat heterogen Butir-butir pasir, emulsi dan suspensi farmasetik CHEM1405 5 Properties of Solutions, Colloids, and Suspensions Property Solution Colloid Suspension Particle Size 0.1-1.0 nm 1-1000 nm >1000 nm Settles on Standing? No No Yes Filter with Paper? No No Yes Separate by Dialysis? No Yes Yes Homogeneous? Yes Borderline No CHEM1405 6 Colloids red colloidal hydrous iron (III) oxide Addition of Al 2 (SO 4 ) 3 soln causing Coagulation of the colloidal iron oxide Partikel yang terletak dalam jangkauan ukuran koloid mempunyai luas permukaan yang sangat besar dibandingkan dengan luas permukaan partikel-partikel besar dengan volume yang sama
Penerapan dalam bidang farmasi adalah untuk mempertinggi efektifitas obat, contohnya : Kalomel koloidal, daya antiseptiknya lebih tinggi Serbuk sulfur absorpsinya lebih baik Polimer sintetis digunakan sebagai bahan penyalut pada bentuk sediaan padat Elektrolit kololidal (zat aktif permukaan) digunakan untuk mempertinggi kelarutan, stabilitas dan rasa dari senyawa tertentu CHEM1405 8 Types of Colloidal Dispersions Type Particle Phase Medium Phase Example Foam Gas Liquid Whipped Cream Solid Foam Gas Solid Floating Soap Aerosol Liquid Gas Fog, hairspray Liquid Emulsion Liquid Liquid Milk, Mayonnaise Solid Emulsion Liquid Solid Butter Smoke Solid Gas Fine dust or soot in air Sol Solid Liquid Starch Solutions, Jellies Solid Sol Solid Solid Pearl CHEM1405 9 Dialysis Dialysis is a process that separates solvent and small molecules and ions from large ones by allowing the smaller particles to pass through a membrane that blocks the larger ones.
Uses a different type of membrane than osmosis
CHEM1405 10 Dialysis In dialysis, molecules and ions always diffuse from areas of higher concentration to areas of lower concentration. Dialysis Blood cells & plasma proteins fall in the colloidal size range and will be retained, while impurities pass through the dialysis membrane
Artificial Kidney Hemodialysis Device Hemodialysis Counter Current (Shell&Tube) Membrane Blood DI Water Series of Resistances Mass Transfer Blook Water Diffusion in Membrane Urea Byproducts CHEM1405 14 Kidneys Kidneys Eliminate certain wastes by Dialysis Smaller molecules pass through dialysis membrane, larger colloids (Blood cells) do not CHEM1405 15 Kidney Dialysis Machine Kidney functions can be replaced by a dialysis machine Smaller molecules pass through dialysis membrane, larger colloids (Blood cells) do not Tipe Sistem Koloid 1. Koloid Liofilik (suka solvent) Pada koloid tipe ini, partikel fase dispers berinteraksi dengan medium dispers) dan membentuk dispersi koloid atau sol dengan mudah, contohnya : gelatin, gom, insulin, albumin (media air ; sol hidrofilik) Karet, polistiren (media pelarut organic)
Karena partikel fase dispers tersolvatasi dalam medium dispers maka koloid ini stabil.
2. Koloid Liofobik (benci solvent) Partikel fase dispers tidak berinteraksi (ikatan sangat lemah) dengan medium dispers karena partikel fase dispers tidak tersolvatasi.
Koloid liofobik umumnya tersusun dari partikel- partikel anorganik yang terdispers dalam air, missal emas, perak, belerang, arsen, sulfida dan perak iodida
Pembentukan sol relatif susah
Untuk menyiapkan koloid liofob dari kolid liofilik dapat dilakukan dengan metode dispersi dan metode kondensasi. 3. Koloid Assosiasi (gabungan) Koloid ini bersifat ampifil.. Membentuk koloid jika kadar partikel fase dispers (dalam hal ini berupa surfaktan) melebihi critical micelle concentration (CMC).
Jika kadar fase disper masih dibawah CMC, ampifil berada terpisah dan mempunyai ukuran subkoloid.
Jika konsentrasi ditingkatkan, terjadi agregasi pada suatu jangkauan konsentrasi yang sempit. Agregat ini disebut misel yang berada dalam daerah ukuran koloid. Koloid Assosiasi (cont) Fenomena pembentukan misel adalah sebagai berikut :
Jika kadar fase dispers masih dibawah CMC maka fase dispers diadsorpsi pada antarmuka terus menerus Suatu saat antarmuka jenuh dengan fase dispers, penambahan fase dispers berikutnya akan beragregasi membentuk misel (yang ukurannya termasuk dimensi koloid). Surfactants decrease surface tension Critical micelle concentration (CMC) -Surface tension decreases with increasing surfactant concentration untill the surface is fully occupied -Thus is valid until the surface is fully occupied -Further increase of surfactant concentration: surfactant molecules are forced to enter the bulk of the solution - In the bulk of the solution, surfactant molecules form micelles Micelle in hydrophilic liquid +
+ Micelle in hydrophobic liquid Also other morphologies are possible a ln d RT d CMC and aggregation # of some surfactants Factors affecting CMC and micelle size Structure of hydrophobic group Nature of hydrophilic group Nature of counter ions Addition of electrolytes to ionic surfactants decreases CMC and increase size Effect of temperature Solubilization The ability of the micelles to increase the solubility of materials that are normally insoluble or only slight soluble in the dispersion medium. Properties of Colloids Optical Properties The Faraday-Tyndall Effect Electron Microscope Light Scattering
Electrical Properties Electrokinetic Phenomena CHEM1405 26 Tyndall Effect Light is scattered by Colloid Colloidal Iron(III) Oxide Scatters light A Solution Does not Scatter light CHEM1405 27 Stabilization of Colloids Colloids can be stabilized by surface interactions Colloids: Applications Increased therapeutic properties
Proteins natural colloids
Polymers blood substitutes, coating agents
Association colloids - solubilization Kesetimbangan Membran Donnan Pada membran semipermeabel ion-ion kecil (seperti Na+ Cl-) dapat berpindah (diffusible ion) sedang ion-ion koloid tidak dapat melewati membran (non-diffusible ion).
Sistem dalam kesetimbangan dinyatakan dalam diagram berikut, dimana R- adalah anion koloid yang tidak dapat berdifusi dan garis tegak yang memisahkan berbagai jenis zat mewakili membran semipermeabel Volume larutan pada kedua sisi dianggap sama. Di luar (o) Di dalam (i) R- Na+ Na+ Cl- Cl-
Setelah tercapai kesetimbangan, konsentrasi natrium klorida dalam larutan encer harus sama pada kedua sisi membran [Na+]o [Cl-]o = [Na+]i [Cl-]I (1) Kondisi elektronetralitas harus pula diterapkan, jadi kinsentrasi ion-ion bermuatan positif dalam larutan pada kedua sisi membran harus seimbang dengan konsentrasi ion-ion yang bermuatan negatif Di luar : [Na+]o = [Cl-]o (2) Di dalam : [Na+]i = [R-]i + [Cl-]i (3) Bila persamaan disederhanakan dan persamaan (2) dan (3) disubstitusikan kedalam persamaan (1) maka :
[Cl-]o [R-]i = 1 + (4) [Cl-]I [Cl-]I
Persamaan (4) merupakan perbandingan konsentrasi anion yang berdifusi diluar dan di dalam membran pada kesetimbangan Adanya non diffusible ion pada sisi membran dalam akan mempengaruhi kecepatan masuknya anion Hal ini disebabkan muatan yang sama akan saling tolak, sehingga non diffusible ion akan mengusir anion keluar membran. Higuchi, dkk. menggunakan rumus diatas untuk melihat kegunaan polielektrolit Na CMC untuk menambah absorpsi obat seperti Na Salisilat dan kalium benzil penisilin.
Jika [D-]o anion obat diluar membran [D-]i anion di dalam membran [R-]o digunakan untuk menyatakan konsentrasi Na CMC pada kesetimbangan sehingga didapatkan :
[D-]o [R-]i = 1 + (5) [D-]I [D-]i
Jika [R-] i / [D-]i = 8 maka [D-]o / [D-]i = 3 Jika [R-] i / [D-]i = 99 maka [D-]o / [D-]i = 10
Jadi jika kadar [R-] meningkat maka absorpsi dapat ditingkatkan Contoh Soal : Suatu larutan karboksimetilseluloa disetimbangkan menyeberangi suatu lmembran semipermeabel dengan larutan natrium salisilat. Hitung perbandingan salisilat pada kedua sisi membran pada kesetimbangan dengan menganggap bahwa konsentrasi karboksimetilselulosa pada kesetimbangan adalah 1,2 x 10 -2 gram ekivalen/liter dan konsentrasi natrium salisilat pada kesetimbangan 6,0 x 10 -3 .