Vous êtes sur la page 1sur 8

Asuhan Keperawatan Klien dengan dispepsia

A. Konsep Dasar Medik


1. Pengertian
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di
perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik
berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia
(Mansjoer A edisi III, 2000 hal !"")# $atasan dispepsia terbagi atas dua yaitu
a# Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya
b# Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus (D%&), bila tidak jelas
penyebabnya#
2. Anatomi dan Fisiologi
a. Anatomi
'ambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat diba(ah diafragma#
Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung ), dan bila penuh berbentuk seperti buah alpukat
raksasa# *apasitas normal lambung + sampai 2 liter# ,e-ara anatomis lambung terbagi atas fundus,
korpus dan antrum pilorus# ,ebelah atas lambung terdapat -ekungan kur.atura minor, dan bagian
kiri ba(ah lambung terdapat kur.atura mayor# ,fingter kedua ujung lambung mengatur pengeluaran
dan pemasukan# ,fingter kardia atau sfingter esofagus ba(ah, mengalirkan makanan yang masuk
kedalam lambung dan men-egah refluks isi lambung memasuki esofagus kembali# Daerah lambung
tempat pembukaan sfingter kardia dikenal dengan nama daerah kardia# Disaat sfingter pilorikum
berelaksasi makanan masuk kedalam duodenum, dan ketika berkontraksi sfingter ini akan men-egah
terjadinya aliran balik isis usus halus kedalam lambung#
'ambung terdiri dari empat lapisan yaitu
+# lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa#
2# 'apisan berotot yang terdiri atas / lapisan
a#) ,erabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot esophagus#
b#) ,erabut sirkuler yang palig tebal dan terletak di pylorus serta membentuk otot sfingter, yang
berada diba(ah lapisan pertama#
-#) ,erabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambunh dan berjalan dari ori.isium
kardiak, kemudian membelok keba(ah melalui kur.a tura minor (lengkung kelenjar)#
/# 'apisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan saluran limfe#
!# 'apisan mukosa yang terletak disebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan/ rugae, yang
menghilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan# Ada beberapa tipe kelenjar
pada lapisan ini dan dikategorikan menurut bagian anatomi lambung yang ditempatinya#
*elenjar kardia berada dekat orifisium kardia# *elenjar ini mensekresikan mukus# *elenjar
fundus atau gastri- terletak di fundus dan pada hampir selurus korpus lambung# *elenjar gastrik
memiliki tipe0tipe utama sel# ,el0sel 1imognik atau -hief -ells mensekresikan pepsinogen#
2epsinogen diubah menjadi pepsin dalam suasana asam# ,el0sel parietal mensekresikan asam
hidroklorida dan faktor intrinsik# 3aktor intrinsik diperlukan untuk absorpsi .itamin $ +2 di
dalam usus halus# *ekurangan faktor intrinsik akan mengakibatkan anemia pernisiosa# ,el0sel
mukus (leher) ditemukan dileher fundus atau kelenjar0kelenjar gastrik# ,el0sel ini
mensekresikan mukus# 4ormon gastrin diproduksi oleh sel 5 yang terletak pada pylorus
lambung# 5astrin merangsang kelenjar gastrik untuk menghasilkan asam hidroklorida dan
pepsinogen# ,ubstansi lain yang disekresikan oleh lambung adalah en1im dan berbagai
elektrolit, terutama ion0ion natrium, kalium, dan klorida#
2ersarafan lambung sepenuhnya otonom# ,uplai saraf parasimpatis untuk lambung dan
duodenum dihantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf .agus# 6runkus .agus memper-abangkan
ramus gastrik, pilorik, hepatik dan seliaka# 2engetahuan tentang anatomi ini sangat penting, karena
.agotomi selektif merupakan tindakan pembedahan primer yang penting dalam mengobati tukak
duodenum#
2ersarafan simpatis adalah melalui saraf splenikus major dan ganlia seliakum# ,erabut0
serabut aferen menghantarkan impuls nyeri yang dirangsang oleh peregangan, dan dirasakan di
daerah epigastrium# ,erabut0serabut aferen simpatis menghambat gerakan dan sekresi lambung#
2leksus saraf mesentrikus (auerba-h) dan submukosa (meissner) membentuk persarafan intrinsik
dinding lambung dan mengkordinasi akti.itas motoring dan sekresi mukosa lambung#
,eluruh suplai darah di lambung dan pankreas (serat hati, empedu, dan limpa) terutama
berasal dari daerah arteri seliaka atau trunkus seliaka, yang mempe-abangkan -abang0-abang yang
mensuplai kur.atura minor dan mayor# Dua -abang arteri yang penting dalam klinis adalah arteri
gastroduodenalis dan arteri pankreas tikoduodenalis (retroduodenalis) yang berjalan sepanjang
bulbus posterior duodenum# 6ukak dinding postrior duodenum dapat mengerosi arteria ini dan
menyebabkan perdarahan# Darah .ena dari lambung dan duodenum, serta berasal dari pankreas,
limpa, dan bagian lain saluran -erna, berjalan kehati melalui .ena porta#
$erikut ini adalah gambar anatomi lambung#
b. Fisiologi
3isiologi 'ambung
+# Men-erna makanan se-ara mekanikal#
2# ,ekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi +700 8 /000 m' gastri- jui-e (-airan
lambung) per hari# *omponene utamanya yaitu mukus, 49' (hydro-hlori- a-id), pensinogen,
dan air# 4ormon gastrik yang disekresi langsung masuk kedalam aliran darah#
/# Men-erna makanan se-ara kimia(i yaitu dimana pertama kali protein dirobah menjadi
polipeptida
!# Absorpsi, se-ara minimal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air, alkohol, glukosa, dan
beberapa obat#
7# 2en-egahan, banyak mikroorganisme dapat dihan-urkan dalam lambung oleh 49'#
:# Mengontrol aliran -hyme (makanan yang sudah di-erna dalam lambung) kedalam duodenum#
2ada saat -hyme siap masuk kedalam duodenum, akan terjadi peristaltik yang lambat yang
berjalan dari fundus ke pylorus#
3. Etiologi
a# 2erubahan pola makan
b# 2engaruh obat0obatan yang dimakan se-ara berlebihan dan dalam (aktu yang lama
-# Alkohol dan nikotin rokok
d# ,tres
e# 6umor atau kanker saluran pen-ernaan
4. nsiden
$erdasarkan penelitian pada populasi umum didapatkan bah(a +7 8 /0 ; orang de(asa pernah
mengalami hal ini dalam beberapa hari# Di inggris dan skandina.ia dilaporkan angka pre.alensinya
berkisar < 8 !+ ; tetapi hanya +0 8 20 ; yang men-ari pertolongan medis# Insiden dispepsia pertahun
diperkirakan antara + 8 " ; (,uryono ,, et all, 200+ hal +7!)# Dan dispepsia -ukup banyak dijumpai#
Menurut ,igi, di negara barat pre.alensi yang dilaporkan antara 2/ dan !+ ;# ,ekitar ! ; penderita
berkunjung ke dokter umumnya mempunyai keluhan dispepsia# Didaerah asia pasifik, dispepsia juga
merupakan keluhan yang banyak dijumpai, pre.alensinya sekitar +0 8 20 ; (*usmobroto 4, 200/)
!. Mani"estasi Klinik
a. nyeri perut (abdominal discomfort)
b# =asa perih di ulu hati
-# Mual, kadang0kadang sampai muntah
d# %afsu makan berkurang
e# =asa lekas kenyang
f# 2erut kembung
g# =asa panas di dada dan perut
h# =egurgitasi (keluar -airan dari lambung se-ara tiba0tiba)
#. Pato"isiologi
2erubahan pola makan yang tidak teratur, obat0obatan yang tidak jelas, 1at01at seperti nikotin
dan alkohol serta adanya kondisi keji(aan stres, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung
akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara
dinding0dinding lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi 49' yang akan
merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata
memba(a impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun -airan#
$. Pen%egahan
2ola makan yang normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan kebutuhan dan
jad(al makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi makanan yang berkadar asam tinggi, -abai,
alkohol, dan pantang rokok, bila harus makan obat karena sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala,
gunakan obat se-ara (ajar dan tidak mengganggu fungsi lambung#
&. Penatalaksanaan Medik
a# 2enatalaksanaan non farmakologis
+) Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
2) Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda, obat0obatan yang berlebihan,
nikotin rokok, dan stres
/) Atur pola makan
b# 2enatalaksanaan farmakologis yaitu
,ampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama dalam mengantisipasi
kekambuhan# 4al ini dapat dimengerti karena pross patofisiologinya pun masih belum jelas#
Dilaporkan bah(a sampai <0 ; kasus D3 reponsif terhadap pla-ebo#
>bat0obatan yang diberikan meliputi anta-id (menetralkan asam lambung) golongan antikolinergik
(menghambat pengeluaran asam lambung) dan prokinetik (men-egah terjadinya muntah)
'. (est Diagnostik
$erbagai ma-am penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama, seperti halnya pada sindrom
dispepsia, oleh karena dispepsia hanya merupakan kumpulan gejala dan penyakit disaluran pen-ernaan,
maka perlu dipastikan penyakitnya# &ntuk memastikan penyakitnya, maka perlu dilakukan beberapa
pemeriksaan, selain pengamatan jasmani, juga perlu diperiksa laboratorium, radiologis, endoskopi,
&,5, dan lain0lain#
a# 'aboratorium
2emeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan untuk menyingkirkan penyebab
organik lainnya seperti pankreatitis kronik, diabets mellitus, dan lainnya# 2ada dispepsia fungsional
biasanya hasil laboratorium dalam batas normal#
b# =adiologis
2emeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu penyakit di saluran makan# ,etidak0
tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan bagian atas, dan sebaiknya
menggunakan kontras ganda#
-# ?ndoskopi (?sofago05astro0Duodenoskopi)
,esuai dengan definisi bah(a pada dispepsia fungsional, gambaran endoskopinya normal atau
sangat tidak spesifik#
d# &,5 (ultrasonografi)
Merupakan diagnostik yang tidak in.asif, akhir0akhir ini makin banyak dimanfaatkan untuk
membantu menentukan diagnostik dari suatu penyakit, apalagi alat ini tidak menimbulkan efek
samping, dapat digunakan setiap saat dan pada kondisi klien yang beratpun dapat dimanfaatkan
e# @aktu 2engosongan 'ambung
Dapat dilakukan dengan s-intigafi atau dengan pellet radioopak# 2ada dispepsia fungsional terdapat
pengosongan lambung pada /0 8 !0 ; kasus#
). Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengka*ian
2engkajian merupakan tahap a(al dari proses dimana kegiatan yang dilakukan yaitu
Mengumpulkan data, mengelompokkan data dan menganalisa data# Data fokus yang berhubungan
dengan dispepsia meliputi adanya nyeri perut, rasa pedih di ulu hati, mual kadang0kadang muntah, nafsu
makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut kembung, rasa panas di dada dan perut, regurgitasi (keluar
-airan dari lambung se-ar tiba0tiba)# (Mansjoer A, 2000, 4al# !"")# Dispepsia merupakan kumpulan
keluhan/gejala klinis (sindrom) yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit diperut bagian atas yang dapat pula
disertai dengan keluhan lain, perasaan panas di dada daerah jantung (heartburn), regurgitasi, kembung,
perut terasa penuh, -epat kenyang, senda(a, anoreksia, mual, muntah, dan beberapa keluhan lainnya
(@arpadji ,ar(ono, et all, +AA:, hal# 2:)
2. Dampak Dispepsia (erhadap Kebutuhan Dasar Manusia
3. Diagnosa Keperawatan
Menurut Inayah (200!) bah(a diagnosa kepera(atan yang la1im timbul pada klien dengan dispepsia#
a# %yeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung#
b# %utrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan, anoreksia#
-# 2erubahan keseimbangan -airan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual, muntah
d# *e-emasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya
4. +en%ana Keperawatan
=en-ana kepera(atan adalah tindakan kepera(atan yang akan dilaksanakan untuk menngulangi
masalah kepera(atan yang telah ditentukan dengan tujuan#
a# %yeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung#
6ujuan 6erjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri, dengan kriteria klien melaporkan
terjadinya penurunan atau hilangnya ras nyeri
,(E+-E,. +A./,A0
+# *aji tingkat nyeri, beratnya (skala 0
8 +0)
2# $erikan istirahat dengan posisi
semifo(ler
/# Anjurkan klien untuk menghindari
makanan yang dapat
meningkatkan kerja asam
lambung
!# Anjurkan klien untuk tetap
mengatur (aktu makannya
7# >bser.asi 66B tiap 2! jam
:# Diskusikan dan ajarkan teknik
relaksasi
<# *olaborasi dengan pemberian obat
analgesik
+# $erguna dalam penga(asan
kefektifan obat, kemajuan
penyembuhan
2# Dengan posisi semi0fo(ler dapat
menghilangkan tegangan
abdomen yang bertambah dengan
posisi telentang
/# dapat menghilangkan nyeri
akut/hebat dan menurunkan
akti.itas peristaltik
!# men-egah terjadinya perih pada ulu
hati/epigastrium
7# sebagai indikator untuk
melanjutkan inter.ensi berikutnya
:# Mengurangi rasa nyeri atau dapat
terkontrol
<# Menghilangkan rasa nyeri dan
mempermudah kerjasama dengan
inter.ensi terapi lain
b# %utrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan, anoreksia#
6ujuan Menunjukkan peningkatan berat badan men-apai rentang yang diharapkan indi.idu,
dengan kriteria menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi
,(E+-E,. +A./,A0
+# 2antau dan dokumentasikan dan
haluaran tiap jam se-ara adekuat
2# 6imbang $$ klien
/# $erikan makanan sedikit tapi sering
!# 9atat status nutrisi paasien turgor
kulit, timbang berat badan,
integritas mukosa mulut,
kemampuan menelan, adanya
bising usus, ri(ayat mual/rnuntah
atau diare#
7# *aji pola diet klien yang
disukai/tidak disukai#
:# Monitor intake dan output se-ara
+# &ntuk mengidentifikasi
indikasi/perkembangan dari hasil
yang diharapkan
2# Membantu menentukan
keseimbangan -airan yang tepat
/# meminimalkan anoreksia, dan
mengurangi iritasi gaster
!# $erguna dalam mendefinisikan
derajat masalah dan inter.ensi
yang tepat $erguna dalam
penga(asan kefektifan obat,
kemajuan penyembuhan
7# Membantu inter.ensi kebutuhan
yang spesifik, meningkatkan
periodik#
<# 9atat adanya anoreksia, mual,
muntah, dan tetapkan jika ada
hubungannya dengan medikasi# A(asi
frekuensi, .olume, konsistensi $uang
Air $esar ($A$)#
intake diet klien#
:# Mengukur keefektifan nutrisi dan
-airan
<# Dapat menentukan jenis diet dan
mengidentifikasi peme-ahan
masalah untuk meningkatkan
intake nutrisi#
-# 2erubahan keseimbangan -airan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual, muntah
6ujuan Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan prilaku yang perlu untuk memperbaiki
defisit -airan, dengan kriteria mempertahankan/menunjukkan perubaan keseimbangan
-airan, dibuktikan stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik#
,(E+-E,. +A./,A0
+# A(asi tekanan darah dan nadi,
pengisian kapiler, status membran
mukosa, turgor kulit
2# A(asi jumlah dan tipe masukan
-airan, ukur haluaran urine dengan
akurat
/# Diskusikan strategi untuk
menghentikan muntah dan
penggunaan laksatif/diuretik
!# Identifikasi ren-ana untuk
meningkatkan/mempertahankan
keseimbangan -airan optimal
misalnya jad(al masukan -airan
7# $erikan/a(asi hiperalimentasi IB
+# Indikator keadekuatan .olume
sirkulasi perifer dan hidrasi seluler
2# *lien tidak mengkomsumsi -airan
sama sekali mengakibatkan
dehidrasi atau mengganti -airan
untuk masukan kalori yang
berdampak pada keseimbangan
elektrolit
/# Membantu klien menerima
perasaan bah(a akibat muntah
dan atau penggunaan
laksatif/diuretik men-egah
kehilangan -airan lanjut
!# Melibatkan klien dalam ren-ana
untuk memperbaiki keseimbangan
untuk berhasil
7# 6indakan daruat untuk
memperbaiki ketidak seimbangan
-airan elektroli
d# *e-emasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya
6ujuan Mendemonstrasikan koping yang positif dan mengungkapkan penurunan ke-emasan,
dengan kriteria menyatakan pemahaman tentang penyakitnya#
,(E+-E,. +A./,A0
+# *aji tingkat ke-emasan
2# $erikan dorongan dan berikan
+# Mengetahui sejauh mana tingkat
ke-emasan yang dirasakan oleh
klien sehingga memudahkan dlam
(aktu untuk mengungkapkan
pikiran dan dengarkan semua
keluhannya
/# )elaskan semua prosedur dan
pengobatan
!# $erikan dorongan spiritual
tindakan selanjutnya
2# *lien merasa ada yang
memperhatikan sehingga klien
merasa aman dalam segala hal
tundakan yang diberikan
/# *lien memahami dan mengerti
tentang prosedur sehingga mau
bekejasama dalam pera(atannya#
!# $ah(a segala tindakan yang
diberikan untuk proses
penyembuhan penyakitnya, masih
ada yang berkuasa
menyembuhkannya yaitu 6uhan
Cang Maha ?sa#
!. E1aluasi
6ahap e.aluasi dalam proses kepera(atan men-akup pen-apaian terhadap tujuan apakah
masalah teratasi atau tidak, dan apabila tidak berhasil perlu dikaji, diren-anakan dan dilaksanakan dalam
jangka (aktu panjang dan pendek tergantung respon dalam keefektifan inter.ensi
DA(A+ P2.(AKA
$runner D ,uddart, 2002, Keperawatan Medikal )edah, ?disi " Bol# 2 )akarta, ?59
Inayah Iin, 200!, Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pen%ernaan, edisi pertama,
)akarta, ,alemba Medika#
Manjoer, A, et al, 2000, Kapita selekta kedokteran, edisi /, )akarta, Medika aeus-ulapeus
,uryono ,lamet, et al, 200+, buku a*ar ilmu pen3akit dalam, jilid 2, edisi , )akarta, 3*&I
Doengoes# ?# M, et al, 2000, +en%ana asuhan keperawatan, edisi / )akarta, ?59
2ri-e D @ilson, +AA!, Pato"isiologi4 edisi !, )akarta, ?59
@arpadji ,ar(ono, et al, +AA:, lmu pen3akit dalam, )akarta, 3*&I

Vous aimerez peut-être aussi