Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Dimana : = Sudut istirahat
h =Tinggi timbunan granul
r = Jari- jari timbunan granul
3. Uji Kecepatan Alir (Lachman, 1989)
Granul yang telah kering ditimbang sebanyak 25 gram, lalu
dimasukkan ke dalam corong yang bagian bawahnya tertutup.
Kemudian bagian bawah corong dibuka sehingga granul dapat
mengalir di atas meja yang telah dilapisi kertas. Waktu alir granul
ditentukan pada saat granul mulai mengalir sampai granul berhenti
9
mengalir menggunakan stopwatch. Kecepatan alir dihitung dengan
rumus :
4. Bobot jenis nyata, mampat dan Porositas (Lachman,1989) Granul
ditimbang sebanyak 25 gram, lalu dimasukkan ke dalam gelas ukur
100 ml dan dicatat volumenya (Vo). Setelah itu dilakukan
pengetukan dengan alat dan dicatat volume ketukan ke 10, ke 50
danke 100, lalu dilakukan perhitungan dengan rumus :
X 100%
5. Bobot jenis sejati (Lachman, 1989)
Pengujian bobot jenis sejati dilakukan dengan cara menimbang
piknometer 50 ml yang kosong (a). Kemudian piknometer di isi
dengan parafin cair dan ditimbang kembali (b). Granul sebanyak 1
gram diisikan ke dalam piknometer 50 ml yang kosong, lalu
ditimbang (c). Kemudian ditambahkan parafin cair ke dalam
piknometer hingga penuh dan ditimbang kembali (d).Bobot jenis sejati
dihitung dengan rumus :
10
II.2. Rancangan Formula
Tiap sachet effervescent 5 gram mengandung :
Ascorbid Acid 10 %
Asam Sitrat 13,8 %
AsamTartrat 27,6 %
Na- Bikarbonat 46,8 %
Na- Metabisulfat 0,01 %
Pvp 1 %
Aspartame 0,08 %
Na- Benzoate 0,5 %
Citrus Orange q.s
Tatrazine q.s
II.3 Alasan Penambahan
II.3.1 Alasan Formulasi
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih bahan obat yang
diserbukkan (FI III , 23 ) .
Serbuk effervescent merupakan granul atau serbuk kasar sampai kasar
sekali dan mengandung unsur obat dalam campuran yang kering, yang
biasanya terdiri dari natrium bikarbonat, asam sitrat dan asam tatrat, bila
ditambahkan dengan air asam dan biasanya bereaksi menyebabkan CO2
sehingga buih (Ansel, 214).
Formulasi dari zat aktif yang digunakan berupa asam askorbat dibuat
dalam bentuk effervescent. Serbuk effervescent merupakan alternatif
pengembangan produk minuman ringan yang menarik dan mkemberikan
variasi penyaji minuman tradisional juga dalam penyimpanan.
Jika asam askorbat tidak dapat dibuat dalam sediaan serbuk
effervescent, zat aktif dalam hal ini asam askorbat sudah teroksidasi dengan
udara, asam askorbat relatif stabil dalam bentuk serbuk.
Keunggulan serbuk effervescent dibandingkan minuman, serbuk biasa
adalah kemampuan untuk menghasilkan gas karbondioksida (CO2) yang
11
memberikan rasa segar seperti pada air soda. Adanya gas tersebut akan
menutupi rasa pahit serta mempermudah proses kelarutannya tanpa
melibatkan pengadukan manual (Suryanto , 2000).
Minuman dalam bentuk serbuk ini memiliki kestabilan produk dan
massanya lebih kecil serta bisa memiliki permintaan dalam skala yang besar
(Susilo , 2005).
Keuntungan bentuk serbuk ( Ilmu Resep , 41 )
1. Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan yang
dipadatkan.
2. Anak-anak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih
mudah dalam menggunakan obat dalam bentuk serbuk.
3. Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair, tidak
ditemukan dalam sediaan serbuk.
4. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam
bentuk serbuk.
5. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat
dibuat dalam bentuk serbuk.
6. Dokter lebih dewasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan
penderita.
Kerugian bentuk serbuk (ilmu resep , 42)
1. Tidak tertutupnya rasa dan bau yang tidak enak (pahit,sapet,lengket di
lidah, amis, dan lain-lain).
2. Pada penyimpanan kadang terjadi lembab atau basah.
Keuntungan serbuk effervescent
1. Pengolahan suatu formula sediaan obat dalam garam effervescent, dari
komponen-komponen ini seorang dapat menentukan jumlah pereaksi
yang akan digunakan, jumlah bahan obat pada pembuatan sediaan
effervescent ditetapkan dari dosis yang direncanakan. Umumnya dosis
obat didapat dalam satu atau dua sendok teh penuh garam effervescent
kering. (Ansel , 215-216)
12
2. Larutan karbonat membawa keseragaman dan mengurangi rasa pahit dan
asin dari garam, misalnya magnesium sulfat, beberapa effervescent
memberikan manfaat secara fisik untuk pasien (parrot , 65)
3. Keuntungan tablet effervescent sebagai bentuk obat adalah kemungkinan
penyiapan dalam larutan walau seketika yang mengandung dosis obat
yang tepat (lachman , 715)
Kerugian serbuk effervescent :
1. Garam-garam effervescent biasanya diolah dari suatu kombinasi asam
sitrat, asam tatrat dari pada hanya satu macam asam saja, karena
penggunaan bahan asam tunggal saja akan menimbulkan kesukaran
(Ansel , 214)
2. Kerugian tablet effervescent dan merupakan salah satu alasan untuk
menjelaskan mengapa pemakaiannya agak terbatas ialah kesukaran untuk
menghasilkan produk stabil secara kimia. Bahkan kelembaban udara
selama pembuatan produk mungkin sudah cukup untuk memulai aktifitas
effervescent, selama reaksi berlangsung air yang dibebaskan.
II.3.2 Alasan Penambahan Zat Tambahan
1. Asam askorbat
Asam askorbat biasa digunakan sebagai antioksidan dalam sediaan
formasi untuk formulasi pada sediaan larutan digunakan konsentrasi
0,01 0,1 % b/v.
Asam askorbat atau vitamin C merupakan zat yang mengandung
antioksidan yang dapat memperkuat daya tahan tubuh , meningkatkan
seragaman tubuh , mencegah paries gigi.
Vitamin C (asam askorbat) dapat mebantu menyerapkan zat besi
terutama pada masa kehamilan dan menyusui , serta pengobatan dan
pencegahan sariawan dan panas dalam (IAI , 549)
Vitamin C atau asam askorbat bekerja sebagai koenzim dan pada
keadaan tertentu merupakan reduktor dan antioksidan. Vitamin C juga
13
dibutuhkan juga oleh endotel kapiter dan perbaikan jaringan,
bermanfaat dalam absorpsi zat besi dan asam folat (Kumalasari , 2013)
2. Asam Sitrat
Asam sitrat digunakan untuk pembuatan granul effervescent (excipient,
181 )
Asam sitrat digunakan dalam serbuk effervescent sebagai salah satu
sumber asam untuk dikombinasikan dengan basah, dimasudkan untuk
menghasilkan buih (parrot , 66)
Asam Sitrat memiliki perbandingan 1 diantara pengasam dan basah
dalam serbuk effervescent (parrot , 66)
Asam sitrat merupakan asidulan pangan yang mempunyai fungsi
bervariasi. Industri makanan dan minuman kebanyakan mengkonsumsi
asidulan sebagai (as.sitrat) untuk mempertegas rasa dan warna. Asam
sitrat digunakan sebagai asidulan pertama dalam minuman terkarbonasi
dan minuman bubuk yang memberikan rasa jeruk yang tajam ,
digunakan sebagai sumber asam dalam serbuk effervescent karena
memiliki larutan yang tinggi dalam air dingin , mudah didapat dalam
bentuk granula dan serbuk (Wiyono , 2013)
3. Asam Tartrat
Asam tartrat digunakan sebagai acidulan (sumber asam) yang
dikombinasikan dengan bikarbonat dalam pembuatan serbuk
effervescent (Excipient, 731 )
Asam tartrat memiliki konsentrasi 28 % diantara asam sitrat dan
natrium bikarbonat dalam pembuatan serbuk effervescent (Ansel , 215)
Asam tartrat digunakan untuk pembuatan serbuk sebagai bahan asam
yang dinetralkan oleh bikarbonat (RPS , 1049)
Asam tartrat memiliki perbandingan 2 diantara dan basah dalam serbuk
effervescent (Parrot , 66)
4. Natrium Bikarbonat
Natrium bikarbonat digunakan sebagai sumber karbondioksida didalam
effervescent tablet atau serbuk (Excipient , 629)
14
Natrium bikarbonat sebagai sumber karbondioksida yang dikombinasi
dalam pembuatan serbuk effervescent (RPS , 1265)
Natrium bikarbonat dibutuhkan 3 molekul untuk menetralisasi 1
molekul asam-sitrat dan 2 molekul natrium bikarbonat untuk
menetralisasi satu molekul asam sutrat dalam pembuatan serbuk
effervescent (Ansel , 115)
5. Kombinasi antara Asam Sitrat, Asam Tartrat, dan Natrium Bikarbonat
Kombinasi antara asam sitrat, asam tartrat, dan natrium bikarbonat
memiliki konsentrasi perbandingan 19 % , 28 % , 53 % ( Ansel , 215)
Sodium bikarbonat, asam sitrat, dan asam tartrat adalah kombinasi yang
sering dipakai dalam formulasi serbuk effervescent (Excipient , 624)
Kombinasi asam sitrat, asam tartrat, dan natrium karbonat memiliki
perbandingan 1,2 : 2,3 (Parrot , 66)
Garam-garam effervescent biasanya diolah dari suatu kombinasi asam-
asam bikarbonat Jika digunakan asam tunggal saja misalnya asam
tartrat akan menimbulkan kesukaran dalam melarut, mudah kehilangan
kekuatan, dan akan menggumpal Jika digunakan asam sitrat saja
sebagai asidulan tunggal maka akan menghasilkan campuran lekat dan
sukar menjadi granol (Ansel, 214)
6. Natrium Metabisulfat
Sodium metabisulfat biasa digunakan sebagai antioksidan dalam
sediaan oral, parental, tropical dalam konsentrasi 0,01 1,0 % , b/v.
Sodium metabisulfat memiliki aktivitas antimikroba yang baik dan
biasanya digunakan dalam sediaan oral farmasetika. Dalam industri
makanan digunakan sebagai pencegah warna coklat, biasanya terjadi
pada sediaan yang mudah teroksidasi (Excipient , 654)
Antidioksidan seperti natrium metabisulfat biasanya digunakan untuk
pencegah terjadinya perubahan warna bau, stabilitas, dan
kompatibilitas, dan sediaan untuk mencegah terjadinya proses oksidasi
(Codex, 155)
15
Antioksidan adalah bahan tambahan yang digunakan untuk komponen-
komponen makanan yang tidak bersifat jenuh mempunyai ikatan
rangkap terutama yang bersifat lemak dan minyak. Antioksidan dapat
pula digunakan untuk melindungi komponen lain seperti vitamin dan
pigmen (BTP, 3)
Reaksi Kombinasi As. Sitrat, As.Tartrat dan Na-Bikarbonat
- H
3
C
6
H
5
O
7
. H
2
O +
3
NaHCO
3
Na
3
C
6
H
5
O
7
+ 4H
2
O+ 3CO
2
- H
2
C
4
H
4
O
6
+ 2NaHCO
3
Na
2
C
4
H
4
O
6
+ 2H
2
O + 2CO
2
7. PVP
PVP merupakan suatu polimer sintetik yang dapat digunakan sebagai
pengikat baik dalam granulasi basah maupun granulasi kering
(Lachman, 702)
PVP sering digunakan sebagai bahan pengikat karena bahan tersebut
dapat mengikatkan kekuatan antar granul (Khairi, 2012 : 3)
Selain itu dengan menggunakan PVP zat aktif sudah larut akan
dihambat oleh PVP dimana PVP akan mengikat zat aktif, akibatnya
ikatan antar kristal obat menjadi lemah dan karena terselubungi oleh
PVP akan mudah larut dalam air (Syukri 2012; 153)
8. Aspartam
Aspartam digunakan sebagai bahan pemanis dalam produk minuman,
makanan dan sediaan farmasi termasuk, tablet, granul, dan vitamin
(Excipient, 48)
Aspartam digunakan sebagai pemanis dalam formula, dimana aspartam
merupakan pemanis yang lebih manis 160-220 kali dari gula (sukrosa),
sangat larut dealam etanol 95 % , larut dalam air serta stabil pada
kondisi kering (Afniansyah, 2007)
Menurut ADI (Acceptable Daily Intake), penggunaan aspartam yang
dianggap aman adalah 40 mg /kg bb (Baroqah, 2007)
16
Kandungan energi aspartam sangat rendah untuk menghasilkan rasa
manis, sehingga menyebabkan aspartam sangat populer untuk
menghindari kalori dari gula (Afriansyah, 2007)
9. Natrium Benzoat
Asam benzoat dan garamnya sangat efektif dalam menghambat
pertumbuhan mikroba dalam lahan pangan dengan PH rendah seperti
bahan dan minuman penyegar (Oktaviana, 2012)
Konsentrasi natrium benzoat sebagai pengawet 0,02-0,5 %, pada
formula ini digunakan konsentrasi 0,5 % (Excipient, 629 )
Natrium benzoat di Indonesia sering digunakan sebagai bahan
pengawet makanan agar waktu simpan produk lebih lama
(Wibbertmann et al, 2000).
10. Tartazine
Dalam sediaan effervescent ini ditambahkan ke warna yang ditujukan
untuk menambah daya tarik sediaan effervescent yang nantinya
menimbulkan buih berwarna, dimana penambahan pewarna ini akan
disesuaikan dengan aroma sediaan effervescent (Parrot, 177).
Tartazine digunakan sebagai zat pewarna dalam makanan, kosmetik,
dan obat-obatan (Martindale, 1474).
Penggunaan tartazine ini telah teruji keamanan berdasarkan peraturan
mengenai penggunaan zat pewarna yang diizinkan dan dilarang untuk
pangan diatur melalui SK mentri kesehatan RI Nomor / 22 / Menkes /
Per / IX / 88 mengenai bahan tambahan pangan (BTP, 55)
11. Citrus Orange
Citrus orange biasa digunakan sebagai pengaroma pewarna. Biasanya
dia larut dalam air tidak bereaksi dengan komponen lain dan warnanya
stabil pada kisaran pH selama masa penyimpanan (Ansel , 335)
Citrus Orange merupakan pengaroma yang biasanya digunakan dalam
sediaan farmasi guna menutupi bau yang kurang sedap dari zt-zat yang
digunakan dalam formulasi (Parrot, 177)
17
Menurut peraturan menteri kesehatan RI , 722 / Menkes / Per / Ix / 1988
tentang bahan tambahan penyedap rasa dan aroma. Aroma (flafor)
merupakan bahan yang digunakan untuk mempertegas rasa (BTP, 23)
II.4 Uraian Bahan
1. Asam Askorbat (FI IV, 39 ; Excipient, 43)
Nama Resmi : Acidum Ascorbicum
Nama Lain : Asam Askorbat, Vitamin C
RM / BM : C
6
H
8
O
6
/ 176,13
Pemerian : Hablur atau serbuk putih, atau agak kuning oleh pengaruh
cahaya lambat laun berwarna gelap. Dalam keadaan kering
stabil diudara, dalam larutan cepat teroksidasi, melebur
pada suhu lebih kurang 190
0
C
Kelarutan : Larut dalam air ; agak sukar larut dalam etanol ; tidak larut
dalam kloroform, dalam eter, dan dalam benzena.
Kestabilan : dalam bentuk asam askorbat relatif stabil diudara. Dalam
adanya oksigen dan oksidator lain juga stabil dalam
pemanasan. Asam askorbat tidak stabil dalam larutan,
terutama larutan bersifat basa, mudah mengalami oksidasi
jika terpapar udara. Proses oksidasi dipercepat oleh cahaya
dan panas, dan katalis oleh berkas tembaga dan besi.
Asam askorbat yang maksimal menunjukan stabilitas pada
pH 5,4. Larutan dapat disterilkan dengan cara filtrasi.
Bahan masa harus disimpan dalam wadah logam yang
ditutup, terlindungi dari cahaya, ditempat sejuk dan
kering.
Incompatibilitas : Asam askorbat inkom dengan bahan alkali, ion logam
berat, terutama lembaga dan besi serta bahan
pengoksidasi, bethenamine phenylephine, hydrochloride,
pyrilamateat, salicylamid, natrium nitrit, natrium salicylat,
18
theobromine salicylat, dan picotamide. Asam askorbat
dapat mengganggu intensitas dari zat warna.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya.
Kegunaan : sebagai zat aktif
DM (DL) : sehari 30 mg 40 mg
Konsentrasi : 200-500 mg. Digunakan 500 mg
2. Asam Sitrat ( FI IV, 48 ; Excipient 181)
Nama Resmi : Acidum citricum
Nama Lain : Acidum citricum monohyrium, 2 Hydroxypropane 1,2,3
tricarboxylic acid monohydrate
RM / BM : C
6
H
8
O
7
/ 192,12
Pemerian : Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul
sampai halus, tidak berbau atau praktiks tidak berbau, rasa
sangat asam, bentuk hidrat, mekar dalam udara kering
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol,
agak sukar larut dalam eter
Kestabilan : Asam sitrat monohidrat kehilangan air dari proses
kristalisasi uap atau ketika pemanasan pada suhu 40
0
C.
Larutan encer sitrat dapat digunakan untuk fermentasi.
Sebagian besar monohidrat atau anhidrat sebaiknya
disimpan dalam wadah tertutup rapat, tempat sejuk dan
kering.
Incompatibilitas : Asam sitrat tidak sesuai dengan kalium tartrat alkali dan
alkali tanah, karbonat dan bikarbonat, asetat dan sulfida,
ketidaksesuaian juga termasuk dengan pengoksida, bahan
dasar, pereduksi dan nitrit. Sukrosa dalam sirup pada
penyimpanannya akan mengkristal oleh adanya asam
sitrat.
Penyimpan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai zat tambahan
DM : -
19
Konsentrasi : digunakan 11,6 %
3. Asam Tartrat (FI IV,53 ; Excipient, 731)
Nama Resmi : Acidum Tartaricum
Nama Lain : Asam Tartrat, Acidum tartaricum, L-(+)-2, 3-dihydroxy
butanedioic acid (2R, 3R)-2,3-dihydroxy butane-1,4-dioic
acid 2,3- dihydroxy suc acid; e 334; d-tartaric acid; L- (t)
tartaric acid.
RM / BM : C
4
H
6
O
6
/ 150, 09
Pemerian : Hablur, tidak berwarna atau bening atau serbuk hablur
halus sampai granul, warna putih, tidak berbau, rasa asam,
dan stabil di udara.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol.
Kestabilan : sebagian besar bahan bersifat stabil dan disimpan dalam
wadah tertutup baik.
Incompatibilitas : asam tartrat tidak sesuai dengan perak dan bereaksi dengan
logam karbonat dan bikarbonat (salah satu khasiat
dimanfaatkan untuk pembuatan serbuk effervescent).
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : sebagai zat tambahan
DM : -
Konsentrasi : digunakan 23,2%
4. Natrium Bikarbonat (F IIII, 424 ; Excipient 635)
Nama resmi : Natrii Subcarbonas
Nama lain : Natrium Subkarbonat, Natrium Bikarbonat.
Rm/Bm : NaHCO
3
/84,01
Pemerian : serbuk putih atau halur monoklin kecil, buran ; tidak
berbau ; rasa asin
Kelarutan : larut dalam 11 bagian air ; praktis tidak larut dalam etanol
(95%) P.
Kestabilan : Sodium karbonat diubah dalam bentuk monohidrat, pada
saat bersentuhan dengan air, menghasilkan panas. Dimulai
20
dengan hilangnya karbondioksida pada suhu di atas 460
0
C,
dan sebelum mendidih disimpan dalam wadah tertutup.
Incompatibilitas : Sodium Karbonat terurai ketika berhubungan dengan asam
dan adanya air, untuk menghasilkan karbondioksida dan
effervessent. Sodium karbonat akan bereaksi kuat dengan
aluminium, pentoksid fosfor, asam sulfat flourin dan
litium.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : sebagai zat tambahan
DM : -
Konsentrasi : 25% - 50% digunakan 39,6%.
5. Natrium Benzoat (FI III, 395 ; Excipient 627)
Nama Resmi : Natri Benzoas
Nama Lain : Natrium Benzoat
RM/BM : C
6
H
5
CO
2
Na / 144,11
Pmerian : butiran atau serbuk hablur ; putih ;tidak berbau atau
hampir tidak berbau
Kelarutan : larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol (95%)
P
Kestabilan : larutan yang mengandung air dapat disterilkan dengan
menggunakan autoklaf atau filtrasi
Incompatibilitas : tidak sesuai dengan senyawa kuarter, gelatin, besi, garam-
garam, kalsium dan garam dan logam berat, termasuk
perak timah dan aktivitas merkuri. Pengawet dapat
dikurangi dengan kaulin atau surfaktan non ionik.
Penyimpanan : Dalam wada tertutup rapat
Kegunaan : sebagai bahan pengawet
DM : -
Konsentrasi : 0,02% - 0,5% digunakan 0,5%.
6. Natrium Metabisulfat (FI IV, 596 ; Excipient 654)
Nama Resmi : Natrii Metabisulfis
21
Nama Lain : Natrium metabisulfit
RM / BM : NaS
2
O
5
/ 190,10
Pemerian : Hablur putih atau serbuk hablur putih kekuningan, berbau
belerang dioksida
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam gliserin, sukar larut
dalam etanol
Stabilitas : Dapat terurai dengan kelembapan, natrium metabisulfit
mudah teroksidasi secara perlahan dengan sodium sulfat
dan desintegrasi dalam kristal. Penambahan asam kuat
dalam bentuk padat dapat membebaskan sulfur dioksida
dalam air sodium metabisulfat dapat segera terkonfersi
menjadi natrium (Na
+
) dan bisulfit (HSO
3
-
) dalam bentuk
ion. Larutan sodium metabisulfat biasanya terkomposisi
dalam udara terutama pada suhu panas. Untuk larutan
dapat disterilkan dengan menggunakan autoklaf dengan
mengisi kedalam kontener yang tidak berikatan dengan
gas seperti nitrogen.
Incompatibilitas : Sodium metabisulfat dapat bereaksi dengan obat
simpatumimetik dan obat lain seperti ortho- atau para-
hidroksil benzin alkohol dan derivatnya dari bentuk asam
sulfonik dan derivatnya dan memiliki sedikit atau tidak
berefek farmakologi inkom dengan fenil merkuri asetat
ketika disterilkan dengan autoklaf untuk sediaan tetes
mata
Penyimpanan : Dalam wadah terisi penuh, tertutup rapat dan hindarkan
dari panas yang berlebihan
Kegunaan : sebagai antioksidan
Konsentrasi : 0,01 1,0 % yang dibunakan 0,01%
7. PVP ( FI III, 510 ; Excipient, 582)
Nama Resmi : Povidonum
Nama Lain : Povidonum, Polivinil Pinolidon
22
RM / BM : (C
6
H
9
NO)
n
/ 10.000 hingga 700.000
Pemerian : Serbuk hablur putih atau putih kekuningan; berbau lemah
atau tidak berbau, higroskopis
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P, dan dalam
kloroform P, kelarutan tergantung dari bobot molekul rata-
rata; prkatis tidak larut dalam eter P
Stabilitas : senyawa ini stabil dalam siklus pendek pemanasan pada
suhu 110-130
0
C. Sterilisasi uap dari larutan tidak dapat
mengubah sifat senyawa ini
Inkompatibilitas : Povidum kompatibiliti dalam larutan dengan berbagai
garam anorganik, resin alami dan sintesis bahan kimia
lainnya. Senyawa ini membentuk molekul dalam larutan
dengan sulfatigzole, kalium salisilat, asam salisilat,
fenobarbital, tanin dan senyawa lainnya.
Penyimpanan : Povidum dapat disimpan dalam kondisi biasa tanpa
mengalami dekomposisi / degradasi
Kegunaan : Sebagai bahan pengikat
Konsentrasi : 0,5-5% digunakan 1%
8. Aspartam (Excipient, 48)
Nama Resmi : Aspartam
Nama Lain : metil ester
RM / BM : C
14
H
18
N
2
O
5
/ 294,30
Pemerian : Serbuk putih, hampir tidak berbau bubuk kristal dengan
rasa yang sangat manis
Stabilitas : Aspartma stabil pada kondisi kering. Degradasi aspartam
terjadi selama perlakuan panas, hilangnya aspartam dapat
diminimalisir dengan proses yang bersuhu tinggi untuk
waktu yang singkat
Incompatibilitas : Aspartam inkompatibel dengan kalsium fosfat dan juga
dengan lubrikan magnesium stearat
23
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, ditempat yang sejuk dan k
ering
Kegunaan : Sebagai zat pemanis
Konsentrasi : 0,8%
9. Tartazine (Martindal,1474)
Nama Resmi : Tartrazine
RM / BM : C
16
H
9
H
4
Na
3
O
9
S
2
/ 534,4
Kelarutan : mudah larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol 95%
mudah larut dalam glikol
Stabilitas : tahan terhadapa asam asetat, HCl, NaOH 10%, Na 30%
merubah warna menjadi kemerah-merahan
Konsentrasi : 0,0005 0,001 %
24
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat yang digunakan
1) Alu
2) Ayakan No. 10
3) Gelas Kimia
4) Lumpang
5) Neraca Analitik
6) Pipet Tetes
7) Sendok Tanduk
8) Sudip
9) Toples Kaca
10) Waterbatt
11) Oven
III.2 Bahan yang digunakan
1) Alkohol 70 %
2) Aquades
3) Asam Askorbat (Vitamin c)
4) Asam Sitrat
5) Asam Tartrat
6) Natrium Bikarbonat
7) Natrium Metabisulfat
8) PVP
9) Natrium benzoate
10) Asrpartam
11) Citrus Orange
12) Tartrazine
13) Kapas
14) Kertas Perkamen
25
15) Kertas Minyak
16) Tissue
III.3 Perhitungan Bahan
Asam askorbat 10 % =
x 5 g = 0,5 g
PVP 1 % =
x 5 g = 0,05 g
Na. Metabisulfat 0,01 % =
x 5 g = 0,0005 g
Aspartam 0.8 % =
x 5 g = 0,04 g
Na. benzoat 0,5 % =
x 5 g = 0,025 g
As.sitrat 13,8 % =
x 5 g = 0,69 g
As.tartrat 27.6 % =
x 5 g = 1,38 g
Na.bikarbonat 46.8 % =
x 5 g = 2,34 g
III.5 Cara Kerja
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Dibersihkan alat yang akan digunakan menggunakan alkohol 70%
3) Digerus masing-masing bahan kecuali PVP dan aspartame
4) Ditimbang asam askorbat 0,5 g, as.sitrat 0,69 g, as.tartrat 1,38 g,
Na.bikarbonat 2,34 g, aspartam 0,04 g, Na.benzoat 0,025 g,
Na.metabisulfat 0,0005 g
5) Digerus terpisah PVP yang telah ditimbang sebanyak 0,05 g dan
ditambahkan etanol hingga homogen
6) Dicampurkan semua bahan yang telah digerus dengan metode tumbling
7) Ditetesi secukupnya tartrazine yang telah diencerkan dengan air
secukupnya hingga larut dan homogen
8) Disemprotkan citrus orange secukupnya
9) Diletakkan pada lempeng atau plat datar
10) Dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 40
0
C selama 5-10 menit
26
11) Diayak granul dengan ayakan nomor 10
12) Digerus aspartam 0,04 g hingga halus, kemudian dicampurkan pada
granul yang telah dikeringkan
13) Ditimbang granul
14) Dievaluasi granul
15) Dibagi dalam 6 bagian
16) Dimasukkan dalam kemasan
17) Dimasukkan dalam dua
27
PEMBAHASAN
Serbuk merupakan campuran homogen dua atau lebih bahan obat yang
diserbukkan (FI III, 23). Bentuk sediaan serbuk yang banyak digunakan seperti
serbuk effervescent yang biasa dikemas dalam kemasan tunggal. Serbuk
effervescent adalah granul atau serbuk kasar sampai kasar sekali dan
mengandung unsur obat dalam campuran yang kering yang biasanya terdiri dari
natrium bikarbonat, asam sitrat dan asam tartrat bila ditambahkan dengan air asam
dan basanya akan bereaksi membebaskan CO
2
sehingga menghasilkan serbuk
(Ansel, 214).
Dalam formulasi ini zat aktif yang digunakan berupa Asam askorbat yang
dibuat dalam bentuk serbuk effervescent. Serbuk effervescent saat ini merupakan
alternatif pengembangan produk minuman ringan yang menarik dan memberikan
variasi terbaru serta praktis dalam penyimpanannya. Keunggulan dari serbuk
effervescent dibandingkan dengan minuman serbuk biasa adalah kemampuan
untuk menghasilkan gas karbondioksida (CO
2
) yang memberikan rasa segar
seperti pada air soda. Adanya gas tersebut dapat menutupi rasa pahit dari zat aktif
serta mempermudah pelarutnya tanpa melibatkan pengadukan manual (Suryanto,
2000). Minuman dalam bentuk serbuk ini memiliki kestabilan produk dan
massanya lebih kecil serta dibuat untuk memiliki permintaan dalam skala yang
besar (Susilo, 2005).
Beberapa zat tambahan yang digunakan dalam formulasi ini berupa asam
sitrat sebagai sumber asam, asam tartrat sebagai sumber asam, Natrium
bikarbonat sebagai sumber basa, PVP sebagai pengikat, Aspartam sebagai
pemanis, Natrium benzoate sebagai pengawet, Natrium metabisulfat sebagai
antioksidan, citrus orange sebagai pengaroma, serta tartrazin sebagai pewarna.
Dengan formulasi berupa campuran asam sitrat, asam tartrat dan natrium
bikarbonat dalam bentuk granul, maka derajat kelarutan bahan-bahan ini
akan sedikit berkurang sewaktu ditambahkan air. Namun sebaliknya, jika
reaksi pembuihan yang cepat dan hebat serta tidak terkendali dapat berkurang.
Sehingga reaksi pembentukan buih yang terjadi tidak sampai menumpahkan
effervescent yang dapat menyebabkan berkurangnya bobot isi dari larutan
28
tersebut. Dalam pembuatan sediaan effervescent ini digunakan kombinasi 2
macam asam, yaitu asam sitrat dan asam tartrat daripada hanya satu jenis
asam saja karena penggunaan bahan asam tunggal saja akan menimbulkan
kesukaran dalam pembentukan buih. Apabila asam sitrat digunakan sebagai
bahan tunggal akan menghasilkan campuran yang lekat dan sukar menjadi
granul. Sedangkan penggunaan asam tartrat saja, granul yang dihasilkan akan
mudah kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal. Natrium bikarbonat
digunakan sebagai pembentuk reaksi basa dan bertindak dalam menetralisir asam
sitrat dan asam tartrat serta dapat menghasilkan buih dan membebaskan
karbondioksida serta larut sempurna dalam air (Pulungan, 2004).
Namun pada saat proses pembuatan serbuk effervescent vitamin C,
diperoleh hasil yang tidak maksimal, dimana sediaan yang kami buat tidak
berhasil. Hal ini disebabkan karena penggunaan asam sitrat dalam formulasi kami
terlalu banyak sehingga dengan cepat mengeluarkan kristal air. Selain itu juga
disebabkan karena pada saat pecampuran dengan metode tumbling yang terlalu
lama, serta dengan penambahan Na-CMC yang terlalu banyak pula, dengan
demikian campuran granul yang dihasilkan terlalu basah.
V.1 Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa serbuk effervescent dengan
zat aktif Asam Askorbat tidak berhasil. Hal ini disebabkan karena terlalu
banyaknya penggunaan asam sitrat serta pencampuran dengan metode
tumbling yang lama. Selain itu penggunaan Na CMC yang terlalu banyak
yang menyebabkan granul menjadi basah, sehingga pada saat digerus dalam
lumpang telah menghasilkan buih.
V.2 Saran
Dalam praktikum kedepannya diharapkan pihak laboratorium dapat
menyediakan bahan sesuai yang dibutuhkan oleh praktikan.