Pada percobaan Teknik Estraksi, Pemisahan dan Pemurnian Senyawa teknik pemisahan yang digunakan adalah menggunakan Kromatografi Lapis Tipis KLT!. Kromatografi lapis tipis adalah metode analisis kualitatif dan kuantitatif yang melibatkan dua perubahan yaitu sifat fase diam atau penyerap dan sifat fase gerak atau campuran pelarut pengembang. Pelaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras. "el silika atau alumina merupakan fase diam, sedangkan eluent adalah fasa gerak yang berperan penting pada proses elusi bagi larutan umpan feed! untuk melewati fasa diam adsorbent!. #nteraksi antara adsorbent dengan eluent sangat menentukan ter$adinya pemisahan komponen. Percobaan ini bertu$uan untuk memilih peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan $enis setiap percobaan yang akan dilakukan, memilih bahan%bahan yang dibutuhkan sesuai dengan $enis setiap percobaan yang akan diker$akan, melakukan teknik isolasi dengan baik dan benar, memilih pelarut yang tepat untuk melakukan pemisahan, melakukan teknik pemisahan dengan baik dan benar, melakukan pemurnian senyawa dan melakukan teknik rekristalisasi, mengoperasikan alat #& dengan baik dan benar, melakukan identifikasi senyawa melalui interpretasi gugus fungsi menggunakan spectrum #&. Persiapan Plat KLT Pada tahap persiapan plat KLT, langkah awal yang dibutuhkan adalah menyiapkan plat yang berukuran ' ( )* cm. Kemudian dibuat garis batas atas dan bawah masing + masing *,, cm dan - cm dari tepi plat. "aris batas harus dibuat menggunakan pensil, $ika dilakukan menggunakan polpen tinta, pewarna dari tinta akan bergerak selayaknya kromatogram dibentuk. Sehingga akan ter$adi penumpukan noda, yang menyebabkan noda sampel tidak terdeteksi. Pemberian garis batas atas dan batas bawah pada plat KLT bertu$uan untuk menun$ukkan posisi awal dari naiknya eluen dan posisi akhir bergeraknya eluen. Pada garis batas bawah dibubuhkan titik dengan $arak masing + masing *,. cm. Persiapan Eluen Eluen disiapkan dengan memasukkan / mL n%heksana yang $ernih tak berwarna, -* mL kloroform yang $ernih tak berwarna dan ) mL methanol yang $uga $ernih tak berwarna kedalam chamber. Setelah itu chamber ditutup dan ditunggu hingga uapnya $adi $enuh. Kondisi $enuh dalam chamber dapat mencegah penguapan pelarut. Eluen dari campuran n%heksana 0 kloroform 0 methanol adalah $ernih tak berwana. Setelah semua sudah siap eluen siap digunakan. Persiapan sampel Langkah awal yang dilakukan dalam persiapan sampel adalah menimbang -* mg sampel A yang berbentuk kristal putih. Sampel tersebut dimasukkan ketabung 1ial dan diencerkan dalam methanol sebanyak - mL. Larutan sampel tersebut $ernih tak berwarna. Setelah itu larutan sampel tersebut ditotolkan pada Plat KLT semuanya hingga sampel habis. Persiapan Kromatografi Setelah plat KLT telah siap, langkah selan$utnya yang dilakukan adalah memasukkan plat tersebut kedalam chamber yang berisi eluen dan diupayakan batas garis bawah tidak sampai terendam semua..Karena pelarut bergerak lambat pada plat KLT, komponen% komponen yang berbeda dari campuran pewarna akan bergerak pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai perbedaan bercak warna. Elusi dibiarkan ber$alan hingga eluen mencapai garis batas dan plat KLT segera diangkat ketika mencapai garis batas atas. Ketika pelarut mulai membasahi plat, pelarut pertama akan melarutkan senyawa%senyawa dalam bercak yang telah ditempatkan pada garis dasar. Senyawa% senyawa akan cenderung bergerak pada plat kromatografi sebagaimana halnya pergerakan pelarut. 2agaimana cepatnya senyawa%senyawa dibawa bergerak ke atas pada lempengan, tergantung pada kelarutan senyawa dalam pelarut, hal ini bergantung pada bagaimana besar atraksi antara molekul%molekul senyawa dengan pelarut3 bagaimana senyawa melekat pada fase diam, yaitu gel silika. 4al ini tergantung pada bagaimana besar atraksi antara senyawa dengan gel silika. Penyerapan merupakan pembentukan suatu ikatan dari satu substansi pada permukaan. Penyerapan bersifat tidak permanen, terdapat pergerakan yang tetap dari molekul antara yang ter$erap pada permukaan gel silika dan yang kembali pada larutan dalam pelarut. 5engan $elas senyawa hanya dapat bergerak ke atas pada plat selama waktu terlarut dalam pelarut. Ketika senyawa di$erap pada gel silika%untuk sementara waktu proses penyerapan berhenti%dimana pelarut bergerak tanpa senyawa. #tu berarti bahwa semakin kuat senyawa di$erap, semakin kurang $arak yang ditempuh ke atas plat. Absorbsi dan partisi pada KLT ter$adi berdasarkan pada $umlah dan cara penotolan larutan yang berkesinambungan dengan hasil akhir membentuk pita. Adsorpsi adalah senyawa kimia dapat terpisah%pisah disebabkan oleh daya serap adsorban terhadap tiap% tiap komponen kimia tidak sama. Sedangkan partisi adalah kelarutan tiap%tiap komponen kimia dalam cairan pengelusi eluen! tidak sama dimana arah gerakan eluen disebabkan oleh gaya sentrifugal sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan yang berbeda%beda yang menyebabkan ter$adi pemisahan. Pada plat KLT yang telah ditotoli dengan larutan sampel A ternyata memberikan warna noda yang hampir mirip dengan warna plat KLT, sehingga untuk melihat noda dari larutan sampel A harus dilakukan dibawah sinar 67. Setelah diletakkan dibawah sinar 67 la$u pergerakan noda terlihat $elas, dengan adanya warna ungu pada bagian noda, noda yang terlihat kemudian diberi tanda dengan pensil. 5aerah yang telah diberi tanda dengan pensil tersebut kemudian dikeruk menggunakan spatula dengan hati%hati diatas kertas saring yang diletakkan diatas corong kecil. 4asil kerukan tersebut kemudian dibahasi dengan ) mL methanol dan - mL kloroform dibiarkan ter$adi proses filtrasi. Setelah proses filtrasi ter$adi maka terbentuklah residu dan filtrat, residunya berupa serbuk plat berwarna putih, sedangkan filtrat berbentuk cair, $ernih tak berwarna. Reskristalisasi Setelah didapatkan filtrat, langkah selan$utnya adalah melakukan rekristalisasi dengan cara filtrat dimasukkan dalam 1ial lalu dipanaskan dan diuapkan dengan menggunakan hot plate sehingga larutan habis dan terbentuk kristal sampel A. Tu$uan dari rekristalisasi adalah untuk memisahkan 8at padat dari larutannya dengan $alan menguapkan pelarutnya agar diperoleh senyawa yang lebih murni. Saat rekristalisasi, bila larutan tersebut didinginkan, maka molekul%molekul senyawa terlarut akan saling menempel, tumbuh men$adi kristal%kristal yang akan mengendap di dasar wadah. Sementara kotoran%kotoran yang terlarut tidak ikut mengendap. Selan$utnya, Pembentukkan kristal itu sendiri terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah nukleasi primer atau pembentukkan inti, yaitu tahap dimana kristal%kristal mulai tumbuh namun belum mengendap. Tahap ini membutuhkan keadaan super $enuh dari 8at terlarut. Saat larutan didinginkan, pelarut tidak dapat 9menahan: semua 8a%8at terlarut, akibatnya molekul%molekul yang lepas dari pelarut saling menempel, dan mulai tumbuh men$adi inti kristal. Semakin banyak inti%inti yang bergabung, maka akan semakin cepat pula pertumbuhan kristal tersebut. Tahap kedua setelah nukleasi primer adalah nukleasi sekunder. Pada tahap ini petumbuhan kristal semakin cepat, yang ditandai dengan saling menempelnya inti%inti men$adi kristal%kristal padat. 5ari proses rekristalisasi diperoleh Kristal berwarna putih yang menempel didinding% dinding botol 1ial. 6ntuk selan$utnya Kristal yang diperoleh di u$i menggunakan instrument spektrofotometer #nfra &ed untuk mengidentifikasi gugus pada senyawa dari sampel A melalui interpretasi gugus fungsi. Identifikasi Gugus Fungsi dengan Spektrofotometer Infra Red (IR) Spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah pan$ang gelombang *.;.+ -.***<m atau pada bilangan gelombang -*.***+'** cm %- . =etode spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang meliputi teknik serapan absorption!, teknik emisi emission!, teknik fluoresensi fluorescence!. Komponen medan listrik yang banyak berperan dalam spektroskopi umumnya hanya komponen medan listrik seperti dalam fenomena transmisi, pemantulan, pembiasan, dan penyerapan. Setelah kristal sampel diu$i dan dibaca oleh spektroskopi #& infrared!, maka nampak gambar suatu pita yang dapat menun$ukkan gugus suatu senyawa dari daerah pita yang dihasilkan pada pan$ang gelombang tertentu. Pada daerah dibawah -*** cm %- hasil serapan gugus%gugus fungsi tersebut dapat dibaca, namun karena terletak pada daerah sidik $ari spectrum inframerah pita dalam daerah ini tak dapat digunakan untuk memeriksa adanya suatu gugus fungsi dalam suatu senyawa organic tanpa adanya informasi tambahan, hadirnya atau tidak hadirnya sesuatu pita dalam daerah tersebut. Pada daerah serapan --'),,cm %- menun$ukkan pita ikatan > + ? ester yaitu pada daerah -).*%-*.* cm %- . Terdapat $uga serapan pada frekuensi -,/;,@ cm %- yang mengindikasikan bahwa pada sampel terdapat gugus >%4 dari akil yaitu pada daerah -';.%-,** cm %- . #katan lainnya yang terbaca dari hasil spectrum inframerah adalah cincin aromatis atau ben8ena yaitu pada frekuensi -''A,@ cm %- karena cincin aromatis menyerap pada frekuensi -',*%-.**% cm %- . Pada daereah serapan -@@; cm %- dapat di identifikasi sebagai pita ikatan >B> dari alkena yaitu pada daerah -@;.%-.** cm %- atau >B? dari karbonil yaitu pada daerah -A**%-@.* cm %- . #katan yang terbaca selan$utnya pada daerah ,'',,@ cm %- adalah pita ikatan ?%4 gugus alcohol yang menyerap pada ,@.*%,)** cm %- atau ?%4 gugus alcohol pada daerah ,.**%,,** cm %- . #katan lainnya yang dapat diidentifikasi adalah pita ikatan C%4 karena pita ikatan C%4 menyerap pada ,.**%,,** cm %- . #katan ?% 4 gugus alcohol akan sangat mudah dikenali karena akan menghasilkan lembah yang sangat luas pada daerah sekitar ,@.*%,)** cm%-. Karena ikatan hydrogen yang terbentuk kurang ekstensif sehingga nampak pita ?4 yang runcing dan kurang intensif. Sedangkan resapan oleh ikatan%ikatan C%4 kurang intensif $ika dibandingkan resapan oleh ?4, karena dalam amina ikatan hydrogen lebih lemah dan ikatan C4 kurang polar, sehingga pita yang terbentuk merupakan pita bahu dan pita lemah. 5ari hasil pembacaan spektrum inframerah dapat dilakukan identifikasi senyawa melalui interpretasi gugus fungsi pada sampel A. 5apat diketahui bahwa sampel A mengandung ikatan > + ? ester, ikatan >%4 dari akil, ben8ena atau cincin aromatis, ikatan >B> dari alkena, >B? dari karbonil , ikatan ?%4 gugus alkohol atau asam karboksilat, ikatan C%4 gugus amina. Senyawa dari sampel A tidak dapat ditentukan hanya dengan menggunakan instrument spektrofotometer #&, karena #& hanya dapat digunakan untuk mengetahui gugus%gugus fungsi yang terkandung dalam senyawa tersebut. 6ntuk mengetahui secara pasti senyawa yang terdapat pada sampel A perlu dilakukan u$i lebih lan$ut menggunakan spektrofotometer yang lain.