Murtaza 090!0!0"00!# !$ De%ini&i Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial, disebut juga hipertensi primer ( Sudoyo, 2007 !epkes "# 2007). $enurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High lood Pressure (%&' 7) klasifikasi tekanan darah pada orang de(asa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat ) dan derajat 2 (Sudoyo, 2007). Tabel ). *lasifikasi Tekanan !arah menurut %&' 7 Kla&i%ika&i Tekanan Dara' TDS ())H*+ TDD ())H*+ &ormal + )20 dan + ,0 -rahipertensi )20 . )/0 atau ,0 . ,0 Hipertensi derajat ) )10 . )20 atau 00 . 00 Hipertensi derajat 2 3 )40 atau 5 )00 T!S ! Tekanan Darah Sistolik, TDD ! Tekanan Darah Diastolik $asih ada beberapa klasifikasi dan pedoman penanganan hipertensi lain dari "orld Health #rgani$ation (6H7), %nternational Societ& of H&pertension (#SH), dan yang lainnya, tetapi umumnya digunakan %&' 7. ,$ E-i.e)iolo*i !ata epidemiologis menunjukkan bah(a dengan makin meningkatnya populasi usia lanjut, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah. Hipertensi sering timbul pada lebih dari separuh orang yang 1 berusia 8 42 tahun. Sampai saat ini, data hipertensi yang lengkap sebagian besar berasal dari negara9negara yang sudah maju. !ata dari The National Health and Nutrition E'amination Surve& (&H&:S) menunjukkan bah(a dari tahun )0009 2000, insiden hipertensi pada orang de(asa adalah sekitar 209/);, yang berarti terdapat 2,942 juta orang hipertensi di <merika, dan terjadi peningkatan )2 juta dari data &H<&:S ### tahun )0,,9)00). Hipertensi esensial sendiri merupakan 02; dari seluruh kasus hipertensi (Sudoyo, 2007).
#$ Etiolo*i/ Pato*ene&i&/ .an Pato%i&iolo*i Etiolo*i =erdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 kategori
(!epkes "#, 2007)> ). Hipertensi primer> kasusnya sebanyak 00 . 02;, tidak diketahui penyebabnya. 2. Hipertensi sekunder> kasusnya sebanyak 2 . )0; a. =eberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama9sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah. b. -enyakit ginjal. ?. *elainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil *=). d. (eokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin). e. *egemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolahraga), stres, alkohol, atau garam dalam makanan. f. Stres ?enderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara (aktu, jika stres telah berlalu maka tekanan darah biasanya akan kembali normal. Pato*ene&i& Hipertensi esensial adalah penyakit multifaktorial yang timbul terutama karena interaksi antara faktor9faktor risiko tertentu. $enurut Sudoyo (2007) faktor9faktor risiko yang mendorong timbulnya kenaikan tekanan darah tersebut adalah> ). @aktor risiko, seperti> diet dan asupan garam, stres, ras, obesitas, merokok, genetis. 2 2. Sistem saraf simpatis a. Tonus simpatis b. Aariasi diurnal /. *eseimbangan antara modulator Basodilatasi dan Basokonstriksi> endotel pembuluh darah berperan utama, tetapi remodeling dari endotel, otot polos dan interstisium juga memberikan kontribusi akhir. 1. -engaruh sistem otokrin setempat yang berperan pada sistem renin, angiotensin dan aldosteron. *aplan dalam Sudoyo (2007) menggambarkan beberapa faktor yang berperan dalam pengendalian tekanan darah yang mempengaruhi rumus dasar Tekanan !arah C 'urah %antung D Tahanan -erifer. Eambar ). @aktor9faktor yang berpengaruh pada pengendalian tekanan darah Keru&akan 0r*an Tar*et Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik se?ara langsung maupun tidak langsung. Sudoyo (2007) menyebutkan, kerusakan organ9organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah> 3 ). %antung a. Hipertrofi Bentrikel kiri b. <ngina atau infark miokardium ?. Eagal jantung 2. 7tak Strok atau transient ischemic attack /. -enyakit ginjal kronis 1. -enyakit arteri perifer 2. "etinopati <danya kerusakan organ target, terutama pada jantung dan pembuluh darah, akan memperburuk prognosis pasien hipertensi. Tingginya morbiditas dan mortalitas pasien hipertensi terutama disebabkan oleh timbulnya penyakit kardioBaskular (Sudoyo, 2007). @aktor risiko penyakit kardioBaskular menurut Sudoyo (2007) pada pasien hipertensi antara lain adalah> $erokok 7besitas *urangnya aktifitas fisik !islipidemia !iabetes melitus $ikroalbuminuria atau perhitungan F@E + 40 mlGmenit Hmur (laki9laki 8 22 tahun, perempuan 8 42 tahun) "i(ayat keluarga dengan penyakit jantung kardioBaskular prematur (laki9 laki + 22 tahun, perempuan + 42 tahun) -asien dengan prehipertensi berisiko mengalami peningkatan tekanan darah menjadi hipertensi, mereka memiliki dua kali risiko menjadi hipertensi dan mengalami penyakit kardioBaskular dari pada yang tekanan darahnya lebih rendah. "isiko penyakit kardioBaskular bersifat kontinyu, konsisten, dan independen dari faktor risiko lainnya. #ndiBidu berumur 22 tahun memiliki 00; risiko untuk mengalami hipertensi (Sudoyo, 2007). 4$ Dia*no&i& 4 Ri1ayat !okumentasi hipertensi dikonfirmasi setelah tekanan darah tinggi setidaknya diukur pada / kesempatan terpisah (berdasarkan rata9rata dari 2 atau lebih pemba?aan setelah s?reening a(al), informasi berikut haruslah rin?i
("iaI, 2002)> 9 Tingkat kerusakan target organ 9 -enilaian status risiko kardioBaskular pasien 9 -enge?ualian penyebab sekunder hipertensi -asien mungkin memiliki hipertensi yang tidak terdiagnosis selama bertahun9tahun, tidak pernah memeriksa =-. "i(ayat kerusakan end organ harus ditanyakan se?ara hati9hati. "i(ayat faktor risiko kardioBaskular termasuk hiperkolesterolemia, diabetes mellitus, dan penggunaan tembakau ditanyakan. *emudian ri(ayat penggunaan obat over)the)counter obat9obatan herbal, efedrin, obat antihipertensi yang tidak berhasil, kontrasepsi oral, etanol, dan obat9obatan terlarang seperti kokain
("iaI, 2002). Pe)erik&aan 2i&ik -engukuran tekanan darah yang akurat adalah kun?i diagnosis. Hasil pengukuran tekanan darah yang tinggi. %ika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi, maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak dua kali pada dua hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi. Hasil pengukuran bukan hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetapi juga digunakan untuk menggolongkan beratnya hipertensi (!epkes "#, 2007 "iaI, 2002). -asien harus beristirahat tenang setidaknya selama 2 menit sebelum pengukuran. Tekanan darah harus diukur dalam posisi terlentang dan duduk, dengan auskultasi menggunakan bel stetoskop ("iaI, 2002). :Baluasi funduskopi mata harus dilakukan untuk mendeteksi retinopati hipertensi dini atau lambat, kronis atau akut. -alpasi semua nadi perifer, jika tidak ada, lemah, atau nadi femoralis terlambat menunjukkan koartasio aorta atau penyakit pembuluh darah perifer berat. !engarkan auskultasi arteri renalis di atas abdomen bagian atas, kehadiran bruit pada kedua komponen sistolik dan diastolik 5 menunjukkan stenosis arteri renalis. -emeriksaan jantung se?ara hati9hati dilakukan untuk mengeBaluasi tanda9tanda FAH ("iaI, 2007). $enurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High lood Pressure (%&' 7) klasifikasi tekanan darah pada orang de(asa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat ) dan derajat 2 (Sudoyo, 2007). Pe)erik&aan La3oratoriu) Rutin %ika tidak terdapat dugaan penyebab sekunder untuk hipertensi, hanya harus dilakukan penelitian laboratorium rutin sebagai berikut ("iaI, 2002)> 9 Complete *lood count +CC,, serum electrol&tes, serum creatinine, serum glucose, uric acid, dan urinal&sis 9 -ipid profile (total cholesterol, lo.)densit& lipoprotein /-D-0, high)densit& lipoprotein /HD-0, dan trigl&cerides, "$ Penatalak&anaan Hipertensi adalah penyakit seumur hidup. Hntuk hasil yang optimal, diperlukan komitmen jangka panjang dalam modifikasi gaya hidup dan terapi farmakologi ("iaI, 2002). Eaya hidup yang baik mempengaruhi tingkat tekanan darah dan mengurangi risiko penyakit jantung se?ara keseluruhan. !epkes "# (2007) dan "iaI (2002) menyebutkan beberapa strategi untuk menurunkan risiko berkembangnya penyakit kardioBaskular adalah> 9 $enurunkan berat badan sampai batas ideal. 9 %umlah aktifitas fisik aerobik yang tepat. 9 !iet rendah garam (mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,/ gram natrium atau 4 gram natrium klorida setiap harinya), diet rendah lemak total, dan kolesterol. 9 -embatasan konsumsi alkohol. 9 $enghindari merokok. Terapi antihipertensi se?ara signifikan mengurangi risiko kematian akibat stroke dan penyakit jantung koroner. Terapi obat pada hipertensi dimulai dengan salah satu obat berikut ini (!epkes "#, 2007 "iaI, 2002)> 6 a. HidroklorotiaIid (H'T) )2,2 . 22mg perhari, dosis tunggal pada pagi hari (pada hipertensi dalam kehamilan, hanya digunakan bila disertai hemokonsentrasi G edem paru). b. "eserpin 0,) . 0,22mg sehari sebagai dosis tunggal. ?. -ropranolol mulai dari )0mg 2 D sehari dapat dinaikkan 20mg 2 D sehari (*ontraindikasi untuk penderita asma). d. *aptopril )2,2 . 22mg 2 . / kali sehari. (*ontraindikasi pada kehamilan selama janin hidup dan penderita asma). e. &ifedipin mulai dari 2mg 2 D sehari, bisa dinaikkan )0mg 2 D sehari. -esan *un?i dari Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High lood Pressure +JNC 1%%, adalah sebagai berikut
("iaI, 2002 $akmun, 200/)> a. -rehipertensi ()209)/0 sistolik, ,09,0 diastolik) memerlukan modifikasi gaya hidup untuk men?egah peningkatan progresif tekanan darah dan penyakit jantung. b. -ada hipertensi tanpa komplikasi, diuretik thiaIide, baik sendiri atau dikombinasikan dengan obat dari kelas lain, digunakan untuk pengobatan pada kebanyakan kasus. ?. !alam kondisi berisiko tinggi, ada indikasi kuat untuk penggunaan obat antihipertensi kelas lain (misalnya, angiotensin9?onBerting enIyme J<':K inhibitor, angiotensin9re?eptor blo?ker J<"=K, beta blo?kers, ?al?ium ?hannel blo?kers). d. !ua atau lebih obat antihipertensi diperlukan untuk men?apai tujuan =- (+)10G00 mm Hg atau +)/0G,0 mm Hg) untuk pasien dengan diabetes dan penyakit ginjal kronis. e. Hntuk pasien yang =- nya lebih dari 20 mm Hg di atas target =- sistolik atau lebih dari )0 mm Hg di atas target =- diastolik, inisiasi terapi menggunakan 2 agen, salah satu biasanya menggunakan thiaIide diuretik. f. Terlepas dari terapi atau pera(atan, hipertensi dapat dikendalikan hanya jika pasien termotiBasi untuk konsisten dalam ren?ana pengobatan mereka. Tujuan farmakoterapi adalah untuk mengurangi morbiditas dan men?egah komplikasi. $edikasi termasuk diuretik, alpha) dan *eta)adrenergic *lockers, 7 calcium channel *lockers, 2CE inhi*itors, dan Basodilator ("iaI, 2002 $akmun, 200/Eanis(arna, )002). $edikasi yang digunakan menurut "iaI (2002), $akmun (200/) dan Eanis(arna ()002) adalah sebagai berikut > ). !iuretik, ThiaIide !iuretik thiaIide menghambat reabsorbsi sodium dan klorida di bagian asenden loop of Henle dan tubulus distal, juga meningkatkan ekskresi potasium dan bikarbonat, menurunkan ekskresi kalsium, dan retensi uric acid. a. Hydro?hlorothiaIide Hydro?hlorothiaIide menghambat reabsorbsi sodium di tubulus distal, menyebabkan peningkatan ekskresi sodium, air, potasium, dan ion hidrogen. b. 'hlorthalidone ?. $etolaIone d. #ndapamide 2. !iuretik hemat potasiumGkalium !iuretik hemat potasium menghambat reabsorbsi sodium di tubulus distal, sementara itu juga menurunkan sekresi potasium, merupakan diuretik lemah, dan memiliki efek anti hipertensi yang lemah pula jika digunakan sendiri. a. Spironola?tone Spironola?tone menghambat efek aldosteron pada otot polos arteriol. b. <miloride ?. Triamterene 34 -oop Diuretics !iuretik loop bekerja pada bagian asenden loop of Henle, menghambat reabsorbsi sodium dan klorida. a. @urosemide (lasiD) 8 @urosemide meningkatkan ekskresi air dengan menginterfensi sistem ko9transpor yang berikatan dengan klorida, sehingga menghambat reabsorbsi sodium dan klorida di bagian asenden loop of Henle dan tubulus renal distal. !osis untuk setiap pasien bersifat indiBidual. b. Torsemide ?. =umetanide d. :tha?ryni? a?id 54 2lpha 6 2drenergic locking 2gents <gen ini se?ara selektif menghambat reseptor adrenergik alfa ) , menyebabkan dilatasi arteriol dan Bena, sehingga menurunkan tekanan darah. a. -raIosin b. TeraIosin ?. -hentolamine d. !oDaIosin 74 eta 6 2drenergic locking 2gents =eta blo?ker digunakan untuk mengobati hipertensi sebagai agen inisial atau dikombinasi dengan obat lain (misal, thiaIide). a. <tenolol b. $etoprolol ?. -ropranolol -ropranolol memiliki aktiBitas stabilisasi membran dan menurunkan automatisitas kontraksi. 7bat ini tidak ?o?ok untuk pengobatan emergensi pada hipertensi. %angan berikan propranolol se?ara #A hipertensi emergensi. d. &ebiBolol e. :smolol 4. <lpha and =eta <drenergi? =lo?king <gents <gen ini menghambat reseptor adrenergik alfa, beta ) , dan beta 2 , sehingga menurunkan tekanan darah. a. Fabetalol 9 b. 'arBedilol 7. Aasodilator perifer <gen ini merelaksasi pembuluh darah untuk memperbaiki aliran darah, sehingga menurunkan tekanan darah. a. HydralaIine b. $inoDidil 84 Calcium Channel lockers, Dih&drop&ridine Dih&drop&ridine berikatan dengan kanal kalsium tipe F di otot polos Baskular, menyebabkan Basodilatasi dan penurunan tekanan darah. :fektif sebagai monoterapi pada pasien kulit hitam dan geriatri. a. &ifedipine (<dalat) &ifedipin merelaksasi otot polos koroner, meningkatkan aliran oksigen ke miokardium. -emberian sublingual ?ukup aman. b. 'leBidipine butyrate ?. <mlodipine d. @elodipine 94 Calcium Channel lockers, Non 6 Dih&drop&ridine <gen ini berikatan dengan kanal kasium tipe F di sinoatrial dan nodus atrioBentrikular, memberikan efek pada miokardium dan Baskular. a. !iltiaIem b. Aerapamil )0. <ngiotensin9'onBerting :nIyme #nhibitors <gen ini merupakan inhibitor kompetitif dari angiotensin)converting en$&me +2CE,, menurunkan kadar angiotensin ##, sehingga menurunkan sekresi aldosteron. a. 'aptopril 'aptopril men?egah konBersi angiotensin # menjadi angiotensin ##, merupakan Basokonstriktor kuat, sehingga menyebabkan sekresi aldosteron yang lebih rendah. 10 b. "amipril ?. :nalapril d. Fisinopril ::4 2ngiotensin %% Receptor 2ntagonists 2ngiotensin %% receptor antagonists, atau angiotensin receptor *lockers +2Rs,, digunakan pada pasien yang tidak mampu mentoleransi 2CE %nhi*itors. Lang termasuk golongan ini adalah> Fosartan, Aalsartan, 7lmesartan, :prosartan, <Iilsartan. :;4 2ldosterone 2ntagonists =erkompetisi dengan reseptor aldosteron, menurunkan tekanan darah dan reabsorpsi sodium. Lang termasuk golongan ini adalah> :pleronone. :34 2lpha 2drenergic 2gonists $enstimulasi reseptor adrenergik alfa 2 presinaptik di batang otak, menurunkan aktiBitas saraf simpatis. Lang termasuk golongan ini adalah> $ethyldopa, 'lonidine, Euanfa?ine. :54 Renin %nhi*itor *elas terbaru obat anti hipertensi, bekerja dengan mengganggu lingkaran feed*ack sistem renin . angiotensin . aldosteron. Lang termasuk golongan ini adalah> <liskiren. :74 1asodilators &itrogliserin dan nitroprusside menyebabkan dilatasi arteri dan Bena. &itrogly?erin terutama mempengaruhi sistem Bena dan membantu mengurangi preload. &itroprusside menurunkan preload dan afterload, yang membantu untuk mengurangi kebutuhan oksigen miokard. :<4 Dopamine 2gonist Dopamine agonist seperti fenoldopam memiliki efek hipotensi melalui penurunan resistensi pembuluh darah perifer, menyebabkan peningkatan aliran darah ginjal, diuresis, dan natriuresis. )7. *ombinasi <ntihipertensi *ombinasi obat yang memiliki mekanisme berbeda memberikan efek aditif. !irekomendasikan untuk memulai terapi dengan agen tunggal dan kemudian ke terapi kombinasi dengan dosis rendah. =eberapa ?ontoh 11 kombinasi obat termasuk enalapril G hidroklorotiaIida (Aasereti?), metoprolol G HidroklorotiaIid (Fopressor H'T), triamterene G hidroklorotiaIida ($aDIide, $aDIide922, !yaIide), Balsartan G HidroklorotiaIid (!ioBan H'T), dan Balsartan G amlodipine G hydro?hlorothiaIide (:Dforge H'T). $ Ko)-lika&i .an Pro*no&i& *ebanyakan indiBidu yang didiagnosis mengidap hipertensi akan mengalami peningkatan tekanan darah seiring pertambahan usia. Hipertensi yang tidak diobati meningkatkan risiko mortalitas dan sering dianggap sebagai Msilent killer=. Hipertensi ringan hingga moderat, jika tidak diobati, berisiko untuk terjadinya penyakit aterosklerotik pada /0; orang dan kerusakan organ pada 20; orang setelah , . )0 tahun dari onset penyakit ("iaI, 2002 $akmun, 200/). *ematian akibat penyakit jantung iskemik maupun stroke meningkat se?ara progresif seiring kenaikan tekanan darah. Hntuk setiap kenaikan tekanan sistolik sebesar 20 mmHg dan tekanan diastolik sebesar )0 mmHg dari tekanan darah ))2G72 mmHg, angka mortalitas meningkat dua kali lipat ("iaI, 2002 $akmun, 200/). $orbiditas dan mortalitas pada hipertensi emergen?y tergantung pada sejauh mana disfungsi end organ dan sejauh mana pengontrolan tekanan darah. !engan pengontrolan tekanan darah dan kepatuhan dalam pengobatan, angka kelangsungan hidup )09tahun penderita dengan krisis hipertensi mendekati 70; ("iaI, 2002 $akmun, 200/). !alam studi jantung @ramingham, risiko gagal jantung kongestif pada usia yang sama 2,/ kali lebih tinggi pada pria dan / kali lebih tinggi pada (anita dibandingkan dengan orang yang tekanan darahnya lebih rendah. !ata >ultiple Risk (actor %ntervention Trial +>R(%T, menunjukkan bah(a risiko relatif untuk mortalitas pada penyakit jantung koroner berBariasi yaitu 2,/94,0 kali lebih tinggi pada orang9orang dengan hipertensi ringan hingga berat dibandingkan dengan orang9orang dengan tekanan darah normal. "esiko relatif untuk stroke berkisar antara /,49)0,2. -ersentase risiko populasi untuk penyakit arteri koroner berBariasi 12 yaitu 2,/922,4;, sedangkan risiko untuk stroke berkisar antara 4,,910; ("iaI, 2002 $akmun, 200/). &ephros?lerosis adalah salah satu kemungkinan komplikasi pada hipertensi kronis. -asien dengan nefropati diabetes yang menderita hipertensi juga berisiko tinggi untuk menderita penyakit ginjal stadium akhir. -engurangan tekanan darah dapat memperbaiki fungsi ginjal. !eteksi a(al nephros?lerosis hipertensi adalah dengan mendeteksi mikroalbuminuria dan interBensi terapi agresif, terutama dengan obat <': inhibitor, dapat men?egah progresi ke penyakit ginjal stadium akhir
("iaI, 2002). DA2TAR P4STAKA Sudoyo, 6. <ru, 2007. uku 2?ar %lmu Pen&akit Dalam. %akarta> -usat -enerbitan !epartemen #lmu penyakit !alam @akultas *edokteran HniBersitas #ndonesia. !epartemen *esehatan "#, 2007. Pedoman Pengo*atan Dasar di Puskesmas. %akarta. "iaI, *amran, 2002. H&pertension. 7hio> !epartment of #nternal $edi?ine, 6right State HniBersity S?hool of $edi?ine. $akmun, H. Fukman, 200/. Pendekatan Holistik Pen&akit @ardiovaskular %%. %akarta> -usat #nformasi dan -enerbitan =agian #lmu -enyakit !alam @akultas *edokteran HniBersitas #ndonesia. Eanis(arna, Sulistia E.,)002. (armakologi dan Terapi. %akarta> =agian @armakologi @akultas *edokteran HniBersitas #ndonesia. 13 14