Vous êtes sur la page 1sur 2

KASUS TUTORIAL EPILEPSI

Seorang dokter keluarga menelfon ke bagian pusat informasi obat di sebuah rumah sakit. Dokter tersebut
menjelaskan bahwa dia hendak memberikan inisiasi terapi lamotrigin tablet kepada seorang wanita berusia 40 tahun
dengan diagnosis epilepsi. Dokter tersebut lupa berapa dosis yang harus diberikan kepada pasien tersebut. Saat ini
pasien sedang dalam pengobatan asam valproat tablet 600 mg dua kali sehari.

Pertanyaan:
1. Apa tujuan pemberian lamotrigin untuk pasien ini?
Sebagai terapi tambahan asam valproat yang bisa menghambat pompa Na
+
dan sebagai antagonis reseptor
glutamate (AMPA)

2. Jenis seizure seperti apa yang dialami pasien jika melihat jenis pengobatan yang diberikan oleh dokter
tersebut? Generalized seizure, clonic attack

3. Bagaimana cara inisiasi terapi lamotrigin untuk pasien ini? Berikan juga informasi terkait dosis maintenance
lamotrigin!
Dosis awal = 25 mg 2x /hari selanjutnya 50-200 mg 2x/hari.
Dosis maintenance memang agak dikurangi karena pasien meminum asam valproat yang merupakan enzim
inhibitor menghambat enzim pemetabolisme obat lain termasuk lamotrigin. Akibatnya, dosis dan kadar
lamotrigin dalam tubuh meningkat karena sedikit dimetabolisme oleh hepar, sehingga perlu dosis yang
sedikit karena bisa mengalami toksisitas lamotrigin.

4. Informasi terkait obat apa yang perlu disampaikan kepada dokter untuk disampaikan ke pasien?
Efek samping yang dialami pasien.
ES Lamotrigin pusing dan ataxia, ruam kulit
ES Valproat keram perut, kenaikan BB, rambut rontok, sedasi, tremor dan trombositopenia.

5. Interaksi obat apa yang mungkin ditimbulkan oleh penggunaan kedua obat epilepsi pada pasien ini?
Interaksi farmakokinetik metabolisme, karena asam valproat yang merupakan enzim inhibitor
menghambat enzim pemetabolisme obat lain termasuk lamotrigin. Akibatnya, dosis dan kadar lamotrigin
dalam tubuh meningkat karena sedikit dimetabolisme oleh hepar

6. Kondisi pasien seperti apa yang mungkin terjadi sehingga menyebabkan dokter ini menambahkan obat
epilepsi lain?
Kejang yang berasal dari hipotalamus dan menyebar ke seluruh otak. Kejang pasien disertai serangan clonic.

7. Rencana apa yang perlu dilakukan dokter dan apoteker setelah pemberian obat epilepsi kedua ini?
Pemeriksaan frekuensi terjadinya kejang, pemeriksaan adanya efek samping dari masing-masing obat atau
toksikasi dari masing-masing obat.
Efikasi obat dilihat dalam 1 minggu terdapat bangkitan atau tidak. Jika masih ada dan pasien dan terjadi efek
samping yang tidak bisa diterima pasien, bisa digantikan dengan obat tambahan lain. Jika masih ada tetapi
pasien tidak mengalami efek samping, bisa ditingkatkan dosis obat lamotrigin, periksa kepatuhan dan periksa
interaksi obat. Jika pasien sudah terbebas dari bangkitan, bisa memberhentikan konsumsi obat valproat dan
dilihat apakah masih ada bangkitan atau tidak.


8. Pasien epilepsi dengan kondisi kronis dapat berefek terhadap kehidupan sosialnya dengan signifikan.
Bagaimana perencanaan asuhan kefarmasian untuk pasien?
Keefektifan pengobatan dapat dilihat dari kualitas hidup pasien yang lebih baik, kondisi pasien tidak
mengganggu aktifitas pasien sehari-hari. Perlu diidentifiaksi penyebab dari kejang pasien apa, dan dihindari.
Pasien akan mengalami keringanan keuangan bila terapi bisa terkontrol (frekuensi terjadinya kejang
berkurang).

Vous aimerez peut-être aussi