Vous êtes sur la page 1sur 23

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam menjalankan usahanya tersebut manajemen perusahaan di tuntut
untuk selalu berhati- hati dalam mengambil keputusan. Keputusan- keputusan itu
haruslah tidak keluar dari tujuan perusahaan. Salah satu tujuan utamanya adalah
memperoleh laba. Oleh karena itu, manajemen dituntut untuk selalu peka terhadap
setiap perubahan, baik yang berasal dari lingkungan sendiri maupun yang berasal
dari luar perusahaan. Suatu tujuan akan tercapai jika perusahaan dikelola secara
baik, sehingga sesuai dengan yang diharapkan dan itu berarti penetapan suatu
kebijakan dan pengambilan keputusan yang tepat adalah sangat penting.
Untuk mengambil keputusan dan penetapan suatu kebijakan yang tepat
diperlukan suatu informasi yang berhubungan dengan keputusan yang akan
diambil yang tersedia secara tepat waktu yang dapat ditelusuri kebenarannya,
jelas, lengkap, dan akurat.
Salah satu sumber informasi yang dapat digunakan adalah dengan
menganalisis rasio laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir
dari proses akuntansi pada suatu periode waktu tertentu yang merupakan hasil
pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan
keuangan atau ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para
pemakainya dalam mengambil keputusan.
Laporan keuangan dapat digunakan untuk membantu manajemen
perusahaan dalam menganalisis rasio laporan keuangan. Analisis rasio laporan

1
2

keuangan yang dilakukan akan lebih tajam apabila angka-angka keuangan
dibandingkan dengan standar tertentu. Standar tersebut dapat berupa standar
internal yang diterapkan oleh manajemen, perbandingan historis atau
membandingkan angka- angka keuangan tahun lalu dengan angka- angka
keuangan tahun sekarang.
Hasil dari perbandingan tersebut nantinya akan berpengaruh terhadap
penilaian kinerja keuangan perusahaan. Kinerja merupakan kemampuan kerja
suatu perusahaan dalam periode waktu tertentu dalam rangka mewujudkan tujuan
perusahaan. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut hendaknya kinerja
disusun dalam unit- unit yang lebih kecil, dengan pembagian kerja, sistem kerja,
dan mekanisme kerja yang jelas.
Media yang dapat untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah
laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba
yang ditahan, dan laporan posisi keuangan. Laporan keuangan adalah hasil akhir
proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat
dan diolah sedemikian rupa, laporan akhirpun disajikan dalam nilai uang.
Transaksi yang tidak dapat dicatat dengan nilai uang, tidak akan terlihat dalam
laporan keuangan. Karena itu, hal-hal yang belum terjadi dan masih berupa
potensi, tidak tercatat dalam laporan keuangan. Dengan demikian, laporan
keuangan merupakan informasi historis. Tetapi guna melengkapi analisis untuk
proyeksi masa depan perusahaan, informasi kualitatif dan informasiinformasi lain
yang sejenis perlu ditambahkan (Agnes Sawir, 2003: 2).
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
3

aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas perusahaan tersebut. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah : para pemilik
perusahaan, manager perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para
investor dan pemerintah dimana perusahaan berdomisili, buruh serta pihak-pihak
lainnya lagi (S. Munawir, 2002: 2).
Analisis laporan keuangan perusahaan bertujuan antara lain untuk
mengetahui tingkat pencapaian kinerja manajemen, untuk mengetahui
perkembangan perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya, sebagai
bahan pertimbangan bagi manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasional
dan penyususnan rencana kerja anggaran perusahaan, untuk memonitor
pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah diterapkan, sehingga
dapat diadakan perbaikan/penyempurnaan dimasa yang akan datang dan
sebagainya (Indra Bastian dan Suhardjono, 2006:284).
Alat atau ukuran yang sering digunakan dalam analisa laporan keuangan
adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan. Menurut pendapat Munawir
(2002:37) analisis rasio keuangan adalah suatu metode analisa untuk mengetahui
hubungan suatu pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara
individu atau kombinasi dari kedua laporan keuangan tersebut. Analisis rasio
keuangan merupakan alat analisa yang umum digunakan untuk mengukur kinerja,
kelemahan dan kekuatan manajemen di bidang keuangan.
Teknik analisis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
time series analysis disebut juga dengan analisa deret berkala yaitu perbandingan
antara laporan keuangan satu dengan laporan keuangan yang lain pada jenis
4

laporan keuangan yang sama pada tahun yang berurutan pada badan usaha yang
sama, yang bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan atau penurunan
kinerja pada perusahaan tersebut.
Tujuan perusahaan tersebut pada umumnya adalah memperoleh laba. Akan
tetapi laba yang besar belum tentu memaksimalkan nilai perusahaan. Kemampuan
menghasilkan laba yang maksimal pada suatu perusahaan sangat penting karena
pada dasarnya pihakpihak yang berkepentingan, misalnya investor dan kreditor
mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan yang
terlihat dari kinerja manajemen dalam menghasilkan laba dimasa mendatang
(Suprihatmi, 2005). Untuk dapat menilai kinerja perusahaan, maka pihak-pihak
yang berkepentingan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang dapat
diketahui dari laporan keuangan perusahaan.
Laba adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang
atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber
daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut (Warren, dkk 2005: 2).
Pertumbuhan laba adalah perubahan laba pada laporan keuangan per tahun.
Pertumbuhan berkaitan dengan bagaimana terjadinya stabilitas peningkatan
penjualan kedepan. Pertumbuhan laba yang di atas rata-rata bagi suatu perusahaan
pada umumnya didasarkan pada pertumbuhan cepat yang diharapkan dan industri
dimana perusahaan beroperasi. Pertumbuhan laba suatu produk sangat tergantung
dari daur hidup produk (Fabozzi 2000, Hal. 881).
Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) kelebihan penghasilan diatas
biaya selama satu periode akuntansi. Sementara pengertian laba yang dianut oleh
struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya.
5

Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan
pengukuran pendapatan dan biaya.
Rasio hutang dapat diukur dari rasio perbandingan antara total hutang
terhadap ekuitas yang biasa diukur melalui rasio debt to equity ratio (DER).
Dalam perhitungannya DER dihitung dengan cara hutang dibagi dengan keuangan
sendiri, artinya jika hutang perusahaan lebih tinggi daripada keuangan sendirinya
besarnya rasio DER berada diatas satu, sehingga dana yang digunakan untuk
aktivitas operasional perusahaan lebih banyak dari unsur hutang daripada
keuangan sendiri (equity). Oleh karena itu, investor cenderung lebih tertarik pada
tingkat DER yang besarnya kurang dari satu, karena jika DER lebih dari satu
menunjukkan jumlah hutang yang lebih besar dan resiko perusahaan semakin
meningkat. Kenaikan DER pada tingkat tertentu akan meminimalkan biaya
keuangan, tetapi bila penambahan terlalu berlebihan justru berakibat
meningkatnya biaya keuangan (Riyanto, 2001: 79).
Dari penjelasan diatas maka dapat dilihat fenomena pada tabel I.1 pada
perusahaan Tambang yang terdaftar di BEI yang meliputi tentang DER dan
pertumbuhan laba
Tabel I.1
Data DER, dan Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Tambang Yang
Terdaftar Di BEI
No Emiten
DER Pertumbuhan laba
2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012
1 BRPT 1.7 1.39 0.96 1.20 116.09 -202.07 101.554 4745.52
2 BUDI 1.10 1.53 1.62 1.86 343.93 68.49 42.30 95.11
3 DPNS 0.26 0.40 0.31 0.24 -186.22 107.04 -145.03 -254.98
4 EKAD 1.10 0.74 0.61 0.51 256.97 48.91 13.32 -85.53
5 ETWA 1.03 0.76 0.65 1.37 -98.31 265.16 91.81 -97.19
6 INCI 0.06 0.04 0.12 0.07
-125.26
-136.85 16.48 -496.378
Sumber : www.idx.co.id

6

Dari keterangan tabel I.1. dapat dilihat nilai DER beberapa perusahaan
Tambang yang terdaftar di BEI mengalami kenaikan sementara teori menyatakan
Kenaikan DER pada tingkat tertentu akan meminimalkan biaya keuangan, tetapi
bila penambahan terlalu berlebihan justru berakibat meningkatnya biaya keuangan
(Riyanto, 2001: 79).
Untuk nilai pertumbuhan laba beberapa perusahaan Tambang mengalami
penurunan sementara teori menyatakan bahwa pendekatan Pertumbuhan laba
merupakan suatu komponen untuk menilai prospek perusahaan pada masa yang
akan datang. Dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan laba merupakan komponen
untuk menilai prospek perusahaan pada masa yang akan datang dan dalam
manajemen keuangan diukur berdasarkan perubahan total Pertumbuhan laba
(Harahap, 2009: 301).
Dari data diatas terjadi kenaikan dan penurunan nilai DER yang diikuti
dengan kenaikan dan penurunan nilai pertumbuhan laba pada beberapa
perusahaan tambang yang terdaftar di BEI sementara teori Brealey Myers
(2007:121) Perusahaan dapat memperoleh tingkat pertumbuhan laba yang lebih
tinggi tanpa mengumpulkan modal eksternal jika perusahaan mempunyai rasio
hutang terhadap modal yang rendah (DER).
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis
mengambil judul Pengaruh DER Terhadap Pertumbuhan Laba Pada
Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di BEI



7

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka dapat didentifikasi masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Terjadi penurunan nilai Pertumbuhan laba pada beberapa perusahaan
Tambang yang terdaftar di BEI
2. Terjadi kenaikan nilai DER pada beberapa perusahaan Tambang yang
terdaftar di BEI
3. Kenaikan nilai DER yang diikuti oleh kenaikan pertumbuhan laba pada
beberapa perusahaan tambang yang terdaftar di BEI

B. Rumusan Masalah
Adapun pertanyaan penelitian (research questions) yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah DER berpengaruh terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan tambang yang terdaftar di BEI ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pernyataan penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui pengaruh DER terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan
tambang yang terdaftar di BEI.
Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk:
8

1. Memberikan referensi bagi para peneliti-peneliti lain yang berminat untuk
meneliti kinerja keuangan yang diukur dengan rasio hutang dan
Pertumbuhan laba.
2. Memberikan sumbangan keilmuan khususnya kepada manajer keuangan
untuk digunakan sebagai acuan atau dasar dalam hal perumusan kebijakan
dan pengambilan keputusan pendanaan perusahaan.
3. Bagi investor diharapkan informasi yang berhasil dikumpulkan dalam
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
melakukan keputusan investasi.















9

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Uraian Teoritis
1. Pertumbuhan laba
1.1. Pengertian Pertumbuhan laba
Didalam melakukan penjualan perusahaan mempunyai tujuan dalam
penjualannya yaitu dengan adanya peningkatan atau Pertumbuhan laba
perusahaan. Pertumbuhan laba sangatlah diinginkan oleh perusahaan karena
Pertumbuhan laba mencerminkan suatu pertumbuhan perusahaan. Perusahaan
harus mempunyai strategi yang tepat agar dapat memenangkan pasar dengan
menarik konsumen agar selalu memilih produknya. Untuk itu faktor-faktor yang
mempengaruhi penjualan harus benar-benar diperhatikan.
Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut perusahaan akan dapat
menetapkan kebijaksanaan untuk mengantisipasi kondisi tersebut, sehingga
perusahaan dapat menjual produk dalam jumlah yang besar dan volume penjualan
akan meningkat yang mengakibatkan laba perusahaan akan meningkat pula.
Dengan meningkatnya laba perusahaan, maka keuntungan yang diperoleh para
investor akan meningkat.
Didalam melakukan penjualan perusahaan mempunyai tujuan dalam
penjualannya yaitu dengan adanya peningkatan atau Pertumbuhan laba
perusahaan. Pertumbuhan laba sangatlah diinginkan oleh perusahaan karena
Pertumbuhan laba mencerminkan suatu pertumbuhan perusahaan. Pertumbuhan
laba dapat diartikan sebagai perubahan laba per tahun.

10

Menurut Indrawati dan Suhendro (2006), Pertumbuhan laba adalah
perubahan total laba perusahaan. Menurut Devie (2003), Pertumbuhan laba dalam
manajemen keuangan diukur berdasar perubahan laba, bahkan secara keuangan
dapat dihitung berapa pertumbuhan yang seharusnya (Sustainable Growth Rate)
dengan melihat keselarasan keputusan investasi dan pembiayaan.
Menurut Warsono (2006) bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain : ukuran perusahaan, umur perusahaan, tingkat
leverage, tingkat penjualan, current asset, perubahan masa lalu..
Menurut Ratnawati (2007), Pertumbuhan laba yang berkelanjutan adalah
tingkat dimana penjualan perusahaan dapat tumbuh tergantung pada bagaimana
dukungan asset terhadap peningkatan penjualan. Selain melalui tingkat penjualan,
Pertumbuhan laba dapat juga diukur dari pertumbuhan aset atau dengan
kesempatan investasi yang diproksikan dengan berbagai macam kombinasi nilai
set kesempatan investasi (Investment Opportunity Set).
Murni dan Andriana (2007) menyatakan, pendekatan Pertumbuhan laba
merupakan suatu komponen untuk menilai prospek perusahaan pada masa yang
akan datang. Dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan laba merupakan komponen
untuk menilai prospek perusahaan pada masa yang akan datang dan dalam
manajemen keuangan diukur berdasarkan perubahan total Pertumbuhan laba.
Pertumbuhan laba adalah perubahan laba pada laporan keuangan per
tahun. Pertumbuhan berkaitan dengan bagaimana terjadinya stabilitas peningkatan
penjualan kedepan. Pertumbuhan laba yang di atas rata-rata bagi suatu perusahaan
pada umumnya didasarkan pada pertumbuhan cepat yang diharapkan dan industri
11

dimana perusahaan beroperasi. Pertumbuhan laba suatu produk sangat tergantung
dari daur hidup produk (Fabozzi 2000, Hal. 881).
Menurut Amstrong (2002: 327) ada empat tahap daur hidup produk yang
mempengaruhi Pertumbuhan laba, yaitu:
a. Tahap Introduksi
Tahap ini mulai ketika produk baru pertama kali diluncurkan. Hal ini
membutuhkan waktu, dan Pertumbuhan laba cenderung lambat. Dalam
tahap ini kalau dibandingkan dengan tahap-tahap yang lain, perusahaan
masih merugi atau berlaba kecil karena penjualan yang lambat dan
biaya distribusi serta promosi yang tinggi.
b. Tahap Pertumbuhan
Pada tahap ini Pertumbuhan laba meningkat dengan cepat, laba
meningkat, karena biaya promosi dibagi volume penjualan yang tinggi,
dan juga karena biaya produksi per unit turun.
c. Tahap Menjadi Dewasa
Tahap dewasa ini berlangsung lebih lama daripada tahap sebelumnya
dan memberikan tantangan kuat bagi manajemen pemasaran.
Penurunan Pertumbuhan laba menyebabkan banyak produsen
mempunyai banyak produk untuk dijual.
d. Tahap Penurunan
Penjualan menurun karena berbagai alasan, termasuk kemajuan
teknologi, selera konsumen berubah, dan meningkatnya persaingan
ketika penjualan dan laba menurun, beberapa perusahaan mundur dari
12

pasar. Perusahaan yang masih bertahan dapat mengurangi macam
produk yang ditawarkannya.
Pertumbuhan laba suatu produk dari emiten tergantung dari daur hidup
produk. Jika Pertumbuhan laba per tahun meningkat, investor akan percaya
terhadap emiten, bahwa emiten akan memberikan keuntungan di masa depan.
Kondisi tersebut terjadi jika informasi yang diperoleh investor sempurna.
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan Pertumbuhan laba
merupakan perubahan laba per tahun yang stabil. Jika Pertumbuhan laba per tahun
meningkat, investor akan percaya terhadap emiten bahwa emiten akan
memberikan keuntungan dimasa depan.
Bagi perusahaan dengan tingkat Pertumbuhan laba dan laba yang tinggi
kecenderungan perusahaan membagikan dividen lebih konsisten dibandingkan
dengan perusahaan-perusahaan yang tingkat Pertumbuhan labanya rendah (Hatta,
2002). Secara matematis Pertumbuhan laba dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pertumbuhan laba = laba periode ini-laba periode sebelumnya
Laba periode sebelumnya


3.2. Faktor-Faktor Pertumbuhan laba
Dalam praktek, Pertumbuhan laba itu dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebagai berikut: (Swastha dan Irawan, 2000).
1. Kondisi dan Kemampuan Penjual.
Transaksi jual-beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan
jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak
pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Disini penjual harus dapat
menyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran
13

penjualan yang diharapkan.untuk maksud tersebut penjual harus memahami
beberapa masalah penting yang sangat berkaitan, yakni:
a. Jenis dan karakteristik barang yang di tawarkan.
b. Harga produk.
c. Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran, pelayanan sesudah
penjualan, garansi dan sebagainya.
2. Kondisi Pasar.
Pasar, sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam
penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun faktor-
faktor kondisi pasar yang perlu di perhatikan adalah:
a. Jenis pasarnya
b. Kelompok pembeli atau segmen pasarnya
c. Daya belinya
d. Frekuensi pembelian

2. Debt to Equity Ratio (DER)
2.1 Pengertian Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal
sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang Debt to Equity Ratio
(DER) merupakan perbandingan antara total hutang yang dimiliki perusahaan
dengan total ekuitasnya. Secara matematis Debt to Equity Ratio (DER) dapat
diformulasikan sebagai berikut (Ang, 2002).
14

Total Debt merupakan Total Liabilities (baik hutang jangka pendek
maupun jangka panjang), sedangkan Total Shareholder

s Equity merupakan total


modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau
struktur modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimiliki
perusahaan. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan komposisi
total hutang (jangka pendek maupun jangka panjang) semakin besar dibanding
dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan
terhadap pihak luar (kreditur) (Ang, 2002).
Semakin besar hutang, semakin besar risiko yang ditanggung perusahaan.
Oleh sebab itu perusahaan yang tetap mengambil hutang sangat tergantung pada
biaya relatif. Biaya hutang lebih kecil daripada dana ekuitas. Dengan
menambahkan hutang ke dalam neracanya, perusahaan secara umum dapat
meningkatkan profitabilitas, yang kemudian menaikkan return sahamnya,
sehingga meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan membangun
potensi pertumbuhan yang lebih besar. Sebaliknya Biaya hutang lebih besar
daripada dana ekuitas. Dengan menambahkan hutang ke dalam neracanya, justru
akan menurunkan profitabilitas perusahaan (Walsh, 2004).
Kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya
menunjukkan

Solvabilitas

suatu perusahaan. Suatu perusahaan yang

Solvable


berarti perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk
membayar semua hutang-hutangnya (Riyanto, 2001). Sejalan dengan uraian
diatas, Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan struktur pemodalan suatu
perusahaan yang merupakan perbandingan antara total hutang dengan ekuitas
yang digunakan sebagai sumber pendanaan perusahaan.
15

Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio pengukur leverage perusahaan,
menurut Gitman dan Joehnk (2003) rasio leverage adalah:

Financial ratios that


measure the amount of debt being used to support operations and ability of the
firm to service its debt

.
Balancing Theory menyatakan bahwa keputusan untuk menambah hutang
tidak hanya berdampak negatif, tetapi juga dapat berdampak positif karena
perusahaan harus berupaya menyeimbangkan manfaat dengan biaya yang
ditimbulkan akibat hutang. Mondigliani dan Miller (2002) menyatakan bahwa
nilai suatu perusahaan akan meningkat dengan meningkatnya Debt to Equity Ratio
(DER) karena adanya efek dari Corporate Tax Shield. Hal ini disebabkan karena
dalam keadaan pasar sempurna dan ada pajak, umumnya bunga yang dibayarkan
akibat penggunaan hutang dapat dipergunakan untuk mengurangi penghasilan
yang dikenakan pajak. Dengan demikian apabila terdapat dua perusahaan dengan
laba operasi yang sama, tetapi perusahaan yang satu menggunakan hutang dan
membayar bunga sedangkan perusahaan yang lain tidak, maka perusahaan yang
membayar bunga akan membayar pajak penghasilan yang lebih kecil, sehingga
menghemat pendapatan.

% 100
mod
tan
x
al total Jumlah
g hu Total
DER

2.2 Manfaat Debt to Equity Ratio (DER)
Menurut Brealey dan Myers (1991), manfaat rasio solvabilitas
adalah sebagai berikut :
1) Perusahaan lebih menyukai internal financing (dana internal).
Dana internal tersebut diperoleh dari laba yang dihasilkan dari
kegiatan perusahaan.
16

2) Perusahaan menyesuaikan target dividen payout ratio terhadap
peluang investasi mereka, sementara mereka menghindari
perubahan dividen secara drastis.
3) Kebijakan dividen yang sticky ditambah fluktuasi profitabilitas
dan peluang investasi yang tidak dapat diproksi, berarti
terkadang aliran kas internal melebihi kebutuhan investasi
namun terkadang kurang dari kebutuhan investasi.

Apabila pendanaan eksternal diperlukan, pertama-tama perusahaan akan
menerbitkan sekuritas yang paling aman, yaitu mulai dari penerbitan hutang
convertible bond , dan alternatif paling akhir adalah saham.

4. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut adalah penelitian terdahulu sebagai pedoman penelitian ini :
No Peneliti Judul Variabel Hasil
Penelitian
1 Seftiane
(2011)
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Pertumbuhan
labaPada
Perusahaan
Publik Sektor
Manufaktur
Struktur Asset,
Kepemilikan
Manajeeria, Risiko
Bisnis, Ukuran
Perusahaan,
Profitabilitas
Struktur asset,
kepemilikan
manajerial,
risiko bisnis,
memiliki
pengaruh
terhadap
struktur
modal
2 Jantu
Sukmanintyas
(2009)
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Pertumbuhan
labaPada
Perusahaan
Telekomunikasi
Di Indonesia
Struktur Modal,
Operating
Leverage, Pajak,
UkuranPerusahaan,
Operating
Leverage, dan
ukuran
perusahaan
memiliki
pengaruh
terhadap
struktur
modal
3 Paramitha
(2011)
Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Struktur Modal
Pertumbuhan laba,
Struktur Aktiva,
Rasio Hutang,
Profitabilitas,
Ukuran
perusahaan,
Likuiditas
Pertumbuhan
laba, struktur
aktiva, rasio
hutang,
profitabilitas,
ukuran
perusahaan,
likuiditas
17

memiliki
pengaruh
terhadap
struktur
modal
4 Joni Dan Lina
(2010)
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Struktur Modal
Profitabilitas,
ukuran perusahaan,
pertumbuhan asset,
dividen, struktur
asset, risiko bisnis,
leverage
Profitabilitas,
ukuran
perusahaan,
pertumbuhan
asset, dividen,
struktur asset,
risiko bisnis,
leverage tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
struktur
modal
5 Rike
Setiawati
(2011)
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Struktur
Modalo Pada
Perusahaan
Sanitaer
(Jambi)
Profitabilitas,
Kendali
Perusahaan,
Perilaku
Manajemen,
Kondisi Internal
Profitabilitas,
Kendali
Perusahaan,
Perilaku
Manajemen,
Kondisi
Internal
memiliki
pengaruh
terhadap
struktur
modal









18

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
adalah mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisa serta
menginterpretasikan data yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi dan
membandingkan pengetahuan teknis (data primer) dengan keadaan yang
sebenarnya pada perusahaan untuk kemudian mengambil kesimpulan.

B. Defenisi Operasional
Penelitian ini menggunakan empat variabel independen dan satu variabel
dependen. Definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Kinerja keuangan
Pertumbuhan laba
Pertumbuhan laba merupakan komponen untuk menilai prospek perusahaan
pada masa yang akan datang dan dalam manajemen keuangan diukur
berdasarkan perubahan total Pertumbuhan laba
sebelumnya periode
sebelumnya periode ini periode Laba
EPS







18
19

Debt To Equity Ratio (DER)
Keseluruhan total hutang baik hutang jangka panjang maupun jangka pendek
yang disediakan kreditur dibandingkan dengan total keuangan. Rasio ini
digunakan untuk melihat seberapa besar jumlah keuangan yang digunakan
untuk menjamin besarnya hutang sehingga debt to total equtiy ratio dapat
dirumuskan
Equity Jumlah
g Hu Total
DER
tan

C. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun tempat dan waktu penelitian sebagai berikut :
Tempat : Perusahaan Tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Waktu : Penelitian ini dimulai dari bulan Januari 2014 hingga selesai

Tabel III.1
Waktu Penelitian
Jadwal kegiatan
Bulan Pelaksanaan 2014
Jan Feb Mar Apr
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.Pengajuan judul


2.Pembuatan Proposal


3. Bimbingan Proposal


4. Seminar Proposal


5. Pengumpulan Data


6. Bimbingan Skripsi


7. Sidang Meja Hijau




20

D. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek / subjek,
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari untuk kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiono, 2004 : 72).
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2009-2011. Populasi penelitian adalah Tambang yang terdaftar di BEI
yang berjumlah sebanyak 10 perusahaan (data terlampir).

2. Sampel penelitian
Sampel yang digunakan dalam penilitian ini adalah 10 perusahaan
Tambang. Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relatif kecil, kurang dari 30 perusahaan, atau penelitian yang ingin membutuhkan
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.

E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan studi dokumentasi
yaitu dengan mempelajari, mengklasifikasikan, dan mengalisis data sekunder
berupa catatancatatan, laporan keuangan, maupun informasi lainnya yang terkait
dengan lingkup enelitian ini. Data penelitian mengennai rasio hutang dan
pertumbuhan laba diperoleh dari data laporan keuangan Tambang yang terdaftar
di BEI.

21

F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
statistik dengan menggunakan software SPSS 15. Sebelum data dianalisis, maka
untuk keperluan analisis data tersebut, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik
sebelum melakukan pengujian hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan analisis yang paling mendasar untuk
menggambarkan keadaan data secara umum. Statistik deskriptif ini meliputi
beberapa hal sub menu deskriptif statistik seperti frekuensi, deskriptif, eksplorasi
data, tabulasi silang dan analisis rasio yang menggunakan Minimum, Maksimum,
Mean, Median, Mode, Standard Deviasi.













22

DAFTAR PUSTAKA

Anggarini, Hilda. 2009. Skripsi Analisis Hubungan Rasio Likuiditas dan leverage
terhadap rasio profitabilitas pada PT. Perkebunan Nusantara II
(PERSERO) Tanjung Morawa. Medan: Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.

Brigham, Eugene dan Fres Houston. 2001. Dasar dasar Manajemen Keuangan.
Jakarta : Selemba Empat

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Dipenegoro

Harahap, Sofyan. 2010. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta : Bumi
Aksara

Harmono. 2009. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Seorecard Pendekatan
Teori, Kasus dan Riset Bisnis. Jakarta : Bumi Aksara

Hernawati, Ima. 2007. Skripsi Analisi Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuisitas
dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Industri
Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta). Semarang : Universitas
Negeri Semarang.

Jantu Sukmanintyas. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
labaPada Perusahaan Telekomunikasi Di Indonesia

Joni Dan Lina. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Yogyakarta : YPKN Kencana

Mardiyanto, Handono. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta :PT.
Grasindo

Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : YPKN Yogyakarta

Paramitha .2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal

Rike Setiawati. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan labaPada
Perusahaan Sanitaer (Jambi)

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta
Universitas gajah mada.

Seftiane. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan labaPada
Perusahaan Publik Sektor Manufaktur

23

Siahaan, Cinda. 2011. Skripsi Hubungan Rasio Likuiditas dan Leverage Dengan
Retrun On Investment Pada PT. Agro Nusa Medan. Medan : Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta

Sumarsono, Sonny. 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :
Graha Ilmu.

Syamsudin, Lukman. 2010. Manajemen Keuangan Perusahaan : Konsep Aplikasi
Dalam Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan. Jakarta:
PT RajaGrafindo Parsada.

Umar, Husein. 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi (Ilmu Administrasi Negara,
Pembangunan dan Niaga). Jakarta : PT. Gramedia pustaka utama.

Van Horne, James dan Jhon Wachowicz. 2006. Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan. Jakarta : Selemba Empat.

Wild, john. 2005. Financial Statement Analysis. Jakarta : Selemba Empat

www.idx.co.id

Vous aimerez peut-être aussi