Vous êtes sur la page 1sur 2

kisah: Anak yang Durhaka pada

OrangTua

Pada suatu hari Rasulullah saw mendatangi seorang pemuda saat
menjelang kematiannya. Beliau mengajarkan kepadanya kalimat syahadah: Lailaha illallah.
Tetapi pemuda itu lisannya terkunci. Rasulullah saw bertanya kepada seorang ibu yang ada di
dekat kepalanya: Apakah pemuda ini punya ibu?

Ia menjawab: Ya, saya ibunya.

Rasulullah saw bertanya: Apakah kamu murka kepadanya?

Ibunya menjawab: Ya, saya tidak berbicara dengannya selama 6 haji (6 tahun).

Rasulullah saw bersabda: Ridhai dia!

Ibunya menjawab: Saya ridha kepadanya karena ridhamu padanya.

Kemudian Rasulullah saw mengajarkan kembali kepadanya kalimat: Lailaha illallah.

Pemuda itu sekarang dapat mengucapkan kalimat Lailaha illallah.
Rasulullah saw bertanya kepadanya: Apa yang kamu lihat tadi?

Pemuda menjawab: Aku melihat seorang lakilaki yang berwajah hitam, pandangannya jahat,
pakaiannya kotor, baunya busuk; ia mendekat kepadaku, dan marah padaku.
Kemudian Rasulullah saw membimbingnya membaca:
Y May yaqbalul yasr wa ya_f _anil katsr iqbal minnil yasr, wa_fu
_annil katsr, innaka Antal Ghafrur Rahm.
Wahai Yang Menerima amal yang sedikit dan Mengampuni dosa yang banyak, terimalah amalku
yang sedikit, dan ampuni dosaku yang banyak, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan
Maha Penyayang.
Lalu ia mengucapkannya.

Rasulullah saw bertanya lagi: Lihatlah sekarang apa yang kamu lihat?

Kisah Sakratul maut: Anak yang Durhaka pada Orang Tua

Kisah Sakratul maut: Anak yang Durhaka pada Orang Tua

Pemuda menjawab: Aku melihat seorang lakilaki yang berwajah putih dan indah, harum
baunya, bagus pakaiannya; ia mendekat padaku, dan aku melihat orang yang berwajah hitam itu
menjauh dariku.

Rasulullah saw bersabda: Perhatikan lagi, ia pun memperhatikan.

Kemudian beliau bertanya: Apa yang kamu lihat sekarang.

Pemuda menjawab: Aku tidak melihat lagi orang yang berwajah hitam itu, aku hanya melihat
orang yang wajahnya putih, dan cahaya meliputi keadaan ini. (AlMustadrak 2:129)

Wahai saudarasaudaraku, renungi baikbaik kejadian ini, dan perhatikan betapa banyak akibat
buruk durhaka kepada orang tua.

Bukankah pemuda itu adalah salah seorang dari sahabat Nabi saw, beliau menjenguknya, duduk
di dekat kepalanya, dan beliau sendiri yang mengajarkan kalimat tauhid kepadanya. Tapi ia tidak
mampu mengucapkannya kecuali setelah ibunya memaafkan dan meridhainya.
Diposkan oleh intan lailiyah di 19.20

Vous aimerez peut-être aussi