Vous êtes sur la page 1sur 28

PUTRI PUSPARANI 11.2012.

027
VICILIA 11.2012.028


Batas wilayah kerja UPTD Puskesmas Jatisari :
Sebelah Utara : Puskesmas Cicinde
Sebelah Selatan : Puskesmas Kotabaru
Sebelah Barat : Puskesmas Pacing
Sebelah Timur : Puskesmas Patok Beusi Kabupaten
Subang
Luas wilayah : 519,475 Ha.
Terdiri dari : 10 Desa, 30 Dusun, 62 Rw, dan 182 Rt :
1. Desa Cirejag
2. Desa Cikalongsari
3. Desa Jatisari
4. Desa balonggandu
5. Desa Jatirangas
6. Desa Jatiwangi
7. Desa Kalijati
8. Desa Situdam
9. Desa Barukbuk
10. Desa Mekarsari

Poliklinik Umum
Poliklinik KIA & KB
Poliklinik Gigi
Poliklinik Konseling Berhenti Merokok
Poliklinik TB Paru & Kusta
Poliklinik IVA
Poliklinik VCT & IMS
Poliklinik Lansia
Poliklinik MTBS
Poliklinik Graha Semesta (Poliklinik Terpadu)
Pelayanan Unit Gawat Darurat 24 jam
Pelayanan Rawat Inap 24 jam
Pelayanan PONED 24 Jam
Pelayanan Puskesmas Keliling

FASILITAS KESEHATAN DI PUSKESMAS JATISARI
NO NAMA PENYAKIT Jumlah
1
Faringitis akut 10225
2
Tukak lambung 7558
3
ISPA 5959
4
Gastritis dan duodenistis 5684
5
Hipertensi 5144
6
Influenza 4461
7
Penyakit Usus lainnya 3822
8
Dermatitis 2114
9
Diare dan GEA 2141
10
Asma bronkial 658
11 Penyakit lainnya
20040
Jumlah
67806
No Program Target (%) Pencapaian(%)
1. Pengawasan TBC 80 13,95
2. Cakupan Program KB 75 29,39
3. Pneumonia pada Balita 93.5 19,4
4. Imunisasi DPT - HB 90 69,47
5. Cakupan Anak Balita 90 35,73
6. Cakupan Program Gizi 100 89,50
7. Pelayanan KIA 100 85,15
8. Pencegahan Kanker Mulut Rahim 70 12,8
9. Pembinaan Kesehatan Gigi di
Masyarakat
100 62,5
10. Kesehatan Lingkungan

80 31,65
Kurangnya inisiatif berobat dari masyarakat
Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit
ini
Penyuluhan tentang TBC jarang dilakukan
Pasien TBC diketahui dari pasien yang datang
berobat dan kunjungan rumah.

Peningkatan kualitas monitoring dan evaluasi
oleh supervisor TB
Penyuluhan tentang pengobatan TB yang dilakukan
secara rutin.
Ditingkatkan pemberdayaan PMO
Menghimbau masyarakat agar segera berobat ke
Puskesmas apabila menemukan gejala-gejala TBC



Mayoritas penduduk berpendidikan rendah.
Kurangnya sosialisasi tentang jenis KB yang bisa di gunakan.
Kurangnya penyuluhan/pembinaan yang diberikan oleh Bidan dan
Tenaga Kesehatan
MASALAH
Penyuluhan yang di lakukan perlu disesuaikan dengan tingkat
pendidikan masyarakat setempat.
Para Bidan desa dan kader perlu lebih aktif memberikan
penyuluhan kepada seluruh masyarakat khususnya pada pasangan
usia subur (PUS) mengenai pentingnya penggunaan alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi dan cara pemakaian
SARAN
Bulan Penderita 0 5 tahun Penderita >5 tahun
Total
Pneumonia Bukan
Pneumonia
Pneumonia Bukan
Pneumonia
Novembe
r
3 105 0 72 180
Desembe
r
3 155 2 162 322
Januari 7 185 0 151 343
Februari 5 205 0 302 512
Maret 8 146 0 115 269
April 5 88 1 185 279
Mei 8 189 4 245 446
Juni 3 140 0 218 361
Juli 2 198 2 216 418
Agustus 4 76 2 138 220
Septemb
er
6 149 4 190 349
Oktober 5 107 9 131 252
Jumlah 59 1743 24 2125 3951
o Penemuan penderita ISPA Pneumonia yang hanya
mengandalkan Passive Case Finding.
o Kurang sosialisasi (Tidak adanya poster atau
brosur mengenai ISPA di puskesmas)
o Terdapatnya faktor sosial-budaya dan lingkungan
lain yang menghambat pencarian pengobatan dini
ataupun perujukan anak dengan gejala
Pneumonia.

Frekuensi penemuan penderita secara aktif seperti
Rapid Village Survey ditingkatkan dan menggiatkan
Puskesmas keliling.
Meletakkan poster dan membuat brosur di
puskesmas supaya dapat membuat masyarakat peka
terhadap kejadian ISPA
Masalah
o Ibu menolak bayinya di imunisasi DPT karena
beranggapan bayinya akan sakit.
o Bayi sakit saat akan dilakukan imunisasi .
o Adanya efek samping demam setelah pemberian
imunisasi.

Memberikan penyuluhan tentang
pentingnya imunisasi dimana
memfokuskan pencegahan lebih baik
daripada pengobatan dan jikalau tetap
terkena gejalanya akan lebih ringan.
Bayi yang sakit saat akan diimunisasi,
dijadwalkan kembali untuk imunisasi di
hari lain dimana keadaan bayi sudah
sehat.
Memberikan penjelasaan tentang efek
KIPI .
Masalah :
Masih kurangnya anak balita yang dibawa datang berobat ke
Puskesmas Jatisari
Kurangnya pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya terhadap
suatu penyakit pada balita
Saran
Meningkatkan keaktifan petugas kesehatan dalam melakukan
Puskesmas Keliling untuk mengobati anak Balita yang tidak
datang ke Puskesmas
Memberikan penyuluhan baik secara kelompok maupun secara
mandiri tentang penanganan awal terhadap penyakit yang
harus segera ditangani.
Kurangnya pengetahuan ibu tentang PMT
(pemberian makanan tambahan) pada balita serta
kurangnya pengetahuan ibu tentang makanan
yang sehat dan bergizi.
Penyuluhan tentang pentingnya gizi anak
masih kurang.



1) Mengadakan penyuluhan mengenai PMT
(pemberian makanan tambahan) serta
mengenai makanan yang sehat dan bergizi.
2) Minta bantuan dana dari dinas kesehatan
3) Menambah jumlah kader


Masalah :
Berhubungan dengan tumbuh kembang
anak.
Melaksanakan kegiatan SDIDTK
( Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang ) di posyandu.
Masalah
1. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai kanker leher rahim.
2. Kurangnya sosialisasi mengenai pencegahan kanker
leher rahim.



1. Mengadakan Penyuluhan IVA
2. Kader IVA harus berperan aktif dalam program
pencegahan kanker leher rahim.
3. Mengadakan pelatihan IVA untuk tenaga
pelaksana.
4. Melaksanakan program rutin bulanan IVA.
Masalah:
o Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat
o Keterbatasan petugas
o Kurangnya Kerjasama LinProg dan LinSek


o Peningkatan sosialisasi melalui penyuluhan, poster
poster kesehatan gigi
o Koordinasi dengan pembina desa dan
mengaktifkan tenaga pembina desa yang ada
o Meningkatkan kerjasama dengan sekolah yang
terkait

Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan dan kebersihan lingkunganya.

Kurangnya pembinaan pada masyarakat mengenai
kesehatan dan kebersihan lingkungan

Mengadakan penyuluhan tentang pentingnya
kesehatan lingkungan dan kebersihan Lingkungan.

-Laporan Pembangunan Kesehatan UPTD
Puskesmas Jatisari Tahun 2013
-Instrumen Penilaian Kinerja Puskesmas Jatisari
Triwulan I Tahun 2014

Vous aimerez peut-être aussi